Selasa, 29 Desember 2020

Jangan biarkan ada orang yang meludahi kuburanku



 Guru... 

Sudah tiga tahun 

Kepergianmu

Membuatku mengerti bahwa rindu paling menyakitkan adalah merindukan seseorang yang telah tiada.


Ayah... 

Kepergianmu  mengajarkan bahwa Tuhan selalu ada untuk mendengarkan segala doa dan harapan. 


Guru...  

Super hero ku, yang  jadi tempat berbagi pendapat saat balik kekampung , tempat meminta nasehat tentang "SIRI Na Pacce".


Ayah... 

Masih banyak rencana indah yang ingin kita gapai.


Dan pesanmu selalu kuingat, "Teako pe'bengei nia angpirui kuburangku", 

artinya, " Jangan biarkan ada orang yang meludahi kuburanku. 


Guru... 

Kodina kasia'na paeng punna tenamo angge'.

Kemana-mana selalu ada bayangan dan tidak lepas dari kebiasaan .


Ayah...

Hanya do'a ku yang bisa ku balas

Semoga Allah mengampuni segala dosa-dosamu ayah, dan menerima segala amal kebaikanmu guru.

Aamiin

Sabtu, 12 Desember 2020

MY PROSES, MY ESES, MY SUCCES





Kalau ada yang saya impikan, kalau ada yang ingin saya gapai, harus percaya terhadap apa yang Ingin saya gapai, harus melayari terhadap apa yang ingin saya gapai, harus jangkau apa yang ingin saya gapai. 

Kalau mau gapai pulau harapan dibalik fatamorgana harus mau melepas tambak perahu dari dermaga, mau kehilangan pandangan pantai yang indah saat ini, mau kehilangan selimut-selimut hangat dipantai itu, mau mengarungi samudera, mau berhadapan badai dan gelombang. 

Kalau ada badai dan gelombang menghadangmu jangan bawa menyamping perahumu hadapai badai itu dengan tenang, karena kebenaran melalui cita-citamu adalah bagian dari takdirmu dari Tuhan yang Maha Kuasa.

Minggu, 25 Oktober 2020

Jalan - jalan ke Palopo



Jalan-jalan Ke Palopo,

jangan lupa makan Kapurung.

Mau bicara lewat foto, 

bicaralah melalui keramahan orang kampung.


Taklukkan ketakutanmu


lakukan apa yang kamu takuti, maka ketakutan itu akan mati 
#ActBismillah
#ThinkAlhamdulillah

 

Sabtu, 17 Oktober 2020

Brand ESES, LOGO ESES, MEREK ESES, HAK CIPTA ESES

 


Namamu dan wajahmu adalah brandmu. Tapi bukan dirimu yang menciptakan brandmu, brand adalah nilai orang tentang dirimu.


Sabtu, 03 Oktober 2020

Kau bukan Khadijah dan aku Bukan Mauhammad



Aku bukan Muhammad dan Kau bukan Khadijah

Jika aku inginkan kau menjadi seperti Khadijah, maka aku mau jadikan diriku seperti  Muhammad

Jika kau inginkan aku seperti  Muhammad, maka jadilah  kau seperti Khadijah.

Jika aku belum mampu menjadi Muhammad, maka aku tidak menuntut kau menjadi Khadijah

Jika kau belum mampu menjadi Khadijah, maka jangan kau tuntut aku menjadi Muhammad.

Jika aku mau benar-benar seperti Muhammad, maka bersabarlah  kau dalam hidup sebagaimana sabarnya Khadijah.

Jika kau benar-benar Khadijah,

maka kau mampu bersabar hidup dengan selain Muhammad

Muhammad dan Khadijah adalah pasangan yang saling menerima dan saling menghargai

Rabu, 30 September 2020

ESES BERDAGANGLAH SEPERTI ORANG CINA

 


ESES, Semangatlah seperti orang aceh, berdengdanglah seperti orang batak, berpikirlah seperti orang minang, dan berusahalah seperti orang padang.


Selanjutnya, berpantunlah seperti orang riau, berburulah seperti orang dayak, bergaya lah seperti orang betawi,  bekerjalah seperti orang jawa, muliakanlah tamu seperti orang arab,  lalu berdaganglah seperti orang cina.


Serta bersopan santunlah seperti orang Sunda, bergotong royonglah seperti orang lombok, melautlah seperti orang Makassar, atau berototlah badan nya  seperti orang papua.

Nakku mangeri ri Guru

 


Guru... 

Terlalu cepat kau pergi tinggalkan kami semua, aku, adik-adikku dan ibu..


Guru... 

Bukankah, sebelum aku 

ke Makassar, guru sudah berjanji untuk jaga kesehatan?


Kini tiada lagi suara kecilmu di Handphone

Tidak lagi terdengar pesanan obat batukmu. 


Tiada lagi titahmu untuk memanggilku pulang kekampung.

Tiada ada lagi

Suara batuk-batukmu


Tiada lagi tubuhmu yang 

Biasa terbaring kesakitan diranjang.


Sekarang aku di Palopo, bukan lagi Makassar 

Hari demi hari ku jalani hidup ini dgn ditusuk oleh

sepi, tanpa hadirmu guru


Guru...

Aku rindu padamu

Tak pernah lagi ku dengar suaramu semenjak aku berangkat kemakassar kala itu hingga akhir hayatmu


Guru aku masih sangat rindu akan sapa candamu.


Guru... 

Kau pergi meninggalkanku,dimana saat itu aku masih dalam, kegalauan,  kerapuhan, keterdiaman, dan kesedihan ku.


Guru... 

Sudah 2 tahun  kau untuk pergi untuk selama nya.


Guru aku rindu akan suaramu saat kau memarahiku ketika aku salah. 


