Rabu, 12 Oktober 2016

Bila Pengusaha Jadi Penguasa

Hasil gambar untuk Supardi saminjaBelum genap sebulan, Jokowi dan Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wapres, menggantikan SBY-Budiono, kekuasaannya sudah mulai direcoki para taipan. Gonjang ganjing nomenklatur kabinetnya, pun kabarnya tidak lepas dari pengaruh angin topan para taipan itu.
Kritik pedas datang dari mantan Menko Bidang Prekonomian, 1999-2000, Kwik Kian Gie. Pada acara ILC TVOne, Selasa 21 Oktober 2014, mendadak riuh saat Kwik Kian Gie, tanpa basa basi mempertanyakan kebenaran rumor dikuasainya Jokowi oleh 9 taipan (pebisnis bermodal kuat keturunan Tiongkok/memiliki jaringan bisnis di Hongkong/China).
“Saya dengar kabar-kabar yang sudah meluas bahwa Jokowi dikendalikan oleh 9 taipan, orang-orang kaya yang mengendalikan, dan kabar ini sudah menyebar luas, dan tidak ada yang berani mengatakan. Biarlah saya yang mengatakannya. Bukan apa-apa, tapi karena kecintaan saya. Tolong dibantah yang sekeras-kerasnya, dengan fakta yang sekeras-kerasnya bahwa ini tidak betul, karena kabar ini sangat meluas.”
Sebagai kader PDIP, Kwik merasa harus mempertanyakan hal tersebut, karena tidak ingin partainya dikuasai cukong. Kwik adalah politisi senior sekaligus ekonom handal yang pernah menduduki jabatan strategis di negeri ini.
Kwik tentu saja banyak mengetahui ‘isi dapur’ partai berlambang banteng itu. Maka ia juga mempersoalkan kemunculan Sofjan Wanandi, seorang pengusaha dan sekaligus ketua Asosisi Pengusaha Indonesia (APINDO).
Menurut Kwik, Sofjan Wanandi sudah sejak lama melobi Megawati untuk memasangkan Jusuf Kalla dengan Jokowi. Sejak 2013, di berbagai kesempatan, Sofjan menyatakan bakal mengeluarkan Rp 2 triliun bila Kalla dipasangkan dengan Jokowi.
APINDO sendiri berisi ribuan pengusaha Indonesia. Jaringan Apindo untuk Jokowi-Kalla semakin kuat karena Ketua Apindo, Franky Sibarani, menjadi anggota tim penggalangan dana pasangan Jokowi – JK dalam Pilpres yang lalu.
“Kenapa jumlah menteri yang tadinya sedikit 18 atau 20, kemudian langsung dibantah oleh Sofyan Wanandi dan Jusuf Kalla tiba-tiba berubah, bahkan separo dari jumlah menteri itu untuk partai politik. Saya sebagai kader PDIP menjadi bingung,” ungkapnya lagi
“Lalu kemudian apa peran Sofyan Wanandi? Memang dia ketua APINDO, tapi mengapa dia arus muncul dimana-mana? Inilah yang memunculkan kesan kuat bahwa para taipan ini sedang bermain. Akibatnya orang mulai was-was tentang kabinet ini, apakah akan jujur memberantas korupsi dan lain-lain,” demikian tegur Kwik lantang.
Kwik berani menantang Tim Transisi untuk menjawab pernyataannya. “Mumpung disini ada rumah transisi. Tolong dibantah dengan fakta-fakta yang nyata dan jelas,” pinta Kwik.
Pernyataan Kwik Kian Gie langsung direspon luas di forum-forum internet. Kaskus contohnya, langsung merespon pernyataan tersebut dengan mencaci maki Kwik.
Tanggapan atas pernyataan Kwik Kian Gie di ILC itu, juga muncul dari Akbar Faisal, yang jadi Deputi bidang Infrastruktur, Perumahan Rakyat dan Transportasi Publik dalam Tim Transisi.
“Saya baru mendengar ini (secara terbuka dari Kwik Kian Gie). Tapi saya pernah samar-samar mendengarnya,” kata Akbar di acara yang sama.
Akbar mengaku pernah memberanikan diri menanyakan kebenaran kabar samar tersebut langsung kepada Jokowi. Menurut Akbar, Jokowi membantah kabar tersebut.
“Sorry mas Akbar, tidak benar. Dan saya yakin beliau (Jokowi) tidak terlilit dengan sembilan taipan itu,” kata Akbar menirukan jawaban Jokowi.

