Rabu, 17 Oktober 2012

perekonomian indonesia



Keunggulan Komparatif (comparative advantage)
mengembangkan jenis-jenis industri yg memiliki keunggulan komparatif
Keterkaitan Industri (industrial linkage)
mengembangkan jenis-jenis industri yang memiliki keterkaitan paling tinggi terhadap sektor-sektor lainnya
Penciptaan Kesempatan Kerja (employment creation)
Memprioritaskan pengembengan jenis-jenis industri yg paling banyak menyerap tenaga kerja
Loncatan Teknologi (technology jump)
lebih memprioritaskan pengembangan industri berteknologi tinggi karena dipercaya memberikan nilai tambah tinggi dan mendorong kemajuan bagi sektor-sektor lain
Perubahan Struktur Ekonomi dan Perkembangan
Sektor Industri
      Pembangunan ekonomi di suatu negara dalam jangka panjang akan membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi negara tersebut, yaitu dari ekonomi tradisional yang dititikberatkan pada sektor pertanian ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor industri dengan increasing returns to scale yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi (Weiss, 1988).
      Perubahan struktur ekonomi, yang biasanya disebut transformasi struktural, dapat didefinisikan sebagai rangkaian perubahan dalam :
§  Komposisi permintaan
§  Perdagangan luar negeri (ekspor dan impor)
§  Produksi dan penggunaan faktor produksi (misal : TK dan modal)
Indikator Transformasi Struktural
Ä  Perubahan pangsa nilai output agregat atau nilai tambah dari setiap sektor dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB) atau pendapatan nasional.
Ä  Distribusi kesempatan kerja menurut sektor.
Variasi Pola Perubahan
  1. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri.
Suatu negara yang pada awal pembangunan ekonomi sudah memiliki industri-industri dasar (seperti : mesin, besi dan baja) yang relatif kuat akan memiliki proses industrialisasi yang lebih pesat.
  1. Besarnya pasar dalam negeri.
Pasar dalam negeri yang besar merupakan salah satu factor insentif bagi pertumbuhan kegiatan ekonomi, karena menjamin adanya skala ekonomis dan efisiensi dalam proses produksi.
  1. Ciri industrialisasi.
Ciri industrialisasi meliputi antara lain: cara pelaksanaan (strategi) yang diterapkan, jenis industri yang diunggulkan, pola pembangunan industri, dan insentif yang diberikan.
  1. Keberadaan SDA
Ada kecenderungan bahwa Negara yang kaya SDA tidak berhasil melakukan perubahan struktur ekonomi daripada negara yang miskin SDA.
  1. Kebijakan atau strategi pemerintah yang diterapkan
Pola industrialisasi di negara yang menerapkan kebijakan perdagangan luar negri yang protektif berbeda dengan negara yang menerapkan kebijakan promosi ekspor. 
Faktor-faktor Penyebab Struktur Ekonomi
q  Dari sisi Aggregate Demand (AD), faktor yang sangat dominan adalah:
