Rabu, 25 Oktober 2017

ESES = JANGAN TERLALU BERHARAP!






Saat kita berjalan dbibir pantai, ada jejak kaki yg tertinggal. Sama seperti kenangan, selalu berbekas, selalu ada sebagai pengingat.

Salah satu kenangan yang menjadi pengingat buat kita bahwa ESES pernah berkata “Maaf sebelumnya kak,tapi sy sarankan" jangan terlalu berharap" kak,krn walaupun berusaha bagaimanki klw sy mntong tdk buka pintu,tdk bklan ki bisa masuk.Karna saat ini yang saya pikirkan hanya sekolahku dan masa depanku”.

Itulah kata-kata indah dari ESES lewat pesannya yang MENGINSPIRASI TANPA MENGGURUI tentang pentingnya ”HIJRAH KHUSNUL SAMPAI KHUSNUL KHATIMAH”. 

Mungkin tidak sedikit dari kita bertanya, apakah pesan sesungguhnya yang ingin disampaikan oleh ESES? Jika kita mencoba memahami kata perkata, tentu kita akan menemukan secara tersirat keharaman untuk terlalu berharap kepada manusia yang tidak mau berusaha secara bertahap-tahap pada satu impian dan harapan, atau kita dapati pesan secara tersurat agar berkewajiban untuk selalu berharap kepada Allah yang mau berusaha secara bertahap pada satu impian dan harapan.

Dari pesan ESES diatas, mari merenungi perjalanan hidup kita dan bertanya. kapankah kita bisa satukan impian besar dan harapan lebar itu secara sistematis dan terukur, sehingga itu akan menghasilkan karya yang dahsyat? Apalagi, impian dan harapan kita itu demi ibadah dan untuk kemaslahatan umat dan bangsa. 

Mengapa ada impian dan harapan seperti itu? Karena ketahuilah! impian akan lahir dari ketulusan yang keluar dari hati yang jujur dan murni. Sedangkan harapan akan datang dari perenungan dalam pemikiran akal budi yang sehat.

Kalau begitu menurut ESES, satukan impian besar dan harapan lebar itu biar dahsyat. Penyatuan IMPIAN BESAR dan HARAPAN LEBAR itu akan melahirkan tesa, anti tesa dan sintesa, yang akan terakumulasi dalam rencana yang apik dan terukur. 

Rencana yang apik itu dapat dilihat dalam agenda-agenda yang spesifik. Antara lain, dapat diukur kapasitas dan kuantitatif hasil yang akan dicapai/ diraih termasuk keuntungan-keuntungan yang realistis bisa berani diwujudkan.

Dan Kemudian kita berharap, semua orang cerdas secara logika dan rasional dapat menerima serta bisa turut mendukungnya. Perwujudan agenda yang dicanangkan ada target waktu pencapainnya. 

Dan yang terakhir, harus dikawal dengan doa yang disertai kerja keras, yang selalu mengajak berbagai pihak untuk bergerak secara bersama.

Jadi intinya pesan ESES: "JANGAN TERLALU BERHARAP!". Tetapi berharaplah apabila kita mau menjadikan setiap hari kita adalah perubahan baik . 

Atau tiada hari tanpa penyempurnaan perubahan baik itu . Atau kita mau kerjakan yang orang lain belum lakukan, lakukan lebih baik dari apa yang orang lain pernah kerjakan.

Selasa, 24 Oktober 2017

SEMANGAT KEBERSAMAAN, SEMANGAT KEMAJUAN

 Foto Supardi Saminja.

Datang bersama adalah awal, Kebersamaan adalah kemajuan, dan bekerjasama adalah keberhasilan. Tapi apakah arti dari semangat kebersamaan, semangat kemajuan itu? Jawabannya, semangat kebersamaan, semangat kemajuan adalah semangat yang dibicarakan dan dilakukan dengan tujuan bersama, sekaligus bersama-sama mengembangkan atas apa yang ada, bersama-sama memperbaiki atas apa yang dimiliki, dan bersama - sama menjadikan semua itu jauh lebih baik dari sebelumnya, atau jika bisa diusahakan agar selalu mendekati kesempurnaan atas apa yang dikatakan dan lakukan bersama-sama, meskipun kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT

ESES


ESES =Enak Sana Enak Sini. Artinya kata ESES, orang lain baik sama kamu, kalau kamu juga baik sama orang lain. 

