Sabtu, 21 Februari 2015

Percaya Diri Memulai, Menjaga dan Mengakhiri Percakapan dengan Orang Lain

New Life
Seorang motivator pernah berkata bahwa orang sukses adalah orang yang mengetahui dengan benar apa keinginannya, tahu bagaimana melakukan strategi untuk mencapai keiginan tersebut dan mau melakukan perubahan diri menuju ke arah yang lebih positif.
Target dan tujuan hidup menjadi hal yang semestinya harus didesain untuk kemudian diimplementasikan oleh setiap individu di dunia ini agar bisa sukses. Kunci sukses menjalankan target hidup Anda juga tidak terlepas dari seberapa tinggi rasa percaya Anda dalam menjalankan strategi dan taktik untuk mencapainya.
Kemudian, bila target sudah ditetapkan, stategi dan taktik sudah dibuat dan rasa percaya diri sudah ada  masihkah ada penghambat lain dalam mencapai target hidup? Jawabnya: “Ya, masih ada”. Hambatan itu adalah bagaimana agar tetap disiplin dalam melakukan perubahan diri.
Saya alami sendiri saat ini. Saya jadi ikut-ikutan menjadi kelompok orang yang selalu berkata: “Melakukan perubahan diri adalah sulit”. Contoh, saya ingin meluangkan waktu untuk membaca artikel-artikel menarik seputar pengembangan diri setiap malam sebelum tidur, tetapi begitu malam tiba muncul rasa malas, mengantuk, menunda dan akhirnya malam itu saya tidak membaca lagi. Contoh lain, saya ingin olah raga rutin setiap hari atau minimal 3 kali dalam seminggu. Yang terjadi adalah, alarm berbunyi, saya hanya bangun dan mematikan kembali alarm tersebut untuk kemudian rebahan lagi di tempat tidur.
Mungkin ini bad habit. Namun, saya lebih suka memakai istilah bahwa ini adalah salah satu bentuk sabotase diri. Ya, tanpa sadar sebenarnya kita melakukan sabotase terhadap diri sendiri. Dan, tanpa sadar, kita terus menerus melakukannya seakan semua sudah bekerja otomatis tanpa harus diperintah.
Jadi, adakah cara agar kita tidak lagi melakukan sabotase terhadap diri sendiri? Bagaimana bisa terus menerus disiplin dalam melakukan perubahan? Apakah benar susah dan membutuhkan kerja keras untuk melakukan re-program alam bawah sadar agar kita selalu disiplin dalam melakukan perubahan? Adakah cara mudah dan praktis untuk digunakan sehingga kita bisa berkata: “Melakukan Perubahan Diri itu mudah”.
Saya mencoba mencari berbagai artikel untuk pertanyaan ini dan telah merangkumnya menjadi 3 (tiga) teknik agar mudah diingat dan dipraktekkan. Teknik ini bisa digunakan sendiri-sendiri atau diterapkan sekaligus tergantung pilihan mana yang lebih efektif untuk kita agar efeknya terasa optimal. Ketiga teknik tersebut adalah sebagai berikut:
Vision Board
Modelling atau Benchmark
Visualisasi
Teknik pertama adalah Vision Board. Vision Board berisi target, impian, keinginan, cita-cita dan segala harapan Anda dalam bentuk gambar yang Anda buat sendiri. Vision Board mirip seperti Dream Book (buku impian). Bedanya, Vision Board menempatkan semua impian Anda itu dalam satu halaman yang bisa Anda pasang dan lihat dimanapun Anda meletakkannya. Berikut contoh dari Vision Board yang diperoleh dari bizfilling.
VisionBoard
Cara membuat Vision Board bisa Anda searching di Google. Zaman dulu orang mungkin membuatnya dengan memotong foto-foto dari koran atau majalah. Zaman sekarang semua sudah tersedia dan Anda bisa mudah membuatnya dengan bantuan program tertentu. Apalagi sudah banyak situs-situs penyedia gambar berkualitas tinggi untuk Anda dowload dan menggunakannya dalam Vision Board Anda.
Lihatlah selalu Vision Board Anda saat Anda merasa lelah dan tidak termotivasi untuk melakukan perubahan dalam mencapai target Anda. Lihatlah setiap waktu agar dia selalu membekas dalam ingatan Anda. Saya yakin cara ini bisa membangkitkan kembali motivasi dan semangat Anda untuk kembali memanas.
Kunci utama harus Anda ingat dalam membuat Vision board adalah Anda harus mengetahui dengan jelas dan sadar kenapa Anda menginginkan impian, target dan harapan itu. Dengan mengetahui secara jelas “WHY” Anda terhadap impian Anda dalam bentuk gambar atau foto yang Anda tempel di Vision Board maka setiap kali itulah semangat Anda akan kembali memanas.
Berikut saya kutip pesan twitter dari Syafii Antonio yang menurut saya sangat bagus untuk kita ingat dalam membuat vision board: “if it is IMPORTANT to you, you will find a way. If Not you will find an excuse”.