Guru... 

Aku masih ingin mendengar kata

Nasehatmu yg penuh makna.


Guru... 

Kadang air mata ini menetes tak sanggup lagi terbendung, saat ku lihat  batu nisan di foto.


Guru....

 Aku rindu padamu.

Guru aku masih ingin seperti mereka

Dikasihi, disayangi lembut seorang ayah.


Ayah aku sudah kehilangan akal dan

fikiranku, untuk ungkapkan semua rasa rinduku padamu.


Guru hanya separuh tulisan tak beraturan ini yg bisa ku ungkapkan


 Karena aku sadar se-rindu apapun, se-kangen apapun aku padamu, pada dasarnya kau tidak

akan pernah kembali lagi kedunia ini


Untuk memenuhi kewajibanmu.Mendidikku, dan adik-adikku.

Karena kau telah pergi untuk selama- lama nya..


Maafkan aku Guru yang belum sempat memenuhi cita-cita besarmu


Semoga Amal ibadahmu guru senantiasa di terima oleh Allah.  Aamiin.

Jumat, 18 September 2020

ESES GAJI SAMPINGAN

Banyak orang mengeluhkan betapa pandemi covid ini benar- benar mempengaruhi  kondisi keuangan keluargannya. 


Seperti dirumahkan oleh perusahaan, bahkan tanpa gaji akhir bahkan tanpa pesangon sekalipun, dikarenakan perusahannya juga berdarah-darah kena dampak kejatuhan bisnis karena Corona, alias nyaris tidak bisa berproduksi lagi karena negara tujuan eksport satu satunya sudah tak bisa menerima kiriman barang dari indonesia. 


Dari hal tersebut, menyadarkan kita bahwa "COVID INI MEMBERI PELAJARAN SANGAT BERHARGA , BAHWA JANGANLAH SEKALI KALI MENGGANTUNGKAN NASIB KELUARGA HANYA DENGAN SATU SUMBER PENDAPATAN SAJA, APALAGI HANYA BERSUMBER DARI GAJI."   


Rata rata karyawan atau pengawai negeri sedunia pikirannya seperti itu, pemasukan hanya dari satu sumber yaitu gaji, nyaris tidak pernah berfikir yang lain. 


LAKSANA SEBUAH MEJA, atau KURSI. Jika hanya satu kaki maka tidaklah dia bisa mampu hanya sekedar tegak berdiri, duapun juga demikian.


Kursi yang diduduki tersebut akan mulai stabil jika ada kaki yang ketiga.


Mungkin dua di belakang lantas satu berada di depan, dan posisi di tengah, maka mulailah stabillah meja tersebut .


Dan meja itu akan kokoh jika terdapat 4 kaki. Posisi itu kondisi yg paling ideal. Apalagi ditopang banyak kaki, semkian kokoh dan semakin stabil lagi, minimal 3 kaki.

 

Selasa, 11 Agustus 2020

ESES TOKO ONLINE


 🔭Jika saat ini status jualan di medsosmu adalah pintu pembuka rejeki bagi orang lain, maka teruskanlah 💪 


Lalu, tiba-tiba ada yang menegurmu, 

jangan terlalu over posting jualan😕

Tidak baik, orang lain bosan melihat postingan mu terus 🙁


Hmmmm😇

Posting jualan di sosmed itu tidak  jauh beda dengan buka warung yang buka 😉


Kalau sehari tutup sehari buka, itu nama nya tidak mampu, tidak komitmen, dan tidak  konsisten. yang ada malah di kira tidak serius jualan, dan pelanggan pada kabur ... 😅


📌Jadi posting aja teruuus!

Percayalah!

REZEKI itu di JEMPUT #

Bukan di NANTI, Bukan Tapi 💵👌


Jangan malu posting Jualan!

Jangan malu kalau dagang!

Jangan malu buat usaha!

Jangan malu NGIKLAN! 🙅


Karena  USAHA itu lebih baik dari pada BERPANGKU TANGAN 👏


Tujuannya adalah Menjadi Kaya, 

bukan Terlihat Kaya! 2 hal yang serupa tapi tak sama 😘


Jangan gengsi!  

Gengsi ga bikin kamu kaya!

Tapi klo kamu biasa,

Kamu pasti bisa 😎

 

Semangat promosi yaa 💪

Tetap maju Kak Eses ! 

Terus berkembang kak 081338567456 !


Jangan kamu terlalu pedulikan  komentar netijen yang JuNiPer 

(Julid, Nyinyir tanpa Perasaan)😁 .

Sabtu, 18 Juli 2020

LATARBELAKANG DAN SEJARAH BERDIRINYA ORGANISASI KERUKUNAN KELUARGA BERUTALLASA (KKB) GOWA


#KKBBANGKIT
#KKBHEBAT

Berawal dari suatu mimpi, angan-angan, khayalan, ide dan cinta adalah software ruang dan waktu dimana mahasiswa-mahasiswi perantau yang berasal dari Desa Berutallasa , baik yang mau kuliah, sedang kuliah atau pun yang sudah selesai kuliah di kota Makassar, mulai gelisah dan merasa perlu suatu organisasi yang bisa menghimpun putra-putri daerah dipedesaan dan diperantaun.

Tiada lain untuk membangun karya dan cipta sebagai persembahan terendah untuk Desa Berutallasa tercinta.

Langkah selanjutnya  Aksi, kerja keras tanpa pamri dan kebersamaan tak terbatas adalah hardware menebak masa depan.

Dimana, seseorang mahasiswa-mahasiswi perantau Desa Berutallasa harus selalu berusaha mencari format- format penguat gerakan, penahan gesekan ombak terhadap kerasnya zaman sebagai upaya mengkokohkan struktur dan infrastruktur pribadi maupun institusi organisasi daerah.