Sabtu, 14 Oktober 2017

Tanpa teman kita bukan siapa-siapa

 Foto Supardi Saminja.

Kangen pada teman-teman adalah kondisi di mana kenangan indah terpanggil kembali dan membuat diri kita ingin merasakan hal yang sama.
Seperti saat kita kangen pada teman-teman dimasa-masa indah sewaktu di TK, SD, SMP, SMA, dan tentunya juga kangen di masa-masa kuliah, atau kangen dimasa-masa apa saja.
Memang ada berpendapat bahwa tujuan berteman dengan berbagai kararakter teman disegala masa yaitu :
1. Ada TEMAN yang bersifat sangat KERAS, dialah sebetulnya teman yang mendidik kita untuk berani mewujudkan impian dan bersikap tegas pada yang kita yakini.
2. Ada TEMAN yang sangat LEMBUT, dialah teman yang mengajarkan kepada kita bahwa betapa pentingnya cinta dan kasih sayang terhadap sesama.
3. Ada TEMAN yang sangat CUEK dan suka bermasa bodoh, dialah sebetulnya yang membuat kita berpikir bagaimana agar kita bersikap perhatian terhadap orang lain.
4. Ada TEMAN yang tidak bisa dipercaya dan kata-katanya sulit dipegang kebenarannya, sebetulnya dialah yang membuat kita berpikir dan merasa betapa tidak enaknya dikhianati, maka belajarlah untuk menjadi orang yang dapat dipercaya.
5. Ada TEMAN yg jahat dan hanya memanfaatkan kebaikan orang lain, sebenarnya dia adalah orang yg membuat kita bertindak bagaimana bisa berbuat banyak kebaikan namun tetap waspada.
Jadi begitulah, setiap karakter teman-teman yang akan ada selalu hal baik yang secara tidak langsung mendidik kita, seperti perumpamaan besi menajamkan besi, teman menajamkan sesama temannya.
Tanpa teman-teman seperti itu kita bukan siapa-siapa, kita akan selalu terlena dalam zona nyaman di kehidupan kita sendiri dan tentu kita tidak maju berkembang didalam kesuksesan.
Marilah kita bersyukur selalu dalam setiap keadaan dan terimalah setiap teman-teman dalam hidup kita. Selama teman itu tidak membahayakan nyawa kita, tidak mengajak kita untuk melanggar hukum Allah, tidak merusak etika dan estetika, dan tidak mendekatkan kita pada neraka.
Karena setiap keinginan Allah tidak pernah keliru mempertemukan kita dengan teman-teman siapa pun, tinggal bagaimana cara kita menyikapinya.
Karena karakter teman-teman seperti diatas tadi secara tidak langsung selain melatih kesabaran dan potensi diri kita, juga membuat kita semakin DEWASA dan BIJAKSANA
Kalau begitu, kesimpulannya adalah Ketika ada teman-teman membicarakan mengenai diri kita di belakang, itu adalah tandanya bahwa kita sudah ada di garis nomor pertama paling depan untuk mengalahkan teman-teman.
Saat teman-teman bicara merendahkan diri kita, itu adalah tanda bahwa kita sudah berada di tempat yg lebih tinggi diurutan terbaik diantara teman-teman.
Saat orang teman-teman bicara dengan nada iri mengenai kita, itu adalah tanda bahwa kita sudah jauh lebih berbeda dan jauh lebih baik pada kebaikan dan kemanfaatan dibandingkan dengan teman-teman.
Saat teman-teman bicara buruk mengenai kita, padahal kita tidak pernah mengusik kehidupan teman-teman, itu adalah tanda bahwa kehidupan kita sebenarnya lebih indah dari teman-teman.
Ingatlah selalu teman-teman! "Payung tidak dapat menghentikan hujan tapi membuat kita bisa berjalan menembus hujan untuk mencapai Tujuan".
Teman-teman pintar bisa gagal,
Teman-teman hebat bisa jatuh,
Tetapi teman-teman yg RENDAH HATI dan SABAR dalam segala hal akan selalu mendapatkan jalan untuk menempatkan diri dengan seimbang karena kokoh pijakannya.


Jadilah seperti air terjun yang saling bersaing.

Foto Supardi Saminja.

