Sabtu, 18 Mei 2013

Lakukanlah Yang Terbaik


Apapun tugas hidup anda lakukanlah yang terbaik dan jangan sering menunda, sebab jika bisa lakukan saat ini lakukanlah saat ini juga, sebab waktu yang telah berlalu tidak akan pernah kembali kepada anda, jika banyak orang menyatakan waktu adalah uang, menurut saya waktu adalah kesempatan, kesempatan mencari uang, kesempatan memperbaiki hidup, kesempatan belajar, kesempatan bekerja, dan masih banyak lagi kesempatan yang akan kita miliki setiap hari. Sekali kita menunda apa yang ingin dikerjakan, kita telah menunda kesempatan yang datang kepada kita, untuk itu manfaatkanlah waktu anda untuk melakukan yang terbaik, sebab belum tentu kedepannya kita memiliki kesempatan yang sama untuk menyelesaikannya. Hambatan macam-macam bisa saja terjadi. Lengah sedikit, hilang sudah tertinggal jauh. Maka dari itu, setiap hari yang diberikan oleh Tuhan kepada kita adalah kesempatan besar untuk melakukan yang terbaik. Apapun keinginan, impian, dan tujuan Anda untuk hari esok, lakukan yang terbaik saat ini dan hari ini juga, sebab apa yang anda lakukan hari ini akan menentukan apa yang akan terjadi hari esok, untuk itu lakukan yang terbaik saat ini setiap hari, jika anda ingin hari esok anda lebih baik. Jika anda ingin orang lain tidak dapat menyaingi anda, maka lakukanlah yang terbaik supaya orang lain tidak bisa melakukan apa yang anda lakukan. Setiap hari bangunlah lebih pagi dan rencanakan kegiatan apa yang dapat anda lakukan dan jangan menunda, rencanakan kegiatan yang menurut anda adalah kegiatan yang terbaik. Kemudian lakukan rencana - rencana tersebut sebaik-baiknya dan jangan menunda, tetapi lakukanlah dengan penuh semangat dan Jangan mengatakan untuk melakukan lain kali, jika bisa hari ini, kerjakanlah hari ini. Apa pun tugas hidup anda. lakukan dengan baik. Seseorang semestinya melakukan pekerjaannya sedemikian baik sehingga mereka yang masih hidup, yang sudah mati, dan yang belum lahir tidak mampu melakukannya lebih baik lagi.

Ketika Kata Motivasi Hanya Terdengar Indah


Anda mungkin sering misalnya mengintip (membaca) status facebook teman yang isinya merupakan kata motivasi. Mungkin juga teman tersebut mengutip ungkapan-ungkapan dari motivator terkenal misalnya. Usually kata motivasi memang indah juga untuk didengar. Namun demikian jika kata motivasi tersebut hanya tedengar indah saja, dan tidak mampu lagi mendorong kita untuk take action atas isinya, maka ia seperti obat yang tak manjur lagi!, hehe.. Seharusnya setiap kata motivasi yang kita dengar, selain hanya indah, juga mempunyai daya dorong yang kuat, sehingga kita benar-benar tidak hanya mendengarnya, melainkan meresap ke dalam jantung!, eh hati!.. lalu berubah menjadi energy untuk menggerakkan anggota tubuh kita untuk Take Action!. Yuk temen-teman, kita pekakan diri kita agar setiap kata motivasi mempunyai efek positif yang lebih dalam, sehingga kita menjadi lebih giat bekerja, dan lebih berhasil serta pandai bersyukur. Amiiinnn

