Rabu, 11 Maret 2015

Cara Mencari Ide Bisnis



“Ide tetap berperan penting sebagai titik awal dan bertindak sebagai platform awal untuk ide-ide berikutnya”
            Pertama, Anda perlu tahu bahwa sebuah “ide saja” bisa dibilang tidak bernilai. Paul Graham menulis sebuah esai tentang nilai sebuah ide startup dengan menyatakan, “Tidak ada yang berevolusi lebih cepat dari market. Terdapat fakta bahwa seringkali tidak ada market untuk ide-ide startup yang artinya, ide tersebut tidak bernilai. Eksekusi adalah value utama yang melekat dalam sebuah startup, bukan idenya. Ide selalu berubah seiring dengan feedback dari market.
 Pivot dilakukan saat di tengah jalan ide dieksekusi dan melihat kesempatan yang ada.Dengan dasar pikiran ini, ide tetap berperan penting sebagai titik awal dan bertindak sebagai platform awal untuk ide-ide berikutnya. Proses menciptakan ide adalah hal yang penting dengan benefit yang besar, apapun hasilnya.
Proses berpikir yang digunakan untuk membuat inovasi dari sesuatu yang belum ada, adalah latihan yang baik untuk otak seseorang. Metode dan latihan ini akan membuat otak seseorang mampu menciptakan ide yang kreatif untuk menyelesaikan masalah bertubi-tubi yang biasa ditemui dalam sebuah startup.
Syarat
Sebelum memulai, Anda harus memiliki sebuah “papan/buku tulis” ide. Bisa berupa sebuah catatan kecil, atau aplikasi note di iPhone Anda. Setelah Anda memilikinya, gunakan!
Kapanpun Anda memiliki ide untuk startup, tuliskan. Jika Anda tidak melakukannya, ide tersebut akan terus mempengaruhi setiap ide yang Anda dapatkan di masa depan.
Dengan menuliskannya, Anda mengeluarkannya dari kepala Anda dan mengarahkan otak agar bisa berfokus pada ide berikutnya.
Tuliskan setiap ide yang Anda dapatkan, tidak perduli seberapa buruk atau aneh ide tersebut. Ide memiliki caranya sendiri untuk datang dan informasi yang belum lengkap mungkin akan datang enam bulan setelahnya.
Jika memungkinkan, tuliskan ide Anda sebagai pertanyaan dan bukan pernyataan. Ini akan menyelesaikan beberapa hal:
Pertama, mencegah respon langsung yang diberikan 99.9% orang saat mendengar seorang entrepreneur akan memulai sebuah bisnis: “Hal itu tidak akan berhasil.” Melainkan, sebuah pertanyaan membuat Anda memikirkan dengan menyeluruh tentang ide tersebut. Ini akan membuat audiens Anda membantu mencari cara agar ide tersebut bisa berjalan.
Terakhir, jangan pernah membiarkan diri Anda sering memikirkan “Jika ini ide yang bagus, pasti ada seseorang yang sudah memikirkannya sebelumnya.” Pernyataan ini sama sekali tidak bernilai dan melumpuhkan orang yang mempercayainya. Saya tidak ingat di mana membaca ini, tapi “Tidak ada satupun di dunia yang dilakukan sebaik seharusnya.” Walaupun beresiko terdengar sebagai penasihat di sekolah, seseorang bisa menjadi siapapun jika mereka percaya pada diri sendiri.
Metode Untuk Menciptakan Ide
Dengan mindset yang tepat dan tempat untuk menyimpan ide, cobalah menggunakan metode penghasil ide di bawah ini:
  1. Tontonlah sebuah TED talk secara acak.
  2. Tontonlah sebuah Mixergy interview secara acak.
  3. Bacalah Business Model Generation.
  4. Bukalah halaman acak dari buku ide Anda dan tulis, “Akan sangat menyebalkan jika…” pada bagian atas lalu penuhilah dengan segala sesuatu yang menyebalkan bagi Anda. Kebanyakan gangguan itu bisa diubah menjadi produk atau jasa.
  5. Lihatlah bagian customer service dari sebuah situs dan temukan apa yang sedang dikomplain oleh orang-orang.
  6. Perhatikan ide-ide yang didanai oleh YCombinator dan how to get startup ideas.
  7. Tanyakan pada diri Anda sendiri, “Tipe bisnis apa yang ingin Anda jalani jika tidak ada kemungkinan gagal?”
  8. Lihatlah sesuatu yang dicoba oleh dilakukan orang-orang, dan temukan cara lain untuk melakukannya dengan metode yang tidak menyusahkan.
  9. Paul Graham pernah berkata, “Salah satu trik saya untuk menciptakan ide startup adalah membayangkan sebuah cara sehingga kita akan terlihat terbelakang oleh generasi mendatang.”
  10. Tanyakan pada sembarang orang yang Anda temui, apa yang menjadi gangguan terbesar dalam hidup dan pekerjaan mereka.
  11. Carilah kesempatan baru diluar perubahan-perubahan yang terjadi (Twitter, HackerNews, Quora, Google+, Mixergy, TED, ItunesU merupakan sumber inspirasi yang bagus.
  12. Perhatikan kategori-kategori berbeda di Craiglist. Mungkin secara tiba-tiba Anda akan mendapat ide startup.
  13. Tanyakan pada diri Anda sendiri, “apa yang belum pernah dilakukan oleh orang lain?”
  14. Temukan sesuatu yang terpecah dan satukan kembali.
  15. Lihatlah kemana arah ketertarikan industri dan market Anda.
  16. Lihatlah kata-kata yang paling dicari di Google dan Amazon.
  17. Tetaplah up-to-date dalam bidang Anda karena hal itu akan terus menghasilkan ide baru.
  18. Pikirkan cara untuk melakukan sesuatu dengan dengan metode yang sangat berbeda dari yang ada sekarang – jangan kuatir degan caranya – temukan saja ide agar bisa menjadi lebih baik.
  19. Eksplorasi dunia di sekitar Anda. Ubah lingkungan Anda. Kunjungi perusahaan baru. Lakukan perjalanan dan cari pengalaman baru.
  20. Tonton foundation series dari Kevin Rose.
  21. Daftarkan kemampuan, minat, dan sumber daya Anda untuk menentukan pekerjaan yang paling Anda kuasai. (Tanyakan juga pada orang lain tentang kemampuan dan minat Anda, mungkin Anda akan terkejut dengan respon yang mereka berikan.)
  22. Lihatlah catatan tabungan Anda untuk melihat kemana uang Anda mengalir. (bisakah Anda melakukan hal-hal tersebut dengan lebih baik? Lebih murah?)
  23. Cobalah gunakan beberapa teknik kreativitas psikologi yang terbukti secara ilmiah.
Bottom of Form