Jadilah seperti air terjun yang terus mengalir walaupun banyak halangan tetapi masih terus mengalir dengan deras, yang tak peduli berapa kali harus terjatuh tak membuatnya berhenti mengalir, yang tak pernah mengeluh walau harus selalu jatuh berkali2, dan yang tetap memiliki dan memperlihatkan keindahannya yang dikagumi banyak orang. Tetapi, jangan mau menjadi air sungai yg mengalirnya seperti itu-itu saja terus . Kalau begitu, jadilah seperti air terjun yang saling bersaing.

Tantangan selalu ada

 Foto Supardi Saminja.

DALAM menapaki kehidupan pasti saja ada tantangan, ancaman, ketidak nyamanan serta hambatan-hambatan yang mengganggu. Tetapi kalau itu sudah dipikirkan matang serta diyakini dengan hati yang tulus, bismillah, semuanya hanya akan menjadi kerikil-kerikil kecil, yang sunnatullah untuk mencapai keberhasilan. Kalau begitu, jangan berharap tidak akan ada masalah dan semua akan mudah. Yang harus disiapkan adalah kemampuan kita yang lebih baik menghadapi semua tantangan.

Berhasil dan gagal itu sama

 Foto Supardi Saminja.

Seni lukisan disamping kiri-kanan memang bagus, cukup berkelas, dan sangat berkualitas. Seni lukisan dibutuhkan didalam kehidupan, dan melalui seni lukisan dapat dipahami mengenai prinsip seorang pelukis yang menganggap bahwa berhasil maupun gagal, pada intinya sama saja . Mengapa? Karena berhasil maupun gagal akan menjadi pembelajaran dan kematangan kualitas hidup yang akan menjawab tantangan dan peluang ke depan. Patut diprinsipkan dan diyakini 100% bahwa tidak ada yang sia-sia dari pengorbanan yang ikhlas , apalagi kalau itu diniatkan dan dilakukan atas nama ibadah karena Allah, dan tentunya juga demi kepentingan yang lebih besar. Ingatlah, waktu akan menjawab akan kebenaran dan keyakinan tersebut.

"HIJRAH ITU ISTIQAMAH".

Foto Supardi Saminja.


Biarkanlah dirimu ditarik oleh lelaki masuk kedalam surga, tetapi jangan biarkan dirimu menarik lelaki masuk kedalam neraka. Kalau begitu, perempuan lebih mudah masuk surga dan mudah juga masuk neraka, tergantung dari perhatian ayahmu, tergantung dari didikan suamimu, tergantung dari bimbingan saudara lelakimu, dan juga tergantung dari nasehat anak lelakimu. Atau yang paling terpenting adalah tergantung juga amal dan perbuatanmu yang selalu mau berprinsip bahwa "HIJRAH ITU ISTIQAMAH".

Guncangkan dunia dengan kebaikan, bukan guncangkan dunia dengan keburukan

Jgn mau jadi pemuda yg lemah, bodoh, miskin, dan malas. Ayo guncangkan dunia dgn jadi pengusaha hebat, jadi pemimpin beriman, jadi pengda'wah amanah, dan minimal guncangkan dunia dgn menjadi penyambung kebaikan. Ingat! 1 kebaikan jadi pahala jariyah jika ditebarkan untuk kebaikan, dan 1 keburukan jadi dosa jariyah jika dilebarkan untuk keburukan.

Apakah kita sudah siap mengundang resiko

Foto Supardi Saminja.

SEMUA sisi kehidupan kita, tidak pernah lepas dari yang namanya RESIKO. Resiko itu, bisa baik. Juga, sebaliknya, bisa jelek.
Selain itu, resiko bisa jadi kecil. Pun bisa besar, akibatnya. Resiko yang baik itu adalah rezeki yang berdatangan dari segala arah, usaha yang makin maju dan berkembang, usaha da'wah makin bagus dan hebat, usaha penerapan kepemimpinan dipemerintahan makin berkelas, makin berkualitas, dan makin berprestasi. Termasuk, tawa dan canda serta bersuka ria.
Sementara resiko yang jelek, itu bisa kegagalan, kecelakaan, kerugian, bencana, sakit, bahkan kematian dan lain-lain. Kedua dari resiko yang baik dan resiko yang jelek bisa datang dan menimpa semua orang. Siapa saja!
Kalau begitu, semua kembali kepada kita. Apakah kita sudah siap atau tidak? Karena, kesemuanya harus dihadapi dengan pikiran yang tenang tapi positif, dan tentunya harus disanggupi dengan perasaan yang senang tapi aktif.
Sekali lagi, itu hanya bisa dijawab dengan cara positif dan aksi aktif . Kalau yang baik kita tahu bersyukur dan berterima kasih kepada Allah Swt, pun jikalau jelek dan atau musibah, juga harus bisa diterima secara positif dan aktif.
Kita semua yakin bahwa tidak ada resiko tanpa tujuan, dan pasti ada pelajaran di balik musibah dan celaka itu. Serta kita harus juga memperbaiki agama kita, ibadah, shalat dan doa-doa kita. Ditambah Juga dengan terus melakukan silaturahmi. Selanjutnya, bergaul dengan tulus, yang akan membawa kita sampai pada tujuan yang bahagia, cita-cita kita tercapai, dan semoga saja kita masuk surga bersama keluarga dialam keabadian.