Keberhasilan Berawal dari Sebuah Keyakinan


Bagi Gede Prama, keberhasilan maupun kegagalan adalah buah dari keyakinan seseorang. “Keberhasilan itu berawal dari keyakinan. Dan kita bisa mengubah banyak sekali hal lewat keyakinan,” katanya. Sayangnya menurut Gede, keyakinan orang sering terbelenggu oleh pikiran-pikiran rasionalnya serta pengalaman-pengalaman ekstrim di masa lalu. Mereka yang gagal menumbuhkan keyakinan positif –sekalipun dia sangat berpotensi-- biasanya justru gagal dalam kehidupan. “Saya mengenal banyak orang yang secara potensial biasa-biasa saja. Tapi karena didukung oleh yang namanya raksasa keyakinan, dia berhasil. Yang banyak terjadi adalah orang yang potensinya rendah tapi keyakinannya tinggi, dia berhasil. Sebaliknya ada orang yang potensinya tinggi tapi keyakinannya rendah, ya ndak berhasil,” ungkap Gede Prama. Agak sulit mencari tokoh seperti Gede Prama ini. Ia tidak saja dikenal sebagai seorang kolumnis yang produktif, penulis buku, konsultan manajemen, public speaker, tapi juga dikenal pernah menjadi CEO perusahaan jamu papan atas. Sebagai kolumnis, tulisannya yang mudah dicerna menghiasi berbagai media masa dan media online. Belasan buku laris sudah diselesaikannya, termasuk sejumlah kaset (audio book) yang digemari banyak orang. Sejak tahun 1993 ia menjadi konsultan manajemen dan presiden Dynamics Consulting, dan pernah pula berposisi sebagai CEO perusahaan besar yang tak lama kemudian ditinggalkannya. Alumnus Universitas Lancaster Inggris ini juga dikenal sebagai salah satu inspirator dan public speaker terbaik di Indonesia. Lebih dari seratus lembaga profit dan non profit seperti perbankan, asuransi, BUMN, perhotelan, manufaktur, telekom, perusahaan-perusahaan DS/MLM, serta berbagai asosiasi pernah mengundangnya sebagai pembicara. Orang gemar dengan gaya penuturannya yang menyegarkan, menyentuh, mudah dimengerti, mendalam, sekaligus mengandung unsur-unsur filosofi yang tinggi. Tak mengherankan bila banyak orang terinspirasi oleh gagasan-gagasannya. Tak terkecuali seorang cendekiawan Islam kondang seperti Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, yang mengaku terkesan sekali dengan teori “Tahi Sapi” ala Gede Prama. Teori ini bertutur tentang cara pandang positif yang bisa membangkitkan sebuah kebesaran hati apabila seseorang mendapat penghinaan atau perlakuan buruk dari orang lain. Gede Prama dikarunia tiga orang anak. Ia mengaku, keluarga adalah kekayaan dalam kehidupannya. Ia sering menikmati waktu hujan bersama dengan anak-anaknya di halaman rumah. Saat-saat libur akhir tahun misalnya, lebih sering dipakai untuk menulis dan berkumpul bersama keluarga. Dan Gede Prama sangat bersyukur dengan kehidupan yang diperolehnya saat ini. “Sebagai seorang public speaker merupakan jalan kehidupan yang indah, dapat uang cukup, senang, dan beribadah. Saya dapat tiga-tiganya sekaligus. Makanya saya melihat hidup saya itu indah. Life is beautiful,” tutur Gede menyebut sebuah judul film Itali yang ditontonnya berulang-ulang. Wawancara berikut merupakan salah satu wawancara terlengkap dan terbaik yang pernah dilakukan Edy Zaqeus dengan sang inspirator. Wawancara ini merupakan salah satu bagian dari buku best seller Kalau Mau Kaya Ngapain Sekolah! (Gradien, 2004) Berikut petikan wawancaranya setelah diedit seperlunya untuk dihadirkan kembali khusus untuk Pembelajar.Com: Anda punya tujuan yang lebih…..? Oh, ya. Bagi saya kekayaan itu yang paling berguna adalah independensi. Kebebasan dalam arti yang luas. Di mana dunia kepegawaian adalah salah satu rantai yang membuat kita tidak terlalu independen. Jangankan di posisi bawah, di posisi presiden direktur pun kita ndak independen. Kan berhadapan dengan pemilik, berhadapan dengan komisaris, dengan aturan-aturan. Kalau kita menjadi pekerja independen, kan kita menentukan dan mengarahkan hidup kita sendiri. Jadi orang pikir saya enjoy di posisi nomor satu. Sebenarnya ndak. Saya lebih enjoy di profesi di mana saya bisa terbang sebebas burung-burung terbang di udara. Jadi, kebebasan! Persoalan jumlah uang dan jumlah materi itu relatif. Materi jadi sedikit, kalau kita pengeluarannya banyak. Materi jadi banyak, kalau kita pinter mengelolanya. Jadi bukan jumlah yang saya hitung, tapi bagaimana kita mengelolanya. Orang itu sukses karena dia dilahirkan sebagai orang sukses, atau karena usahanya sendiri? Saya menganut keyakinan, ya lebih banyak karena usaha. Kalau benar keyakinan banyak orang bahwa sukses itu terlahir, berarti sukses sesuatu yang sudah given. Tepatnya ndak. Sukses adalah sesuatu yang harus kita upayakan, kita cari. Badan serta jiwa kita yang mirip dengan karet yang bisa dibentuk ke mana-mana. Perkaranya apakah kita membentuknya ke arah yang lebih berbau kegagalan atau ke arah yang berbau keberhasilan. Itu lebih banyak bentukan kita. Ada unsur di luar bentukan kita, tapi lebih banyak unsur bentukan kita. Jadi sukses lebih banyak diusahakan. Terutama faktor perjuangan yang kita lakukan dalam hidup. Karet bisa ditarik sebesar apapun tergantung seberapa kuat kita menariknya. Kalau keberuntungan, apakah dibawa sejak lahir atau karena diupayakan? Bisa dua-duanya. Ada orang mengatakan dengan seluruh ilmu hokinya, dia terlahir (beruntung) dengan bentuk hidung dan sebagainya. Dua-duanya ada. Orang-orang yang dilahirkan beruntung mungkin memerlukan upaya lebih rendah dibanding orang yang terlahir tidak beruntung. Yang jelas dua-duanya sama-sama bisa berhasil. Cuma dengan tingkat kuantitas dan kualitas usaha yang berbeda. Jangan menyetempel; ndak hoki Anda pasti gagal, ndak! Namun kebanyakan orang meyakini keberuntungan dilahirkan? Boleh saja. Dan sebagaimana diketahui oleh sahabat-sahabat dari MLM, keberhasilan itu berawal dari keyakinan. Kalau belum apa-apa Anda sudah meyakini tidak beruntung dan tidak berhasil, kalau kemudian Anda tidak beruntung dan tidak berhasil lebih banyak gara-gara keyakinan Anda. Keyakinan itu awalnya. Dan kita bisa mengubah banyak sekali hal lewat keyakinan. Nah, dalam mengubah proses keyakinan, penghambat kita yang paling utama adalah mind. Mind itu