Teknik kedua adalah memodel idola Anda. Kita pasti punya idola. Idola itu bisa orang tua Anda, pengusaha sukses, guru, CEO perusahaan Multi National, kepala negara, selebriti dan banyak lagi deh pokoknya. Coba deh. Anda pikirkan atau bayangkan bagaimana idola Anda melakukan semua langkah pencapaian suksesnya bila mereka dihadapkan pada rasa malas. Saya pernah coba lakukan teknik ini pada saat malas dan memang berhasil.
Kita ingin mencapai sukses dan berharap bisa hidup seperti idola kita bukan? Contohlah mereka dan coba bayangkan tindakan apa yang mereka lakukan saat dihadapkan pada suatu hambatan dalam mencapai sukses. Apa idola kita lakukan bila dihadapkan pada rasa malas? Mungkin tidak ya, mereka melanggar sendiri target harian mereka untuk membaca buku setiap malam? Rasanya tidak mungkin. Mereka tidak bisa sukses bila seperti itu. Begitupun dengan saya. Kalau saya malas maka saya tidak akan seperti mereka. Ayo bangkit dan kembali disiplin.
Teknik modelling juga bisa dilakukan dengan melakukan peran harian seakan-akan Anda adalah idola Anda. Lakukan penelitian tentang idola Anda lebih detail lewat membaca, mengikuti kegiatan hariannya, bertanya langsung lewat email, twitter, FB atau melihat liputannya di radio dan televisi. Gunanya agar Anda mengetahui dengan benar seperti apa idola Anda melakukan aktivitas hidupnya. Apa kunci utama yang membuat dia menjadi orang sukses. Cara busananya, cara berkomunikasinya, cara berpikir dan bekerjanya, cara makan dan menjaga kebugarannya dan gaya hidup lainnya yang positif. Semua itu Anda pelajari dengan penghayatan mendalam.
Layaknya seorang pemain film maka anda pun berusaha membuat skenario Anda seperti kehidupan nyata idola Anda. Kemudian, layaknya seorang pemain film Anda perankan apa yang selalu dilakukan oleh idola Anda itu dalam kehidupan sehari-hari Anda dengan sunguh-sungguh agar menjadi suatu bentuk kebiasaan baru dalam keseharian Anda. Berakting sampai akhir menjadi kenyataan.
Anda sudah mengetahui perihal teknik ketiga ini? Banyak kok pembahasan perihal teknik ini. Anda cuma harus kembali meluangkan waktu untuk bersikap santai membayangkan target Anda telah nyata terwujud. Anda perkuat hal itu dengan emosi yang menyenangkan. Nikmati rasa puas dan bahagia atas pengorbanan Anda untuk mencapai target tersebut dan perkuat lagi dengan rasa bersyukur yang sangat dalam. Bila sering dilatih, Anda akan merasakan manfaat dimana secara otomatis kita akan diarahkan untuk selalu disiplin dalam melakukan perubahan diri.

Teknik Disiplin dalam Perubahan Diri

New Life
Seorang motivator pernah berkata bahwa orang sukses adalah orang yang mengetahui dengan benar apa keinginannya, tahu bagaimana melakukan strategi untuk mencapai keiginan tersebut dan mau melakukan perubahan diri menuju ke arah yang lebih positif.
Target dan tujuan hidup menjadi hal yang semestinya harus didesain untuk kemudian diimplementasikan oleh setiap individu di dunia ini agar bisa sukses. Kunci sukses menjalankan target hidup Anda juga tidak terlepas dari seberapa tinggi rasa percaya Anda dalam menjalankan strategi dan taktik untuk mencapainya.
Kemudian, bila target sudah ditetapkan, stategi dan taktik sudah dibuat dan rasa percaya diri sudah ada  masihkah ada penghambat lain dalam mencapai target hidup? Jawabnya: “Ya, masih ada”. Hambatan itu adalah bagaimana agar tetap disiplin dalam melakukan perubahan diri.
Saya alami sendiri saat ini. Saya jadi ikut-ikutan menjadi kelompok orang yang selalu berkata: “Melakukan perubahan diri adalah sulit”. Contoh, saya ingin meluangkan waktu untuk membaca artikel-artikel menarik seputar pengembangan diri setiap malam sebelum tidur, tetapi begitu malam tiba muncul rasa malas, mengantuk, menunda dan akhirnya malam itu saya tidak membaca lagi. Contoh lain, saya ingin olah raga rutin setiap hari atau minimal 3 kali dalam seminggu. Yang terjadi adalah, alarm berbunyi, saya hanya bangun dan mematikan kembali alarm tersebut untuk kemudian rebahan lagi di tempat tidur.
Mungkin ini bad habit. Namun, saya lebih suka memakai istilah bahwa ini adalah salah satu bentuk sabotase diri. Ya, tanpa sadar sebenarnya kita melakukan sabotase terhadap diri sendiri. Dan, tanpa sadar, kita terus menerus melakukannya seakan semua sudah bekerja otomatis tanpa harus diperintah.
Jadi, adakah cara agar kita tidak lagi melakukan sabotase terhadap diri sendiri? Bagaimana bisa terus menerus disiplin dalam melakukan perubahan? Apakah benar susah dan membutuhkan kerja keras untuk melakukan re-program alam bawah sadar agar kita selalu disiplin dalam melakukan perubahan? Adakah cara mudah dan praktis untuk digunakan sehingga kita bisa berkata: “Melakukan Perubahan Diri itu mudah”.
Saya mencoba mencari berbagai artikel untuk pertanyaan ini dan telah merangkumnya menjadi 3 (tiga) teknik agar mudah diingat dan dipraktekkan. Teknik ini bisa digunakan sendiri-sendiri atau diterapkan sekaligus tergantung pilihan mana yang lebih efektif untuk kita agar efeknya terasa optimal. Ketiga teknik tersebut adalah sebagai berikut:
Vision Board
Modelling atau Benchmark
Visualisasi
Teknik pertama adalah Vision Board. Vision Board berisi target, impian, keinginan, cita-cita dan segala harapan Anda dalam bentuk gambar yang Anda buat sendiri. Vision Board mirip seperti Dream Book (buku impian). Bedanya, Vision Board menempatkan semua impian Anda itu dalam satu halaman yang bisa Anda pasang dan lihat dimanapun Anda meletakkannya. Berikut contoh dari Vision Board yang diperoleh dari bizfilling.
VisionBoard
Cara membuat Vision Board bisa Anda searching di Google. Zaman dulu orang mungkin membuatnya dengan memotong foto-foto dari koran atau majalah. Zaman sekarang semua sudah tersedia dan Anda bisa mudah membuatnya dengan bantuan program tertentu. Apalagi sudah banyak situs-situs penyedia gambar berkualitas tinggi untuk Anda dowload dan menggunakannya dalam Vision Board Anda.
Lihatlah selalu Vision Board Anda saat Anda merasa lelah dan tidak termotivasi untuk melakukan perubahan dalam mencapai target Anda. Lihatlah setiap waktu agar dia selalu membekas dalam ingatan Anda. Saya yakin cara ini bisa membangkitkan kembali motivasi dan semangat Anda untuk kembali memanas.
Kunci utama harus Anda ingat dalam membuat Vision board adalah Anda harus mengetahui dengan jelas dan sadar kenapa Anda menginginkan impian, target dan harapan itu. Dengan mengetahui secara jelas “WHY” Anda terhadap impian Anda dalam bentuk gambar atau foto yang Anda tempel di Vision Board maka setiap kali itulah semangat Anda akan kembali memanas.
Berikut saya kutip pesan twitter dari Syafii Antonio yang menurut saya sangat bagus untuk kita ingat dalam membuat vision board: “if it is IMPORTANT to you, you will find a way. If Not you will find an excuse”.
Teknik kedua adalah memodel idola Anda. Kita pasti punya idola. Idola itu bisa orang tua Anda, pengusaha sukses, guru, CEO perusahaan Multi National, kepala negara, selebriti dan banyak lagi deh pokoknya. Coba deh. Anda pikirkan atau bayangkan bagaimana idola Anda melakukan semua langkah pencapaian suksesnya bila mereka dihadapkan pada rasa malas. Saya pernah coba lakukan teknik ini pada saat malas dan memang berhasil.
Kita ingin mencapai sukses dan berharap bisa hidup seperti idola kita bukan? Contohlah mereka dan coba bayangkan tindakan apa yang mereka lakukan saat dihadapkan pada suatu hambatan dalam mencapai sukses. Apa idola kita lakukan bila dihadapkan pada rasa malas? Mungkin tidak ya, mereka melanggar sendiri target harian mereka untuk membaca buku setiap malam? Rasanya tidak mungkin. Mereka tidak bisa sukses bila seperti itu. Begitupun dengan saya. Kalau saya malas maka saya tidak akan seperti mereka. Ayo bangkit dan kembali disiplin.
Teknik modelling juga bisa dilakukan dengan melakukan peran harian seakan-akan Anda adalah idola Anda. Lakukan penelitian tentang idola Anda lebih detail lewat membaca, mengikuti kegiatan hariannya, bertanya langsung lewat email, twitter, FB atau melihat liputannya di radio dan televisi. Gunanya agar Anda mengetahui dengan benar seperti apa idola Anda melakukan aktivitas hidupnya. Apa kunci utama yang membuat dia menjadi orang sukses. Cara busananya, cara berkomunikasinya, cara berpikir dan bekerjanya, cara makan dan menjaga kebugarannya dan gaya hidup lainnya yang positif. Semua itu Anda pelajari dengan penghayatan mendalam.
Layaknya seorang pemain film maka anda pun berusaha membuat skenario Anda seperti kehidupan nyata idola Anda. Kemudian, layaknya seorang pemain film Anda perankan apa yang selalu dilakukan oleh idola Anda itu dalam kehidupan sehari-hari Anda dengan sunguh-sungguh agar menjadi suatu bentuk kebiasaan baru dalam keseharian Anda. Berakting sampai akhir menjadi kenyataan.
Anda sudah mengetahui perihal teknik ketiga ini? Banyak kok pembahasan perihal teknik ini. Anda cuma harus kembali meluangkan waktu untuk bersikap santai membayangkan target Anda telah nyata terwujud. Anda perkuat hal itu dengan emosi yang menyenangkan. Nikmati rasa puas dan bahagia atas pengorbanan Anda untuk mencapai target tersebut dan perkuat lagi dengan rasa bersyukur yang sangat dalam. Bila sering dilatih, Anda akan merasakan manfaat dimana secara otomatis kita akan diarahkan untuk selalu disiplin dalam melakukan perubahan diri.

Tips Menjaga Percakapan Terus Berlanjut dan Lebih Terbuka

minions-363019_1280
Percakapan antara dua orang yang sudah saling kenal saja kadang sulit sekali untuk bisa terbuka dan berlanjut dengan baik. Apalagi bila percakapan tersebut dilakukan oleh orang yang baru kenal.
Anda harus tahu bagaimana tips agar Anda tidak kehabisan bahan bicara dan bagaimana agar orang lain mau terbuka dan bicara panjang lebar pada Anda.
Tips bagaimana agar Anda tidak kehabisan bahan bicara sudah pernah kita bahas. Sekarang bagaimana tips agar orang mau terbuka sama Anda?
Bila Anda seorang teman yang baik tentunya Anda ingin membantu teman Anda yang punya masalah. Bila Anda seorang pendidik tentunya Anda ingin agar bisa dekat dengan para siswa Anda, dan bila Anda seorang boss pastilah Anda harus bisa membuat anggota team Anda mau bicara terbuka pada Anda.
Keahlian untuk membuat orang percaya sama Anda dan bicara terbuka itu biasanya dimiliki oleh para ahli pemasaran. Dan, seorang ahli pemasaran yang bisa memberikan tips perihal ini salah satunya adalah Allan Pease.
Tiga tips dari Allan Pease yang ditulis dalam bukunya berjudul “Question are the Answer” sangat baik untuk Anda ingat apalagi bila bisa dipraktekkan perihal bagaimana cara Anda bisa membuat orang lain lebih terbuka saat berbicara pada Anda.
1.Pertanyaan jembatan (bridging)
2.Anggukan kepala (head nod)
3.Kata-kata isyarat bahwa Anda menyimak (minimal encourager)
Kesulitan yang kerap kali Anda jumpai saat berbicara dengan orang lain adalah ketika cara mereka menjawab pertanyaan cuma singkat dan sedikit-sedikit saja.
Contoh:
Anda: Kenapa Anda melakukan pekerjaan Anda sekarang?
Teman Anda: Pekerjaannya baik.
Kalau Anda mendengar jawaban seperti itu, apa yang kemudian Anda mau katakan lagi pada teman Anda?
Mereka kerapkali tidak mau bicara panjang lebar perihal apa sesungguhnya keinginan mereka. Untuk hal itu maka Anda butuh pertanyaan jembatan.
Pertanyaan jembatan akan membuat percakapan terus berlangsung, menghindari Anda bicara terlalu banyak dan memberikan kesempaan pada teman bicara Anda untuk lebih terbuka.
Pertanyaan jembatan yang bisa digunakan adalah sebagai berikut:
Artinya…?
Gimana maksudnya…?
Contohnya gimana…?
Itu berarti…..?
Dengan pertanyaan jembatan maka pembicaraan Anda akan terus berlanjut sebagai berikut:
Anda: Kenapa Anda tertarik dengan pekerjaan Anda sekarang?
Teman Anda: Pekerjaannya baik.
Anda: Bagaimana maksudnya baik itu?
Teman Anda: Ya Menarik, sesuai dengan minat dan bakat saya.
Anda: Artinya gimana …?
Teman Anda: Gimana ya? Misalkan begini …..
Dengan cara ini, Anda tidak hanya sekedar bertanya, tetapi Anda bisa mengetahui lebih banyak apa sebenarnya yang diinginkan teman Anda dalam pekerjaannya dan seterusnya.
Arahkan pertanyaan Anda pada sesuatu yang sangat dia kuasai atau pada hal yang sangat dia suka. Niscaya dia akan bercerita panjang lebar pada Anda. Itulah fungsi bridging.
Sebagian dari Anda mungkin sudah mahir dengan pertanyaan jembatan tersebut. Dan, apakah Anda sudah tahu perihal keajaiban anggukan kepala dalam suatu percakapan?
Ada dua hal kenapa anggukan kepala bisa menjadi alat persuasi yang sangat baik.
Pertama, anggukan kepala mencerminkan sikap positif Anda.
Kalau Anda merasa positif maka Anda akan menganggukan kepala Anda, sebaliknya bila Anda menganggukan kepala maka Anda akan merasakan bahwa Anda begitu positif tentang segala hal.
Jadi bila Anda ingin tetap fokus dan berpikiran positif cobalah untuk mendengarkan teman bicara Anda dengan memberikan anggukan kepala. Lebih lanjut menurut Allan Pease, anggukan kepala juga bisa menular lho. Kalau Anda menganggukkan kepala, maka teman bicara Anda biasanya juga akan menganggukkan kepala.
Kedua, anggukan kepala akan membuat percakapan Anda dengan teman Anda terus berlanjut.
Saat Anda bertanya pada teman bicara Anda dengan pertanyaan jembatan diatas, lalu dia memberikan jawaban kemudian Anda menyimak jawabannya dengan menganggukan kepala sampai dia selesai memberikan jawaban dan Anda terus mengangguk dalam 3 sampai 5 kali maka biasanya teman bicara Anda akan melanjutkan pembicaraannya tanpa Anda harus bertanya lagi.
Coba deh. Ini tips bagus yang bisa Anda lakukan sekarang juga bukan?
Selain anggukan kepala, Anda juga bisa memberikan isyarat denganc cara lisan untuk menyatakan bahwa Anda sedang mendengarkan teman bicara Anda.
Ini tentu sudah sering Anda lakukan secara otomatis saat Anda begitu tertarik dengan pembicaraan Anda dengan teman Anda.
Biasanya kalau Anda fokus dan memperhatikan teman bicara Anda maka Anda akan berkata:
I see…,
He-eh…,
Oh oke…,
Iya-ya…
Oh gitu … ,
Kata-kata tersebut adalah isyarat bahwa Anda sedang mendengarkan teman bicara Anda bukan? Coba gabungkan kata-kata isyarat tersebut dengan anggukan kepala Anda maka percakapan Anda dengan teman bicara Anda akan lebih terbuka dan terus berlanjut.
Demikian para sahabat sekalian, semoga ketiga tips diatas menambah wawasan dan manfaat buat kita semua.

Cara Membuat Rencana dan Target Pribadi

Setiap orang yang merayakan malam penggantian tahun pasti selalu mencoba membuat resolusi atau target-target tertentu yang akan dilakukan di tahun yang baru.
Beberapa dari Anda membuat keinginan, kehendak dan target-target tersebut cukup hanya di dalam pikiran saja. Beberapa lainnya membuat dan memberitahukannya ke orang terdekat : ayah, ibu, istri atau teman agar selalu mau membantu untuk mengingatkan. Beberapa lainnya mencoba menuliskan keinginan-keinginan itu diatas kertas untuk kemudian dianalisa diakhir tahun nanti.
Saya termasuk orang yang berkeinginan untuk membuat dan mencapai target tahunan, tetapi kerap kali saya harus menyesal diakhir tahun karena banyak dari keinginan dan target saya itu tidak berhasil dilakukan.
Sampai akhirnya saya tahu dari beberapa artikel motivasi. Rencana dan target tahunan itu seharusnya dibuat menyatu dengan impian jangka panjang kita atau impian kita pada saat mencapai umur tertentu.Bukankah masing-masing Anda memiliki impian-impian jangka panjang? Impian inilah yang seharusnya menjadi panduan dalam membuat rencana dan target tahunan.
Tentukan target jangka panjang, kemudian pecahlah target-target itu menjadi target-target khusus yang pencapaiannya selangkah demi selangkah akan semakin mendekatkan Anda pada target jangka panjang tersebut, melalui tahapan-tahapan berikut:
Tahap PertamaAnda mulai dengan memikirkan dan membayangkan apa yang Anda inginkan di dalam kehidupan ini (apa yang ingin Anda wujudkan pada saat Anda mencapai umur tertentu).
Pikirkan beberapa area impian yang ingin Anda capai: karir, keuangan, keluarga, kesehatan, spiritual, pendidikan dan lain sebagainya. Semua bebas dan terserah Anda.
Tulislah atau cari gambar yang mewakili mimpi dan target Anda tersebut agar mudah untuk divisualisasikan dan tempatkan dalam dinding impian Anda.
Pada tahap ini, target jangka panjang Anda harus dibuat sedetail mungkin. Carilah target yang akan membuat Anda begitu antusias dan sukarela melakukan segala tindakan terbaik untuk mencapainya.
Tahap KeduaBuatlah target jangka panjang Anda tadi itu menjadi rencana dan target spesifik jangka pendek, bisa lima tahun, tiga tahun, atau satu tahun kedepan. Kemudian, Anda pecahkan lagi menjadi rencana dan target bulanan, mingguan, bahkan kalau bisa harian.
Pada tahap kedua ini, Anda harus membuat keinginan dan target-target Anda menjadi semakin detail dan tentukan juga kapan target waktunya sekalian.
Sekali lagi, buatlah target-target itu spesifik, terukur, dan dapat dijalankan. Jangan terlalu menyimpang dari  target jangka panjang Anda yang sudah Anda tentukan di tahap pertama tadi.
Coba lakukan juga identifikasi ketrampilan, pengetahuan dan informasi apa yang Anda butuhkan untuk mencapai semua target-target di tahap kedua ini. Fokuslah pada ketrampilan, pengetahuan dan informasi apa yang akan sangat Anda butuhkan untuk mencapai target-target tersebut.
Lakukan analisa penghalang dan hambatan apa yang akan menjauhkan Anda dari pencapaian target. Ingatlah bahwa 80% alasan yang menghalangi Anda untuk sukses bersumber pada diri Anda sendiri. Sisa 20% nya dipengaruhi oleh faktor dari luar. Oleh karena itu buatlah rencana yang baik pada tahap ini.
Tahap ketigaLakukan reviu secara menyeluruh terhadap rencana dan target-target Anda di tahap pertama dan kedua. Reviu bisa dilakukan berulang-ulang sampai Anda benar-benar yakin bisa melakukannya dengan pasti.
Ilustrasi SederhanaIlustrasi sederhana untuk contoh Target Hidup Jangka Panjang di bidangKarir:
  • Karir : “Saya Direktur Keuangan di salah satu perusahaan besar pada usia 45 tahun”
Target spesifik:
  • Target 5 tahun kedepan: “Saya General Manager Finance”
  • Target 1 tahun kedepan: “Saya memperoleh sertifikat Akuntan Manajemen”
  • Target 6 bulan: “Saya mengikuti ujian sertifikasi Akuntan Manajemen”
  • Target 3 bulan: “ Saya masuk kelas persiapan ujian sertifikasi Akuntan Manajemen”
  • Target satu bulan: “Saya belajar mandiri dari buku untuk menghadapi ujian”
  • Target satu minggu kedepan: “Saya mendaftar persiapan ujian sertifikasi”
Anda lihat bahwa untuk rencana mingguan atau bulanan dalam contoh diatas, langkah yang dilakukan hanya ada satu, tetapi bisa saja Anda tentukan banyak langkah yang harus dilakukan saat prakteknya nanti.
Tetapkanlah skala prioritas bila seperti itu. Lakukan aktivitas paling penting yang akan mendekatkan Anda pada target-target Anda. Buatlah semacam daftar pekerjaan sebagai panduan dalam beraktifitas.
Terakhir, hambatan terbesar seseorang untuk mencapai sukses ada di dalam dirinya sendiri. Sering-seringlah memperhatikan negatif self-talkatau suara-suara di dalam diri Anda. Cepat-cepat ubahlah percakapan negatif tersebut menjadi positif. Dan, tentu saja selalu berdoa, yakin dan bersyukurlah selalu.

Cara Memberikan Pidato Sambutan Yang Baik Meskipun Tanpa Persiapan

public-speakingPidato sambutan selalu kita jumpai dalam acara-acara tertentu seperti seminar, pelatihan, perayaan hari besar, pernikahan, perayaan khusus, ulang tahun dan lain sebagainya. Pidato ini cukup unik karena terkadang dilakukan tanpa persiapan sama sekali. Anda mungkin saja tiba-tiba diminta untuk memberikan sambutan di acara tertentu dan sebagai seorang pemimpin wajib bisa hukumnya.Bagi Anda yang sudah terbiasa memberikan sambutan pasti mudah saja melakukannya, tetapi bagi yang belum pernah melakukannya pasti timbul masalah. Mau bicara saja sudah bingung, tambah lagi harus mengatasi rasa grogi bicara di depan umum. Lengkaplah sudah penderitaan.Kata orang, percaya diri dulu yang penting maka bicara akan mengalir dengan sendirinya. Saya sangat setuju dengan hal ini. Percaya diri kuncinya. Namun, tiba-tiba tercetus ide untuk mencari tahu ada tidak metode yang baik untuk memberikan sambutan. Langsung saja surfing di internet. Aha… ternyata ada.Metode Umum untuk Pidato SambutanPidato sambutan, dari beberapa sumber yang saya baca, sebenarnya adalah semacam pidato singkat yang sebaiknya memenuhi struktur berikut: ada bagian pembuka, ada bagian isi materi dan ada bagian penutup agar sambutan bisa baik dan berkesan.Pembukaanmemberikan pembukaan sambil memberikan “attention getting” ke audiens.Isi Materi: memberikan detail penjelasan atas tema dan manfaatnya.Penutup: memberikan kesimpulan dan ajakan aksi kepada audiens.Sambutan bisa saja disampaikan dengan naskah atau tanpa naskah, tetapi struktur sebaiknya harus lengkap. Sebagai ilustrasi, saya ingin memberikan contoh pendek sambutan seorang GM Produksi suatu perusahaan di acara safety talk dengan tema “Kesehatan Ginjal” berikut ini:(Pembukaan) Assalamu alaikum Wr. Wb. terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk saya. Pertama-tama saya ucapkan selamat datang kepada Ibu Dokter dan terima kasih telah menyempatkan waktunya untuk hadir dan memberikan presentasi di safety talk perusahaan kami. Terima kasih juga untuk kehadiran teman-teman kerja semua.(Isi materi) Seperti kita sama-sama ketahui, safety talk adalah program bulanan di perusahaan kita yang ditujukan untuk selalu memberikan penyegaran dan meningkatkan perhatian dari teman-teman sekalian akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Materi perihal kesehatan ginjal saat ini sangat bagus sekali. Saya yakin materi ini sangat berguna untuk kita semua.(Penutup) Mari sama-sama kita berikan perhatian untuk mendengarkan penjelasan dari Dokter. Semoga kita bisa mengambil manfaat dan mempraktekkan cara-cara baik untuk menjaga ginjal kita agar tetap sehat. Terima kasih. Assalamu Alaikum Wr. Wb.Metode P.R.E.P untuk Pidato SambutanSambutan seperti diatas sudah oke sebenarnya. Namanya juga sambutan, kita bebas mau menyampaikan apa yang penting relevan dengan acara. Namun, ada metode lain bisa kita gunakan agar sambutan kita menjadi lebih baik.Ada lebih dari 2 metode yang bisa kita gunakan, tetapi saya sangat suka belajar dan menggunakan satu metode saja yakni metode P.R.E.P. Metode ini bisa kita gunakan pada acara apapun bila terpaksa kita harus memberikan sambutan meskipun tanpa persiapan.Metode P.R.E.P merupakan singkatan dari PointReasonExample,Point. Metode ini menyajikan kerangka sambutan sebagai berikut: Point: menyampaikan tema awal Anda (pembukaan)Reason: menjelaskan alasan Anda memilih tema tersebut (isi materi)Example: memberikan tambahan penjelasan atau contoh atau penjelasan detail atas alasan tema Anda (isi materi)Point: memberikan suatu kesimpulan dan ajakan aksi (penutup)Sebagai Ilustrasi, sambutan GM Produksi tadi diatas bisa dikembangkan dengan metode P.R.E.P menjadi sebagai berikut:(Point) Assalamu alaikum Wr. Wb. terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk saya. Selamat datang dan terima kasih atas kesediaan Dokter untuk hadir dan memberikan presentasi kali ini. Terima kasih juga kepada teman-teman kerja semua yang bersedia untuk hadir pada safety talk kali ini yang akan menyajikan tema perihal “Kesehatan Ginjal”.(Reason) Seperti teman-teman tahu, ginjal sehat adalah angurah dari Maha Pencipta yang harus kita jaga selalu sama seperti kita menjaga jantung, hati atau paru-paru.(Example) Ginjal sehat akan bekerja baik untuk menyaring sampah di dalam tubuh dan mengeluarkannya dari dalam tubuh. Orang bilang kita harus teratur minum setiap hari untuk menjaga ginjal kita agar tetap sehat. Menjaga makan-makanan tertentu, tidak banyak minum soda dan lain sebagainya. Namun, apakah benar demikian kata orang itu? Saya yakin jawabannya bisa kita dapatkan dari presentasi yang akan disampaikan Dokter hari ini.(Point) Mari sama-sama, kita berikan perhatian untuk mendengar penjelasan dari Dokter. Semoga kita bisa mengambil manfaat dan mempraktekkan cara-cara baik untuk menjaga ginjal kita tetap sehat. Terima kasih sekali lagi. Assalamu Alaikum Wr. Wb.KesimpulanDari kedua ilustrasi diatas, kita bisa lihat bahwa kunci utama ada di tema. Kita harus cepat menangkap tema dari suatu acara bila tiba tiba dipaksa untuk memberikan sambutan. Dari situ, kita kembangkan temanya menjadi suatu cerita. Tidak perlu tegang teman-teman santai sajalah. Kita bicara untuk memberikan  sambutan bukan berbicara dalam ajang kompetisi. Lambat laun, kita akan terbiasa untuk cepat menangkap tema dan bercerita.Sambutan yang baik hendaknya bisa membangun “commond ground”dan menempatkan audiens dalam kesetaraan. Dalam contoh di atas, sang GM selalu membangun itu dengan penggunaan kalimat: “seperti yang sudah sama-sama kita ketahui…” atau “seperti teman-teman tahu….“. Hal ini akan membuat audiens merasa dihargai dan selanjutnya membuka diri untuk mulai memberikan perhatian.Sambutan baik bagaimana pun tidak akan diingat bila kita tidak menutupnya dengan baik. Penutup yang baik adalah yang bisa memberikan “call to action” mengajak audiens melakukan aksi tertentu. Dalam contoh diatas, Sang GM selalu menggunakan kalimat, “mari sama-sama kita….“, untuk mengajak audiensnya bersedia memberikan perhatian lebih ke presentasi selanjutnya.Hindari kalimat penutup negatif yang justru memberikan kesan berbeda dengan maksud kita sesungguhnya. Contoh: “semoga saudara-saudara tidak bosan mengikuti acara ini” atau “semoga saudara-saudara tidak mengantuk“. Kalimat ini justru akan membuat audiens mengira bahwa acara akan membosankan dan membuat ngantuk daripada memberikan atensi lebih.

Perhatikan Kekuatan Telapak Tangan Agar Anda Didengar Orang

Beatification of John Paul II, May 2011 - 49
Banyak orang tidak memperhatikan efek dan kekuatan dari telapak tangan. Padahal kalau digunakan dengan tepat, telapak tangan bisa memperkuat pesan yang Anda ingin sampaikan.
Ada tiga posisi telapak tangan yang memiliki kekuatan berbeda, yakni posisi terlapak tangan terbuka ke atas (Palm-up position), posisi telapak tangan terbuka ke bawah (Palm-down position) dan telapak tangan tertutup dengan jari telunjuk menunjuk sesuatu (Finger-pointed position).
Dimanakah masing-masing perbedaan efeknya?
Biar lebih mudah kita ambil contoh saja andaikan ada seorang ibu yang membawa anak di tangan kirinya dan harus mengambil tas besar miliknya dengan tangan kanannya dari bagasi pesawat yang tidak bisa diraihnya.
Posisi Anda kebetulan ada di sebelah kanan dari si ibu itu. Manakah yang akan membuat Anda segera bergerak dari posisi Anda untuk cepat menolong ibu tersebut? Apakah saat ibu itu bilang,
”Mas boleh minta tolong, mengambilkan tas saya?”, ibu itu meminta dan menunjuk tasnya dengan posisi telapak tangan kanannya terbuka ke atas (Palm-up position).
“Mas boleh minta tolong, mengambilkan tas saya?” ibu itu meminta dan menunjuk tasnya dengan posisi telapak tangan kanannya terbuka ke bawah (Palm-down position).
Atau “Mas boleh minta tolong, mengambilkan tas saya?”, ibu itu meminta dan menunjuk tasnya dengan jari telunjuk (Finger-pointed position)?
Otomatis Anda akan segera bergerak dengan cepat bila ibu itu meminta tolong dengan melakukan Palm-up position. Oleh karena Palm-up position mencerminkan sikap keterbukaan, ketulusan dan permohonan dari si ibu. Dia menyerahkan keputusannya pada Anda. Terserah Anda mau menolong atau tidak. Dan, itu tercermin dari Palm-up position.
Bagaimana dengan Palm-down position. Anda akan merasa seperti disuruh oleh si ibu bukan dimintakan tolong pastinya. Anda seperti dipaksa untuk menolongnya karena Palm-down position lebih mencerminkan sikap otoriter. Anda akan ingat bagaimana Palm-down position bila ingat cara hormat Hitler. Bukankah itu menunjukkan sikap lebih unggul dan tidak bisa dibantah?
Lalu bagaimana dengan Finger-pointed position. Sudah pasti Anda akan lebih tidak suka lagi. Ada kesan arogan dari si ibu. Apa-apaan tuh si Ibu? Main tunjuk-tunjuk saja. Begitu barangkali hati Anda akan berkata sambil ngedumel.
Coba perhatikan di lain kesempatan saat Anda sedang berdiskusi dengan orang tua atau bos Anda misalkan.
Kalau mereka meminta bantuan atau masukan dari Anda biasanya mereka akan gunakan Palm-up position, kalau mereka sudah memutuskan dan tidak mau ditawar-tawar lagi biasanya mereka akan gunakan Palm-down position dan kalau Anda masih ngeyel juga maka mereka akan menasehati Anda dengan keras sambil pakai Finger-pointed position.
Itulah efek dari kekuatan telapak tangan Anda.
Efek lain dari Palm-up positionPalm-down position dan Finger-pointed position ternyata lebih dahsyat lagi. Hasil eksperimen Allan Pease, seorang pakar marketing dan bahasa tubuh dunia, memberikan wawasan penting lainnya.
Allan Pease melakukan eksperimen dengan cara meminta 8 orang dosen melakukan presentasi dihadapan para mahasiswanya selama kurang lebih 10 menit dengan gaya gerakan tangan dan posisi telapak tangan yang ditentukan di awal dan bagaimana reaksi dari para mahasiswa terhadap masing-masing pilihan tersebut kemudian dicatat dan dianalisa.
Hasil dari eksperimen tersebut menunjukkan bahwa para dosen yang mempergunakan Palm-up position mendapatkan 84% testimoni respon positif. Kemudian akan turun menjadi 52% bila mereka menggunakanPalm-down position dan semakin turun menjadi hanya tinggal 28% saja bila mereka menggunakan Finger-pointed position.
Banyak dari para mahasiswa yang malah pergi keluar ruangan daripada harus mendengarkan dosen yang memberikan presentasi dengan Finger-pointed position. Luar biasa efeknya ya…
Hand-Gestures-Slide
Dosen yang menggunakan Finger-pointed position tidak sekedar mendapatkan respon positif paling rendah saja. Lebih dari itu, para Dosen tersebut juga mendapatkan tingkat perhatian yang rendah dari mahasiswanya. Dengan kata lain, apa yang disampaikan si Dosen dengan mempergunakan Finger-pointed position tidak diingat oleh para mahasiswanya hanya dicuekin saja.
Anda tentu sudah tahu bahwa Anda harus menghadirkan sikap tubuh yang terbuka kepada audiens Anda saat melakukan suatu presentasi. Kita sudah pernah bahas perihal ini dalam tulisan lalu disini. Dan, informasi hasil eksperimen dari Allan Pease semakin memberikan pemahaman baru pada kita semua perihal bagaimana Anda menyimpan efek sangat dahsyat dari telapak tangan.
Sebagai seorang pembicara tentunya Anda ingin agar Audiens mendengarkan Anda oleh karena itu pergunakan selalu gerakan tangan dengan Palm-up position.
Palm-down position bisa Anda gunakan sesekali bila Anda hendak memberikan penekanan pada suatu hal tertentu, tetapi hindari sama sekali Finger-pointed position. Anda akan kehilangan perhatian dari audiens dan pesan yang hendak Anda sampaikan pun pada akhirnya tidak akan didengar oleh para audiens Anda bila Anda selalu mempergunakan Finger-pointed position saat menyampaikan presentasi Anda.
Pergunakan selalu Palm-up position karena hal tersebut juga baik untuk membuat orang lain bicara lebih terbuka pada Anda. Padukan Palm-up position dengan bridging question biar efeknya lebih dahsyat.