Sabtu, 14 Oktober 2017

Tanpa teman kita bukan siapa-siapa

 Foto Supardi Saminja.

Kangen pada teman-teman adalah kondisi di mana kenangan indah terpanggil kembali dan membuat diri kita ingin merasakan hal yang sama.
Seperti saat kita kangen pada teman-teman dimasa-masa indah sewaktu di TK, SD, SMP, SMA, dan tentunya juga kangen di masa-masa kuliah, atau kangen dimasa-masa apa saja.
Memang ada berpendapat bahwa tujuan berteman dengan berbagai kararakter teman disegala masa yaitu :
1. Ada TEMAN yang bersifat sangat KERAS, dialah sebetulnya teman yang mendidik kita untuk berani mewujudkan impian dan bersikap tegas pada yang kita yakini.
2. Ada TEMAN yang sangat LEMBUT, dialah teman yang mengajarkan kepada kita bahwa betapa pentingnya cinta dan kasih sayang terhadap sesama.
3. Ada TEMAN yang sangat CUEK dan suka bermasa bodoh, dialah sebetulnya yang membuat kita berpikir bagaimana agar kita bersikap perhatian terhadap orang lain.
4. Ada TEMAN yang tidak bisa dipercaya dan kata-katanya sulit dipegang kebenarannya, sebetulnya dialah yang membuat kita berpikir dan merasa betapa tidak enaknya dikhianati, maka belajarlah untuk menjadi orang yang dapat dipercaya.
5. Ada TEMAN yg jahat dan hanya memanfaatkan kebaikan orang lain, sebenarnya dia adalah orang yg membuat kita bertindak bagaimana bisa berbuat banyak kebaikan namun tetap waspada.
Jadi begitulah, setiap karakter teman-teman yang akan ada selalu hal baik yang secara tidak langsung mendidik kita, seperti perumpamaan besi menajamkan besi, teman menajamkan sesama temannya.
Tanpa teman-teman seperti itu kita bukan siapa-siapa, kita akan selalu terlena dalam zona nyaman di kehidupan kita sendiri dan tentu kita tidak maju berkembang didalam kesuksesan.
Marilah kita bersyukur selalu dalam setiap keadaan dan terimalah setiap teman-teman dalam hidup kita. Selama teman itu tidak membahayakan nyawa kita, tidak mengajak kita untuk melanggar hukum Allah, tidak merusak etika dan estetika, dan tidak mendekatkan kita pada neraka.
Karena setiap keinginan Allah tidak pernah keliru mempertemukan kita dengan teman-teman siapa pun, tinggal bagaimana cara kita menyikapinya.
Karena karakter teman-teman seperti diatas tadi secara tidak langsung selain melatih kesabaran dan potensi diri kita, juga membuat kita semakin DEWASA dan BIJAKSANA
Kalau begitu, kesimpulannya adalah Ketika ada teman-teman membicarakan mengenai diri kita di belakang, itu adalah tandanya bahwa kita sudah ada di garis nomor pertama paling depan untuk mengalahkan teman-teman.
Saat teman-teman bicara merendahkan diri kita, itu adalah tanda bahwa kita sudah berada di tempat yg lebih tinggi diurutan terbaik diantara teman-teman.
Saat orang teman-teman bicara dengan nada iri mengenai kita, itu adalah tanda bahwa kita sudah jauh lebih berbeda dan jauh lebih baik pada kebaikan dan kemanfaatan dibandingkan dengan teman-teman.
Saat teman-teman bicara buruk mengenai kita, padahal kita tidak pernah mengusik kehidupan teman-teman, itu adalah tanda bahwa kehidupan kita sebenarnya lebih indah dari teman-teman.
Ingatlah selalu teman-teman! "Payung tidak dapat menghentikan hujan tapi membuat kita bisa berjalan menembus hujan untuk mencapai Tujuan".
Teman-teman pintar bisa gagal,
Teman-teman hebat bisa jatuh,
Tetapi teman-teman yg RENDAH HATI dan SABAR dalam segala hal akan selalu mendapatkan jalan untuk menempatkan diri dengan seimbang karena kokoh pijakannya.