Siapa Para Taipan

Jokowi dan Jusuf Kalla, keduanya berasal dari pengusaha yang sekarang alih profesi jadi penguasa. Sehingga hubungan transaksionalnya dengan para taipan mengundang sulit dipungkiri. Pada kenyataannya, ada nama Edward Surjadjaja, putra William Surjadjaja, pendiri konglomerasi Astra, dalam beberapa proyek Jokowi.
Lalu, siapakah 9 taipan yang dimaksud Kwik Kian Gie? Ada nama-nama besar taipan Indonesia yang selama ini terlihat mendukung Jokowi-JK.
Sebut saja Antoni Salim, putra Soedono Salim, pemilik Salim Group. Kemudian Boss Lippo Group James Riyadi, Tomy Winata dan kawan-kawannya, seperti Rudy Raja Mas, Apiang Jinggo alias Yan Darmadi, Engsan, A Pow, Chandra dll., Kirana bersaudara pemilik Lion Air, Rusdi dan Kusnan, Edward Surjadjaja, Trihatma Kusuma Haliman si raja properti, Raja tekstil mendiang Lukminto dan ‘Ratu Mall” Imelda Tio, Bankir Kevin Wu, Benny Chandra, Lia Anggraeni, Jhony Liem.
Mungkinkah Megawati akan membiarkan para taipan ini berkuasa demi menyelamatkan bisnis CPO miliknya, atau demi keselamatan diri dan keluarga dari ancaman gugatan pelanggaran hukum dan korupsi yang terjadi di eranya, sebuah pertanyaan.
Maka tak berlebihan kiranya jika Kwik Kian Gie, merasa perlu mengingatkan seluruh rakyat dan pendukung Jokowi, bahwa ada harga yang harus dibayar sebagai efek kemenangan Jokowi. (RM)

Persamaan Penguasa dan Pengusaha

    Hasil gambar untuk Supardi saminja
  1. Penguasa dan pengusaha senang merencanakan proyek yang tidak jelas manfaatnya asalkan menguntungkan.
  2. Penguasa dan pengusaha berlaga jadi pembela rakyat, di belakangnya memberdaya rakyat.
  3. Penguasa dan pengusaha senang melihat rakyat bodoh sebab kalau pintar akan membahayakan dirinya.
  4. Penguasa dan pengusaha senang ketika negeri ini memiliki banyak proyek, tidak peduli dananya hasil mengemis di Negara lain.
  5. Penguasa dan pengusaha sumringah mendapat untung, tidak peduli Negara ini bunting.
  6. Penguasa dan pengusaha senang memperkaya diri sendiri, tidak peduli rakyat miskin.
  7. Penguasa dan pengusaha akan berbisik-bisik mesra di saat pemilihan umum.

Penguasa Sekaligus Pengusaha

Hasil gambar untuk Supardi saminjaMenteri Koordinator (Menko) Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli mengatakan, pengusaha dan penguasa (peng-peng) dapat menjadi malapetaka bagi rakyat Indonesia. Walaupun, kata dia, pada dasarnya peng-peng merupakan pekerjaan yang mulia. 
"Tapi, kalau digabung di satu orang, melakukan dwifungsi, ya penguasa juga dan pengusaha juga, itu adalah malapetaka buat rakyat dan bangsa kita, dan itu merupakan pengkhianatan terhadap demokrasi," katanya.
Hal itu disampaikan Rizal Ramli seusai menghadiri acara Haul ke-6 Gusdur di rumah mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD di Jalan Dempo, Matraman, Jakarta Pusat, Senin (11/1) malam.
Menurut dia, gejala-gejala peng-peng harus segera dihapuskan dari bumi Indonesia jika menginginkan bangsa yang lebih maju dengan memiliki pemerintahan yang baik. Karena, kata dia, hal itu dapat merugikan rakyat.
"Ini tidak adil buat mayoritas rakyat kita yang tidak punya koneksi dengan pejabat atau bukan keluarga pejabat. Masak semuanya dikuasai oleh keluarga pejabat di Indonesia," ucapnya.