Hijrah itu istiqamah, istiqamahlah karena Allah

HIJRAH itu ISTIQAMAH, ISTIQAMAHlah karena Allah. Mengapa? Karena, HIJRAH ITU MUDAH, TAPI ISTIQAMAHNYA YANG SULIT, Kalau ada yg lebih gampang dari istiqamah itu istirahat. Selain itu, HIJRAH juga harus diuji dengan 100% KEKUATAN IMAN yang terus- menerus diperjuangkan disetiap tempat dan waktu. Selanjutnya, semoga ditahun baru 1439 hijriah ini, kita makin mau menjadi manusia yg berubah dari segala-galanya untuk kebaikan diri kita dan orang lain, dan semoga juga disetiap urusan kita dipermudahkn oleh Allah yang maha berkuasa atas setiap sesuatu. Tugas kita juga harus ingatkan diri kita, keluarga kita, ataupun sahabat kita yang masih berjahiliah, masih belum terlambat untuk berhijrah. untuk yang sedang hijrah, istiqamah itu payah namun manis di penghujung.

Ingat tujuan kita diperantauan

Foto Supardi Saminja.



Sejenak merenungi diri kita sebagai MANUSIA PERANTAU, atau memikirkan diri kita sebagai MAHASISWA yang SANGAT jauh merantau dari kampung halaman, tinggal di kota keramaian, hidup bergaya seperti orang yang sangat kaya di perantauan, sekali pergi habis ratusan ribu, sekali makan kena ratusan ribu.
Pernahkah saat kita menghabiskan uang yang begitu banyak untuk SEKEDAR KESENANGAN, demi biar dikatain "INILAH ANAK GAUL", apakah ada waktu kita UNTUK memikirkan KELUARGA yang ada di kampung halaman ?
Pernahkah kita juga pikirkan berapa penghasilan orang tua kita sehari dibandingkan banyaknya pengeluaran kita sekali jalan? Pernahkah kita pikirkan apa yang orang tua makan saat kita makan di restoran mewah?
Apakah kita malu jadi orang miskin sehingga kita berpura-pura jadi orang kaya di perantauan ini? Bukankah kita tidak ingin menyangkal bahwa orang tua kita yang hidup dikampung tak seenak hidup kita di perantauan ?
INGAT TUJUAN KITA DIPERANTAUAN INI! . Mengapa harus mudah terpengaruh ajakan yang membuat kita lupa siapa sebenarnya diri kita, yang membuat kita jauh dari tujuan dan cita-cita semula, yang membuat kita lupa kepada Allah, yang membuat kita mudah bergaul dengan sabu-sabu, free seks, minuman keras dan sejenisnya.
Yang membuat kita membohongi diri kita sendiri dan berpura-pura jadi orang lain, hanya karena demi mengikuti zaman penuh kehura-huraan, dengan melupakan ajaran agama islam , lupa nasehat orang tua, dan lupa kearifan lokal yang berlandaskan genius culture. Bukannya kita iri atau tidak bisa seperti orang lain .
Tetapi harus kita sadari secepatnya, bahwa kita masih tahu batas, tahu batas perintah dan larangan agama, batas etika, dan batasan yang bermanfaat dan yang merugikan . Marilah kita hidup sederhana yang tidak akan membuat kita mati, tetapi perbuatan itu sebagai syukur atas perjuangan kita ditanah rantauan.
Ingat, BAHAGIA ITU BUKAN SYUKUR, TETAPI SYUKURLAH YANG MEMBUAT KITA BAHAGIA. Dan ayo Kejar dan capailah dulu tujuaan utama atau cita-cita besar kita di tanah perantauan ini . Kelak kita sukses dan kaya, kita bisa ajak orang tua kita merasakan kesenangan itu. Karena cita-cita kita itu bukan untuk kepentingan kita sendiri, tetapi harus bermanfaat bagi diri, orang lain, bagi agama islam dan bangsa, atau dunia kalau bisa.