Jadilah seperti air terjun yang saling bersaing.

Foto Supardi Saminja.

Jadilah seperti air terjun yang terus mengalir walaupun banyak halangan tetapi masih terus mengalir dengan deras, yang tak peduli berapa kali harus terjatuh tak membuatnya berhenti mengalir, yang tak pernah mengeluh walau harus selalu jatuh berkali2, dan yang tetap memiliki dan memperlihatkan keindahannya yang dikagumi banyak orang. Tetapi, jangan mau menjadi air sungai yg mengalirnya seperti itu-itu saja terus . Kalau begitu, jadilah seperti air terjun yang saling bersaing.

Tantangan selalu ada

 Foto Supardi Saminja.

DALAM menapaki kehidupan pasti saja ada tantangan, ancaman, ketidak nyamanan serta hambatan-hambatan yang mengganggu. Tetapi kalau itu sudah dipikirkan matang serta diyakini dengan hati yang tulus, bismillah, semuanya hanya akan menjadi kerikil-kerikil kecil, yang sunnatullah untuk mencapai keberhasilan. Kalau begitu, jangan berharap tidak akan ada masalah dan semua akan mudah. Yang harus disiapkan adalah kemampuan kita yang lebih baik menghadapi semua tantangan.

Berhasil dan gagal itu sama

 Foto Supardi Saminja.

Seni lukisan disamping kiri-kanan memang bagus, cukup berkelas, dan sangat berkualitas. Seni lukisan dibutuhkan didalam kehidupan, dan melalui seni lukisan dapat dipahami mengenai prinsip seorang pelukis yang menganggap bahwa berhasil maupun gagal, pada intinya sama saja . Mengapa? Karena berhasil maupun gagal akan menjadi pembelajaran dan kematangan kualitas hidup yang akan menjawab tantangan dan peluang ke depan. Patut diprinsipkan dan diyakini 100% bahwa tidak ada yang sia-sia dari pengorbanan yang ikhlas , apalagi kalau itu diniatkan dan dilakukan atas nama ibadah karena Allah, dan tentunya juga demi kepentingan yang lebih besar. Ingatlah, waktu akan menjawab akan kebenaran dan keyakinan tersebut.

"HIJRAH ITU ISTIQAMAH".

Foto Supardi Saminja.


Biarkanlah dirimu ditarik oleh lelaki masuk kedalam surga, tetapi jangan biarkan dirimu menarik lelaki masuk kedalam neraka. Kalau begitu, perempuan lebih mudah masuk surga dan mudah juga masuk neraka, tergantung dari perhatian ayahmu, tergantung dari didikan suamimu, tergantung dari bimbingan saudara lelakimu, dan juga tergantung dari nasehat anak lelakimu. Atau yang paling terpenting adalah tergantung juga amal dan perbuatanmu yang selalu mau berprinsip bahwa "HIJRAH ITU ISTIQAMAH".

Guncangkan dunia dengan kebaikan, bukan guncangkan dunia dengan keburukan

Jgn mau jadi pemuda yg lemah, bodoh, miskin, dan malas. Ayo guncangkan dunia dgn jadi pengusaha hebat, jadi pemimpin beriman, jadi pengda'wah amanah, dan minimal guncangkan dunia dgn menjadi penyambung kebaikan. Ingat! 1 kebaikan jadi pahala jariyah jika ditebarkan untuk kebaikan, dan 1 keburukan jadi dosa jariyah jika dilebarkan untuk keburukan.

Apakah kita sudah siap mengundang resiko

Foto Supardi Saminja.