101 ALASAN kuat kenapa harus jadi PENGUSAHA dan jangan jadi KARYAWAN

Hasil gambar untuk Supardi saminjaFaktanya ummat islam, termasuk masyarakat Indonesia membutuhkan lebih banyak pengusaha, guna ikhtiar menjemput rezeki Allah, yang kata Rasulullah, bahwa 9 dari 10 pintu rezeki berada di perdagangan. Maka sejujurnya, tulisan ini bukan untuk membuat pengkasta-kastaan antara pengusaha dan karyawan.

Karena memang aslinya, yang membuat seseorang mulia itu hanya satu hal.
Yaitu, apabila dia bisa berbuat adil. Berbuat adil inilah yang banyak turunannya. Misalnya, bertaqwa kepada Allah, bermanfaat bagi sesama, dan menunaikan hak diri sendiri, dan lain-lain. Bukan terletak pada materi, yang hanyalah berupa 'alat' atau 'kendaraan'.

Kadang, adalah sesuatu yang lumrah, bila kita mendapatkan pertentangan. Apakah yang kita perbuatan itu memang tidak baik, ataupun jelas-jelas itu baik, selalu ada saja pertentangan. Termasuk, dikala beberapa pengusaha, yang 'mengompori' orang untuk jangan menjadi karyawan dan jadilah pengusaha. Ada yang merasa bahwa 'ucapan kompor' tersebut sebagai cambuk motivasi, ada pula yang merasa 'ucapan kompor' itu adalah penghinaan. Yah, terserah Anda saja.

Sedikit banyak, apa-apa yang disini bakal bermanfaat bagi siapapun kita, apakah masih seorang pelajar, seorang karyawan, maupun pengusaha.

Nah kalau begitu berikut inilah alasan kenapa harus menjadi pengusaha dan jangan menjadi karyawan :