            perubahan permintaan domestik yang disebabkan oleh kombinasi antara peningkatan pendapatan riil per kapita dan perubahan selera masyarakat (konsumen).
q  Dari sisi Aggregate Supply (AS), faktor-faktor penting di antaranya adalah :
Ä  Pergeseran keunggulan komparatif
Ä  Perubahan/proses teknologi
Ä  Peningkatan pendidikan atau kualitas SDM
Ä  Penemuan material-material baru untuk produksi
Ä  Akumulasi barang modal
Ä  Realokasi dana investasi dan resource utama lainnya, termasuk teknologi dan SDM dari satu sektor ke sektor lainnya yang terjadi karena:
ð  Perbedaan produktifitas atau pendapatan riil antar sektor
ð  Kemiskinan di salah satu sektor
ð  Kebijakan pemerintah yang lebih menguntungkan sektor tertentu.
Intervensi Pemerintah
q  Dari sisi Agregat Supply, intervensi pemerintah melalui kebijakan yang berpengaruh terhadap perubahan struktur ekonomi misalnya :
Ä  Secara langsung; pemberian insentif bagi sektor industri
Ä  Secara tidak langsung; lewat pengadaan infrastruktur.
Ä  Sementara dari sisi Aggregat Demand,
Ä  Secara langsung; pajak penjualan yang membuat harga jual barang menjadi lebih mahal
Ä  Secara tidak langsung; lewat pengurangan pajak pendapatan.
Sumber Internal dan Eksternal
q  Sumber internal (domestik), yaitu :
Ä  Faktor-faktor dari sisi Aggregat Demand dan sisi AS Ageragat Supply
Ä  Kebijakan pemerintah
Ä  Sumber eksternal (dunia)
Ä  Perubahan teknologi
Ä  Perubahan struktur perdagangan global
Ä  Peningkatan pendapatan dunia
Ä  Peraturan-peraturan mengenai perdagangan internasional.
Industrialisasi dan Strateginya
Ä  Industrialisasi merupakan suatu proses interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi, dan perdagangan antar negara yang pada akhirnya sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat dan perubahan struktur ekonomi.
Ä  Dari sisi penawaran agregat (produksi), teknologi dan inovasi adalah dua faktor penting yang merubah struktur ekonomi.
Ä  Dari sisi permintaan agregat, faktor yang berpengaruh adalah peningkatan pendapatan masyarakat yang mengubah volume dan komposisi konsumsi.
Industrialisasi di Indonesia
GDP and Industry Growth (%)
Relative Share of Industry & Agriculture
Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara Asia
Relative Share of Industry (% to GDP)
Perkembangan Struktur Industri
Employment By Sector
Kelemahan Kelemahan
KELEMAHAN INDUSTRIALISASI INDONESIA
A. Kelemahan Struktural
    1. Basis eksport dan pasarnya yang sempit
    2. Ketergantungan pada Impor yang Sangat tinggi
    3. Tidak adanya Industri berteknologi menengah
    4. Konsentrasi regional
B. Kelemahan Organisasi
    1. Industri Skala kecil dan menengah masih Underdeveloped
    2. Konsentrasi Pasar
    3. Lemahnya kapasitas untuk menyerap dan mengembangkan teknologi
    4. Lemahnya SDM

