Rabu, 31 Desember 2014

Mengubah Emosi Menjadi Peluang Promosi

 Emosi tak hanya menjadi sumber masalah. Bahkan emosi, jika dikelola dengan tepat, bisa membawa kesempatan baik, termasuk mendapatkan promosi di pekerjaan. Anne Kreamer, mantan eksekutif Nickelodeon dan penulis buku berjudul It’s Always Personal berpendapat, memahami dan merespons perasaan mampu meningkatkan kinerja. Simak cara mengubah emosi menjadi peluang positif untuk meningkatkan performa kerja.

Perasaan marah
Anda bisa mengelola perasaan marah menjadi energi untuk mencari cara menyelesaikan masalah. Caranya, gunakan strategi. Daripada berkonfrontasi karena konflik dengan rekan kerja, lebih baik mengalihkan emosi untuk membangun kerjasama. Misalnya, jadwalkan pertemuan empat mata untuk menyelesaikan konflik. "Waktu khusus dan ruang privat dalam rapat ini menciptakan kesempatan bagi Anda untuk membangun solusi konstruktif, dan hubungan lebih terjaga karenanya," jelas Kreamer.

Perasaan khawatir dan cemas
Perasaan khawatir dan cemas ada baiknya untuk Anda di dunia kerja. Perasaan ini justru memicu Anda untuk lebih terencana dalam melakukan segala sesuatu dalam pekerjaan. Ketika mengalami perasaan ini, identifikasikan penyebab rasa takut itu, dan ambil aksi nyata. Misalnya, ketika Anda tak yakin memahami tugas baru yang diberikan atasan, khawatir keliru dalam menjalankannya, kenali sumber ketakutan Anda. Mulailah bersikap dengan menanyakan kembali kepada atasan mengenai tugas tersebut secara lebih mendetil lalu buat catatan.

Dengan cara ini Anda akan merasa lebih tenang dan mampu menjalani tugas lebih baik. "Tidak ada atasan yang berkeberatan membantu karyawan yang ingin dan mau belajar hal baru, namun setiap bos tak menyukai jika harus campur tangan pada pekerjaan yang berantakan," jelas Kreamer.

Perasaan senangTak ada yang menyangkal, ketika seseorang bekerja dengan hati senang, hasilnya pun maksimal. Perasaan senang ini perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas, bukannya stagnan dalam posisi nyaman.

"Saat Anda mengalami mood positif, otak Anda bekerja lebih baik. Anda lebih fokus, level dopamin di otak meningkat (meningkatkan gairah), dan membantu Anda melihat segala sesuatu lebih kreatif dengan perspektif berbeda," tutur Kreamer.

Perasaan sedih
Perasaan sensitif, sedih bahkan berakhir pada tangisan bisa dimanfaatkan sebagai momen untuk menganalisa diri. Saat merasa sedih karena gagal atau bermasalah dengan pekerjaan, ini bukan petanda kelemahan atau tak bahagia dengan pekerjaan. Menangis karena masalah yang terjadi di kantor juga tak selamanya buruk.

"Ini adalah petanda lampu kuning, sinyal bahwa ada masalah yang harus diselesaikan," kata Kreamer. Saat merasa rapuh, sedih, down, keluarlah dari ruangan, berjalan kaki lah di ruang terbuka. Jika perasaan sedih muncul karena konflik personal dengan rekan kerja, esok hari minta waktu untuk bebicara dengannya. "Menangis di kantor jangan dijadikan sebagai stigma. Terimalah kondisi tersebut sebagai sesuatu yang alamiah," lanjutnya.

Inspirasi 2015