1. Kalau karyawan, dari pertama melamar kerja, sampai mau berhenti kerja, harus memberi waktu, tenaga, stamina, jasa, dan sebagainya, barulah dia bakal dibayar (digaji). Kalau dia sedang sakit, atau ada halangan, sehingga tidak bisa kerja, tidak bisa memberi waktu, maka dia tidak dibayar (tidak digaji).
2. Kalau pengusaha, awal-awalnya dia harus kerja, baru dapat bayaran. Tapi, lama-lama, nanti dia nggak usah kerja pun, dia bakal dapat bayaran. Mau dia lagi sakit, uang bakal tetap masuk ke kantong dia. Mau dia lagi jalan-jalan, uang bakal tetap masuk ke kantong dia.
3. Lebih baik kecil jadi bos, daripada gede jadi kulit. Kuli kerja, ntar dapat makan. Kuli nggak kerja, nggak dapat makan. Kalau bos, kerja atau nggak kerja pun dapat makan.
4. Karyawan, memiliki sifat 11P. Yakni, Pergi Pagi Pulang Petang Pinggang Pegel Pala Pusing Penghasilan Pas-Pasan. Hehehe!
5. Karyawan, kudu kerja seharian, hampir 12 jam, kurang lebih, selama 5-6 hari. Waktunya diatur-atur orang.
6. Karyawan, berangkat kerja ketika anaknya belum bangun. Kemudian pulang kerja sampai ke Rumah ketika anaknya sudah tidur. Bulan depan, nanti anaknya bakal manggil ayahnya dengan panggilan "Om", dan bakal manggil ibunya dengan panggilan "Tante." Ckckck.
7. Pengusaha, ngerti benar bahwa anak itu adalah titipan dari Allah, dan harus diasuh oleh orang tuanya.
8. Kalau menurut karyawan, anak itu titipan dari Allah. Tapi malah ia titipkannya lagi ke pembantu. #GUBRAK!
9. Karyawan, penghasilannya terbatas. Pengusaha, penghasilannya nggak tentu. Kadang banyak, kadang banyak banget. Hehehe!
10. Karyawan, kadang nggak belajar kebijaksaan, nggak apa-apa.
11. Pengusaha, mau atau nggak mau, wajib belajar kebijaksanaan.
12. Karyawan, sering dimarahin sama bos melulu. Bikin gondok, bikin kesel. #CubitBoneka
13. Karyawan datang harus pagiiiii banget. Kalau terlambat sekian detik, dimarahin. Sedangkan si bos datangnya siang melulu! #CubitRilakkuma
14. Kalau jadi pengusaha, insya Allah bisa cepat menikah. Bisa menikah muda.
15. Kalau jadi karyawan, di beberapa tempat kerja, susah resignnya. Harus ada syarat minimal kerja disana selama sepersekian abad dulu, baru bisa resign. #TepokJidat
16. Kalau jadi karyawan, di beberapa tempat kerja, kalau mau resign, harus bayar 10 juta. Ada yang harus bayar 20 juta. Ada yang harus bayar 30 juta. Ada pula yang harus bayar 50 juta. #Pingsan
17. Jadi pengusaha, membuka lapangan pekerjaan. Jadi bisa mengurangi jumlah pengangguran. #SoSweeet
18. Para pengusaha, memberikan sumbangan besar-besaran.
19. Para pengusaha, membangun Rumah Sakit, jadi dokter-dokter ada tempat untuk kerja.
20. Para pengusaha, membangun Maskapai Bandara, jadi pilot-pilot ada tempat untuk kerja.
21. Para pengusaha, membangun Bengkel, jadi montir-montir ada tempat untuk kerja.
22. Para pengusaha, membangun Restoran, Warung, Rumah Makan, Kedai, dan sebagainya, jadi koki-koki ada tempat untuk kerja.
23. Para pengusaha, membangun Sekolah dan Kampus, jadi guru dan dosen bisa bekerja, para pelajar bisa belajar.
24. Sepuluh sahabat Nabi yang dijamin masuk Syurga, ternyata hampir semuanya pedagang.
25. Empat sahabat Nabi, semuanya pedagang.
26. Istri kesayangan Nabi, juga pedagang.
27. Nabi juga pedagang.
28. Islam pun dibawa masuk ke Indonesia, oleh pedagang.
29. Sesepuh NU dan Muhammadiyah juga pedagang.
30. Serikat Dagang Islam saja turut memperjuangkan kemerdekaan negeri ini.
31. Rasulullah bersabda, "Berdaganglah engkau. Karena 9 dari 10 pintu rezeki berada di perdagangan." (HR. Ahmad)