Ketentuan Perburuhan
Langkah Ke Depan
ALTERNATIF STRATEGI INDUSTRIALISASI YANG TEPAT
            Dua hal yang perlu diperhatikan:
Ä  strategi apa yang tepat untuk diterapkan di Indonesia sesuai dengan kondisinya, terutama ekonomi, geografi, dan sosial budayanya?
Ä  Kriteria apa yang harus diperhatikan dalam memilih suatu strategi yang tepat?
ALTERNATIF STRATEGI INDUSTRIALISASI YANG TEPAT
Ä  Salah satu penyebab terjadinya krisis ekonomi selama periode 1997-1999 adalah kesalahan strategi industrialisasi selama pemerintahan orde baru yang tidak berbasis pada sektor yang memiliki keunggulan komparatif yang besar, yaitu pertanian
Ä  Selama krisis terbukti bahwa sektor pertanian masih mampu tumbuh positif, sedangkan sektor industri manufaktur mengalami laju pertumbuhan yang negatif di atas satu digit.
ALTERNATIF STRATEGI INDUSTRIALISASI YANG TEPAT
Ä  meningkatkan nilai tambah ekonomi, yakni dari semua sektor ekonomi yang ada, termasuk industri, pertanian, dan pertambangan, dll
Ä  Meningkatkan efisiensi ekonomi
Ä  Mengurangi ketergantungan pada impor.
Dukungan fiskal
Dukungan fiskal kepada Industri Manufaktur dilakukan melalui:
Perbaikan Harmonisasi tarif BM (hulu-hilir) dalam skema umum dan FTA pada sektor spesifik 2008
Kebijakan Penurunan Tarif PPh Badan mulai 2008
RUU PPh dan PPN
Tarif, subyek dan obyek PPh dan PPN
Percepatan restitusi dan perbaikan audit
Meredifinisi ulang PPnBM
Pembebasan dan keringanan bea masuk dan pajak DTP pada sektor2 terpilih mulai 2008
Alokasi anggaran untuk infrastruktur baik melalui APBN penuh maupun PPP
Krisis Ekonomi 1998 dan 2008
Perbedaan 1998 dan 2008
Anatomi Krisis 1998
  1. Depresiasi Nilai Tukar di Thailand dan Menular ke Indonesia
  2. Cadangan Devisa tidak memadai untuk menahan pergerakan rupiah
  3. Ketidak-percayaan pada Perbankan dan terjadi rush
  4. Tidak dilengkapi dengan program Penjaminan Perbankan
  5. Moral Hazard dalam Penalangan pada Perbankan (BLBI) dan Program Rekapitalisasi Perbankan
  6. Biaya Krisis yang sangat Mahal menjadi biaya bagi APBN seterusnya
  7. Terjadi PHK masal dan krisis Politik
  8. Ekonomi bisa pulih karena pasar luar negeri masih terbuka
Anatomi Krisis 2008
  1. Kredit Perumahan (sub-prime mortgage) di manfaatkan oleh RT yang tidak punya penghasilan tetap dan permanen
  2. Pebankan menerbitkan derivatif kredit perbankan terhadap produk2 perbankan yang sangat diminati oleh lembaga-lembaga keuangan di seluruh dunia
  3. RT tidak mampu membayar kredit perumahan berakibat pada penerbitan produk derivatif mengalami default
  4. Lembaga keuangan pemegang produk derivatif tersebut mengalami kerugian besar2an.
  5. Pasar modal mengalami kegoncangan dan menjalar kepada sektor riil
  6. AS melakukan pembiayaan stimulus melalui pembiayaan defisit menyebabkan terjadinya pelarian modal ke negara maju dari negara berkembang.
  7. Terjadi kekeringan likuiditas di negara berkembang dan krisis di negara berkembang karena krisis di AS dan Eropa (Anatomi Krisis 2008)

SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA




( Oleh : Supardi Saminja )

Periodisasi Sejarah Perekonomian Indonesia :
Periode Membangun Ekonomi Nasional
(1945-1959)
q  Masa 1945-1949
q  Masa Demokrasi Parlementer (1950-1959)

Masa 1945-1949
Periode ini merupakan masa kerja Kabinet Hatta, satu-satunya kabinet dalam sejarah Indonesia yang dipimpin oleh seorang pakar ekonomi.
Konsentrasi utama adalah pada upaya untuk mempertahankan kedaulatan dan penyatuan politis wilayah-wilayah Indonesia. Periode ini juga merupakan periode konfrontasi dengan Belanda.
Tindakan paling nyata adalah reformasi moneter melalui;
Devaluasi
Pemotongan/pengguntingan nilai mata uang (sanering) menjadi separoh dari nilai semula untuk uang kertas keluaran De Javasche Bank
Pengurangan seluruh Deposito Bank bernilai lebih dari 400 gulden menjadi separohnya (diberi kompensasi obligasi jangka panjang)
Masa Demokrasi Parlementer (1950-1959)
  1. Dalam periode ini, Indonesia menerapkan sistem politik yang sangat liberal. Namun sejarah Indonesia mencatat bahwa sistem liberal tersebut membawa kehancuran pada ekonomi nasional pada saat itu.
  2. Faktor yang berpengaruh;
    1. terlalu banyaknya partai politik
    2. pertikaian antar partai politik
    3. sering bergantinya kabinet sehinngga tidak ada kesempatan untuk membuat kabinet yang solid (7 kali pergantian kabinet)
  3. Karakteristik utama perekonomian;
    1. struktur ekonomi yang didominasi sektor formal/modern
    2. kegiatan-kegiatan ekonomi didominasi perusahaan-perusahaan asing
    3. relatif lebih padat modal
    4. dual societies (Boeke) karena adanya politik diskriminasi oleh penjajahdimulai upaya nasionalisasi perusahaan asing pada tahun 1951 (terutama milik Belanda)
Periode Ekonomi Terpimpin (1959-1966)
Karakteristik utama perekonomian;
o        Upaya nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing terus berlanjut
o        Sistem ekonomi terpimpin
o        Ada pengaruh kuat ideologi sosialisme komunis terutama dari Uni  Soviet dan Cina
o        Penentangan terhadap prinsip-prinsip kapitalisme (persaingan bebas) karena sering dikaitkan dengan ideologi kolonial
o        Pelarian modal secara besar-besaran
o        Sulitnya mendapatkan dana dari negara-negara Barat baik dalam bentuk pinjaman maupun PMA
Kinerja Ekonomi  Periode Membangun Ekonomi Nasional dan Ekonomi Terpimpin (Orde Lama)
o        Produksi dan Lapangan Kerja
o        Uang beredar dan Harga
o        Defisit Anggaran
o        Utang Luar Negeri
Produksi dan Lapangan Kerja
Uang beredar dan Harga
o        Derajat monetisasi ekonomi Indonesia masih relatif rendah, terlihat dari besarnya porsi uang kartal terhadap JUB dibanding deposito dengan trend yang terus naik menjelang tahun 1966 (mencapai sekitar 76%)
o        Mengindikasikan adanya pencetakan uang dalam mengatasi kesulitan ekonomi
o        Percepatan kenaikan uang beredar menjelang tahun 1965 (mencapai 282% pada tahun 1965)
o        Laju peningkatan JUB yang demikian tinggi menyebabkan tingginya laju inflasi (harga pangan melonjak, kepercayaan terhadap mata uang rupiah turun, dan mendorong naiknya laju inflasi)
o        Inflasi mencapai 592% dalam tahun 1965
Defisit Anggaran
o        Defisit APBN semakin tinggi menjelang tahun 1965
o        Tahun 1964 dan 1965 defisit APBN bahkan melebihi penerimaannya
o        Defisit APBN lebih banyak dibiayai dari pencetakan uang sehingga mendorong melonjaknya laju inflasi
Kondisi APBN (juta rupiah)
Utang Luar Negeri
o        Posisi utang LN mencapai sekitar US$ 2,4 miliar
o        Hampir 60% utang LN berasal dari negara-negara Blok Komunis merupakan refleksi dari haluan idiologi yang cenderung ke sosialisme komunis
Kinerja Ekonomi  Periode Paruh Pertama Orde Baru dan Deregulasi dan Liberalisasi Ekonomi  (Orde Baru)
Periodisasi rezim Orde Baru :
Periode Rehabilitasi dan Pemulihan (1966-1971)
Pertumbuhan cepat atau masa Boom Minyak (1971-1981)
Masa Penyesuaian dan  Liberalisasi (1982-1997)
PERIODE PARUH PERTAMA EKONOMI
ORDE BARU (1966-1982)
  1. Menyusul kudeta PKI yang gagal, sebuah pemerintahan yang baru terbentuk sejak Maret 1968. Rezm baru ini mewarisi kondisi perekonomian yang porak poranda;
o        Laju inflasi yang sangat tinggi (592%)
o        Defisit neraca berjalan yang tinggi
o        Anjloknya kapasitas industri
o        Buruknya prasarana perekonomian
  1. Prioritas kebijakan ekonomi beberapa tahun pertama Orde Baru;
o        Memerangi hiperinflasi
o        Mencukupi stok bahan pangan
o        Rehabilitasi prasarana ekonomi
o        Meningkatkan ekspor
o        Penciptaan lapangan kerja
o        Mengundang kembali investor asing
  1. Langkah jangka pendek;