bukan otak atau pikiran. Tapi yang jelas pikiran itu salah satu pintu menuju mind. Kalau kita bisa mengubah mind kita menjadi mind yang absolutly and totally believe pada keberhasilan, kita berhasil. Saya mengenal banyak orang yang secara potensial biasa-biasa saja. Tapi karena didukung oleh yang namanya raksasa keyakinan, dia berhasil. Yang banyak terjadi adalah, orang yang potensinya rendah tapi keyakinannya tinggi, dia berhasil. Sebaliknya, ada orang yang potensinya tinggi, tapi keyakinannya rendah, ya ndak berhasil. Saya punya teman, orang yang brilian, pintar. Tapi kebriliyanannya tidak membuat dia berhasil, karena menyepelekan banyak perkara. Akhirnya nggak berhasil. Sebaliknya ada banyak orang biasa –jangan terlalu bodoh—karena merasa dirinya punya kekurangan, kemudian dia menutup kekurangannya dengan usaha besar-besaran. Usaha besar-besaran inilah yang menjadi energi keberhasilan yang luar biasa. Anda tahu, orang-orang yang berhasil sebagian datang dari orang-orang yang ndak cerdas. Tapi, karena kekurangcerdasan itulah kemudian dia menutup kekurangannya dengan usaha besar. Dan kecerdasan bisa positif, bisa negatif. Positifnya, menjadi modal lari yang kuat. Negatifnya, membuat kita menyepelekan. Sekarang perkaranya tergantung pada kita. Mau meletakkan potensi kecerdasan dan sebagainya sebagai modal untuk maju, atau sebaliknya membuat kita leha-leha dan tidur siang tiap hari. Jadi kembali ke yang tadi, life is a mind game. Jadi keyakinan yang utama? Keyakinan intinya. Cuma menyangkut keyakinan itu seringkali dibatasi banyak hal, antara lain pikiran. Pikiran cara kerjanya kan berkalkulasi, berhitung. Kalau saya melompat paling tinggi 50 cm. Kalau saya melakukan ini maksimum saya bisa mencapai ini. Berhitung. Jadi keyakinan pertama kali dihambat oleh pikiran. Pikiran itu kayak langit-langit (dalam ruangan) yang membatasi penglihatan kita. Kalau Anda memiliki keyakinan yang tinggi, raksasa yang berasal dari dalam, maka yang pertama mesti dilampaui adalah pikiran. Hanya, banyak orang yang dibelenggu dan digembok oleh pikiran. Yang kedua adalah pengalaman, terutama yang ekstrim di masa lalu. Pengalaman buruk membuat orang traumatik, kemudian ndak yakin. Pengalaman pernah berhasil membuat orang menjadi sombong. Yang ketiga pendidikan masa kecil. Point utamanya keyakinan. Orang bodoh bisa cakap. Orang yang nggak pengalaman bisa percaya diri. Itu karena keyakinan saja. Banyak hal bisa berubah karena keyakinan. Orang bisa mengalami kegagalan secara beruntun, dan akhirnya berkesimpulan, dirinya dilahirkan bukan sebagai orang yang beruntung. Komentar Anda? Yang terpenting sebenarnya bukan berapa banyak kita jatuh. Tapi seberapa banyak kita bangun. Karena keberhasilan ditentukan oleh seberapa banyak kita bangun, bukan seberapa banyak kita jatuh. Masalahnya adalah banyak orang gagal yang lebih banyak berhitung berapa kali jatuhnya dibanding berapa kali bangunnya. Banyak orang mengatakan lebih banyak jatuh, lebih down Anda. Saya katakan lain. Lebih banyak Anda jatuh, lebih kuat Anda. Kejatuhan dalam jumlah yang banyak jangan diijinkan sebagai sebuah kecelakaan yang membuat Anda pasti runtuh. Tapi gunakan kejatuhan yang banyak itu sebagai vitamin untuk bangkit, bangkit, dan bangkit lagi. Dalam kehidupan banyak orang yang berhasil, mereka adalah orang yang ndak pernah berhenti bangun. Apakah benar semua orang dilahirkan untuk menjadi pemenang? Bisa ya, bisa tidak. Kembali kepada keyakinan keberhasilan yang lebih banyak kita bentuk dibandingkan unsur dilahirkan tadi. Kalah menang itu hanya perkara pikiran saja. Orang menjadi kalah karena pikirannya memproduksi dia untuk menjadi kalah. Orang menjadi menang karena pikirannya memproduksi dia menjadi menang. Sehingga point utamanya adalah seberapa cermat kita dan seberapa pintar kita mengelola pikiran. Pikiran itu mirip dengan pedang. Dia bisa membantu. Dengan pikiran kita bisa mengukur, mengkalkulasi, meramalkan, memilah-milah. Tapi ada aspek kedua dari pikiran, di samping membantu dia juga membatasi. Pikiran membatasi orang untuk bisa terbang tinggi. ‘Ah, saya satpam. Sehebat-hebatnya saya hanya kepala satpam!’. Kalau saya di banyak forum menyatakan, ‘Jangan gunakan pikiran sebagai pembatas. Gunakanlah sebagai pembantu!’. Caranya hanya satu, lampaui pikiran. Untuk melampaui pikiran itu apa yang harus dilakukan? Ada kegiatan interaktif sifatnya. Dengan mencoba, ada hasil. Kalau ada hasil, keyakinan akan naik. Coba-hasil-keyakinan. Tapi dalam lingkaran ini yang terpenting adalah mencoba. Beda antara orang beruntung dengan orang kurang beruntung hanya dalam jumlah mencoba. Orang yang beruntung mencobanya lebih sedikit. Orang yang kurang beruntung mencobanya lebih banyak. Itu saja. Perkaranya adalah –terutama yang kurang beruntung-- seberapa sabar dan seberapa tahan dia mencoba. Orang gagal adalah orang kurang beruntung, dan mencobanya kurang banyak. Orang beruntung sama sekali tidak mencoba, gagal juga. Perkaranya hanya frekuensi dan jumlah kita mencoba. Saya lihat sukses menurut Anda lebih banyak ditentukan ‘dari dalam’ bukan ‘dari luar’. Padahal orang baru mau berusaha atau belajar setelah dia melihat kondisi-kondisi di luar dirinya? Ya. Proses belajar banyak orang memang seperti itu. Karena dia akan belajar dari apa yang dia lihat, apa yang diajarkan orang lain. Dari luar ke dalam. Di tingkatan-tingkatan tertentu terbalik, nanti dari dalam ke luar. Nah, sahabat-sahabat yang masih belajar dari luar ke dalam, nanti dia akan menghasilkan ketergantungan. Termasuk ketergantungan kepada saya sebagai sumber ide. Di tingkat-tingkat tertentu tidak salah belajar dari sumber luar. Tapi kalau Anda mau mendalami substansi sukses yang lebih mendalam, kita harus ganti. Gurunya tidak lagi orang luar, tapi inner teacher. Guru yang datang dari dalam. Kalau Anda sudah bertemu dengan inner teacher, Anda sudah ketemu guru terbaik. Dan dia akan membimbing Anda. Hanya saja banyak orang yang seumur hidup tidak pernah menemukan inner teacher. Kenapa? Karena membiarkan dirinya selamanya tergantung kepada guru dari luar. Pada titik tertentu