SEMUA sisi kehidupan kita, tidak pernah lepas dari yang namanya RESIKO. Resiko itu, bisa baik. Juga, sebaliknya, bisa jelek.
Selain itu, resiko bisa jadi kecil. Pun bisa besar, akibatnya. Resiko yang baik itu adalah rezeki yang berdatangan dari segala arah, usaha yang makin maju dan berkembang, usaha da'wah makin bagus dan hebat, usaha penerapan kepemimpinan dipemerintahan makin berkelas, makin berkualitas, dan makin berprestasi. Termasuk, tawa dan canda serta bersuka ria.
Sementara resiko yang jelek, itu bisa kegagalan, kecelakaan, kerugian, bencana, sakit, bahkan kematian dan lain-lain. Kedua dari resiko yang baik dan resiko yang jelek bisa datang dan menimpa semua orang. Siapa saja!
Kalau begitu, semua kembali kepada kita. Apakah kita sudah siap atau tidak? Karena, kesemuanya harus dihadapi dengan pikiran yang tenang tapi positif, dan tentunya harus disanggupi dengan perasaan yang senang tapi aktif.
Sekali lagi, itu hanya bisa dijawab dengan cara positif dan aksi aktif . Kalau yang baik kita tahu bersyukur dan berterima kasih kepada Allah Swt, pun jikalau jelek dan atau musibah, juga harus bisa diterima secara positif dan aktif.
Kita semua yakin bahwa tidak ada resiko tanpa tujuan, dan pasti ada pelajaran di balik musibah dan celaka itu. Serta kita harus juga memperbaiki agama kita, ibadah, shalat dan doa-doa kita. Ditambah Juga dengan terus melakukan silaturahmi. Selanjutnya, bergaul dengan tulus, yang akan membawa kita sampai pada tujuan yang bahagia, cita-cita kita tercapai, dan semoga saja kita masuk surga bersama keluarga dialam keabadian.

Hijrah itu istiqamah, istiqamahlah karena Allah

HIJRAH itu ISTIQAMAH, ISTIQAMAHlah karena Allah. Mengapa? Karena, HIJRAH ITU MUDAH, TAPI ISTIQAMAHNYA YANG SULIT, Kalau ada yg lebih gampang dari istiqamah itu istirahat. Selain itu, HIJRAH juga harus diuji dengan 100% KEKUATAN IMAN yang terus- menerus diperjuangkan disetiap tempat dan waktu. Selanjutnya, semoga ditahun baru 1439 hijriah ini, kita makin mau menjadi manusia yg berubah dari segala-galanya untuk kebaikan diri kita dan orang lain, dan semoga juga disetiap urusan kita dipermudahkn oleh Allah yang maha berkuasa atas setiap sesuatu. Tugas kita juga harus ingatkan diri kita, keluarga kita, ataupun sahabat kita yang masih berjahiliah, masih belum terlambat untuk berhijrah. untuk yang sedang hijrah, istiqamah itu payah namun manis di penghujung.

Ingat tujuan kita diperantauan

Foto Supardi Saminja.



