Minggu, 08 Maret 2015

KARAKTER ORANG BUGIS MAKASSAR

        Suku Bugis Makassar dikenal penaik darah, suka mengamuk, membunuh dan
mau mati untuk sesuatu perkara, meski hanya masalah sepele saja. Apa sebab sehingga demikian?

Ada apa dengan jiwa karakter suku bangsa ini? Tidak diketahui apa sebab orang Bugis Makassar terpaksa membunuh atau melakukan pertumpahan darah, biarpun hanya perkara kecil. Jika ditanyakan kepada mereka apa sebabnya terjadi hal demikian, jarang bahkan tak satupun yang dapat menjawab dengan pasti –sehingga dapat dimengerti dengan jelas- apa penyebab ia menumpahkan darah orang lain atau ia mau mati untuk seseorang.
Ahli sejarah dan budaya menyarankan untuk mengenal jiwa kedua suku
bangsa ini lebih dekat lagi dengan cara mempelajari dalil-dalil, pepatah-pepatah, sejarah, adat istiadat dan kesimpulan-kesimpulan kata mereka yang dilukiskan dengan indah dalam syair-syair atau pantun-pantunnya.
Laksana garis cahaya di gelap malam, apabila kita selidiki lebih mendalam, tampaklah bahwa kebanyakan terjadinya pembunuhan itu ialah lantaran soal malu dan dipermalukan. Soal malu dan dipermalukan banyak diwarnai oleh kejadian-kejadian yang dilatari adat yang sangat kuat. Sebut saja satu, silariang (kawin lari) misalnya, atau dalam bahasa Belanda:Schaking.
Apabila seorang pemuda ditolak pinangannya, maka ia merasa malu. Lalu
ia berdaya upaya agar sang gadis pujaan hati Erangkale (si gadis datang membawa dirinya kepada pemuda), atau si pemuda itu berusaha agar gadis yang dipinangnya dapat dilarikannya (silariang)
Apabila hal ini terjadi, maka dengan sendirinya pihak orang tua (keluarga) gadis itu juga merasa mendapat "Malu Besar" (Mate Siri’). Mengetahui anak gadisnya silariang, segera digencarkan pencarian untuk satu tujuan: membunuh pemuda dan gadis itu! Cara ini sama sekali tidak dianggap sebagai tindakan yang kejam, bahkan sebaliknya, ini tindakan terhormat atas perbuatan mereka yang memalukan. Oleh orang Bugis
Makassar menganggap telah menunaikan dan menyempurnakan salah satu
tuntutan tata hidup dari masyarakatnya yang disebut adat. Selain itu, kedua suku Bugis Makassar tersohor sebagai kaum pelaut yang berani sejak dahulukala hingga sekarang. Sebagai pelaut yang kerap ‘bergaul’ dan akrab denganangin dan gelombang lautan, maka sifat-sifat dinamis dari gelombang yang selalu bergerak tidak mau tenang itu, mempengaruhi jiwa dan karakter orang Bugis Makassar.
Ini lalu tercermin dalam pepatah, syair atau pantun yang berhubungan dengan keadaan laut, yang kemudian memantulkan bayangan betapa watak atau sifat kedua suku bangsa itu. Contoh salah satu pantun: Takunjunga’ bangung turu’ Nakugunciri’ gulingku Kualleangna talaanga natolia Artinya: "saya tidak begitu saja mengikuti arah angin, dan tidak begitu saja memutar kemudi saya.
Saya lebih suka tenggelam dari pada kembali." Maksudnya, kalau langkah sudah terayun, berpantang surut –lebih suka tenggelam- daripada kembali dengan tangan hampa. Jadi kedua suku bangsa ini memiliki hati yang begitu keras. Tapi,
benarkah begitu? Justru sebaliknya, orang Bugis Makassar memiliki hati yang halus dan lembut.
Dari penjelasan di atas nampaklah bahwa kedua suku bangsa ini lebih banyak mempergunakan perasaannya daripada pikirannya. Ia lebih cepat merasa. Begitu halus perasaannya sampai-sampai hanya persoalan kecil saja dalam
cara mengeluarkan kata-kata di saat bercakap-cakap, bisa menyebabkan kesan yang lain pada perasaannya, yang dapat menyebabkan kesalahpahaman.
Tapi, kalau kita telah mengenal jiwa dan wataknya atau adat istiadatnya, maka kita tengah berhadapan dengan suku bangsa yang peramah, sopan santun, bahkan kalau perlu ia rela mengeluarkan segala isi hatinya –bahkan jiwanya sekalipun- kepada kita.
Jika ada orang Makassar telah mengucapkan perkataan "Baji’na tau" atau
"Baji’tojengi tau I Baso" (maksudnya: Alangkah baiknya orang itu atau alangkah baik hati si Baso), maka itu cukup menjadi suatu tanda, bahwa apabila ada kesukaran yang akan menimpa si Baso, maka ia rela turut merasakannya. Ia rela berkorban untuk kepentingan si Baso.
Apabila ada seseorang yang hendak mencelakai atau menghadang si Baso di
tengah jalan, jika didengarnya kabar itu, maka ia rela maju lebih awal menghadapi lawan itu, meski tidak dimintai bantuannya.
Ia mau mati untuk seseorang, dikarenakan orang itu telah dipandangnya sebagai orang baik. Olehnya, orang Bugis Makassar dikenal sebagai orang yang setia, solider dan kuat pendirian. Meski tak jarang yang memplesetkan kata Makassar sebagai "Manusia Kasar".
Makassar, Great Expectation to the World!!!!!!
Top of Form