Mahasiswa-mahasiswi perantau yang berasal dari Desa Berutallasa mengakui bahwa
Idealisme tak cukup melawan globalisasi, budaya siri na pacce tidak boleh mati suri di zaman now, suara hati tidak cukup menfasilitasi aksi gerakan, ukhwah tak cukup mewadahi seluruh sistem komunikasi dan perangkat.

Sehingga diperlukan satu komponen lagi untuk menjewatahkan secara nyata, tajam, terpercaya, komprehensif, berkesinambungan, dan penguasaan skill adalah fakta yang tak terbantahkan untuk menjawab tantangan zaman.

Sehingga dari konteks ini dibutuhkan integritas antara peranan putra-putri daerah dipedesaan dan diperantaun dalam pengembangan ilmu pengetahuan, peranan putra-putri daerah dipedesaan dan diperantaun, wajib bekerjasama dan sejalan dengan pembinaan dari kepala desa Berutallasa secara ideologis sebagai prasyarat terwujudnya idealisme putra-putri daerah dipedesaan dan diperantaun, sehingga dapat terbangun desa yang maju dan dapat melakukan peranan- peranan social dalam mengaktualkan semangat kebersamaan dan semangat kemajuan.

Maka perlu dibangun piranti-piranti kelembagaan organisasi daerah dengan tujuannya, yaitu:

1. Menciptakan hubungan kekeluargaan, persaudaraan, kebersamaan dan harmonisasi serta mempererat kerjasama di antara anggota-anggotanya dan masyarakat yang berasal dari Desa Berutallasa Gowa dimana saja dia berada.

2.  Memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya Siri’ Na Pacce, seperti Sipakkatau, Sipassiriki, Sipaccei, Sipangalikki, dan Assipangadakang bagi sesama orang yang berasal dari Desa Berutallasa Gowa  dan menjadi nilai-nilai budaya dimana warga Kerukunan Keluarga Berutallasa (KKB) Gowa berdomisili (akulturasi) yang merupakan bagian dari budaya Nasional.

3.  Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Bagi orang yang Berasal dari Desa Berutallasa.

4.   Menanamkan motivasi akan makna keberadaan dan pengabdian anggota KKB Gowa di mana saja, sebagai insan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional.

5.  Menggalang potensi untuk memberi kontribusi pada pembangunan Desa Berutallasa khususnya dan Pembangunan Nasional pada Umumnya.

Selanjutnya pada hari minggu di Dusun Sanrangan , Desa Berutallasa , Kecamatan Biringbulu , Kabupaten Gowa , Provinsi Sulawesi Selatan .

Tepat pada tanggal 26 Januari 2014
terbentuklah, sekaligus
 dideklarasikan dan diresmikan dengan melakukan pelantikan pengurus periode pertama oleh kepala Desa Berutallasa . 

Sebuah lembaga organisasi daerah yang dapat membina semangat kebersamaan dan Semangat kemajuan melalui bingkai siri'nu siri'ku dan paccenu pacceku, guna meningkatkan kreativitas, skill, dan pengembangan ilmu pengetahuan secara kekeluargaan dalam bentuk Kerukunan Keluarga Berutallasa  (KKB) GOWA yang berdomisili di kota Makassar yang bergerak dalam empat bidang:

1. Bidang Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT)
2. Bidang Kewirausahaan
3. Bidang Hubungan masyarakat (HUMAS)
4. Bidang Seni dan Olahraga
5. Bidang pemerhati keperempuanan

Yang terwujud dalam beberapa kategori program kerja:

1. Bakti Sosial (Baksos)
2. MTQ tingkat desa
3. Kajian-kajian
4. Kewirausahaan
5. Pengabdi.Masyarakat
6. Pembuatan film
7. Camping day
8. KKB Cup
9. Dan sebagainya

Tokoh – tokoh penggagasnya atau mendukung berdirinya organisasi Kerukunan keluarga Berutallasa (KKB) GOWA adalah :

- Syamsuddin
- Hasan Basri
- H. Alimuddin
- Fatmawati
- Linar Ayu
- Kenre Basri
- Basri Tinggi
- Ilham ( Shinchan)
- Kepala dusun se- Berutallasa
- Ketua Rt/Rw se- Berutallasa
-Tokoh-tokoh pendidik
-Tokoh-tokoh perantau
-Tokoh-tokoh pemuda

ADAPUN PENGURUS
KERUKUNAN KELUARGA BERUTALLASA (KKB) GOWA PERIODE PERTAMA Tahun
2014 – 2016 adalah :

-Ketua Umum :
H. Aswar Nur , S.kep, Ners

-Wakil Ketua Umum :
Sudarmono Tahir , S.Pdi

-Sekretaris Umum :
Supardi Saminja , S.E

-Bendahara Umum:
Nurbaya, AMD. Keb

-Para Ketua bidang, Sekretaris bidang, dan anggota-anggota   Bidang-bidang

SELANJUTNYA, Lampiran  : Surat Keputusan KKB GOWA

Nomor : 001/E/KKB/GOWA/X/2017

Tentang : Pengangkatan Pengurus KKB Gowa Periode 2017-2020

SUSUNAN PENGURUS

Pelindung : Hasan Basri, S.Pd
   (Kepala Desa Berutallasa)

Pembina Organisasi :
-Syamsuddin
-Basri Kendre
-Ilham Ahmad, S.Pt

Penanggung Jawab  :
- Suhandi Saminja
   (Ketua Umum)

-  Rian Al-HuSyahdan Koe
   (Wakil Ketua Umum)

 -  Andi Anwar
   (Sekretaris Umum)