Sejenak merenungi diri kita sebagai MANUSIA PERANTAU, atau memikirkan diri kita sebagai MAHASISWA yang SANGAT jauh merantau dari kampung halaman, tinggal di kota keramaian, hidup bergaya seperti orang yang sangat kaya di perantauan, sekali pergi habis ratusan ribu, sekali makan kena ratusan ribu.
Pernahkah saat kita menghabiskan uang yang begitu banyak untuk SEKEDAR KESENANGAN, demi biar dikatain "INILAH ANAK GAUL", apakah ada waktu kita UNTUK memikirkan KELUARGA yang ada di kampung halaman ?
Pernahkah kita juga pikirkan berapa penghasilan orang tua kita sehari dibandingkan banyaknya pengeluaran kita sekali jalan? Pernahkah kita pikirkan apa yang orang tua makan saat kita makan di restoran mewah?
Apakah kita malu jadi orang miskin sehingga kita berpura-pura jadi orang kaya di perantauan ini? Bukankah kita tidak ingin menyangkal bahwa orang tua kita yang hidup dikampung tak seenak hidup kita di perantauan ?
INGAT TUJUAN KITA DIPERANTAUAN INI! . Mengapa harus mudah terpengaruh ajakan yang membuat kita lupa siapa sebenarnya diri kita, yang membuat kita jauh dari tujuan dan cita-cita semula, yang membuat kita lupa kepada Allah, yang membuat kita mudah bergaul dengan sabu-sabu, free seks, minuman keras dan sejenisnya.
Yang membuat kita membohongi diri kita sendiri dan berpura-pura jadi orang lain, hanya karena demi mengikuti zaman penuh kehura-huraan, dengan melupakan ajaran agama islam , lupa nasehat orang tua, dan lupa kearifan lokal yang berlandaskan genius culture. Bukannya kita iri atau tidak bisa seperti orang lain .
Tetapi harus kita sadari secepatnya, bahwa kita masih tahu batas, tahu batas perintah dan larangan agama, batas etika, dan batasan yang bermanfaat dan yang merugikan . Marilah kita hidup sederhana yang tidak akan membuat kita mati, tetapi perbuatan itu sebagai syukur atas perjuangan kita ditanah rantauan.
Ingat, BAHAGIA ITU BUKAN SYUKUR, TETAPI SYUKURLAH YANG MEMBUAT KITA BAHAGIA. Dan ayo Kejar dan capailah dulu tujuaan utama atau cita-cita besar kita di tanah perantauan ini . Kelak kita sukses dan kaya, kita bisa ajak orang tua kita merasakan kesenangan itu. Karena cita-cita kita itu bukan untuk kepentingan kita sendiri, tetapi harus bermanfaat bagi diri, orang lain, bagi agama islam dan bangsa, atau dunia kalau bisa.
Kalau Begitu, jadilah kita MANUSIA PERANTAU. Apakah alasan kita merantau karena mencari ilmu, harta, tahta, wanita, atau alasan lainya? Tetapi yang pasti MANUSIA PERANTAU MAKASSAR itu tidak akan BALIK KEKAMPUNG JIKA TUJUAN DAN CITA-CITA BESARNYA BELUM TERWUJUD.
Karena prinsipnya MANUSIA PERANTAU MAKASSAR, "bajikangngangi matea ri kampong'na tau nikanre gallang-gallang na lammotereka rikamponga tena angerang assele", artinya lebih baik mati dikampung orang dimakan cacing daripada pulang kekampung tanpa membawa hasil.
Sejenak merenungi diri kita sebagai MANUSIA PERANTAU, atau memikirkan diri kita sebagai MAHASISWA yang SANGAT jauh merantau dari kampung halaman, tinggal di kota keramaian, hidup bergaya seperti orang yang sangat kaya di perantauan, sekali pergi habis ratusan ribu, sekali makan kena ratusan ribu.
Pernahkah saat kita menghabiskan uang yang begitu banyak untuk SEKEDAR KESENANGAN, demi biar dikatain "INILAH ANAK GAUL", apakah ada waktu kita UNTUK memikirkan KELUARGA yang ada di kampung halaman ?
Pernahkah kita juga pikirkan berapa penghasilan orang tua kita sehari dibandingkan banyaknya pengeluaran kita sekali jalan? Pernahkah kita pikirkan apa yang orang tua makan saat kita makan di restoran mewah?
Apakah kita malu jadi orang miskin sehingga kita berpura-pura jadi orang kaya di perantauan ini? Bukankah kita tidak ingin menyangkal bahwa orang tua kita yang hidup dikampung tak seenak hidup kita di perantauan ?
INGAT TUJUAN KITA DIPERANTAUAN INI! . Mengapa harus mudah terpengaruh ajakan yang membuat kita lupa siapa sebenarnya diri kita, yang membuat kita jauh dari tujuan dan cita-cita semula, yang membuat kita lupa kepada Allah, yang membuat kita mudah bergaul dengan sabu-sabu, free seks, minuman keras dan sejenisnya.
Yang membuat kita membohongi diri kita sendiri dan berpura-pura jadi orang lain, hanya karena demi mengikuti zaman penuh kehura-huraan, dengan melupakan ajaran agama islam , lupa nasehat orang tua, dan lupa kearifan lokal yang berlandaskan genius culture. Bukannya kita iri atau tidak bisa seperti orang lain .
Tetapi harus kita sadari secepatnya, bahwa kita masih tahu batas, tahu batas perintah dan larangan agama, batas etika, dan batasan yang bermanfaat dan yang merugikan . Marilah kita hidup sederhana yang tidak akan membuat kita mati, tetapi perbuatan itu sebagai syukur atas perjuangan kita ditanah rantauan.
Ingat, BAHAGIA ITU BUKAN SYUKUR, TETAPI SYUKURLAH YANG MEMBUAT KITA BAHAGIA. Dan ayo Kejar dan capailah dulu tujuaan utama atau cita-cita besar kita di tanah perantauan ini . Kelak kita sukses dan kaya, kita bisa ajak orang tua kita merasakan kesenangan itu. Karena cita-cita kita itu bukan untuk kepentingan kita sendiri, tetapi harus bermanfaat bagi diri, orang lain, bagi agama islam dan bangsa, atau dunia kalau bisa.
Kalau Begitu, jadilah kita MANUSIA PERANTAU. Apakah alasan kita merantau karena mencari ilmu, harta, tahta, wanita, atau alasan lainya? Tetapi yang pasti MANUSIA PERANTAU MAKASSAR itu tidak akan BALIK KEKAMPUNG JIKA TUJUAN DAN CITA-CITA BESARNYA BELUM TERWUJUD.
Karena prinsipnya MANUSIA PERANTAU MAKASSAR, "bajikangngangi matea ri kampong'na tau nikanre gallang-gallang na lammotereka rikamponga tena angerang assele", artinya lebih baik mati dikampung orang dimakan cacing daripada pulang kekampung tanpa membawa hasil.