Kata Kata Bijak Bahasa Makassar



Langere' baji'-bajiki anne ana', pantamai ri lalang atinnu, nanu gaukangki

Dengarkanlah baik-baik wahai anakku, masukkan dalam hatimu, lalu kerjakanlah.

Teako attinroi punna tena natangkasa kalennu siagang atinnu. Teako a'jappai punna tena nuboliki katallassannu ri patanna linoa. Anjo kakodianga aa'rurungangi kabajikanga. Ikatte mami ammilei kerea ero' ri pinawang...

jangalah tidur jika belum bersih tubuhhmu dan suci hatimu. Jangan berjalan bila tidak menyimpan kehidupanmu kepada Sang Khalik. Karena keburukan berbarengan dengan kebaikan. Andalah yang memilih, mana yang akan dikuti...

Su'jukku teai ulunna bawang, pasu'juki atinnu siagang akkala'nu. Tena ruanna, tena singkammanna Karaeng Allah Ta'ala. Nu angkaki limannu nanu lappassang anne cinnanu rilio. Saba' niami Karaeng Allah Ta'ala antayangko nanu sa'bumi KalompoanNa....

Bersujud Bukan Kepala saja, sujudkan hati serta akalmu. Tidak ada duanya, tidsak ada samanya Gusti Allah SWT. Engkau angkat tanganmu, lalu melepaskan cinta duniamu, Karena Tuhan sudah menunggumu, lalu negkau menyebut-Nya...

Je'ne Sambayang anjari pa'bissa kalennu.  Zikkiri anjari pa'bissa atinnu. Tafakkoro'nu anjari pa'bissa pikkirannu. Sukkuru na ikhlaska anjari pa'bissa cinnanu rilinoa.  Sa'bara anjari pa'bissa kalarroannu....
Wudhumu akan jadi pembersih Tubuhmu. Dzikirmu akan jadi Pembersih hatimu. tafakurmu akan jadi pembersih Pikiranmu.  Syukur dan Ikhlas menjadi pembersih kecintaanmu pada dunia. Sabar menjadi Pembersih Kemarahanmu...
Manna Ronro linoa, gesara butta maraeng, Tu Mangkasaraka Abulo sibatang tonjo, accera' sitongka-tongka tonji..
Biarlah geger Dunia, Becerai berai negeri seberang, Orang Makassar, bersatu padu, bertanah air satu jua...
Le'ba kusoronna biseangku, kucampa'na sombalakku, tamassaile punna teai labuang

Bila perahu telah kudorong,layar telah terkembang, takkan ku berpaling kalau bukan labuhan yang kutuju.