Anda harus berani memutuskan ini, adalah waktu yang tepat di mana saya berhenti kepada orang, tetapi lebih banyak berguru pada guru yang ada di dalam. Lebih konkritnya, bagaimana kita bergaul dengan inner teacher itu? Modal, sarana, dan kendaraannya adalah rajin berefleksi. Kalau Anda rajin berefleksi terutama mempelajari catatan sejarah hidup, Anda akan menemukan sebuah pola. Tapi ingat, berefleksi itu ndak bisa sekali dua kali. Ada pola, ada pathern, ada flow. Cara mengenali pola ini adalah dengan menandai titik-titik ekstrim di mana Anda pernah berhasil, di mana Anda pernah terjun ke bawah. Tanya diri Anda sendiri, kenapa berhasil waktu itu dan kenapa gagal. Pasti ada hal-hal yang menjadi benang merah yang menyatukan titik-titik ekstrim tadi. Nah, semakin banyak titik-titik ekstrim yang Anda tandai, Anda akan ketemu faktor-faktor atau variabel-variabel yang muncul di titik ekstrim itu. Kalau variabel –katakanlah kejujuran—nah, itu benang merahnya. Atau usaha, itu benang merahnya. Konsentrasikan pada satu faktor, satu variabel, yang hampir muncul di semua titik ekstrim. Nah, konsentrasikan, selami, pelajari, dalami sedalam-dalamnya satu faktor itu. Dan Anda akan dibimbing oleh inner teacher. Kalau kita sudah menemukan inner teacher dan berpegang kepadanya, apakah kita bisa menjadi kurang peka dengan sekeliling? Ndak seperti itu. Sebaliknya Anda malah akan lebih peka. Orang curiga kalau kita berguru pada inner teacher, kita jadi ndak peka, egois, ndak. Yang saya rasakan malah lebih peka lagi. Bimbingan yang datang dari luar, kita hanya bisa berguru jika gurunya ada. Inner teacher itu kan kita bawa ke mana-mana? Sehingga di semua tempat, di semua situasi, Anda akan peka. Tapi kalau Anda bergantung pada guru luar, kan Anda hanya sensitif kalau gurunya ada. Ada yang menjuluki agama Anda adalah ‘agama cinta’. Bisa nggak unsur cinta kasih memainkan peran dalam bisnis? Sangat bisa, tapi cinta dalam artian luas. Di tingkatan di mana Anda sudah sampai di ujung kehidupan yang bernama cinta itu, tidak ada yang sulit. Kalau ukuran uang itu kan relatif, rezeki di tangan Tuhan. Tapi di puncak kehidupan yang bernama cinta itu, saya katakan sudah sampai di tingkatan ekstasi. Jadi keberhasilan tidak lagi dilawankan dengan kegagalan. Keberhasilan ya keberhasilan. Keberhasilan yang masih dilawankan dengan kegagalan itu menunjukkan Anda masih belum sampai di tingkatan cinta. Tingkatan bawah. Cinta itu tidak mengenal dikotomi, tidak mengenal hitam putih, tidak lawan-lawanan. Cinta ya cinta, keberhasilan ya keberhasilan. Jangan dilawankan dengan kegagalan. Tapi di bisnis orang selalu melihat winner and loser? Nah, itu hasil produksi pikiran. Winner and loser, true and false, right and wrong, itu hasil pekerjaan pikiran. Cinta itu melampaui pikiran. Tidak hanya melampaui pikiran, bahkan melampaui waktu. Bayangkan cinta seorang ibu kepada anak. Saya punya ibu sudah almarhum, tapi cintanya masih saya rasakan. Bayangkan cinta Ibu Theresa yang sudah meninggal beberapa tahun lalu, dia dirasakan oleh seluruh umat yang peka terhadap cinta kasihnya Ibu Theresa. Bayangkan senyuman seorang Lady Diana yang sudah meninggal di Paris, tapi orang masih terbayang kan dengan senyum-senyumnya yang lembut? Perjuangan seorang Mahatma Gandhi, akan dikenang sampai seratus dua ratus tahun kemudian dalam sejarah dunia. Kalau Anda di tingkatan cinta, banyak hal sudah dilampaui. Hanya saja cinta sebagai spirit, bukan cinta sebagai sebuah pengertian sebagaimana yang dilakukan kata-kata. Kata-kata kan selalu untuk menerangkan bahwa kalau hitam harus ada putih? Orang hanya bisa mengerti cinta kalau ada kebencian. Ndak, ini di luar pengertian. Masalahnya paradigma yang dominan, the winner is always the best. Ketika the winner muncul, selalu ada the loser…. Nah, itu paradigma yang harus kita bongkar. Kalau dalam frame of mind cinta, tidak ada winner and loser. Yang ada hanya winner. Everybody adalah the winner. Tidak ada loser dalam tingkatan cinta. Kenapa? Karena di tingkatan cinta kita sudah memeluk cinta dan kebencian, pujian dan makian, siang dan malam, pria dan wanita, suka dan duka, dalam sebuah lingkaran yang sama mesranya. Sama dengan saya sekarang ini, kan dilayani dan dipuja orang karena jabatan. Karena baju. Tapi besok lusa atau nanti saat harus pensiun, nggak lagi dilayani orang. Karena apa? Karena baju lagi. Artinya apa? Yang dipuja, dilayani, dan dimaki itu baju. Pujian dan makian itu ditujukan ke baju, tidak ke diri kita sendiri. Kalau kita konsentrasi ke dalam cinta yang ada dalam diri kita, tidak ada pujian dan makian. Semuanya tidak perlu mempengaruhi kita. Licin! Seperti air yang menetesi batu es. Lewat! Itu cinta. Tidak lagi mengenal hitam putih. Bagaimana caranya supaya orang-orang yang masih berada di tataran pemikiran-pemikiran sangat rasional mengenal bahasa-bahasa cinta? Nah, gurunya yang di balik. Ke inner teacher. Sayangnya kebanyakan orang masih bergantung kepada guru-guru dari luar. Dan guru-guru dari luar kebanyakan menyampaikan pesannya melalui sarana bahasa dan kata-kata pikiran. Dalam bahasa dan sarana pikiran terjadi dikotomi. Tapi kalau gurunya inner teacher, ndak! Ini inner teacher saya yang bicara…. salah satu cara untuk bisa di tingkatan cinta, atau cara di mana kita bisa melampaui mind dan pikiran, adalah keikhlasan. Cuman bukan keikhlasan yang tanpa usaha. Ikhlas tanpa usaha itu keliru. Tapi ikhlas plus kerja keras. Beda… jadi orang kerja keras, berusaha maksimal, tapi hasilnya ikhlas itu ekstasi. Tidak lagi mengenal ukuran-ukuran angka. Tidak lagi melihat keberhasilan sebagai lawan kegagalan. Winner and loser itu ndak ada. Jadi ikhlas yang bisa membawa kita terbang lebih tinggi dari pikiran kita. Sayangnya orang-orang yang rasional, orang-orang yang masih mengenal winner and loser itu dibatasi oleh langit-langit yang namanya pikiran, dan kemudian dia ndak bisa terbang. Padahal untuk bisa terbang ini ada sayap yang bernama keikhlasan, di mana tidak ada lagi hitungan. Sama dengan sahabat-sahabat di MLM dan direct marketing. Kalau Anda bertemu orang dengan sebuah hitungan mudah-mudahan orang itu jadi network, orang itu membeli, keberhasilan itu terbatas. Tapi kalau Anda bertemu dengan orang dengan spirit cinta yang ikhlas, keberhasilannya tidak terbatas. Kadang keikhlasan itu menyakitkan. Kita ikhlas ditipu orang. Kita ikhlas terus dipecat orang, ya bisa menyakitkan. Kita ikhlas dikira bodoh, itu menyakitkan. Tapi jangan pernah lupa! Di suatu tempat kita jatuh dua tangga karena ikhlas, di tempat lain kita dinaikkan dua puluh tangga oleh Tuhan. Cuma itu hanya bisa dilakukan oleh manusia-manusia yang keikhlasannya total. Keikhlasan disertai kerja keras. Tahapan-tahapan apa yang perlu dilalui supaya orang bisa sampai pada keikhlasan? Cara, tips, teknik, itu kan kayak kendaraan. Teknik saya ini hanya kendaraan yang cocok dengan saya. Kalau ada orang yang cocok dengan cara ini syukur alhamdullilah. Kendaraan itu banyak. Ada yang menyebut meditation, kendaraan kerja keras, macam-macamlah. Tapi saya suka berbagi kepada orang yang namanya jalan-jalan yoga. Ini tidak ada kaitannya dengan agama. Dalam jalan-jalan yoga itu ada delapan tingkatan. Tingkatan satu dan dua adalah good daily life, yaitu kehidupan sehari-hari yang penuh dengan kebajikan. Sederhananya ya jalankan perintah agama masing-masing. Good daily life, kurangi menyakiti hati orang, bantu sebanyak mungkin orang, lakukan pekerjaan Anda dengan rasa cinta yang penuh. Tiga dan empat adalah mengelola badan kita. Terutama panca indera, mulut, mata, telinga. Karena alasan itu sudah sejak lama saya vegetarian sebagai bagian dari perjalanan yoga. Di samping itu adalah mengelola perhatian. Apa yang kita perhatikan berulang-ulang dalam waktu yang lama akan membuat kehidupan kita sebagaimana yang kita perhatikan. Kalau Anda sering memperhatikan kehidupan seseorang, orang itu terus Anda amati dari A sampai Z, lama-lama Anda akan mirip dengan dia kehidupannya. The power of attention. Anda memperhatikan nafsu seks, Anda akan liar, pingin-pingin-pingin. Anda perhatikan makanan enak, nanti anda tertarik terus pada makanan. Makanya ada istilah attention is the active partner of intention. Perhatian adalah mitra aktifnya niat. Kalau kita memperhatikan serangkaian perilaku, sama dengan meniatkan diri kita sendiri untuk berkembang ke sana. Kalau Anda ingin berhasil, perhatikan hanya faktor-faktor yang berbau keberhasilan. Bilamana perlu seluruh panca indera Anda hanya digunakan untuk keberhasilan. Mata hanya untuk melihat yang berhasil, telinga hanya untuk mendengar yang berhasil, mulut makan sambil membayangkan raw material keberhasilan, semuanya. Lima dan enam baru mengelola pernafasan. Pernafasan maksud saya adalah the breath of life is love. Nafasnya hidup itu cinta. Kalau Anda melihat dan mengalami semuanya dengan spirit-spirit cinta, Anda sudah sampai di tingkat lima dan enam. Tujuh itu meditasi, delapan itu enlightment, pencerahan. Nah, ndak perlu sampai delapanlah. Kalau Anda sampai di lima dan enam, live, life, and love. Maka inner teacher-nya ketemu. Keikhlasan. Syukur-syukur sampai tujuh dan delapan. Mengapa Anda suka memasang gambar bertuliskan leader dan opportunity? Apa maknanya? Saya terutama suka opportunity gambarnya bagus. Peluang adalah pulau yang berada di tengah-tengah kesulitan. Di kita, terutama di direct marketing dan MLM banyak orang baru, begitu ketemu kesulitan langsung mundur. Ketemu tantangan mudah menyerah. Kalau saya menemui kesulitan saya bayangkan diri saya tengah mencari pulau yang di tengah itu. Karena peluang selalu bersembunyi di tengah-tengah kesulitan. Di bisnis DS/MLM orang memiliki spirit membantu orang lain menjadi sukses. Apakah itu bagus menurut Anda? Yang saya amati banyak orang yang mendapatkan member atau downline dengan cara-cara yang “memaksa” atau “berbohong”. Walaupun yang dengan cara-cara jujur juga banyak. “Memaksa” atau “berbohong” adalah cara yang cepat atau lambat akan menghancurkan profesi itu sendiri. Saya justru menghargai sahabat-sahabat direct marketing atau MLM yang jujur sejak awal. Imej direct marketing dan MLM di Indonesia jadi kurang baik gara-gara itu. Padahal ada 1001 cara di mana kita bisa mengajak orang menjadi network kita tanpa perlu berbohong. Saya masih percaya kejujuran, ketulusan, dan cinta akan membantu dan menyelamatkan orang. Anda sudah mendapatkan semua yang diinginkan. Apalagi yang ingin Anda capai? Bagi saya kehidupan adalah perjalanan jiwa menuju Tuhan. Restless soul, jiwa yang tidak pernah berhenti berjalan. Dan dalam proses berjalan itu yang dicari adalah usaha penyatuan dengan Tuhan. Apapun profesi kita mau MLM, direct marketing atau wartawan, pandang seluruh perjalanan kita menuju arah sana. Kesuksesan, kegagalan, harta, tahta, rumah dan mobil, itu kalau dalam perjalanan mirip dengan pohon-pohon di pinggir jalan. Dan itu akan kita lewati. Kalau hari ini Anda naik mercedes jangan lupa itu akan Anda lewati. Entah lewat gara-gara meninggal, dijual, atau ganti yang lain. Celakanya di kita banyak sekali orang berjalan berhenti di tengah jalan memperhatikan pohon yang ditemukan. Entah pohon itu harta, pujian orang lain, terkenal, ketenaran, makian, hujatan, saya ndak mau berhenti. Jangan berhenti di pohon-pohon simbol keberhasilan. Jalan terus! Dan kendaraan utama yang membuat perjalanan saya agak peaceful itu adalah ikhlas. Dalam tingkat keikhlasan total, perjalanan kita seperti berjalan di langit. Berjalan ndak ada hambatan. Banyak orang perjalanannya terhambat karena mobilnya menabrak pohon. Kalau yang dia tabrak kegagalan ndak masalah, karena kegagalan membuat kita berubah kemudian berusaha lagi. Yang bahaya adalah (menabrak) keberhasilan, karena kita terikat dengan simbol-simbol keberhasilan. Kayak saya terkenal, saya mau selamanya terkenal, terikat! Keberhasilan sering memproduksi keterikatan. Makanya saya sering mengatakan keberhasilan memproduksi kegagalan permanen. Kenapa? Karena dengan keberhasilan Anda menghasilkan benda-benda mewah. Dan dengan benda-benda mewah itu Anda terikat, dan dalam keterikatan itulah perjalanan Anda terhenti. Itu yang saya sebut kegagalan permanen.

Pelajaran Sang Keledai


Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Sementara si petani, sang pemiliknya, memikirkan apa yang harus dilakukannya. Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun karena berbahaya. Jadi tidak berguna menolong si keledai, ia mengajak tetangganya untuk membantu-nya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur. Ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia meronta-ronta. Tetapi kemudian, ia menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang melihatnya. Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu. Si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, namun si keledai juga terus menguncangkan badannya dan kemudian melangkah naik. Si keledai akhirnya bisa meloncat dari sumur dan kemudian melarikan diri. Renungan: Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepada kita, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari "sumur" ( kesedihan dan masalah ) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita ( pikiran dan hati kita ) dan melangkah naik dari "sumur" dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan. Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari "sumur" yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah. Guncangkanlah hal-hal negatif yang menimpa dan melangkahlah naik.

Impian, Syarat Awal Menuju Kesuksesan.


Kesuksesan adalah pencapaian akhir yang berhasil yang ingin dicapai dan diraih oleh setiap orang. Saya pernah membaca sebuah buku yang mengatakan kalau kesuksesan dapat diraih hanya jika kita mempunyai impian desertai keinginan dan keyakinan yang kuat dan besar. Saya pernah mendengar sebuah audio motivasi yang mengatakan kalau sebenarnya ketika kita memiliki impian yang besar, otak alam bawah sadar kita akan memerintahkan kita agar berjuang untuk mengapai impian tersebut. Jadi buatlah impian yang besar dan jangan menyerah untuk mengapai impian itu. Namun ingat impian harus desertai dengan keyakinan yang besar dan keyakinan juga harus disertai dengan tindakan. Dan ingat jangan menyerah untuk merai kesuksesan dan impian anda, karena orang yang sukses itu tidak akan pernah menyerah karena yang menyerah tidak akan pernah sukses.

KEGAGALAN ADALAH TANGGA-TANGGA MENUJU KESUKSESAN


Orang-orang berkata, “Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda” Saya kurang sepakat. Karena kata-kata itu masih belum memiliki power. Menurut saya, yang lebih tepat justru ”Kegagalan adalah tangga-tangga menuju kesuksesan”. Kalimat ini lebih tajam. Karena disini kesuksesan telah memiliki syarat. Syaratnya jelas, bila anda ingin sukses…. temui terlebih dahulu kegagalan. Anda enggan gagal. Berarti tak usah bermimpi untuk sukses! Tapi kenapa dia bisa langsung sukses tanpa melalui fase kegagalan? Sementara saya harus mendaki lama satu persatu anak tangga? Anda pernah melihat anak tangga yang cuma terdiri dari satu atau dua anak tangga. Pendakinya kadang tidak perlu melewati anak tangga itu untuk mencapai tujuannya. Cukup meloncat saja, dan hap! Sampai…. Namun kebanyakan tujuan yang ada harus dicapai dengan tangga yang bukan hanya terdiri dari puluhan atau ratusan anak tangga, bahkan bentuk tangganya pun berliku-liku. Anda iri dengan orang yang pertama? Kenapa iri? Toh kemudahannya mencapai tujuan setimpal dengan apa yang diraihnya. Paling-paling dia hanya sampai di sebuah tempat yang rendah dan landai. Sementara anda, dengan jerih payah anda akhirnya sampai di tempat yang lebih tinggi. Jadi kenapa harus iri? Tapi proses menaikinya tersebut? Saya merasa terlampau lama…. sepertinya saya stagnan di sini. Saya seakan hidup untuk gagal dan gagal lagi….. Sahabat, untuk anda yang mengeluh seperti di atas, ada baiknya anda menyimak kisah berikut. Anda tahu pohon bambu cina? Pohon bambu cina tidak akan menunjukkan pertumbuhan berarti selama 6-7 tahun pertama. Selama tahun-tahun itu pohon ini hanya akan tumbuh beberapa puluh sentimeter saja. Sementara tanaman-tanaman lain dalam waktu cepat mampu menjulang. Bahkan rumput saja yang tumbuh di sebelahnya, dalam satu sampai dua minggu sudah mampu menyaingi tingginya. Namun apa yang terjadi setalah lewat waktu enam sampai tujuh tahun itu? setelah waktu tersebut, pertumbuhan pohon bambu cina tidak dapat dibendung, ia tumbuh begitu cepatnya dan ukurannya bukan lagi sentimeter melainkan meter. Sahabat, sebetulnya apa yang terjadi pada pohon bambu cina tersebut? Ternyata selama 6-7 tahun pertama, ia bukannya tidak mengalami pertumbuhan, hanya saja kita memang tidak melihat pertumbuhannya dengan kasat mata. Fokus pertumbuhan pohon bambu cina pada waktu tersebut adalah pada akar, bukan pada batang. Pohon bambu cina sedang menyiapkan pondasi yang kuat agar ia bisa menopang ketinggiannya yang berpuluh-puluh meter. Bayangkan apa yang terjadi jika pohon bambu cina tidak mempunyai akar yang cukup kuat untuk menopang ketinggiannya? Sedikit tiupan angin saja akan membuatnya tumbang. Sahabat, maka jangan khawatir. Karena pertumbuhan tidak selalu berarti harus ke atas. Mungkin saat ini akar anda sedang tumbuh jauh ke dalam menyiapkan pondasi bagi kesuksesan anda kelak. Bisa jadi pula ranting-ranting anda sedang menjalar ke samping-sampingnya, mencoba merangkul tanaman-tanaman sekitarnya. Namun ada saatnya nanti anda dengan cepat melesat tumbuh meninggi. Dan saat itu anda telah benar-benar kokoh. Kesuksesan anda tak terbendung. Maka, nikmati perjalanan melewati anak-anak tangga bernama kegagalan ini. Bersabarlah, anda sudah di jalan yang tepat. Tinggal beberapa langkah lagi… Maka hitunglah kegagalan itu seperti anda menghitung umur. Secara bilangan bertambah, tapi hakikatnya berkurang. Artinya secara jumlah kegagalan memang bertambah; sekali, dua kali, tiga kali Tapi secara hakikat berkurang karena semakin banyak gagal, semakin banyak pelajaran yang diambil dan semakin dekatlah tangga kesuksesan. Karenanya percayalah.. “kesuksesan, sejatinya adalah anak tangga terakhir dari kegagalan Diposkan oleh Abraham Watung on Senin, 29 Agustus 2011 di 05.24 Kirimkan Ini lewat Email

Sikap

Kita ditantang untuk bekerja tanpa mengenal lelah agar dapat meraih keunggulan dalam pekerjaan kita. Tak semua orang terpanggil untuk menekuni pekerjaan profesional atau spesialisasi; bahkan lebih sedikit lagi yang naik ke tingkat kejeniusan dalam seni dan ilmu; banyak yang menjadi pekerja di pabrik,ladang, dan jalanan. Tapi, tak ada pekerjaan yang tak berarti. Semua pekerjaan yang mengangkat kemanusiaan itu memiliki martabat dan kepentingan, dan harus dilaksanakan dengan keunggulan yang sungguh-sungguh. Kalau seseorang menjadi penyapu jalan, ia semestinya menyapu seperti Michaelangelo melukis atau Beethoven menggubah musik, atau Shakespeare menulis syair. Ia semestinya menyapu jalan begitu baik sehingga semua penghuni langit dan bumi sejenak berhenti untuk berkata, ” Di sini hidup seorang penyapu jalan yang hebat, yang melakukan pekerjaannya dengan baik. ”

Rabu, 15 Mei 2013

perbedaan Bunga dan bagi hasil

Pendahuluan Dalam kehidupan seperti sekarang ini, umat islam hampir tidak bisa menghindari diri dari bermuamalah dengan bank konvensional yang memakai sistem bunga dalam segala aspek kehidupannya termasuk kehidupan agamanya terutama dalam kehidupan ekonomi. Juga tidak bisa dipungkiri bahwa negara kita belum bisa lepas dari bank-bank konvensional yang berorientasi pada bank-bank internasional dan tentunya menggunakan suku bunga dalam berbagai transaksi, dan hingga saat ini pula masih banyak terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ulama muslim tentang keharaman serta kehalalan riba itu sendiri. Riba merupakan sebagian dari kegiatan ekonomi yang telah berkembang sejak zaman jahiliyah hingga sekarang. Kehidupan masyarakat telah terbelenggu oleh sistem perkonomian yang membiarkan praktek bunga berbunga. Sistem pinjam meminjam yang berlandaskan bunga ini sangat menguntungkan kaum pemilik modal dan disisi lain telah menjerumuskan kaum dhufa pada kemelaratan, hal ini secara keras ditentang atau dilarang oleh ajaran islam yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Pada saat ini sebagian masyarakat masih menganggap bank (konvensional) sebagai solusi untuk membantu memecahkan masalah perekonomiannya tetapi pada kenyataaannya bank tidak membatu kepada masyarakat yang membutuhkannya tetapi malah mencekiknya atau merugikannya dengan sistem bunga tersebut. Sehingga dari permasalahan tersebut muncullah bank yang berlabel islam di sana tidak ada praktik bunga tetapi yang ada hanya sistem bagi hasil. Selanjutnya dalam makalah ini akan dibahas mengenai bunga dan riba. Apa yang dimaksud dengan riba dan bunga? Macam-macam dari bunga dan riba, perbedaan antara bunga dan riba, larangan riba, serta pendapat para ulama mengenai masalah bunga dan riba. Pembahasan A. Pengertian Bunga Bunga (Interest/fa’idah) adalah tambahan yang dikenakan dalam transaksi pinjaman uang (al-qardh) yang di perhitungkan dari pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan pemanfaatan/hasil pokok tersebut berdasarkan tempo waktu yang diperhitungkan secara pasti di muka,dan pada umumnya berdasarkan persentase.[1] Ada beberapa pengertian lain dari bunga, diantaranya yaitu: a. Sebagai batas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. b. Sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).[2] c. Bunga adalah tambahan yang diberikan oleh bank atas simpanan atau yang di ambil oleh bank atas hutang.[3] B. Macam-macam Bunga Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu: a) Bunga Simpanan yaitu Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito. b) Bunga Pinjaman yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai cotoh bunga kredit. Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank konvensional. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan demikian pula sebaliknya. C. Pengertian Riba Riba secara bahasa bermakna: Ziyadah yaitu tambahan. Sedangkan menurut istilah teknis riba adalah pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil. Riba juga dapat diartikan sebagai pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil yang bertentangan dengan prinsip muamalat dalam islam. [4] Menurut syari’ah riba yaitu merujuk pada “premi” yang harus dibayarkan oleh peminjam kepada yang memberikan pinjaman bersama dengan jumlah pokok utang sebagai syarat pinjaman atau untuk perpanjangan waktu pinjaman.[5] D. Macam-macam Riba Secara garis besar riba dikelompokkan menjadi dua. Masing-masing adalah riba utang-piutang dan riba jual beli. Riba utang-piutang terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Riba Qardh Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berutang (muqtaridh). 2. Riba Jahiliyah Yaitu utang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar utangnya pada waktu yang ditetapkan. Sedangkan riba jual-beli terbagi menjadi dua pula, yaitu: 1. Riba Fadhl Pertukaran antara barang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi. 2. Riba Nasi’ah Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba dalam nasi’ah muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian.[6] E. Larangan Riba Di dalam Islam telah jelas disebutkan mengenai larangan Riba yang terdapat dalam Al-Qur’an pada empat kali penurunan wahyu yang berbeda-beda, diantaranya: 1. QS. Ar-Ruum: 39 2. QS. An-Nisa: 161 3. QS. Ali-Imran: 130-132 4. QS. Al-Baqarah: 275-281 Pelarangan riba dalam Islam tidak hanya merujuk pada Al-qur’an, melainkan juga Al-Hadits. Hal ini sebagaimana posisi umum hadis yang berfungsi untuk menjelaskan lebih lanjut yang telah digariskan melalui Al-qur’an, pelarangan riba dalam hadis lebih terperinci. “Ingatlah bahwa kamu akan menghadap tuhanmu dan dia pasti akan menghitung amalanmu. Allah telah melarangmu mengambil riba. Oleh karena itu, utang akibat riba harus dihapuskan. Modal (uang pokok) kamu adalah hak kamu. Kamu tidak akan menderita atau pun mengalami ketidakadilan.” “Diriwayatkan oleh Abu Said al-khudri bahwa Rasulullah Saw, bersabda : “Emas hendaklah dibayar dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, tepung dengan tepung, kurma dengan kurma, garam dengan garam, bayaran harus dari tangan ke tangan (cash). Barangsiapa memberi tambahan atau menerima tambahan, sesungguhnya ia telah berurusan dengan riba. Penerima dan pemberi sama-sama bersalah.” (HR. Muslim no.2971, dalam Kitab Al-Masaqqah). [7] Rasulullah Saw juga mengutuk dengan menggunakan kata-kata yang sangat terang, bukan saja mereka yang mengambil riba, tetapi mereka yang memberikan riba dan para penulis yang mencatat transaksi atau para saksinya. Bahkan beliau menyamakan dosa orang yang mengambil riba dengan dosa orang yang melakukan zina 36 kali lipat atau setara dengan orang yang menzinahi ibunya sendiri.[8] F. Pendapat Ulama tentang Bunga dan Riba 1. Majelis Tarjih Muhammadiyah Majelis Tarjih Sidoarjo (1968) memutuskan: a) Riba hukumnya haram dengan nash sharih Al-Qur’an dan As-Sunnah b) Bank dengan system riba hukumnya haram dan bank dengan tanpa riba hukumnya halal c) Bunga yang diberikan oleh bank-bank milik negara kepada para nasabahnya atau sebaliknya yang selama ini berlaku, terasuk perkara musytabihat. d) Menyarankan kepada pimpian pusat muhammadiyah untuk mengusahakan terwujudnya konsepsi system perekonomian, khususnya lembaga perbankan yang sesuai dengan kaidah islam.[9] 2. Lajnah Bahsul Masa’il Nahdhatul Ulama Mengenai bank dan pembungaan uang, lajnah memutuskan masalah tersebut melalui beberapa kali sidang. Menurut Lajnah, hukum bank dan hukum bunganya sama seperti hukum gadai. Terdapat tiga pendapat ulama sehubungan dengan masalah ini: a. Haram, sebab termasuk utang yang dipungut rentenir b. Halal, sebab tidak ada syarat pada waktu akad, sedangkan adat yang berlaku, tidak dapat begitu saja dijadikan syarat c. Syubhat (tidak tentu halal haramnya), sebab para ahli hukum berselisih pendapat tentangnya Meskipun ada perbedaan pandangan, Lajnah memutuskan bahwa (pilihan) yang lebih berhati-hati ialah pendapat pertama, yakni menyebut bunga bank adalah haram.[10] 3. Sidang Organisasi Konferensi Islam(OKI) Semua peserta sidang OKI Kedua yang berlangsung di Karachi, Pakistan, Desember 1970, telah menyepakati dua hal utama, yaitu sebagai berikut: a. Praktik bank dengan sistem bunga adalah tidak sesuai dengan syariah islam b. Perlu segera didirikan bank-bank alternative yang menjalankan operasinya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Hasil kesepakatan inilah yang melatarbelakangi didirikannya Bank Pembangunan Islam atau Islamic Development Bank (IDB).[11] 4. Mufti Negara Mesir Keputusan Kantor Mufti Negara Mesir terhadap hukum bunga bank senantiasa tetap dan konsisten. Tercatat sekurang-kuranganya sejak tahun 1900 hingga 1989, memutuskan Mufti Negara Republik Arab Mesir memutuskan bahwa bunga bank termasuk salah satu bentuk riba yang diharamkan. 5. Konsul Kajian Islam Dunia Ulama-ulama besar dunia yang terhimpun dalam Konsul Kajian Islam Dunia (KKID) telah memutuskan hukum yang tegas terhadap bunga bank. Dalam konferensi II KKID yang diselenggarakan di Universitas Al-Azhar, Kairo, pada bulan Muharram 1385 H/Mei 1965 M, ditetapkan bahwa tidak ada sedikitpun keraguan atas keharaman praktik pembungaan uang seperti yang dilakukan bank-bank konvensional.[12] 6. Fatwa lembaga-lembaga lain Senada dengan ketetapan dan fatwa dari lembaga-lembaga Islam dunia diatas, beberapa lembaga berikut ini juga menyatakan bahwa bunga bank adalah salah satu bentuk riba yang diharamkan. Lembaga-lembaga tersebut adalah, Akademi Fiqih Liga Muslim Dunia dan Pimpinan Pusat Dakwah, Penyuluhan, Kajian, dan Fatwa, Kerajaan Saudi Arabia. Satu hal yang perlu dicermati, keputusan dan fatwa dari lembaga-lembaga dunia diatas diambil pada saat bank Islam dan lembaga keuangan Syariah belum berkembang seperti saat ini. Dengan kata lain, para ulama dunia tersebut sudah berani menetapkan hukum dengan tegas sekalipun pilihan-pilihan alternative belum tersedia.[13] Kesimpulan Bunga yaitu tambahan yang dikenakan dalam transaksi pinjaman uang (al-qardh) yang di perhitungkan dari pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan pemanfaatan/hasil pokok tersebut berdasarkan tempo waktu yang diperhitungkan secara pasti di muka,dan pada umumnya berdasarkan persentase. Atau bunga juga dapat diartikan sebagai tambahan yang diberikan oleh bank atas simpanan atau yang di ambil oleh bank atas hutang. Macam-macam bunga itu ada 2 yaitu: Bunga simpanan dan Bunga pinjaman. Sedangkan riba yaitu pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil yang bertentangan dengan prinsip muamalat dalam islam. Macam-macam riba ada 4 diantaranya yaitu: Riba Qardh, riba jahiliyah, riba fadhl dan riba nasi’ah. Larangan riba telah dijelaskan dalm Al-Qur’an dan Hadits. Dalam Al-Qur’an larangan riba terdapat dalam surah: Ar-Ruum, An-Nisa, Ali-Imran, Al-Baqarah dan surah-surah lainnya yang menjelaskan riba. Salah satu hadits yang melarang riba adalah: “Ingatlah bahwa kamu akan menghadap tuhanmu dan dia pasti akan menghitung amalanmu. Allah telah melarangmu mengambil riba. Oleh karena itu, utang akibat riba harus dihapuskan. Modal (uang pokok) kamu adalah hak kamu. Kamu tidak akan menderita atau pun mengalami ketidakadilan.” Selanjutnya dari bunga dan riba menurut pendapat para ulama yang terdiri dari: Majelis Tarjih Muhammadiyah, lajnah Bahsul Nahdhatul Ulama, Sidang Organisasi Konferensi Islam (OKI), Mufti Negara Mesir, Konsul Kajian Islam Dunia dan Fatwa Lembaga-lembaga lain seperti Akademi Fiqih Liga Muslim Dunia dan Pimpinan Pusat Dakwah, Penyuluhan, Kajian, dan fatwa Kerajaan Saudi Arabia, menyatakan bahwa bunga bank adalah haram dan termasuk dalam bentuk riba. DAFTAR BACAAN Ali, Zainuddin. 2008. Hukum Perbankan Syariah. Jakarta; Sinar Grafika. Antonio, M. Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press. Chapra, M. Umar. 2000. Sistem Moneter Islam. Jakarta; Gema Insani. http://bunga & riba/Perbedaan riba dan bunga bank dalam agama islam Warta Warga.html http://www.Dakwatuna.com/bunga & riba/bunga-bank-menurut-islam.html. http://www.Latahzan.Blogspot.com//bunga&riba/pengertian-bunga-bank.html. Iqbal, Zamir. DKK. 2008. Pengantar Keuangan Islam Teori dan Praktik, Jakarta: Kencana. Rahardjo, M. Dawam. 1996. Ensiklopedi Al-qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep Suci. Jakarta: Paramadina. [1] http://bunga&riba/pengertian-riba-dan-bunga-bank.html. 05-April-2011 [2] http:Latahzan.Blogspot.com//bunga&riba/pengertian-bunga-bank.html. 05-April-2011 [3] http://www.Dakwatuna.com/bunga & riba/bunga-bank-menurut-islam.html. 05-April-2011 [4] Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta; Sinar Grafika, 2008) [5] Zamir Iqbal, DKK. Pengantar Keuangan Islam Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2008) [6] Ibid, [7] M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,2001) [8] M. Umar Chapra, Sistem Moneter Islam, (Jakarta; Gema Insani, 2000) [9] Ibid, [10] Ibid, [11] Ibid, [12] Zainuddin Ali,

Kamis, 09 Mei 2013

USULAN PENGAJUAN JUDUL


Saya yang betanda tangan dibawah ini : Nama : Supardi NIM : 105730201310 Program Studi : Akuntansi Mengajukan judul sebagai berikut : 1.Pengaruh simpanan bunga dengan perbandingan simpanan mudharabah terhadap peningkatan tabungan nasabah pada PT.Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar 2. Analisis sistem simpanan bunga dengan perbandingan simpnan mudharabah terhadap pengaruh peningkatan simpanan nasabah pada PT.Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar 3. Pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi karyawan dalam meningkatan laba dan prestasi PT.Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar Untuk mendapatkan persetujuan dalam rangka penyusunan proposal skripsi sebagai persyaratan dalam menyelesaikan Strata Satu. Sebagai bahan pertimbangan kamii lampirkan: 1. Latar Belakang Penelitian 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan dan Manfaat penelitian 4. Tinjauan Pustaka 5. Kerang Fikir 6. Hipotetsi Demikian pengusulan judul kami semoga dapat dipertimbangkan untuk selajutnya dilanjutkan dalam betuk proposal. Makassar, 22 April 2013 Pemohon, S u p a r d i 105730201310