Kalau Begitu, jadilah kita MANUSIA PERANTAU. Apakah alasan kita merantau karena mencari ilmu, harta, tahta, wanita, atau alasan lainya? Tetapi yang pasti MANUSIA PERANTAU MAKASSAR itu tidak akan BALIK KEKAMPUNG JIKA TUJUAN DAN CITA-CITA BESARNYA BELUM TERWUJUD.
Karena prinsipnya MANUSIA PERANTAU MAKASSAR, "bajikangngangi matea ri kampong'na tau nikanre gallang-gallang na lammotereka rikamponga tena angerang assele", artinya lebih baik mati dikampung orang dimakan cacing daripada pulang kekampung tanpa membawa hasil.
Sejenak merenungi diri kita sebagai MANUSIA PERANTAU, atau memikirkan diri kita sebagai MAHASISWA yang SANGAT jauh merantau dari kampung halaman, tinggal di kota keramaian, hidup bergaya seperti orang yang sangat kaya di perantauan, sekali pergi habis ratusan ribu, sekali makan kena ratusan ribu.
Pernahkah saat kita menghabiskan uang yang begitu banyak untuk SEKEDAR KESENANGAN, demi biar dikatain "INILAH ANAK GAUL", apakah ada waktu kita UNTUK memikirkan KELUARGA yang ada di kampung halaman ?
Pernahkah kita juga pikirkan berapa penghasilan orang tua kita sehari dibandingkan banyaknya pengeluaran kita sekali jalan? Pernahkah kita pikirkan apa yang orang tua makan saat kita makan di restoran mewah?
Apakah kita malu jadi orang miskin sehingga kita berpura-pura jadi orang kaya di perantauan ini? Bukankah kita tidak ingin menyangkal bahwa orang tua kita yang hidup dikampung tak seenak hidup kita di perantauan ?
INGAT TUJUAN KITA DIPERANTAUAN INI! . Mengapa harus mudah terpengaruh ajakan yang membuat kita lupa siapa sebenarnya diri kita, yang membuat kita jauh dari tujuan dan cita-cita semula, yang membuat kita lupa kepada Allah, yang membuat kita mudah bergaul dengan sabu-sabu, free seks, minuman keras dan sejenisnya.
Yang membuat kita membohongi diri kita sendiri dan berpura-pura jadi orang lain, hanya karena demi mengikuti zaman penuh kehura-huraan, dengan melupakan ajaran agama islam , lupa nasehat orang tua, dan lupa kearifan lokal yang berlandaskan genius culture. Bukannya kita iri atau tidak bisa seperti orang lain .
Tetapi harus kita sadari secepatnya, bahwa kita masih tahu batas, tahu batas perintah dan larangan agama, batas etika, dan batasan yang bermanfaat dan yang merugikan . Marilah kita hidup sederhana yang tidak akan membuat kita mati, tetapi perbuatan itu sebagai syukur atas perjuangan kita ditanah rantauan.
Ingat, BAHAGIA ITU BUKAN SYUKUR, TETAPI SYUKURLAH YANG MEMBUAT KITA BAHAGIA. Dan ayo Kejar dan capailah dulu tujuaan utama atau cita-cita besar kita di tanah perantauan ini . Kelak kita sukses dan kaya, kita bisa ajak orang tua kita merasakan kesenangan itu. Karena cita-cita kita itu bukan untuk kepentingan kita sendiri, tetapi harus bermanfaat bagi diri, orang lain, bagi agama islam dan bangsa, atau dunia kalau bisa.
Kalau Begitu, jadilah kita MANUSIA PERANTAU. Apakah alasan kita merantau karena mencari ilmu, harta, tahta, wanita, atau alasan lainya? Tetapi yang pasti MANUSIA PERANTAU MAKASSAR itu tidak akan BALIK KEKAMPUNG JIKA TUJUAN DAN CITA-CITA BESARNYA BELUM TERWUJUD.
Karena prinsipnya MANUSIA PERANTAU MAKASSAR, "bajikangngangi matea ri kampong'na tau nikanre gallang-gallang na lammotereka rikamponga tena angerang assele", artinya lebih baik mati dikampung orang dimakan cacing daripada pulang kekampung tanpa membawa hasil.