32. Dari sahabat Rafi’ bin Khadij ia menuturkan: Dikatakan (kepada Rasulullah), “Wahai Rasulullah! Penghasilan apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Hasil pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri, dan setiap perniagaan yang baik.” (HR. Ahmad, Ath-Thabrani, Al-Hakim, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).
33. ”Sesungguhnya sebaik-baik mata pencaharian adalah seorang pedagang.” (HR. Baihaqi)
34. Para pengusaha, menggerakkan roda ekonomi.
35. Para pengusaha, nggak perlu pakai jas dan dasi, tapi penghasilannya bisa melebihi yang pakai jas dan pakai dasi.
36. Kalau sudah maghrib, karyawan harus kejar-kejaran sama waktu. Nggak enak.
37. Kalau jadi karyawan, jarang-jarang update blog. Kalau jadi pengusaha, bisa sering-sering update blog.
38. Kalau jadi pengusaha, bisa baca Al-Qur'an 1 juz selama 1 hari.
39. Kalau jadi pengusaha, bisa sibuk ngurusin urusan ukhrowi. Gak ke Kantor melulu seharian.
40. Yeee gaji karyawan naiiik 3%~ Eh, malah disalip inflasi 6%. Uang Sekolah anak ikut naik pula. #GUBRAK!
41. Karyawan, kadang nggak selera makan. Gegara bayangin Kantor, teringat kerjaan, teringat atasan. #HiksHiks
42. Karyawan, sore-sore udah terjebat macet. Keseringan.
43. Karyawan, pagi-pagi pun terjebak macet. Keseringan.
44. Pagi-pagi, pengusaha bisa nganter anaknya Sekolah dan istrinya belanja.
45. Pagi-pagi, pengusaha bisa ngetweet.
46. Jam 8 malam, pengusaha bisa nemenin anak ngerjain PR. Jam 8 malam, beberapa karyawan asih sibuk ngerjain kerjaan kantor. Padahal pingin banget ngobrol sama orang tua, sama istri, sama anak. #HiksHiks
47. Beberapa bayinya karyawati, kalau menangis-nangis bukan mencari ibunya, tapi malah mencari baby sitternya. #HiksHiks
48. Karyawan, bangga kalau naik jabatan. Pengusaha, bangga kalau menaikkan jabatan karyawan-karyawannya.
49. Kalau karyawan, naik jabatan, biasanya waktu untuk keluarganya makin sedikit.
50. Kalau pengusaha, omzet naik, biasanya waktu untuk keluarganya makin banyak.
51. Kalau karyawan, senangnya dan ngarepnya difasilitasi.
52. Kalau pengusaha, senangnya dan ngarepnya memfasilitasi.
53. Kalau beberapa karyawan, capek kerjanya cuma mundar-mandir sambil foto copy doang.
54. Kalau beberapa karyawan, capek kerjanya cuma ngetik-ngetik di Microsoft Word dan Excel.
55. Beberapa karyawan, pas lagi asyik-asyik liburan, eh, malah ditelepon Kantor. Harus dijawab. Ingat kontrak. Nggak punya kebebasan waktu. #Wew
56. Beberapa karyawati, tidak diizinkan untuk ta'at kepada Allah dengan cara berpenampilan syar'i. Mereka dipaksa untuk tidak mengenakan kerudung. Atau, dipaksa mengenakan kerudung yang tidak syar'i.
57. Rasulullah Saw. bersabda, “Wahai Amru, sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh hamba yang Shalih...” (HR. Ahmad).
58. Karyawan, ketemu sama uangnya sebulan sekali. Jadi kurang akrab.
59. Pengusaha, ketemu sama uangnya setiap hari. Jadi lebih akrab.
60. Karyawan, udah malam-malam pun dimarah-marahin supaya bangun pagi-pagi banget.
61. Karyawan, melihat pemandangan nikmatnya orang liburan di hari libur, dikala diri sendiri tidak libur dan harus kerja.
62. Beberapa karyawan, tidak dimanusiakan sebagai manusia. #Miris
63. Kalau jadi karyawan, yang diasah malah otak kirinya terus.
64. Kalau jadi pengusaha, otak kanannya semakin terasah.
65. Kalau jadi karyawan, sering kreativitas, imajinasi, nggak dipakai. Kalau pun dipakai, kadang nggak dihargai.
66. Karyawan, kadang kudu pakai seragam dan busana formal.
67. Karyawan, mesti absen-absen segala lagi.
68. Karyawan, kadang kudu pura-pura rajin pas ada Bos.
69. Pengusaha, sering bisa lebih cepat naik haji.
70. Pengusaha, sering bisa lebih cepat menghajikan dan mengumrohkan orang tua.