Kebakaran adalah ujian

Inilah kebakaran yang terjadi pada salah satu pertokoan dekat "COLUMBUS" yang ada disekitar Balla Lompoa Gowa. Mari kita jadikan insiden kebakaran ini sebagai kesadaran kepada kita agar sentiasa memeriksa keselamatan rumah kita dan sekaligus menjadikan kebakaran yang terjadi ini sebagai pengingat bahwa barang benda/harta yang kita kumpulkan selama ini akan lenyap dalam sekejap jika Allah menghendaki.

COPOT APLIKASINYA DAN JAUHI PERMAINAN LUDO STAR


Foto Supardi Saminja.
Catur dan ludo adalah dua permainan yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia Raya. Namun banyak juga diantara mereka yang tidak mengetahui hukumnya. Pokoknya, asal bisa main!! Mereka tak mau pusing tentang hukumnya.

Karena itu, kami mengajak anda membahas dan cari tahu hukum kedua permainan ini. Seorang muslim tak boleh asal melakukan sesuatu. Tapi ia harus tahu tentang perkara yang ia lakukan. Apalagi jika ia adalah seorang yang tak memiliki bekal ilmu agama.

Ketahuilah bahwa banyak diantara manusia yang celaka dunia-akhiratnya, akibat ia enggan dan malu bertanya tentang urusan yang ia kerjakan.

Allah -Ta’ala- berfirman,

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ [الأنبياء : 7]

“Maka bertanyalah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada Mengetahui”. (QS. Al-Anbiyaa’ : 7)

Para pembaca yang budiman, bermain ludo adalah permainan yang diharamkan dalam agama. Sebab, ia merupakan sarana yang mengantarkan dan mengajarkan manusia untuk berjudi.

Nabi –Shallallahu alaihi wa sallam– bersabda,

مَنْ لَعِبَ بِالنَّرْدِ فَكَأَنَّمَا صَبَغَ يَدَهُ فِي لَحْمِ خِنْزِيرٍ وَدَمِهِ

“Barangsiapa yang bermain ludo, maka seakan-akan ia mencelupkan tangannya ke dalam daging babi dan darahnya”. (HR. Muslim (no.2260)



Hadits ini merupakan dalil gamblang tentang pengharaman bermain ludo dan sejenisnya.