 -  Ayulestari
   (Bendahara Umum)

*Bidang Pendidikan dan Pelatihan

Ketua Bidang           : Suhardi Saminja
Sekretaris Bidang   : Hermansyah

Anggota   Bidang     :
Alfenia
Mutmainnah Majid
Erwin Bateto
Andika Sapri
Nur Ekki Syam
Alfianto
Haidar
Khaeruddin
Mursalim 
Antoni Dg. Moha

*Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia

Ketua Bidang          : Fitriani Subhan
Sekretaris Bidang    : MayangSari Hasan

Anggota  Bidang      :
Angga
Andika Emonk
Hesty
Iskandar Azis
Astriwanti
Mhyta Purnama Sari
Arjun Juan
Agus
Abd Halim

*Bidang Kewirausahaan

Ketua Bidang          : Koloni Ihsan Nudia
Sekretasis Bidang   :  Mhizwar Adhitya Pratama

Anggota Bidang      :
Wahyu
Nurholis Majid
Haidir
InDah Sari
Ahmad Kalsyam
Reski Syam
Asma Alfauzi
Ninis Karmila
Nurfadilah

*Bidang Hubungan Masyarakat

Ketua Bidang          : Jamaluddin
Sekretasis Bidang   : Aulia Majid

Anggota  Bidang        :
Ahmad Dhyka
MagFirah Nur Rahmah
Hamsah
Irham
Arif
Edy Pratama
Aldi
Edi Kurniawan
Henri Tiara
Ali Imran
Syahrul Bandong
Asri Boki
Andhy Fadly

*Bidang Seni dan Olahraga

Ketua Bidang          : Muhaimin Al Fahri
sekretaris Bidang   : Ulla

Anggota Bidang         :
Muhammad Dimas
Usman
Choin Hawers
Marlo
Henri
Ilham
Syahrul Samir
Muhammad Taufik
 Muh Ilham Syah
 Zhueltan Mansyur

  Pengurus KKB GOWA
 Periode 2017-2020


  Andi Anwar
 Sekretaris Umum

*INILAH PROGRAM KERJA
KERUKUNAN KELUARGA BERUTALLASA (KKB) GOWA
PERIODE 2017-2020 UNTUK BIDANG KEWIRAUSAHASAAN :

1. Pembuatan kartu Anggota KKB
2. Bazar
3. Pembuatan baju PDH KKB
4. Pembuatan Kelender KKB Se- Berutallasa
5. Pembuatan nomor rumah, nama lorong, dan jalan  se- Berutallasa
6. Pembuat karya untuk menghasilkan dana bagi organisasi KKB
7. Pembuatan Batas provinsi antara kabupaten jeneponto dan kabupaten Gowa, pembuatan Batas RK, dusun dusun Se- Berutallasa

*PROGRAM KERJA
KERUKUNAN KELUARGA BERUTALLASA (KKB) GOWA
PERIODE 2017-2020
UNTUK BIDANG SENI DAN OLAH RAGA:

1. Pembuatan film KKB  selama kepengurusan
2. "KKB CUP" selama kepengurusan
3. Lomba takraw, lomba volli, lomba futsal, bulutangkis, dan lainya selama kepengurusan
4. Lomba bola mini antar SD/SMP se-berutallasa
5. Lomba pembuatan dan pembacaan puisi
6. Lomba "band remaja"
7. Lomba tulis Kaligrafi
8. Lomba pidato antar kepala dusun se-berutallasa.
9. Lomba Qasidah se-berutallasa

*PROGRAM KERJA
KERUKUNAN KELUARGA BERUTALLASA (KKB) GOWA
PERIODE 2017-2020 UNTUK BIDANG PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA (PSDM)
 YAITU :

1. Pelatihan penanaman  HEDROPONIK
2. Melakukan pembinaan kepada khusus perempuan remaja KKB dan perempuan dewasa pada umumnya
3. Pembuatan bola lampu dari lampion untuk digunakan di setiap Dusun
4. Penyelenggaraan praktek shalat jenezah setiap dusun Se-Berutallasa
5. Seminar "keperempuanan"
6. BAKSOS

*PROGRAM KERJA
KERUKUNAN KELUARGA BERUTALLASA (KKB) GOWA
PERIODE 2017-2020 UNTUK BIDANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) YAITU :

1. Mengadakan MTQ tingkat Desa  setiap bulan Ramadhan
2. Basic Training  KKB, 1x kepengurusan atau sesuai dengan kebutuhan
3. KKB Pencinta Kajian  (KPK) 2x dalam satu bulan selama kepengurusan
4. Seminar Desa 2x dalam kepengurusan
5. Pelatihan  dan kursus dalam bidang keagamaan , bidang IPTEK dan bidang lainnya

*PROGRAM KERJA
KERUKUNAN KELUARGA BERUTALLASA (KKB) GOWA
PERIODE 2017-2020
UNTUK BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT (HUMAS) :

1. Mengadakan Kerja Bakti disetiap dusun  .
2. Membuat slogan tentang lingkungan bersih
di setiap perbatasan, di bangunkan tugu atau gerbang.
3. Setiap rumah kepala dusun memiliki papan tulis  yang menandakan  rumah kepala dusun.
4. Mengusulkan kepada pemerintah untuk membangun puskesmas atau klinik.
5. Membentuk kelompok tani pemuda.
6. Mengusulkan kepada pemerintah agar kiranya jalan tani di aspal.
7. Kunjungan  Keberapa lembaga organisasi
8. KKB Camping day
9. Penghijauan/ penanaman pohon

#PKDKKBGOWA2020
# SEMANGAT KEBERSAMAAN, SEMANGAT KEMAJUAN

ESES Corp



Walaupun gaji dia besar kalau masih ikut sama bos,  itu tetap namanya dia karyawan.