Ku alleangi tallanga na toalia

Lebih baik tenggelam dari pada kembali (latar belakang kata tersebut dari seorang pelaut yang telah berangkat melaut)

Eja pi nikana doang..

Seseorang baru dapat dikenali atas karya dan perbuatannya

Teai mangkasara' punna bokona loko'

Bukanlah orang Makassar kalau yang luka di belakang. Adalah simbol keberanian agar tidak lari dari masalah apapun yang dihadapi.

Oe ana’ku… a’ngu’rangiko, nia’ antu tallu cappa (cappa Lila, cappa laso na cappa badi') nuerang, Punna joengko ri bori maraeng, jagai baji-baji tallu cappaka. I kau assawala iyareka su'lu, battu rikauji antekamma gionu siagang tallu cappa nueranga.

Duhai anakku... ingatlah selalu, ada tiga ujung (ujung Lidah, Ujung Kemaluan dan ujung Badik) yang harus kau bawa sebagai bekal Kalo dikampungnya ko orang jaga baik-baik tiga ujung itu. Kau akan jadi untung atau merugi, tergantung bagaimana kau berperilaku dengan tiga ujung yang kau bawa.

Manna Intang Ballanu, Bulaeng Co'corannu, tamanaika ka iratei la'baku.. La'baku sibungkeng. Pa'risikku sikapoyang. Jene matangku ma'solong si lepa-lepa...

Walau Intan Rumahmu. walau emas titian tanggamu, aku tak mau naik, karena diataslah kesedihanku... Kesedihanku menumpuk, sakit hatik segenggam, Air mataku mengalir seperahu...


Sa’ribattangaji tojeng . Iyaji kalli majarre. Pindu cikali. Naempoi ranggasela...

Saudara yang sebenarnya adalah saudara sekandung. Merekalah yang pantas menjadi pelindung. Sepupu satu kali atau dua kali masih diragukan kesetiaannya.

Apayya kau nupasang  Punna nakku ri ammatnu. Inakke iya Anginga punna lammiri...

Kepada siapa engkau akan berpesan, jika engkau rindu kepada ibumu. Adapun saya akan berpesan kepada angin yang akan bertiup...

Punna bokomo lampaku Teako rampea kodi Rampea golla Nakurampeko kaluku...

Jika aku sudah meninggalkan tempat Jangan membicarakan kejelekanku Bicarakanlah kelakuan baikku Saya pun akan berlaku demikian..

Lompobattammonjo cini Ti’rinna bawakaraeng Iya tea gio Iya tena ta’lenggang-lenggang...

Tirulah gunung Lompobattang Tinggi menyamai Bawakaraeng Tapi dia tidak banyak gerak  Juga tidak melenggok-lenggok...

Niaka anne mammempo Angngerang kasi asiku Saba' nia'na Hajjakku lakupabattu....

Kamilah datang menghadap Membawa kemiskinanku Adanya hajat Inginlah kusampaikan...

Kamase-mase kuerang Taddongko rimangko kebo Naki'minasa Nipaempo kalabbirang...

Sederhana kami bawa Kutaruh di mangkuk putih Kami berharap Didudukkan pada adat...

Apa nikanre ri anja Nikaddo ri padatari Sambayangiya Puasa sibulangiya...

Apa yang akan disantap di akhirat Lauk pauk di alam baqa Adalah shalat Dan puasa satu bulan ramadhan.

Demikianlah kata kata bijak bahasa Makassar, semoga memberikan inspirasi tentunya