Aku Korban PHK

Setelah phk dari salah satu bank swasta nasional, saya terjun berwiraswasta dan beberapa kali gagal, saat ini senang dengan tokoku. Salah satu hambatan utama untuk memulai usaha adalah Merubah Mental - Sikap.

Saya bukanlah orang yang berkompeten dalam bidang usaha. Dengan menyimak pengalaman saya di Sulitnih.com Insya Allah Anda akan menjadi lebih mudah serta terencana untuk :
  1. Segera memulai membuka usaha sendiri.
  2. Merintis usaha dengan bekerja paruh waktu.
  3. Bekerja pada pemilik usaha.
  4. Lebih fokus mengikuti kelas-kelas tentang kewirausahaan

KEWIRAUSAHAAN



KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.
Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

Ruang Lingkup Kewirausahaan.

  • Etimologi
  • Sejarah kewirausahaan
  • Proses kewirausahaan
  • Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan
  • Sifat-sifat seorang wirausaha
  • Sikap wirausaha
  • Tahap-tahap kewirausahaan
    • Tahap memulai
    • Tahap melaksanakan usaha
    • Tahap mempertahankan usaha
    • Tahap mengembangkan usaha
  • Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha.

Etimologi.

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha.
Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung.Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu.
Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.

Sejarah Kewirausahaan.

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20.
Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.
DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

Proses Kewirausahaan.

Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.
Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman.
Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.

Ciri-Ciri Dan Sifat Kewirausahaan.

Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan.

Ciri-ciri seorang wirausaha adalah :

  • Percaya diri.
  • Berorientasikan tugas dan hasil.
  • Berani mengambil risiko.
  • Kepemimpinan.
  • Keorisinilan.
  • Berorientasi ke masa depan.
  • Jujur dan tekun.

Sifat-Sifat Seorang Wirausaha Adalah.

  • Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
  • Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
  • Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
  • Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
  • Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
  • Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
  • Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

Sikap Seorang Wirausaha.

Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:

Bersikap Disiplin.

Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.mKetepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
 Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut.
Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.

Bersikap Komitmen Tinggi.

Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.
Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.
 Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.

Bersikap Jujur.

Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan

Bersikap Kreatif dan Inovatif.

Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.
Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.

Bersikap Mandiri.

Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.

Bersikap Realistis.

Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.

Tahap-Tahap Kewirausahaan.

Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:

Tahap memulai.

Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, perdagangan atau jasa. Kemudian melengkapi Rencana Usaha.

Tahap melaksanakan usaha.

Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

Tahap mempertahankan usaha.

Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

Tahap mengembangkan usaha.

Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha.

Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:

Tidak kompeten dalam manajerial.

Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

Gagal dalam perencanaan.

Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

Lokasi yang kurang memadai.

Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

Kurangnya pengawasan peralatan.

Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.

Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

Faktor Yang Mendukung Kesuksesan Dalam Berwirausaha.

Tentunya harus bisa memahami faktor-faktor gagalnya berwirausaha.

Serta

Memiliki kompetensi yang mendukung ke arah kesuksesan usaha.

Seperi dilansir oleh Dan & Bradstreet business Credit Service (1993 : 1) mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu :
  • Knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.
  • Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan mengenalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.
  • Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak setengah hati.
  • Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.
  • Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan / mengelola keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
  • Managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.
  • Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.
  • Statisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
  • Knowing Hozu to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara bersaing. Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap dirinya dan terhadap pesaing.
  • Copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan / pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat. (Triton, 2007 :137 – 139)

Memiliki Sikap Yang Menunjang Karir Berwirausaha.

Delapan anak tangga menuju puncak karir berwirausaha (Alma, 106 – 109), terdiri atas :
  1. Mau kerja keras (capacity for hard work)
  2. Bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and through people)
  3. Penampilan yang baik (good appearance)
  4. Yakin (self confidence)
  5. Pandai membuat keputusan (making sound decision)
  6. Mau menambah ilmu pengetahuan (college education)
  7. Ambisi untuk maju (ambition drive)
  8. Pandai berkomunikasi (ability to communicate)