Tetapi walaupun gaji dia kecil, jika milik usaha dia sendiri sudah boleh dibilang bos, walau usahanya masih kecil.

OK kini, kini dia masih menjadi seorang karyawan/pesuruh/ jonggos/banyak orang nyebut dengan
pangilan KACUNG

Siapa yang mau terus-terusan hidup menjadi kacung , tentu tidak ada yg mau, semua manusia
ingin hidup enak, dan jadi bos

ketahuilah bahwa seorang bos yang terbaik dulunya juga seorang KACUNG TERBAIK, lalu tidak ingin selamanya menjadi kacung
maka dari itu ia harus bekerja keras demi mewujudkan masa depannya dengan menjadi seorang BOS,dan memberi lapangan pekerjaan kepada orang lain.

Itulah alasan dia untuk terus bekerja keras . Dia yakin Allah akan menjawab do'a yang dipanjatkan
dan mengabulkan cita-cita mulia,
mengharap dan berdoa tidak cukup untuk memgapai cita-cita jika tidak di sertai usaha.

Semoga pulang dari sini jadi, dia sudah jadi BOS. Itulah kisah Helper jadi Owner, kisah ESES,  dan sekaligus cikal bakal sejarah berdirinya ESES Corp.

Adapun kepanjangan ESES = educational artinya Pendidikan, S=pritual artinya Keagamaan, E=conomial artinya Keekonomian, S=ocial artinya Kesosialan. ESES biasa disingkat SS dan kepanjangan sesungguhnya itu Supardi Saminja.


Minggu, 21 Juni 2020

ESES KITA HARUS MELANGKAH





Sekecil apapun ESES kita semua harus melangkah . Karena keberhasilan yang ada pasti bukan daro mereka yang hanya diam apa ada adanya,  terjebak dari kondisi dan cara yg kemarin .

Hari ini harus ada yang baru ( tidak termasuk  istri), ada step tangga yg kita naiki, ada calobersi yg terjadi dan terus sempurnakan abdi & ibadha kita

Ingat ditangan kita, ratusan juta rakyat, hidupnya ada dipundak kita.

Kau boleh kaya, kau boleh pangkatmu tinggi, kau boleh hebat dengan politik dan lain-lain.   Tetapi kalau tidak ada beras dan makanan di sekitar mu , hah.!!!!??? Kau bisa apa saudara.

Kalau begitu itu hargai kami dan petani kita . Kami berjuang untuk bangsa, yang harus MAJU, MANDIRI  DAN MODERN.

Jumat, 12 Juni 2020

TENA ANTU KUPAKASIRIKI'


SESUNGGUHNYA yang kita cari di dunia ini adalah merasa cukup. Kurang lebih, merasa yang penting cukup-cukup mi saja. Atau anekdotnya, yang penting "ganna'-ganna'ji" (jangan gana2ji) riballa...He..he...

Orang yang masih merasa serba kurang, itu adalah tanda-tanda orang miskin. Mereka adalah orang yang tidak tahu bersyukur/kufur nikmat. Sementara orang yang sederhana tetapi merasa cukup, sesungguhnya adalah orang yang menikmati dirinya sebagai orang kaya. Dan ujungnya, dia tenteram.  Juga, bahagia.

Saat kita merasa cukup-cukup ji dengan keluarga, kita bisa nikmati apa saja yang kita miliki. Sedangkan ketika kita merasa tidak cukup maka yang kita miliki seakan tidak punya arti.

Selanjutnya, akan mendorong kita pada titik akhir yakni tidak bisa menikmati apa yang ada. Itu juga karena pikiran kita tertuju pada benda yang belum kita miliki dan selalu diliputi kekhawatiran hari esok yang suram.

Ujung-ujungnya, bisa membuat kita tidak sehat berpikir, tidak sehat bathin, tidak sehat profesionalisme. Bahkan, bisa serakah/korup dan akhirnya sakit karena stres dan masih banyak penyakit lainnya.

Padahal, hidup ini bukan hanya kerja cari pangkat, uang dan jabatan. Mestinya, hidup kita harus bermakna pada diri sendiri, keluarga, rakyat, pemerintah dan negara.

Kalau begitu, mari kita katakan terima kasih ya... Tuhan. Engkau telah mencukupkan aku dan jadikan aku orang yang tahu merasa cukup dengan kerahmatanMu..

Ingat pesan ini dan hadirkan dalam diri kita, Tena antu kupakasirikki', kecintaan ini harus berbalas dengan kebaikan pada rakyat, pada bangsa yang lebih besar.

Rabu, 01 April 2020

SEJARAH BIRINGBULU


Abad Tumanurung.

Berbicara tentang Sejarah Biringbulu, tidaklah terlepas dari Sejarah Kerajaan Gowa. Kecamatan Biringbulu terbentuk dari hasil pemekaran Kecamatan induk Tompobulu, pada masa kerajaan silam hingga kini tetap merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Gowa. Biringbulu kini merupakan salah satu wilayah kecamatan di Kabupaten Gowa sebelah tenggara.

Ketika Kerajaan Gowa diperintahkan oleh Tumanurung Bainea sebagai Raja Gowa pertama (1320), maka wilayah kerajaan Gowa saat itu hanya terbatas pada 9 daerah kecil yang disebut Kasuwiang.

Kesembilan daerah kecil itu kemudian lebih dikenal dengan nama Kasuwiang Salapanga.
Kesembilan kasuwiang dimaksud adalah : Tombolo, Lakiung, Saumata, Parang-parang, Data, Agang Jeknek, Bisei, Kalling dan Sero.[1]
Masing-masing Kasuwiang memiliki pemerintahan tersendiri, namun mereka terikat dalam suatu persekutuan yang dikoordinir oleh seorang pemimpin yang dituakan yang disebut Paccallaya sebagai ketua dewan legislatif.

