Rabu, 12 Oktober 2016

Bila Pengusaha Jadi Penguasa

Hasil gambar untuk Supardi saminjaBelum genap sebulan, Jokowi dan Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wapres, menggantikan SBY-Budiono, kekuasaannya sudah mulai direcoki para taipan. Gonjang ganjing nomenklatur kabinetnya, pun kabarnya tidak lepas dari pengaruh angin topan para taipan itu.
Kritik pedas datang dari mantan Menko Bidang Prekonomian, 1999-2000, Kwik Kian Gie. Pada acara ILC TVOne, Selasa 21 Oktober 2014, mendadak riuh saat Kwik Kian Gie, tanpa basa basi mempertanyakan kebenaran rumor dikuasainya Jokowi oleh 9 taipan (pebisnis bermodal kuat keturunan Tiongkok/memiliki jaringan bisnis di Hongkong/China).
“Saya dengar kabar-kabar yang sudah meluas bahwa Jokowi dikendalikan oleh 9 taipan, orang-orang kaya yang mengendalikan, dan kabar ini sudah menyebar luas, dan tidak ada yang berani mengatakan. Biarlah saya yang mengatakannya. Bukan apa-apa, tapi karena kecintaan saya. Tolong dibantah yang sekeras-kerasnya, dengan fakta yang sekeras-kerasnya bahwa ini tidak betul, karena kabar ini sangat meluas.”
Sebagai kader PDIP, Kwik merasa harus mempertanyakan hal tersebut, karena tidak ingin partainya dikuasai cukong. Kwik adalah politisi senior sekaligus ekonom handal yang pernah menduduki jabatan strategis di negeri ini.
Kwik tentu saja banyak mengetahui ‘isi dapur’ partai berlambang banteng itu. Maka ia juga mempersoalkan kemunculan Sofjan Wanandi, seorang pengusaha dan sekaligus ketua Asosisi Pengusaha Indonesia (APINDO).
Menurut Kwik, Sofjan Wanandi sudah sejak lama melobi Megawati untuk memasangkan Jusuf Kalla dengan Jokowi. Sejak 2013, di berbagai kesempatan, Sofjan menyatakan bakal mengeluarkan Rp 2 triliun bila Kalla dipasangkan dengan Jokowi.
APINDO sendiri berisi ribuan pengusaha Indonesia. Jaringan Apindo untuk Jokowi-Kalla semakin kuat karena Ketua Apindo, Franky Sibarani, menjadi anggota tim penggalangan dana pasangan Jokowi – JK dalam Pilpres yang lalu.
“Kenapa jumlah menteri yang tadinya sedikit 18 atau 20, kemudian langsung dibantah oleh Sofyan Wanandi dan Jusuf Kalla tiba-tiba berubah, bahkan separo dari jumlah menteri itu untuk partai politik. Saya sebagai kader PDIP menjadi bingung,” ungkapnya lagi
“Lalu kemudian apa peran Sofyan Wanandi? Memang dia ketua APINDO, tapi mengapa dia arus muncul dimana-mana? Inilah yang memunculkan kesan kuat bahwa para taipan ini sedang bermain. Akibatnya orang mulai was-was tentang kabinet ini, apakah akan jujur memberantas korupsi dan lain-lain,” demikian tegur Kwik lantang.
Kwik berani menantang Tim Transisi untuk menjawab pernyataannya. “Mumpung disini ada rumah transisi. Tolong dibantah dengan fakta-fakta yang nyata dan jelas,” pinta Kwik.
Pernyataan Kwik Kian Gie langsung direspon luas di forum-forum internet. Kaskus contohnya, langsung merespon pernyataan tersebut dengan mencaci maki Kwik.
Tanggapan atas pernyataan Kwik Kian Gie di ILC itu, juga muncul dari Akbar Faisal, yang jadi Deputi bidang Infrastruktur, Perumahan Rakyat dan Transportasi Publik dalam Tim Transisi.
“Saya baru mendengar ini (secara terbuka dari Kwik Kian Gie). Tapi saya pernah samar-samar mendengarnya,” kata Akbar di acara yang sama.
Akbar mengaku pernah memberanikan diri menanyakan kebenaran kabar samar tersebut langsung kepada Jokowi. Menurut Akbar, Jokowi membantah kabar tersebut.
“Sorry mas Akbar, tidak benar. Dan saya yakin beliau (Jokowi) tidak terlilit dengan sembilan taipan itu,” kata Akbar menirukan jawaban Jokowi.

Siapa Para Taipan

Jokowi dan Jusuf Kalla, keduanya berasal dari pengusaha yang sekarang alih profesi jadi penguasa. Sehingga hubungan transaksionalnya dengan para taipan mengundang sulit dipungkiri. Pada kenyataannya, ada nama Edward Surjadjaja, putra William Surjadjaja, pendiri konglomerasi Astra, dalam beberapa proyek Jokowi.
Lalu, siapakah 9 taipan yang dimaksud Kwik Kian Gie? Ada nama-nama besar taipan Indonesia yang selama ini terlihat mendukung Jokowi-JK.
Sebut saja Antoni Salim, putra Soedono Salim, pemilik Salim Group. Kemudian Boss Lippo Group James Riyadi, Tomy Winata dan kawan-kawannya, seperti Rudy Raja Mas, Apiang Jinggo alias Yan Darmadi, Engsan, A Pow, Chandra dll., Kirana bersaudara pemilik Lion Air, Rusdi dan Kusnan, Edward Surjadjaja, Trihatma Kusuma Haliman si raja properti, Raja tekstil mendiang Lukminto dan ‘Ratu Mall” Imelda Tio, Bankir Kevin Wu, Benny Chandra, Lia Anggraeni, Jhony Liem.
Mungkinkah Megawati akan membiarkan para taipan ini berkuasa demi menyelamatkan bisnis CPO miliknya, atau demi keselamatan diri dan keluarga dari ancaman gugatan pelanggaran hukum dan korupsi yang terjadi di eranya, sebuah pertanyaan.
Maka tak berlebihan kiranya jika Kwik Kian Gie, merasa perlu mengingatkan seluruh rakyat dan pendukung Jokowi, bahwa ada harga yang harus dibayar sebagai efek kemenangan Jokowi. (RM)

Tidak ada komentar: