Senin, 17 Juni 2019

MANUSIA PARAKANG


Parakang kok manusia...
Mendusta tanpa dosa...
Tak punya amalan agama, budaya, adat hingga suara kebenaran

Namanya manusia parakang
Anatominya pasti rakus...
Organ tubuhnya pasti angkuh...
Lagak bagaikan malaikat pemberi rezeki...


Dustanya manusia parakang menderu laksana angin bahorok...
Bobrok penuh fatamorgana konspirasi penguasa dzalim...

Menolong melonglo laksana pahlawan kesiangan...
Berorasi bagai Soekarno....
Kahlil Jibran pun malu dibuatnya...

Mengaburkan pandangan jiwa....
Bagai oase di Padang gersang...
Busuk aroma berbalut wewangian memuakkan...

Parfum asli tapi palsu dikemas sedemikian rupa hingga banyak yang terkesima dibuatnya....
Aslinya penuh kebohongan

Penuh kemunafikan...
Feodalisme millenial bangkit membredel aspirasi penentangnya...
Aaahhh...sudahlah

Aku muak melihat dustanya manusia Parakang membungkus kepalsuan ini...
Yang jelas manusia parakang lebih hina dari sampahku.  Sampah  lebih berguna, bernilai rupiah pula...


Jauhlah dari manusia parakang penjilat tahta dan jabatan.  Sekali lagi, jauhilah Manusia  parakang  dusta itu....

PEMUDA KALKULATOR


Saat ini pemuda sudah kehilangan jati dirinya sebagai agen-agen perubahan, di mana pemuda  hari-hari ini telah memilih untuk bungkam terhadap berbagai persoalan rakyat kecil, buruh, tani, dan nelayan.

Pemuda lebih memilih untuk tidak pusing dan tidak mau tahu dengan persoalan-persoalan yang terjadi hari ini di tengah masyarakat yang semakin terhimpit oleh kerasnya kehidupan. Kehidupan yang semakin tidak menunjukkan keadilan terhadap mereka yang dizalimi oleh segelintir penguasa di negeri ini.

Pemuda entah pergi kemana ketika rakyat yang berada di bawah kolong-kolong jembatan, tempat-tempat kumuh, desa-desa, hingga seluruh pelosok negeri sedang menanti gebrakanmu! Rakyat kecil menggantungkan harapan mereka kepada kalian, para pemuda  yang katanya adalah orang-orang terpelajar dan intelektual. Rakyat menanti kebangkitan kalian, wahai para pemuda !!!

Pemuda hari-hari ini lebih merasa senang sebaga pemuda kalkulator,  senang dengan tampil di berbagai media televisi dan elektronik lainnya untuk menjadi penonton dalam berbagai acara yang sama sekali tidak menunjukkan bahwa mereka adalah ujung tombak dari kemajuan bangsa ini, tidak menunjukan bahwa mereka adalah pribadi-pribadi yang peduli dengan nasib rakyat yang tertindas, pemuda  hari ini sedang asyik menonton penderitaan rakyat.

Rakyat kecil yang tertindas, sepertinya kalian sudah tidak dapat lagi berharap dengan orang-orang yang dahulu kalian dapat banggakan dan andalkan untuk mendengar keluh dan kesah kalian ketika penguasa menutup telinga dan mata mereka atas penderitaan yang sedang kalian hadapi. Pemuda kebanggaan kalian sudah pergi meninggalkan kalian dan ikut dengan para bersama-sama menonton penderitaan yang sedang kalian alami.

Sungguh ini adalah sebuah kemunduran yang begitu menyakitkan!!! Wahai rakyat kecil yang tertindas menangislah karena sudah tidak ada lagi yang memperdulikanmu karena pemuda kebanggaanmu telah memilih untuk BUNGKAM! Bungkam karena memilih menjadi pemuda kardus, pemuda sampah, pemuda hedonis, pemuda kalkulator, pemuda parakang