Senin, 16 Maret 2015

Merebut Kekuasaan !



Banyak cara untuk merebut kekuasaan. Banyak jalan menuju Roma. Kekuasaan adalah simbol dari sebuah kekuatan. Kekuasaan dan kekuatan, mesti nya dapat menyatu padu dan berharmoni dalam menapaki kehidupan. Dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, ibarat dua sisi dalam mata uang, kekuasaan dan kekuatan diharapkan mampu menjadi "daya ungkit" guna menggapai kesejahteraan rakyat. Ini penting dicatat, karena sejati nya sebuah kekuasaan, pada hakekat nya merupakan mediasi untuk mewujudkan kesejahteraan. Kita yakini bahwa pada suasana sejahtera itulah persoalan lahir batin manusia bakal terselesaikan.
Dalam aura demokrasi, jalan menuju kekuasaan sangat ditentukan oleh berbagai macam faktor. Mulai dari apa yang menjadi aspirasi rakyat, hingga ke pensiasatan-pensiasatan untuk meraih nya. Prinsip penting hidup berdemokrasi adalah sampai sejauh mana keinginan dan kebutuhan rakyat itu mampu diwujudkan dalam beragam kebijakan, strategi dan program; yang biasa nya dirancang, direncanakan dan dirumuskan oleh mereka yang diberi mandat untuk menjalankan kekuasaan, guna sebesar-besar nya kesejahteraan rakyat. Makna "kekuasaan berada di tangan rakyat", umum nya memberi pemahaman kepada kita bahwa siapa pun yang diberi kepercayaan oleh rakyat untuk berkuasa, ujung-ujung nya tetap harus mendahulukan kepentingan rakyat ketimbang pribadi atau kelompok nya. Kekuasaan hanyalah sebuat alat untuk makin mempercepat terjelma nya kesejahteraan masyarakat.
Kekuasaan yang dicapai berdasar kaedah demokrasi, sungguh memberi kesempatan dan peluang kepada seluruh rakyat untuk menentukan atau memilih orang-orang yang memiliki kepatutan dan kepantasan untuk menampilkan diri sebagai pemimpin. Penghayatan seperti ini menjadi penting, karena kita faham benar bahwa dalam alam demokrasi, kekuasaan itu berada di tangan rakyat, dan bukan di tangan Presiden, Gubernur, Bupati atau Walikota. Mereka yang menduduki jabatan publik hanyalah sekedar melaksanakan amanat rakyat sesuai dengan mandat yang telah diberikan nya. Artinya, dalam sistem demokrasi, rakyat lah yang berkuasa. Bukan Presiden, Menteri atau pun jabatan-jabatan publik lain nya.
Dalam perjalanan demokrasi, ternyata mandat yang diberikan rakyat untuk menjadi pemimpin bangsa dan negara, bukan hanya monopoli para politisi atau pensiunan tentara dan birokrat. Mereka yang tidak terlalu akrab dengan dunia politik pun, seperti misal nya para selebriti atau publik figur lain nya, kini banyak yang diberi mandat oleh rakyat. Kita kenal ada seorang Rano Karno atau Dicky Candra yang mengorbit nama nya karena kepiawaian nya selaku selebritis.
Dengan berbekal sebagai aktor film layar lebar atau layar kaca, ke dua orang ini mampu merebut simpati rakyat, ketika mereka mencoba mencalonkan diri untuk menjadi Wakil Walikota dan Wakil Bupati. Setelah sekian waktu berjalan, ternyata mereka pun dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab nya selaku Wakil Kepala Daerah. Mereka tidak kalah baik nya dibanding politisi atau para birokrat dan mantan tentara yang selama ini dianggap memiliki "tiket" khusus untuk menjadi pejabat publik.
Itulah barangkali mengapa Ratih Sanggarwati, Inul Daratista, Ayu Azhari, Emilia Contessa, bahkan ke dua istri Bupati Kediri, dan lain sebagai nya, kini tampak berlomba untuk bersaing secara sehat dengan kandidat lain guna merebut kekuasaan. Sikap politik yang mereka tempuh adalah suatu hal yang wajar. Mereka yakin, selama rakyat memberi simpati dan memberi suara nya, maka selama itu pula proses demokrasi berlangsung dengan baik. Hanya mereka juga tentu berkeyakinan bahwa kekuasaan itu tidaklah akan datang dengan sendiri nya. Kekuasaan itu harus direbut.
Tentu dengan tata cara dan aturan main yang sudah menjadi kesepakatan kita bersama. Apakah dengan semakin banyak nya kaum selebriti yang ingin merebut kekuasaan merupakan cermin atas semakin tinggi nya kesadaran politik rakyat ? Atau sebalik nya, dimana seiring dengan semakin banyak nya para selebriti yang mampu merebut kekuasaan, maka seirama dengan itu jabatan publik pun merupakan mata pencaharian yang makin menggiurkan ?

Tidak ada komentar: