Kamis, 18 Oktober 2012

MENUMBUHKAN JIWA ENTREPRENEURSHIP


Tugas Kelompok Perekonomian Indonesia
MENUMBUHKAN
 JIWA ENTREPRENEURSHIP









   

Oleh Kelompok 16 :
 SUPARDI
  MARLINA
MINAWATI
KASMAWATI


JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2012

                                               KATA PENGANTAR

               Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat, serta rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Sehingga  dalam penyusunan Makalah “Menumbuhkan Jiwa Enterpreniurship” ini dapat  diselesaikan dengan baik tanpa suatu halangan apapun, yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah perekonomian indonesia  dengan dosen pengampu Dr.A.Jam,an SE,Msi.
               Salam dan shalawat kepada
Nabi Muhammad SAW serta keluarga, dan para sahabat serta pengikutnya yangsetia hingga akhir kiamat nanti
                Dalam  penyusunan makalah ini sesungguhnya juga masih jauh dari pada sempurna.    Kepeda para pembaca diperkenankan memberikan kritik dan saran kepada Penyusun, sekiranya itu untuk membangun dan  perbaikan pembuatan makalah ini, terima kasih.
                                                      
                                                                                                                      Penyusun





ii

 
 


                                                DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL   ...........................................................................................i
KATA PENGANTAR
...........................................................................................ii
DAFTAR ISI
....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
...............................................................................................1
B.    Rumusan Masalah
..........................................................................................2
C.    Manfaat dan Tujuan
.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Hakikat Kewirausahaan
.................................................................................3
B.    Jiwa dan Sikap Kewirausahaan
......................................................................4
C.    Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan
.............................................................8   
iii
 
D.  Menumbuhkan Kompetensi Kewirausahaan..................................................12
E.   Nabi Muhammad SAW adalah seorang Entrepreneurship ...........................14
BAB III PENUTUP
A.   Kesimpulan
...................................................................................................16
B.   Saran
.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
                                                     
1
 
                                                      BAB I
                                                PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

       Harapan  untuk  diterima  di  dunia  kerja  tentunya  tidaklah  keliru,  namun tidak  dapat  dipungkiri  bahwa  kesempatan  kerja  pun  sangat  terbatas  dan  tidak berbandng  linear  dengan  lulusan  lembaga  pendidikan  baik  dasar,  menengah maupun  pendidikan tinggi atau lulusan sarjana.  Oleh sebab itu  semua  pihak  harus  terus  berpikir dan mewujudkan  karya  nyata  dalam  mengatasi  kesenjangan  antara  lapangan  kerja dengan lulusan institusi pendidikan.
        Kesenjangan ini merupakan penyebab utama peningkatan angka pengangguran.    Sedangkan    pengangguran    adalah    salah    satu    permasalahan pembangunan  yang  sangat  kritis  khususnya  di  negara  Indonesia  termasuk  di daerah-daerah di pelosok nusantara.
        Salah satu solusinya adalah dengan mencetak lulusan lembaga pendidikan yang  memiliki  potensi  untuk  mengembangkan  keterampilannya  menjadi  usaha mandiri.   Selain   menjadi   solusi   bagi   dirinya,   seringkali   usaha   mandiri   ini mendatangkan  berkah  bagi  orang  lain  yang  direkrut  sebagai  karyawan  ataupun buruh pada usaha yang dirintisnya.
       Sekian banyak alasan yang   mendorong   seseorang   untuk   melakukan terobosan dan memilih berwirausaha. Namun demikian pada prakteknya tidaklah mudah  memulai  suatu  usaha.  Rasa  takut  yang  berlebihan  akan  kegagalan  dan kerugian seringkali menghantui jiwa seseorang ketika akan memulai usahanya. Keberanian  untuk  memulai  merupakan  modal  utama  yang  harus  dimilki seseorang   untuk   terjun   dalam   dunia   usaha.
B.    Rumusan Masalah
1.    Apasajakah hakikat kewirausahaan?
2.    Seperti apakah jiwa dan sikap kewirausahaan?
3.    Bagaimana menumbuhkan jiwa kewirausahaan?
4.    Bagaimana Menumbuhkan Kompetensi Kewirausahaan?
5.   Apakah Nabi Muhammd SAW pernah menjadi seorang Entrepreunership ?
C.    Manfaat dan Tujuan
1.    Dapat mengetahui berbagai hakikat kewirausahaan.
2.    Dapat mengetahui berbagai jenis jiwa dan sikap kewirausahaan.
3.    Mampu  memahami cara menumbuhkan jiwa kewirausashaan.
          4.    Mampu Menumbuhkan Kompetensi Kewirausahaan
          5.    Untuk Dapat mengetahui  Bahwa Nabi Muhammad SAW salah  seorang
        Entrepreunership  yang sukses.



2
 
 

                                                                         BAB II
                                                        PEMBAHASAN

A.    Hakikat Kewirausahaan
Kewirausahaan  adalah perilaku yang mencakup upaya2 seseorang dlm meraih kesempatan tanpa memandang seberapa besar sumber daya yang berada dibawah kontrol orang tersebut.
3
 
Kewirausahaan  (Suryana:  2003)  adalah  kemampuan  kreatif  dan  inovatif yang  dijadikan  dasar,  kiat  dan  sumber  daya  untuk  mencari  peluang  menuju sukses.  Inti  dari  kewirausahaan  adalah  kemampuan  untuk  menciptakan  sesuatu yang  baru  dan  berbeda  (create  new  and  different)  melalui  berfikir  kreatif  dan inovatif.
Suryana   (2003)   mengatakan   bahwa   kewirausahaan   merupakan   suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda melalui :
1.    Pengembangan teknologi baru
2.    Penemuan pengetahuan ilmiah baru
3.    Perbaikan produk barang dan jasa yang ada
4.    Penemuan   cara-cara   baru   untuk   menghasilkan   barang   lebih   banyak dengan sumber daya lebih efisien.
            Kreativitas  adalah  kemampuan  untuk  mengembangkan  ide-ide  baru  dan cara-cara  baru  dalam  pemecahan  masalah  dan  menemukan  peluang.  Sedangkan inovasi    adalah    kemampuan    untuk    menerapkan    kreativitas    dalam    rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang. Jadi kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda.

B.     Jiwa dan Sikap Kewirausahaan
Meredith et al.. (2002), mengemukakan nilai hakiki penting dari wirausaha adalah:
1.    Percaya diri (self confidence)
Merupakan  paduan  sikap  dan  keyakinan  seseorang  dalam

menghadapi  tugas atau pekerjaan,  yang bersifat internal,  sangat relatif  dan dinamis  dan banyak ditentukan    oleh    kemampuannya    untuk memulai,    melaksanakan    dan menyelesaikan   suatu   pekerjaan.   Kepercayaan   diri   akan   mempengaruhi gagasan,  karsa,  inisiatif,  kreativitas,  keberanian,  ketekunan,  semangat  kerja, kegairahan    berkarya.    Kunci    keberhasilan dalam    bisnis    adaalh    untuk memahami   diri   sendiri.   Oleh   karena   itu   wirausaha   yang   sukses   adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri.
2.    Berorientasi tugas dan hasil
Seseorang  yang  selalu  mengutamakan  tugas  dan  hasil,  adalah  orang  yang selalu  mengutamakan  nilai-nilai  motif  berprestasi,  berorientasi  pada  laba, ketekunan  dan  kerja  keras.  Dalam  kewirausahaan  peluang  hanya  diperoleh apabila  ada  inisiatif.  Perilaku  inisiatif  biasanya  diperoleh  melalui  pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis,
4
 
tanggap, bergairah dan semangat berprestasi.
3.     Keberanian mengambil risiko
Wirausaha   adalah   orang   yang   lebih   menyukai   usaha-usaha   yang   lebih menantang  untuk  mencapai  kesuksesan  atau  kegagalan  daripada  usaha  yang kurang menantang. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak  ada  tantangan  dan  menjauhi  situasi  risiko  yang  tinggi  karena  ingin berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih yaitu alternatif yang  mengangung  risiko  dan  alternatif  yang  konservatif  .  Pilihan  terhadap risiko tergantung pada :
a.    Daya tarik setiap alternatif
b.    Kesediaan untuk rugi
c.    Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal
Selanjutnya kemampuan untuk mengambil risiko tergantung dari:
a.    Keyakinan pada diri sendiri
b.    Kesediaan  untuk  menggunakan  kemampuan  dalam  mencari  peluang  dan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan
c.    Kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realitis
4.    Kempemimpinan
Seorang   wirausaha   harus   memiliki   sifat   kepemimpinan,   kepeloporan, keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga   ia   menjadi   pelopor   baik   dalam   proses   produksi   maupun pemasaran.   Dan   selalu   memanfaatkan   perbedaan   sebagai   suatu   yang menambah nilai.
5.     Berorientasi ke masa depan
5
 
           Wirausaha  harus  memiliki  perspektif  dan  pandangan  ke  masa  depan, kuncinya  adalah  dengan  kemampuan  untuk  menciptakan  sesuatu  yang baru dan berbeda dari yang ada sekarang.
6
 

6.     Keorisinilan : Kreativitas dan Inovasi
                 Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri:
a.    Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut cukup baik
b.    Selalu menuangkan imajinasi dalaam pekerjaannya
c.    Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan
                Kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu  yang  lama  dengan  cara-cara  baru.  Menurut  Everett  E.  Hagen  ciri-ciri innovational personality sebagai berikut :
1.    Openness to experience, terbuka terhadap pengalaman
2.    Creative  imagination,  memiliki  kemampuan  untuk  bekerja  dengan penuh imajinasi
q1
3.    Confidence and content in one’s own evaluation, memiliki keyakinan atas penilaian dirinya dan teguh pendirian
4.    Satisfiction   in   facing   and   attacking   problems   and   in   resolving confusion    or    inconsistency,    selalu    memiliki    kepuasan    dalam menghadapi dan memecahkan persoalan
5.    Has    a  duty  or  responsibility  to  achieve,  memiliki  tugas  dan  rasa tanggung jawab untuk berprestasi
6.    Inteigence and energetic, memiliki kecerdasan dan energik
Sedangkan menurut Alma (2003), jalan menuju wirausaha sukses adalah :
-    mau kerja keras
-    bekerjasama
-    penampilan yang baik
-    yakin
-    pandai membuat keputusan
-    mau menambah ilmu pengetahuan
-    ambisi untuk maju
-    pandai berkomunikasi

Proses  kreatif  dan  inovatif   (Suryana:  2003)  hanya  dilakukan  oleh  orang- orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu :
1.    Percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen)
2.    Berinisiatif (energik dan percaya diri)
3.    Memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan)
4.    Memiliki  jiwa  kepemimpinan  (berani  tampil  berbeda  dan  berani  mengambil resiko dengan penuh perhitungan)
7
 

5.    Suka tantangan
Faktor   pribadi   yang   mempengaruhi   kewirausahaan   : 
  Motif   berprestasi, komitmen, nilai-nilai pribadi, pendidikan dan pengalaman. Sedangkan dari faktor lingkungan adalah peluang, model peran dan aktivitas.

C.    Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan

           Banyak   pengusaha  yang  lahir  dari keluarga   atau   keturunan   pengusaha.   Tetapi   bukan   berarti   diturunkan   secara genetis. Mungkin hal ini terjadi karena aspek lingkungan pengusaha yang cukup kuat mempengaruhi jiwa orang tersebut untuk menjadi pengusaha.
           Menjadi  wirausaha  (entrepreneur)  tentu  saja  merupakan  hak azasi semua kita.   Jangan   karena   mentang-mentang   kita   tidak   punya   turunan   pengusaha sehingga menutup peluang untuk menjadi wirausaha.
Langkah   awal   yang   kita   lakukan   apabila   berminat   terjun   ke   dunia wirausaha  adalah  menumbuhkan  jiwa  kewirausahaan  di  diri  kita.  Banyak  cara yang dapat dilakukan misalnya:
1.    Melalui pendidikan formal.
            Kini berbagai lembaga pendidikan baik menengah maupun  tinggi  menyajikan  berbagai  program  atau  paling  tidak  mata  kuliah kewirausahaan
2.    Melalui  seminar-seminar  kewirausahaan. 
8
 
           Berbagai  seminar  kewirausahaan seringkali    diselenggarakan    dengan    mengundang pakar    dan    praktisi kewirausahaan   sehingga   melalui   media   ini   kita   akan   membangun   jiwa kewirausahaan di diri kita
3.    Melalui   pelatihan. 
           Berbagai   simulasi   usaha   biasanya   diberikan   melalui pelatihan baik yang dilakukan dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan outdoor).  Melalui  pelatihan  ini,  keberanian  dan  ketanggapan  kita  terhadap dinamika   perubahan   linghkungan   akan   diuji   dan   selalu   diperbaiki   dan dikembabngkan
4.    Otodidak.  
.
            Melalui   berbagai   media   kita   bisa   menumbuhkan   semangat berwirausaha.  Misalnya  melalui  biografi  pengusaha  sukses  (sucess  story), media televisi, radio majalah koran dan berbagai media yang dapat kita akses untuk menumbuhkembangkan jiwa wirausaha yang ada di diri kita.

           Melalui berbagai media tersebut ternyata setiap orang dapat mempelajari dan menumbuhkan jiwa wirausaha. Pertanyaannya, aspek-aspek kejiwaan apa saja yang mencirikan bahwa seseorang dikatakan memilki jiwa wirausaha ?
Suryana (2003) bahwa orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu:
9
 

a.    Percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen)
.
Percaya diri dalam  menentukan sesuatu,  percaya diri dalam  menjalankan sesuatu,  percaya  diri  bahwa  kita  dapat  mengatasi  berbagai  resiko yang  dihadapi merupakan faktor yang mendasar yang harus dimiliki oleh wirausaha. Seseorang yang  memiliki  jiwa  wirausaha  merasa  yakin  bahwa  apa-apa  yang  diperbuatnya akan   berhasil   walaupun   akan   menghadapi   berbagai   rintangan.   Tidak   selalu dihantui rasa takut akan kegagalan sehingga membuat dirinya optimis untuk terus maju.
10
 

b.    Berinisiatif (energik dan percaya diri)
           Menunggu akan sesuatu yang tidak pasti merupakan sesuatu yang paling dibenci   oleh   seseorang   yang   memiliki   jiwa   wirausaha.   Dalam   menghadapi dinamisnya   kehidupan   yang   penuh   dengan   perubahan   dan   persoalan   yang dihadapi,  seorang  wirausaha  akan  selalu  berusaha  mencari  jalan  keluar.  Mereka tidak   ingin   hidupnya   digantungkan   pada   lingkungan,   sehingga   akan   terus berupaya mencari jalan keluarnya.
c.    Memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan)
              Berbagai  target  demi  mencapai  sukses  dalam  kehidupan  biasanya  selalu dirancang  oleh  seorang  wirausaha.  Satu  demi  satu  targetnya  terus  mereka  raih. Bila   dihadapkan   pada   kondisi   gagal,   mereka   akan   terus   berupaya   kembali memperbaiki kegagalan yang dialaminya.
              Keberhasilan demi keberhasilan yang diraih oleh seseorang yang berjiwa entrepreneur menjadikannya pemicu untuk terus meraih sukses  dalam hidupnya. Bagi mereka masa depan adalah kesuksesan adalah keindahan yang harus dicapai dalam hidupnya.
d.    Memiliki  jiwa  kepemimpinan  (berani  tampil  berbeda  dan  berani  mengambil resiko dengan penuh perhitungan)
              Leadership    atau    kepemimpinan merupakan factor kunci menjadi wirausahawan  sukses.  Berani  tampil  ke  depan  menghadapi  sesuatu  yang  baru walaupun  penuh  resiko.  Keberanian  ini  tentunya  dilandasi  perhitungan  yang rasional.
               Seorang  yang  takut  untuk  tampil  memimpin  dan  selalu  melemparkan  tanggung jawab kepada orang lain, akan sulit meraih sukses dalam berwirausaha. Sifat-sifat tidak percaya diri, minder, malu yang berlebihan, takut salah dan merasa rendah diri adalah sifat-sifat yang harus ditinggalkan dan dibuang jauh-jauh dari diri kita apabila ingin meraih sukses dalam berwirausaha.
e.    Suka tantangan
               Kita   mungkin   sering   membaca   atau   menyaksikan   beberapa   kasus mundurnya   seorang  manajer  atau  eksekutif   dari   suatu  perusahaan.   Apa  yang  menyebabkan     mereka  hengkang dari perusahaannya    dan    meninggalkan kemapanan sebagai seorang manajer?
             Sebagian  dari  mereka  ternyata  merasa  jenuh  terus  menerus  mengemban  tugas rutin yang entah kapan berakhirnya. Mereka membutuhkan kehidupan yang lebih dinamis  yang  selama  ini  belim  mereka  dapatkan  di  perusahaan  tempat  mereka bekerja.   Akhirnya   mereka   menelusuri   aktivitas   seperti   apakah   yang   dapat memuaskan kebutuhan mereka akan tantangan ?
          “Berwirausaha”  ternyata  menjadi  pilihan  sebagian  besar  manajer  yang  sengaja keluar dari kemapanannya di perusahaan. Mengapa “wirausah ?” Ternyata begitu banyak  variasi  pekerjaan  dan  perubahan  yang  sangat  menantang  dalam 
11
 
dunia wirausaha.
D.Menumbuhkan Kompetensi Kewirausahaan
Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu
seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi  sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan.
Keterampilan yang harus dimiliki :
a. Managerial skill
            Managerial skill atau keterampilan manajerial merupakan bekal yang harus dimiliki seorang  wirausaha. Wirausahawan harus mampu menjalankan fungsi-fungsi perencanaan,pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan agar usaha yang dijalankannya dapat mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Kemampuan mengidentifikasi dan menangkap peluang, kemampuan mengelola sumber daya manusia, material, keuangan, fasilitas dan seluruh sumber daya perusahaan merupakan syarat mutlak untuk menjadi wirausaha sukses.
Secara garis besar ada dua cara untuk menumbuhkan kemampuan manajerial, yaitu melalui jalur formal dan informal. Jalur formal misalnya melalui jenjang lembaga pendidikan sekolah.
            Menengah kejuruan bisnis dan manajemen atau melalui pendidikan tinggi.. Jalur informal,misalnya melalui seminar, pelatihan dan otodidak serta melalui pengalaman.
12
 
b. Conceptual skill
Kemampuan untuk membuat perencanaan bisnis, merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi.Usaha merupakan landasan utama menuju wirausaha sukses. Tidak mudah memiliki kemampuan ini. Kita harus banyak belajar dan berlatih dari berbagai sumber dan terus belajar dari pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain dalam berwirausaha.
c. Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi)
Supel, mudah bergaul, simpati dan empati kepada orang lain adalah modal keterampilan yang sangat mendukung kita menuju keberhasilan usaha. Dengan keterampilan seperti ini, kita akan
memiliki banyak peluang dalam merintis dan mengembangkan usaha. Upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ini misalnya denganmelatih diri diberbagai
organisasi, bergabung dengan klub-klub hobi dan melatih kepribadian kita agar bertingkah laku mentenangkan bagi orang lain.
d. Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambilkeputusan)
Sebagai seorang wirausaha, kita seringkali dihadapkan pada kondisi ketidakpastian. Berbagai permasalahan biasanya bermunculan pada situasi seperti ini. Wirausaha dituntut untuk mampu menganalisis situasi dan merumuskan berbagai masalah untuk dicarikan berbagai alternatif pemecahannya. Tidak mudah memang memilih alternatif terbaik dari berbagai alternatif yang
13
 
ada. Agar tidak salah menentukan alternatif, sebelum mengambil keputusan, wirausaha harus mampu mengelola informasi sebagai bahan dasar pengambilan keputusan. Keterampilan memutuskan dapat kita pelajari dan kita bangun melalui berbagai cara. Selain pendidikan formal, pendidikan informal melalui pelatihan, simulasi dan berbagi pengalaman dapat kita peroleh.
e. Time managerial skill ( keterampilan mengatur dan menggunakan waktu)
Para pakar psikologi mengatakan bahwa salah satu penyebab atau sumber stress adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengatur waktu dan pekerjaan. Ketidakmampuan  mengelola waktu membuat pekerjaan menjadi menumpuk atau tak kunjung selesai sehingga membuat jiwanya gundah dan tidak tenang. Seorang wirausaha harus terus belajar mengelola waktu. Keterampilan mengelola waktu dapat memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan rencana-rencana yang telah digariskan.

E. Nabi Muhammad SAW adalah contoh  seorang Entrepreunership  yang sukses


  “Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya.” (QS. Al-Maidah: 2)
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT suka kepada hamba yang berkarya dan terampil. Barang siapa bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka dia serupa dengan seorang mujahid fisabilillah.” (HR.Imam Ahmad)
14
 
Rasul adalah seorang entrepreunership atau wirausahawan. Mulai usia 8 tahun 2 bulan sudah mulai menggembalakan kambing. Pada usia 12 tahun berdagang sebagai kafilah ke negeri Syiria dan pada usia 25 tahun Rasul menikahi Khadijah dengan mahar 20 ekor unta muda. Ini menunjukan bahwa Rasul merupakan seorang wirausahawan yang sukses.
Jiwa wirausaha harus benar-benar ditanamkan dari kecil, karena kalau tidak maka potensi apapun tidak bisa dibuat menjadi manfaat. Prinsip dari wirausahawan adalah memanfaatkan segala macam benda menjadi bermanfaat. Tidak ada kegagalan dalam berusaha, yang gagal yaitu yang tidak pernah mencoba berusaha.
Gagal merupakan informasi menuju sukses, keuntungan bukan hanya untung untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain. Kredibilitas diri kita adalah modal utama dalam berwira usaha, dengan menahan diri untuk tidak menikmati kebahagiaan orang lain sebagai keberuntungan kita. Jual beli bukan hanya transaksi uang dan barang, tapi jual beli harus dijadikan amal soleh yaitu dengan niat dan cara yang benar.Uang yang tidak barokah tidak akan dapat memberi ketenangan, walau sebanyak apapun akan tetap kekurangan dan akan membuat kita hina.

                                                               
                                                          



15
 
 

16
 
                                                                 BAB III
                                                              PENUTUP

A.    Kesimpulan

kewirausahaan  adalah  kemampuan  untuk  menciptakan  sesuatu yang  baru  dan  berbeda  (create  new  and  different)  melalui  berfikir  kreatif  dan inovatif.
Langkah   awal   yang   kita   lakukan untuk  menumbuhkan  jiwa  kewirausahaan  diantaranya :
1.    Melalui pendidikan formal
2.    Melalui  seminar-seminar  kewirausahaan
3.    Melalui   pelatihan
4.    Otodidak.
Seseorang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu :
1.    Percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen)
2.    Berinisiatif (energik dan percaya diri)
3.    Memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan)
4.    Memiliki  jiwa  kepemimpinan  (berani  tampil  berbeda  dan  berani  mengambil resiko dengan penuh perhitungan)
5.    Suka tantangan

5.    Saran.
Menjadi seorang wirausahawan itu sangat menarik, akan tetapi sangat banyak hal-hal yang perrlu dipersiapkan sebelum kita melangkah dan memulai terjun ke dunia kewirausahaan.
Perlunya informasi yang kita dapatkakn serta pengalaman dari para senior terdahulu sehingga dapat dijadikan pondasi untuk diri kita dalam memulai sebuah usaha.
Motivasi serta semangat juang dari diri kita juga tidak ketinggalan guna memperkuat keyakinan dalam mengawali niat baik menjadi seorang wirausahawan.











17
 
 


                                             DAFTAR PUSTAKA



Abdul, Herwan Muhyi. 2007. Menumbuhkan Jiwa dan Kompetensi Kewirausahaan. Bandung: UPB
Suryana.  2003.  Kewirausahaan:  Pedoman  Praktis,  Kiat  dan  Proses  Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat
Buchari Alma. 2003. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
Longenecker, Justin G., et al. 2000. Kewirausahaan: Manajemen Usaha Kecil.
Jakarta : Salemba Empat
Meredith, Geoffrey G. 2002. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Jakarta : PPM
Moh. Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju
Sukses. Jakarta: Salemba Emp