Kamis, 09 Agustus 2018

Mari ke masjid



Kita boleh saja tahu pantai, gunung, dan bukit sebagai tempat terindah bagi pandangan mata. Tapi,  ke Masjid saja dulu! Karena sangat sedikit dari kita yang tahu bahwa masjid adalah tempat terindah dan mendamaikan yang sebenarnya ada di sekitar kita .

Kamu hebat



Kamu hebat jika kamu tetap rendah hati dikala berada diketinggian dan kamu hebat jika kamu tetap percaya diri dikala kamu berada diketerpurukan.

Pembuktian sekarang



Akan ku sambut
Kata-kata pesimismu
Dengan pembuktian
Yang Akan membuatmu percaya.

Ayo ke masjid





Cita-cita  jadi imam! Cita-cita  jadi guru! Cita-cita jadi dokter! Cita-cita jadi tentara! Cita-cita jadi polisi! Cita-cita jadi Presiden! Cita-cita jadi pengusaha! Cita-cita jadi penghapal 30 juz Al-Qur'an.

Itu kata-kata yang masih teringat saat kita masih kecil yang kepolosan, saat dimana kita berbicara cita-cita  masa depan,  dan pada saat juga itu kita masih aktif belajar mengaji di Masjid Al-Amin, yang terletak di Sanrangan.

Ya, masa kecil yang penuh cerita lucu dan mengukir sejuta kenangan, terutama saat kita berlari kesana-kemari, tertawa, bercanda bersama, dan bahkan ada aksi konyol-konyolan.

Tetapi, kini diantara kita sudah ada yang mulai lupa masjid ini atau  masjid yang ada  dimana saja. Apakah karena kita sudah merasa perjalanan terjauh dan terberat bagi seorang lelaki atau perempuan adalah perjalanan ke mesjid?

Jawabannya mungkin sebagian dari kita ada yang sudah menjadi orang kaya yang sudah tidak sanggup berkunjung ke masjid untuk shalat berjamaah.

Jangankan sehari lima waktu, bahkan banyak pula dari kita yang seminggu sekalipun terlupa, tidak jarang pula seumur hidup kita tidak pernah singgah ke masjid lagi. Astagfirullah, mudah-mudahan itu bukan kita!

Ada juga diantara kita yang merasa perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid juga, padahal bisa jadi kita sudah menjadi orang pintar dan pandai pun sering tidak mampu menemukan masjid.

Walaupun kita sudah mampu mencari ilmu hingga ke universitas di kota Makassar ataupun ke Jakarta , mudah melangkahkan kaki ke Bali, Surabaya  dan ke universitas luar negeri dengan semangat yang membara.

Namun ke masjid tetap saja perjalanan yang tidak mampu kita datangi, padahal kita sudah tamat sekolah SD, SMP, SMA, S1, S2, dan bahkan bertitle S3.

Memang ini perasaan yang sangat menakutkan sebenarnya bagi yang menyadari.  kita merasa perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid.

Padahal kita ini seorang pemuda-pemudi yang kuat dan bertubuh sehat,  yang kadang diantara ada yang mampu menaklukan puncak gunung Bawakaraeng dan Lompobattang pun.

Realita yang ada, kita sering mengeluh ketika kita di ajak ke mesjid, alasan kita pun bermacam-macam,
ada kata "sebentar saja", "santai nikmati masa muda", dan ada juga ucapan merasa tidak nyaman di cap sebagai "orang alim".

Sudah lupakah pesan Guru mengaji di kampung? Guru mengaji kita berpesan,  jangan jadikan perjalanan terjauh dan terberat itu adalah  masjid!

Berbahagialah di antara kita yang bila sejak kecil telah terbiasa dan terus- menerus melangkahkan kaki ke masjid . Karena bagi kita yang tahu mengenai sejauh manapun kita melangkahkan kaki
tidak ada perjalanan yang paling kita banggakan selain perjalanan ke masjid.

Mudah-mudahan dengan mengingat masa kecil kita waktu belajar mengaji di masjid ini atau di masjid mana saja, kita terdorong untuk
mengetahui rahasia
sejati perjalanan ke mesjid.

Perjalanan ke masjid sejatinya adalah perjalanan untuk menjumpai Rabb kita. Perjalanan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw
serta perjalanan yang akan membedakan kita dengan orang-orang yang lupa dengan keberadaan Allah SWT.

Ayo ke masjid! Jangan  biarkan diri kita di didik dengan pemikiran tentang perjalanan dan terberat  itu adalah perjalanan ke mesjid.

Teruslah datang ke masjid jika adzan telah berkumandang. Kita harus lakukan itu,  walaupun kita harus merangkak dalam gelap subuh demi mengenal nikmat Allah SWT yang diberikan kepada kita disetiap waktu.