Dari wilayah Gowa yang disebutkan pada masa Tumanurunga, nampak bahwa, belum ada daerah Biringbulu atau salah satu daerah kecil lainnya yang disebutkan dalam Kasuwiang Salapang. Ini menandakan, bahwa Biringbulu dan daerah kerajaan kecil lainnya sekitar itu belum bergabung dalam kerajaan Gowa pada saat itu.
Kondisi negeri Kasuwiang tetap utuh hingga masa pemerintahan Raja Gowa V, Karangpang ri Gowa (1420-1445).

Pemerintahan Tumanurunga, tak hanya ada di Gowa. Di beberapa daerah perkampungan di Biringbulu, maupun di Kecamatan induk Tompobulu, warga setempat juga mengenal Tumanurung sebagai raja pertama yang memerintah di negerinya.         

Seperti halnya di Kampung Garentong Desa Rappoala Kecamatan Tompobulu, di puncak gunung desa itu terdapat dua buah batu Tumanurung. Batu yang satu diyakini sebagai tempat turungnya Batara Gowa dan yang satu lagi istrinya bernama Nasiah Karaeng Bau.

Menurut informasi dari salah seorang tokoh masyarakat setempat, bahwa Batara Gowa ini merupakan Tumanurung yang muncul bersamaan dengan proses terjadinya Butta Gowa. Dari situlah, tanah Gowa mulai dibentuk hingga menyebar ke daerah sekitarnya. Itulah sebabnya, kawasan sekitar itu dikenal dengan nama Butta Towa (negeri yang usianya paling tua).

Demikian halnya Biringbulu, ada beberapa kerajaan kecil yang dulunya diperintah oleh seorang tokoh bernama Dampang. Ketika warga kelompok itu melakukan perang saudara, maka datanglah Tumanurung yang dianggap sebagai tokoh kharismatik. Tokoh Tumanurung itu turun di Ponceng (sekarang berubah menjadi Pencong). Tumanurung itulah yang membangun kerajaan Pencong hingga membuat masyarakatnya sejahtera.

Di Lauwa, juga ada sosok pemimpin Tumanurung yang diyakini berasal dari kayangan, masyarakat setempat mengenalnya dengan nama Batara Lauwa. Jejak kehadiran Tumanurung di Lauwa, kini masih bisa dibuktikan dengan adanya sebuah bekas kaki dan tangan yang ada pada sebuah batu di bukit Karaeng Daeng ri Moncong.

Demikian masyarakat lainnya di Kecamatan Biringbulu, juga mengenal adanya Tumanurunga, yang hingga kini dikenal dengan Patanna Pa’rasangang (pemilik negeri). Makamnya atau tempat Tumanurung disayang (lenyap) setiap saat didatangi pesiarah dengan membawa persembahan (pa’rappo).

Sebelum Gowa melakukan ekspansi ke wilayah kerajaan sekitarnya, sudah ada beberapa kerajaan tetangga yang berdiri. Di bagian tenggara, ada dua kerajaan besar, namanya kerajaan Datara dan Garing yang sangat besar pengaruhnya bagi daerah sekitarnya.

Konon, ketika pertama kali kedua kerajaan ini berdiri, masing-masing memiliki Tumanurung. Di Kerajaan Garing rajanya bernama Tanikobbika Nammikki (belum dicolek sudah kaget). Ini pertanda bahwa pemimpin pertamanya itu adalah perempuan atau ratu. Demikian pula di Datara, Tumanurungnya disebut Labba Simboleng (si sanggul lebar) juga seorang perempuan.

Kedatangan kedua Tumanurung ini, masing-masing membawa benda pusaka. Tumanurung di Garing membawa Baju Rante (Baju Rantai) yang hingga kini masih tetap dilestarikan oleh pewarisnya. Sedangkan sanggul lebar yang dibawa oleh Labba Simboleng, tak lain adalah sebuah mahkota yang mirip Salokoa.

Namun mahkota dimaksud kini sudah tidak ada lagi. Sisa senjata peninggalan berupa Baddili (bedil) yang kini masih tersimpang di Datara.
Kerajaan Datara saat itu meliputi Datara, Lauwa, Malakaji, Rappoala, Lembaya, Batu Ma’lonro, Sapaya dan beberapa daerah sekitar Lompobattang.

Mengenai nama Tompobulu sebenarnya bukanlah nama baru yang muncul setelah paskah kemerdekaan, tetapi dulunya adalah sebuah perkampungan kecil yang ada di puncak gunung yang paling tinggi di Tonrorita.

Tompobulu Tonrorita merupakan wilayah pegunungan yang paling tinggi. Di puncak gunung itu terdapat sebuah lubang berukuran 60x60 cm yang ditutupi batu. Bila batu itu dibuka, angin yang bertiup di puncak gunung itu akan berhembus sampai kedasar gua.

Menurut catatan sejarah dari mantan Camat Tompobulu, H. Mansyur Naro pada tahun 1974 menjelaskan, bahwa di Tompobulu pada awalnya merupakan sebuah kerajaan kecil yang berdiri sendiri sampai tahun 1640 M. Wilayah kerajaan itu terbentuk, karena adanya persekutuan dari empat pemerintahan kecil daerah itu yang disebut Baku Appaka (empat pemerintahan adat) terdiri dari Arung Ponceng dari Pencong, I Bara Dg. Merela dari Datara, Kampung Badienglolo di Lauwa dan TAU TOWA dari  SANRANGAN .