Al-Imam An-Nawawiy –rahimahullah– berkata,

وَهَذَا الْحَدِيث حُجَّة لِلشَّافِعِيِّ وَالْجُمْهُور فِي تَحْرِيم اللَّعِب بِالنَّرْدِ

“Hadits ini adalah hujjah bagi Asy-Syafi’iy dan mayoritas ulama dalam mengharamkan permainan ludo”. [Lihat Syarh Shohih Muslim (15/15)]

Di dalam hadits yang lain, Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,

« مَنْ لَعِبَ بِالنَّرْدِ فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَرَسُولَهُ »

“Barangsiapa yang bermain ludo, maka sungguh ia telah mendurhakai Allah dan Rasul-Nya”. [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya(no. 4940) dan Ahmad dalam Al-Musnad (4/397). Hadits ini di-hasan-kan oleh Syu’aib Al-Arna’uth dalam Takhrij Al-Musnad (no. 19551)]

Perhatikan hadits ini baik-baik!! Apakah mungkin Nabi –Shallallahu alaihi wa sallam– menyatakan bahwa pemain ludo adalah orang yang durhaka, lalu permainannya tidak haram?!! Jelas permainan ludo itu haram, sebab pelakunya dianggap durhaka.

Al-Imam Abul Abbas Ahmad bin Umar Al-Qurthubiy –rahimahullah– berkata saat mengomentari hadits di atas,

((وهذا نصٌّ في تحريم النَّرد ، وهو المراد بقوله : (( فكأنما صبغ يده في لحم خنزير ودمه )) ، فإنَّ هذا الفعل في الخنزير حرام ؛ لأنَّه إنما عنى بذلك تذكية الخنزير ، وهي حرام بالاتفاق ، ولذلك لم يختلف فيه ، ويلحق به كل ما يقامر به ، كالشطرنج ، والأربعة عشر ، وغير ذلك مما في معناه)) انظر : المفهم لما أشكل من تلخيص كتاب مسلم – (18 / 50)

“Ini merupakan nash tentang pengharaman ludo. Permainan itulah yang dimaksud dalam sabdanya yang berbunyi, “… maka seakan-akan ia mencelupkan tangannya ke dalam daging babi dan darahnya”. Sesungguhnya perbuatan ini (yakni, mencelupkan tangan) pada babi adalah haram. Karena, beliau hanyalah memaksudkan dengan hal itu penyembelihan babi. Sementara menyembelih babi adalah haram berdasarkan kesepakatan ulama. Oleh karena itu, permainan ludo tidak diperselisihkan (tentang keharamannya). Dikategorikan juga ke dalam permainan ludo, segala permainan yang dijadikan alat (sarana) judi, seperti bermain catur, permainan 14, dan sejenisnya yang semakna dengannya”. [Lihat Al-Mufhim limaa Asykala min Talkhish Kitab Muslim (8/70)]

Al-Imam Abul Fadhl Iyadh Al-Yahshobiy –rahimahullah– berkata saat menjelaskan hadits ini, usai membawakan pernyataan Imam Malik yang mengharamkan catur,

إكمال المعلم بفوائد مسلم – (7 / 201)

ويرى الشطرنج شراً من النرد وألهى منها، وهذا الحجة حجة له، فإن كان ورد فى النردشير قيست الشطرنج عليها، لاشتراكهما فى كونهما شاغلين عما يفيد فى الدين والدنيا، موقعين فى القمار أو التشاجر الحادث فيهما عند التغالب

“Al-Imam Malik memandang permainan catur lebih buruk dan lebih melalaikan dibanding permainan ludo. Hujjah ini adalah hujjah bagi Malik. Walaupun hadits ini datang dalam hal ludo, tapi catur diqiyaskan dengan ludo. Karena, kesamaan keduanya dalam melalaikan dari sesuatu yang memberikan faedah di dalam agama dan dunia; keduanya menjerumuskan (manusia) daam perjudian ataukah dalam perseteruan yang muncul pada kedua permainan itu, ketika saling mengalahkan”. [Lihat Ikmaal Al-Mu’lim Syarh Shohih Muslim (7/101)]

Permainan ini pernah ditanyakan kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah –rahimahullah– sebagai berikut:

Pertanyaan: Seorang lelaki bermain catur seraya berkata, “Catur lebih baik dibandingkan bermain ludo”. Apakah pernyataan ini benar. Apakah bermain catur dengan taruhan atau tanpa taruhan adalah haram? Apa pandangan para ulama tentang catur?”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah –rahimahullah– berkata dalam memberikan jawaban,

الْحَمْدُ لِلَّهِ ، اللَّعِبُ بِالشِّطْرَنْجِ حَرَامٌ عِنْدَ جَمَاهِيرِ عُلَمَاءِ الْأُمَّةِ وَأَئِمَّتِهَا كَالنَّرْدِ . وَقَدْ صَحَّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : { مَنْ لَعِبَ بِالنَّرْدِ فَكَأَنَّمَا صَبَغَ يَدَهُ فِي لَحْمِ خِنْزِيرٍ وَدَمِهِ }

وَقَالَ : { مَنْ لَعِبَ بِالنَّرْدِ فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَرَسُولَهُ } وَثَبَتَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ مَرَّ بِقَوْمِ يَلْعَبُونَ بِالشِّطْرَنْجِ فَقَالَ : مَا هَذِهِ التَّمَاثِيلُ الَّتِي أَنْتُمْ لَهَا عَاكِفُونَ ؟ وَرُوِيَ أَنَّهُ قَلَبَ الرُّقْعَةَ عَلَيْهِمْ . وَقَالَتْ طَائِفَةٌ مِنْ السَّلَفِ : الشِّطْرَنْجُ مِنْ الْمَيْسِرِ وَهُوَ كَمَا قَالُوا ؛ فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ الْمَيْسِرَ وَقَدْ أَجْمَعَ الْعُلَمَاءُ عَلَى أَنَّ اللَّعِبَ بِالنَّرْدِ وَالشِّطْرَنْجِ حَرَامٌ إذَا كَانَ بِعِوَضِ وَهُوَ مِنْ الْقِمَارِ وَالْمَيْسِرِ الَّذِي حَرَّمَهُ اللَّهُ . وَالنَّرْدُ حَرَامٌ عِنْدَ الْأَئِمَّةِ الْأَرْبَعَةِ سَوَاءٌ كَانَ بِعِوَضِ أَوْ غَيْرِ عِوَضٍ ؛ وَلَكِنَّ بَعْضَ أَصْحَابِ الشَّافِعِيِّ جَوَّزَهُ بِغَيْرِ عِوَضٍ ؛ لِاعْتِقَادِهِ أَنَّهُ لَا يَكُونُ حِينَئِذٍ مِنْ الْمَيْسِرِ . وَأَمَّا الشَّافِعِيُّ وَجُمْهُورُ أَصْحَابِهِ وَأَحْمَد وَأَبُو حَنِيفَةَ وَسَائِرُ الْأَئِمَّةِ فَيُحَرِّمُونِ ذَلِكَ بِعِوَضِ وَبِغَيْرِ عِوَضٍ ؛ وَكَذَلِكَ الشِّطْرَنْجُ صَرَّحَ هَؤُلَاءِ الْأَئِمَّةُ بِتَحْرِيمِهَا : مَالِكٌ ؛ وَأَبُو حَنِيفَةَ وَأَحْمَد وَغَيْرُهُمْ . وَتَنَازَعُوا أَيُّهُمَا أَشَدُّ ؟

“Alhamdulillah, bermain catur adalah haram di sisi mayoritas ulama umat dan para pemukanya, seperti halnya bermain ludo.

Sungguh telah shohih dari Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda,

مَنْ لَعِبَ بِالنَّرْدِ فَكَأَنَّمَا صَبَغَ يَدَهُ فِي لَحْمِ خِنْزِيرٍ وَدَمِهِ

“Barangsiapa yang bermain ludo, maka seakan-akan ia mencelupkan tangannya ke dalam daging babi dan darahnya”. (HR. Muslim (no.2260)

Beliau juga bersabda,

« مَنْ لَعِبَ بِالنَّرْدِ فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَرَسُولَهُ »

“Barangsiapa yang bermain ludo, maka sungguh ia telah mendurhakai Allah dan Rasul-Nya”. [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya(no. 4940) dan Ahmad dalam Al-Musnad (4/397). Hadits ini di-hasan-kan oleh Syu’aib Al-Arna’uth dalam Takhrij Al-Musnad (no. 19551)]

Telah tsabit dari Ali bin Abi Tholib -radhiyallahu anhu- bahwa beliau pernah melewati kaum yang bermain catur seraya beliau berkata, “Arca-arca apakah ini yang kalian berdiam diri padanya?!”