71. Pengusaha, sering bisa lebih cepat memberikan orang tua perawatan yang terbaik.
72. Pengusaha, bisa lebih cepat mengurangi maupun meniadakan beban kerja ibu dan ayahnya, agar nggak perlu lagi capek-capek begitu. #Kasiaaannn
73. Beberapa karyawan, sedih jarang-jarang dekat sama orang-orang yang dicintai.
- 07.00-08.00 perjalanan berangkat kantor
- 08.00-16.00 kerja dikantor
- 16.00-17.00 perjalanan pulang kantor
- 17.00-19.00 istriahat, mandi, sholat, ngaji, dan lain-lain.
- 19.00-22.00 WAKTU BUAT KELUARGA (hanya 3 JAM )
- 22.00-04.00 Tidur
- 04.00-07.00 persiapan ngantor lagi
#TERLALU
74. Pada era industri dulu, kurang lebih ketika jaman penjajahan Belanda, menjadi karyawan adalah sesuatu yang hebat, bakal dipuji-puji. Sekarang, seperti itu sudah tidak jamannya lagi dipuji-puji.
75. Kalau karyawan, kadang sudah bekerja keras, sabar, telaten, teliti, nahan dimarahin, paksa-paksain mata yang sudah 5 watt, eh, gajinya dikit banget. Nggak sebanding dengan biaya kuliah yang ratusan juta. Gak sebanding dengan "biaya upah" untuk masuk kerjanya dan dapat proyeknya.
76. Pengusaha, keluar dari zona nyaman. Berkontribusi untuk negeri.
77. Pengusaha bergumam, waktu terus berjalan. Mau nunggu sampai kapan lagi untuk membahagiakan orang tua?
78. Karyawan, janji mau ngajak orang tuanya jalan-jalan ke 'Situ', tapi nggak jadi-jadi?
79. Karyawan, kadang pekerjaannya nggak sesuai dengan jiwanya. Sementara ada hal lain yang memanggil jiwanya.
80. Beberapa ibu Rumah Tangga, bisa punya bisnis kecil-kecilan di Rumah, tapi bisa juga ngantar anak Sekolah, anak les, ngajarin anak ngaji, main-main sama anak, bisa leluasa melayani suami, bisa leluasa dekat-dekat sama orang tua, tapi uang tetap masuk ke kantong. Nggak perlu capek-capek. #Sedaaaapp
81. Biasanya, pengusaha lebih bisa sholat fardhu berjama'ah di Mesjid dengan tepat waktu secara berjama'ah.
82. Terkadang, beberapa karyawan sholat fardhunya tidak tepat waktu, tidak di Mesjid, dan tidak berjama'ah.
83. Biasanya, pengusaha lebih bisa sholat dhuha, bahkan beberapa raka'at.
84. Terkadang, beberapa karyawan tidak sempat sholat dhuha.
85. Tinggalkan yang membuat kita lalai dengan kewajiban pada Allah. Jalan akan dibukakan bagi yang bertaqwa. Ingat QS. At-Thalaq ayat 2 dan 3.
86. Banci aja udah berani buka Salon. Masa' yang laki tulen belum berani?
87. Orang yang hobinya jadi karyawan, biasanya berdalih, "Nggak usahlah banyak-banyak duit. Yang penting keluarga udah bisa makan. Anak udah bisa Sekolah. Itu udah cukup." Tanpa dia khawatir apakah tetangganya sudah makan, apakah saudaranya bisa Sekolah.
88. Rasulullah bersabda, "....Sesungguhnya jika kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya itu lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam keadaan miskin lalu mengemis kepada manusia dgn menengadahkan tangan mereka....." (HR. Bukhari: 2537)
89. Rasulullah bersabda, "Kefakiran mendekatkan kepada kekufuran" (HR. Abu Na'im dari Anas). Ada yang bilang, bahwa hadits ini dhoif. Perlu diketahui dengan teliti, bahwa hadits dhoif itu berbeda dengan hadits maudhu. Andai pun kita lupakan sejenak hadits tersebut, nyatanya memang kita lihat ada orang miskin yang bersedia murtad, dengan begitu dia akan dikasih indomie karena dia belum makan. Ada pula yang tidak sholat Jum'at gegera mending ikut rapat ajah. Ada pula yang tidak sholat Jum'at gegera lebih mentingin nyetir angkot (sekali lagi, ini bukan karang-karangan. Ini fakta. Ini hasil curhatan. Dan di berita pun ada).
90. Rasulullah bersabda, "Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kefakiran dan kekufuran serta adzab kubur" (HR. Abu Dawud, Al-Nasai, dan Ahmad. Dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam dan Syu'aib al-Arnauth, beliau berkata: sanadnya kuat sesuai syarat Muslim).
91. Ustman bin Affan mendapat jaminan Syurga dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melalui harta yang dimilikinya. Yaitu saat dia mewaqafkan sumur Ruumah dan menginfakkan 300 ekor unta dan seribu Dinar pada perang Khandak. (HR. Bukhari, Bab: Manqib Utsman bin Affan)
92. Masih riwayat lain, bahwa orang yang menginfakkan dengan sepasang hartanya dipersilahkan masuk surga dari pintu mana saja yang ia kehendaki. Setiap penjaga pintu surga memanggil dan memprsilahkan ia masuk dari pintu tersebut. (HR. Bukhari dan Muslim)
93. Kalau jadi karyawan, kadang, beberapa diantaranya susah untuk zuhud dan qanaah. Karena ada yang siang-malam, terbayang kepingin punya mobil, kepingin punya Rumah, kepingin ini-itu, hingga lalai berdzikir.
94. Beberapa karyawan, bisa naik haji. Beberapa pengusaha, bisa naik haji dan menghajikan orang lain.
95. Beberapa karyawan, bisa ikut majelis ta'lim maupun majelis dzikir. Beberapa pengusaha, bisa ikut majelis ta'lim dan majelis dzikir, sekaligus membiayai kebutuhan majelis ta'lim dan majelis dzikir.
96. Pengusaha, berkemungkinan lebih untuk menggeser industri maksiat seperti halnya Diskotik, musik maksiat, film maksiat, sekulerisme, liberalisme, kapitalisme, dan doktrin sesat lainnya serta melawan pasukan musuh dalam perang pemikiran (ghazwul fikri), dikarenakan atas izin Allah, mereka diamanahkan kelebihan harta dan waktu.
97. Kerja itu bukan sekadar buat nyari gaji. Tapi juga nyari ilmu, pengalaman, relasi, informasi, data, hasil segmentasi, studi kasus, modal, dan integritas, dan sebagainya. Jadi, sama sekali tidak ada salahnya bila kerja dulu jadi karyawan. Tapi, jangan lama-lama. Apalagi selamanya (Kecuali, kalau ndak punya rencana pingin cepat berkontribusi dengan salah satu ikhtiar pribadi).
98. Beberapa karyawan, bisa keluar dari kesulitan. Beberapa pengusaha, bisa keluar dari kesulitan dan membantu orang keluar dari kesulitan.
99. Insya Allah, beberapa pengusaha bisa membantu Irak agar minyaknya tidak dikuasai Amerika melulu. Agar sebagian Palestina tidak dikuasai Israel melulu.
100. Untuk bisa menjadi negara yang maju, suatu negara kudu memiliki 2% pengusaha diantara seluruh penduduknya. Di Indonesia, belakangan ini jumlah pengusahanya ada sekitar 0,18% dari penduduknya. Padahal, kalau Malaysia, 5%. Singapura, ada 7%. Jepang, 10%. Amerika, ada 11%.
101. Karyawan yang resign itu mulia, karena telah membuka satu lapangan pekerjaan.

** Sebetulnya sih alasannya lebih dari 101. Jadi, yah begitu.
Sekali lagi, ini bukan sekadar iming-iming. Tapi ini fakta, beberapa pengusaha dan beberapa karyawan yang curhat. Makanya saya bilang "beberapa" dan "kadang", bukan "semua" dan "selalu". Daripada tersinggung, mending berubah. Daripada ngiri, mending nganan. Hehehe!

Karena memang, aslinya mau menjadi karyawan atau pengusaha tidaklah langsung menjadikan kita mulia. Seperti yang saya bilang di awal tadilah. Ntah itu "karyawan" atau "pengusaha" itu cuma "alat", persoalannya, dengan "alat" itu, kita pakai untuk apa? Apakah kita jadi lebih mudah berderma? Apakah kita jadi lebih punya waktu untuk ibadah? Atau malah membantu kita jadi makin jauh dengan keluarga? Jadi lalai ibadahnya? Atau apa? Pokoknya, apapun yang kita lakukan, itu tergantung dari niatnya.

Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikit pun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam Syurga).” (QS. Saba’: 37)