Dengan demikian, Lauwa yang sekarang menjadi Ibukota Kecamatan Biringbulu, dulunya merupakan salah satu anggota Baku Appaka, yang merupakan anggota legislatif dari kerajaan Datara.     

[1] Abd. Razak Dg. Patunru, Sejarah Gowa, 1963, Hal. 1

Sumber : Buku Sejarah Biringbulu yang disusun oleh Zainuddin Tika, dkk.

Senin, 03 Februari 2020

KKB ATTALASA DI TANAH BERUTALLASA





#BERUTALLASA KUAT
#BERUTALLASA HEBAT
Kita masih dalam suasana hari jadinya yang ke-6 bagi Kerukunan Keluarga Berutallasa (KKB) Gowa, yang seharusnya diperingati pada tanggal 26 Januari 2020, yang juga memang mengingatkan bahwa tanggal 26 Januari 2014 itu, hari lahirnya organisasi ini.

Tulisan ini hanyalah renungan atau anggaplah ini hanya sebagai catatan tercecer yang sudah terlupakan selama 6 Tahun MEMBANGUN KENANGAN diorganisasi ini.

Siapapun kita,  harus ingat kalimat ini! “Dunia itu seperti buku catatan berhalaman 1000, mereka-mereka yang kukuh berdiam di rumahnya, hanya akan terpaku pada satu halaman, tanpa pernah tahu isi dari 999 halaman lainnya.”


Perhatikanlah tanda kutipan di atas adalah pernyataan bukanlah sebuah prinsip, tekad atau kepercayaan, bahwa kelak jika kita beranjak dewasa, kita harus menyiapkan diri untuk bergegas meninggalkan rumah atau kampung halaman hanya semata-mata ingin mengetahui isi dari 999 halaman lainnya yang belum diketahui.

Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa orang-orang rumahan atau orang-orang kampungan lebih berpengetahuan, lebih memiliki 1001 keahlian dan lebih berpengalaman dari orang-orang yang pernah atau sedang mengecap warna-warni dunia luar ala anak perantauan.

Terlepas dari itu semua, tanpa kita mau membanding-bandingkan mana yang terbaik yang harus kita lakukan untuk hidup kita, dan tanpa mengurangi semangat jiwa kelana teman-teman di perantauan.

Ya, sebagai perantau yang baik, kita harus menghormati adat istiadat, budaya, atau kebiasaan berkehidupan masyarakat setempat. Tanpa mempedulikan suku, agama, dan ras, semua perantau yang datang akan diberi kesempatan untuk turut serta atau ikut ambil bagian dalam perayaan adat, atau berpakaian adat di hari-hari tertentu yang dianggap sakral menurut budayanya.

Hidup di tanah rantau tentunya sangat berbeda dengan apa yang kita alami di kampung halaman. Kita benar-benar disuguhkan oleh pemandangan yang tidak biasa. Hingar bingar kota metropolitan yang penuh glamour dan kemewahan, menawarkan beragam cerita fantasi yang kadang semu dan bisa membuat kita terrerbius lalu perlahan menjerumuskan kita ke arah pergaulan bebas.

Tak sedikit pula, beberapa sahabat ditanah perantau yang terjerumus masuk ke dalam pergaulan bebas, entah itu pemakaian obat-obatan terlarang,  seks bebas, atau masuk dalam lingkaran prostitusi.

Hal yang harus pahami bahwa orang yang pergi merantau  tentu memiliki alasan tersendiri untuk meninggalkan kampung halaman dan merantau ke negeri orang.

Ada yang meninggalkan kampung halaman lalu merantau karena putus sekolah. Ada yang merantau karena ingin melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, ada yang karena faktor ekonomi, ada yang kesulitan biaya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya dengan alasan biaya yang terlalu mahal dikampung karena penghasilan orangtua yang tidak cukup.

Dan ada pula yang terpaksa melarikan diri meninggalkan kampung halaman dengan alasan kurang cocoknya hubungan kekeluargaan antar sanak saudara, hingga ada yang merantau atas ijin dan restu dari orangtua atau keluarga.

Hidup di tanah rantau itu seperti apa? Seperti banyak orang ketahui, hidup dirantau susah-susah gampang dan relatif berbeda dengan hidup di kampung halaman. Di kampung halaman misalanya, jika kita mendapat masalah, kita masih memiliki tempat bersandar untuk meluapkan keluh kesah pada orangtua atau keluarga. Tapi di tanah rantau, kita benar-benar dipaksa untuk hidup mandiri, mengatur segala sesuatu sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Kita dipaksa untuk pintar mengatur waktu dan uang gaji di setiap bulannya atau mengatur uang hasil jualan dari usaha yang dirintis. Jika tidak, maka akan terjadi hal seperti kelaparan, stres, dan tentunya kebodohan dan kemiskinan makin terawat. Miris!

Bagi sahabat-sahabat yang belum sempat merantau atau masih bertahan hidup di kampung halaman dengan orangtua, keluarga atau orang-orang terdekat, ingatlah: merantau ke negeri orang, sejatinya bukan tujuan utama untuk hidup ke arah yang lebih baik.

Merantau, tidak menjamin bahwa pasti kita akan sukses kelak jika kembali ke kampung halaman. Kita harus butuh persiapan matang yang tidak tergesa-gesa, persiapan hati dan mental, karena kita akan bertahan hidup tanpa ketergantungan pada orang lain di negeri orang.

Tetapi lewat tulisan ini,  ingin mengajak semua sahabat-sahabat di perantaun yang berasal ditanah Gowa dan Jeneponto terkhusus dari Desa Berutallasa, marilah kita pandai-pandai membawa diri dalam pergaulan. Tidak semua orang harus kita jadikan kawan atau lawan, pandailah memilah dan memilih yang patut dan tidak patut untuk dijadikan contoh tauladan, dan saling menjaga satu sama lain, demi masa depan kita bersama.