Diriwayatkan juga bahwa beliau membalik papan catur di depan mereka. Sekelompok ulama salaf berkata, “Catur termasuk judi”. Memang permasalahannya seperti apa yang dinyatakan oleh mereka. Karena, Allah telah mengharamkan perjudian. Sungguh para ulama ijma’ (sepakat) bahwa bermain ludo dan catur adalah haram jika disertai dengan taruhan. Dia termasuk bagian dari perjudian yang Allah haramkan.

Bermain ludo haram menurut para ulama yang empat (Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’iy dan Ahmad), sama saja apakah dengan taruhan atau tanpa taruhan. Hanya saja sebagian pengikut Asy-Syafi’iy membolehkannya tanpa taruhan. Karena, mereka ini meyakini bahwa ketika itu bermain ludo bukan lagi judi!!

Adapun Imam Asy-Syafi’iy dan mayoritas pengikut beliau, Ahmad, Abu Hanifah, dan seluruh ulama, maka mereka mengharamkan hal itu, baik dengan taruhan, maupun tanpa taruhan.

Demikian pula bermain catur telah ditegaskan oleh para imam-imam itu tentang pengharamannya, seperti Imam Malik, Abu Hanifah, Ahmad dan selainnya. Mereka hanya berselisih tentang manakah yang lebih berat (pengharamannya). [Lihat Majmu’ Fatawa (32/243) karya Ibnu Taimiyyah]

Jadi, bermain ludo dan catur adalah haram!! Karena, ia adalah dua sarana yang mengantarkan seseorang kepada judi sebagaimana halnya kebiasaan memegang daging babi atau darahnya adalah sarana yang bisa mengantarkan kepada penyantapan babi.

Disana juga ada permainan-permainan lain yang bisa diqiyaskan (dianalogikan) dengan ludo dan catur, seperti bermain halma, monopoli, ular tangga, domino, Joker, poker.

Selain itu, bermain ludo, catur dan sejenisnya merupakan penyebab lupanya seseorang dari mengingat Allah.

Al-Imam Al-Hafizh Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah Ad-Dimasyqiy –rahimahullah– berkata,

وكذلك المغالبات التي تلهي بلا منفعة كالنرد والشطرنج وأمثالهما مما يصد عن ذكر الله وعن الصلاة لشدة التهاء النفس بها واشتغال القلب فيها أبدا بالفكر

ومن هذا الوجه فالشطرنج أشد شغلال للقلب وصدا عن ذكر الله وعن الصلاة ولهذا جعله بعض العلماء أشد تحريما من النرد

“Demikian pula perlombaan yang melalaikan, tanpa manfaat, seperti permainan ludo, catur dan semisalnya diantara perkara yang melalaikan dari dzikrullah (mengingat Allah) dan sholat, karena saking lupanya jiwa gara-gara permainan itu dan sibuknya hati dalam berpikir pada permainan itu.

Dari sisi inilah, bermain catur lebih menyibukkan hati dan memalingkannya dari mengingat Allah dan sholat. Karena inilah, sebagian ulama menganggapnya lebih haram dibandingkan bermain ludo”. [Lihat Al-Furusiyyah (hal. 170), karya Ibnul Qoyyim, dengan tahqiq Masyhur hasan Salman, cet. Dar Al-Andalus, 1414 H]



Permainan catur secara khusus melibatkan gambar makhluk yang diharamkan dalam agama. Ketahuilah bahwa gambar makhluk bernyawa, baik yang berdimensi, maupun tidak, semua diharamkan dalam agama. Insya Allah, nanti akan kami tampilkan materi khusus tentang hukum gambar makhluk bernyawa.