Merantau adalah proses pembenahan diri. Tiap langkah kaki kita dimanapun berpijak, ada harapan besar untuk meraih kesuksesan yang ditanam oleh orang-orang yang mencintai dan merindukan kita , terutama orangtua, sanak saudara dan keluarga besar kita yang ada di kampung halaman. Maka pantang bagi kita untuk mundur, karena mundur adalah tanda dari sebuah kegagalan. Tetaplah semangat!

Catat baik-baik manusia perantau!
Jika kesepian dan kerinduan datang mengetuk hati maka lawanlah dengan ketegaran yang hebat, bangunlah mental sekuat baja dan sekeras batu karang, tanpa harus mengurangi jiwa toleransi, kekeluargaan, saling menghargai dan menghormati baik  antar sesama perantau atau sesama masyarakat dan penduduk asli di tempat perantauan.

Kita tidak akan pernah tahu, seberapa berat tantangan yang akan kita hadapi. Tetaplah berusaha dan berdoa kepada Allah SWT untuk yang terbaik bagi masa depan kita, karena Allah selalu punya cara sendiri untuk mengatur langkah kaki kita ke arah yang baik pula. "Teako Kaluppai Karaenga Atala na teako kalupai a'gau baji mange ri parannu tau", arti dari Bahasa Makassar ke Bahasa Indonesia, " jangan lupa Allah Taala dan lupa berbuar baik sesama manusia!



Teruslah berjuang, sahabat-sahabat perantau! Titip rindu untuk kampung halaman! Hadirkan, biseang Katallasang (Perahu Kehidupan diambil dari Bahasa Makassar).

Biseang Katallassang harus di maknai bagaimana seseorang mampu mengarungi kehidupan dengan kejujuran. Karena di dalam Biseang Katallassang itu terdapat Sompe malempu’ atau berlayar yang lurus. Yang berarti kejujuran,” .

Sompe itu dipakai untuk menuju ke arah mata angin. Mengantar untuk memenuhi sebuah amanah. Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan kejujuran kepada seseorang. Dan, terkadang untuk mendapatkan hal tersebut ada badai, ada ombak dan ada tantangan kehidupan. Biseang katalassang ini diinginkan oleh semua orang.

Namun, Filosofi Biseang Katalassang sudah ada pada karakter Sudah di contohi oleh Syekh Yusuf Al-Makkasari,  Sultan Hasanuddin, dan pemimpin Manusia Bugis-Makassar yang masih berpegang teguh pada "Siri Napacce". Hal tersebut jarang ditemukan sekarang ini pada karakter para pemimpin

Kalau begitu, ada pesan untuk kita semua, terutama yang ada di Desa Berutallasa, terutama  baik yang ada dikampung halaman maupun  yang masih ditanah perantauan, agar memperhatikan desa Berutallasa kita tercinta. Karena memajukan Desa adalah dasar sebagai benteng pembangunan negara.

Selanjutnya, perhatikan juga tanda-tanda ada desa dikorupsi,  yaitu:
1. Tidak ada Papan Proyek
2. Laporan Realisasi sama persis dengan Rancangan Anggaran Belanja (RAB) .
3. Lembaga Desa, pengurusnya Keluarga Kades semua bahkan rangkap jabatan.
4. BPD Mati Kiri alias Pasif alias Makan Gaji Buta
5. KADES Pegang Semua UANG, Bendahara hanya berfungsi di Bank saja.
6. Perangkat Desa yang Jujur dan Vokal biasanya "dipinggirkan"
7. Banyak Kegiatan Terlambat Pelaksanaannya dari Jadwal, Padahal Anggarannya Sudah Ada.
8. Musyawarah desa pesertanya sedikit. Muka yang hadir itu-itu aja dari tahun ke tahun. Yang kritis biasanya tidak diundang malah dianggap musuh
9. BUMDES Tidak Berkembang dan dikelola sendiri oleh kades
10. Belanja Barang atau Jasa di MONOPOLI KADES.
11. Tidak ada sosialisasi terkait kegiatan kepada masyarakat.
12. PEMDES Marah ketika ada yang menanyakan Anggaran kegiatan dan Anggaran Desa.
13. Bantuan masyarakat dibagikan  dimalam hari
14. KADES dan PERANGKAT dalam waktu singkat, mampu membeli Mobil dan membangun rumah dengan harga atau biaya ratusan juta. Padahal sumber penghasilan TIDAK SEPADAN dengan apa yang terlihat sebagai pendapatannya.

Jadi, KKB HARUS HIDUP DI TANAH BERUTALLASA AGAR BISA menghadirkan warisan nilai-nilai kearifan lokal seperti, Sipakkatau, Sipassiriki, Sipaccei, Sipangngaliki, dan Assipangadakang yang menjadi pedoman hidup bagi orang yang berasal dari Tanah  Makassar, terutama dari Desa Berutallasa.

*) Penulis adalah perantau asal Berutallasa. Saat ini tinggal di Palopo  berjuang untuk Attalasa

Minggu, 02 Februari 2020

Ber-ayahkan Pengalaman


Lahir di Sanrangan, besar di perantauan, ber-ayahkan pengalaman, ber-ibu keberanian, semoga Allah merahmati setiap perjalanan kehidupan

Keberanian modal diperantauan


Silaturrahmi melahirkan persaudaraan
Persaudaraan melahirkan kebersamaan
Kebersamaan melahirkan persatuan
Persatuan melahirkan Kekuatan
Kekuatan melahirkan keberanian
Keberanian modal diperantauan.