Sabtu, 01 Desember 2012

Cara Bertanya yang Baik

Seringkali kita mendapati seseorang yang bertanya melalui media forum online atau mailing list, tetapi tidak mendapatkan jawaban dari anggota yang lain atau jawaban yang seringkali muncul adalah RTFM (Read The Fine Manual) atau STFW (Search The Fine Web). Jangan kaget, cara Anda bertanya dapat sangat mempengaruhi respons yang akan Anda dapatkan. Jika cara Anda benar, maka di forum yang sama bisa jadi malah orang-orang seperti menjadi saling berebutan untuk membantu Anda sehingga kadangkala Anda malah bingung sendiri karena banyak sekali yang menawarkan solusi yang kesemuanya benar.

Satu fakta yang harus Anda pahami pada sebuah forum online atau mailing list adalah kebanyakan (atau malah semua orang pada forum atau mailing list komunitas) dari mereka tidak mendapatkan bayaran apapun dari instansi apapun. Justru bahkan sebagian dari mereka harus mengorbankan waktu dan pikiran untuk menolong Anda.

Sebelum Anda melontarkan sebuah pertanyaan pada media-media diatas, maka persiapkan dulu hal-hal berikut sebelum bertanya:
1. Coba baca lagi dokumentasi produk tersebut baik-baik

2. Coba cari dahulu jawabannya dengan mencarinya di Internet (via Google, dll)

3. Coba cari jawabannya di arsip mailing list dari produk tersebut (kalau jawabannya sudah ada di arsip, kadang-kadang orang akan menjadi jengkel dengan pertanyaan Anda)

4. Dan seterusnya pada intinya; jangan lupa tunjukkan bahwa Anda sudah berusaha untuk memecahkan masalah tersebut. Karena jika Anda tidak menyertakan bukti-bukti usaha Anda, maka orang lain cenderung melihat Anda sebagai pemalas dan tidak merasa tergugah untuk membantu Anda.

5. Kemudian, cari tahu tempat yang tepat untuk menanyakan pertanyaan Anda tersebut. Pertanyaan mengenai programming akan cenderung diabaikan, atau malah akan mengundang kecaman, jika diposting di forum mengenai perangkat keras.

6. Hindari cross-posting (memposting pertanyaan ke banyak forum sekaligus) cenderung membuat orang menjadi malas menjawab pertanyaan Anda ("ah, paling forum X yang akan menjawabnya"). Kalaupun Anda merasa betul-betul perlu untuk memposting pertanyaan tersebut ke beberapa forum sekaligus, maka kirimkan sebagai satu buah email untuk setiap forum.

Saat Anda melontarkan pertanyaan pun hendaknya Anda mengikuti tata cara bertanya yang baik:
1. Gunakan bahasa yang sopan
Jika Anda menggunakan kata-kata yang kasar, adalah hal yang aneh jika kemudian Anda heran ketika tidak ada yang menjawab pertanyaan Anda. Gunakan kata-kata seperti "Apakah ada yang bisa membantu saya?", "Terimakasih banyak sebelumnya", dst.
Ingat bahwa para pakar tersebut tidak menerima bayaran untuk membantu Anda, jadi setidak-tidaknya jangan lupa mengucapkan terimakasih kepada mereka.

2. Jangan asumsikan bahwa Anda berhak mendapatkan jawaban.
Karena jika Anda telah berasumsi begini, maka Anda akan kecewa sendiri ketika pertanyaan Anda tidak terjawab, dan alih-alih berusaha introspeksi kenapa tidak ada jawaban Anda malah akan cenderung menjadi marah-marah di forum tersebut dan semakin diabaikan oleh hadirin lainnya (atau kena caci maki balik).

3. Beri judul yang sesuai dan deskriptif.
Judul email seperti "tolooongg!!!!" justru cenderung akan diabaikan, karena memberikan kesan bahwa Anda terlalu malas bahkan sekedar cuma memberi judul email yang sesuai.
Judul email seperti "Komputer restart sendiri setelah memasang Service Pack 3" akan mempunyai kans untuk dijawab yang lebih besar.

4. Jelaskan masalah Anda secara detil berikut dengan berbagai data-data yang ada.
INGAT bahwa para pakar di forum tersebut tidak bisa melihat kondisi nyata yang sedang Anda alami, jadi sumber informasi mereka hanya email dari Anda saja. Maka buatlah email tersebut selengkap dan sedetail mungkin.

5. Buat agar email Anda informatif dan tidak asal panjang lebar
Sehubungan dengan poin diatas, melampirkan data-data yang tidak relevan sehingga membuat email Anda menjadi sangat panjang malah justru akan membuat para pakar merasa segan untuk menjawab pertanyaan Anda. ("ya ampun sudah lama-lama download email dia ternyata isinya cuma beginian" delete!!!)

6. Tulis pertanyaan Anda dengan bahasa Indonesia yang benar.
Penulisan pertanyaan yang amburadul akan memberikan kesan bahwa Anda adalah orang yang ceroboh, dan para pakar yang sibuk akan merasa segan untuk meluangkan waktunya bagi Anda

7. Jangan langsung mengklaim bahwa kesalahan ada pada pihak yang lain.
Kalimat seperti "ada cacat pada analisa si X" tanpa bukti yang kuat akan cenderung membuat para pakarnya menjadi tidak tertarik untuk menjawab pertanyaan Anda, atau malah tersinggung. Cukup jelaskan saja bahwa Anda menemukan suatu masalah pada analisa tersebut, jangan membuat klaim yang tidak bisa Anda buktikan.

8. Jelaskan dan paparkan masalahnya, bukan tebakan Anda
Jika Anda bukan pakar di bidang tersebut, maka kemungkinan besar tebakan Anda salah, dan malah menunjukkan kebodohan Anda sendiri di depan umum.

9. Jangan meminta orang-orang untuk meminta membalasnya ke email pribadi Anda.
Masalah yang Anda alami seringkali juga dialami oleh orang lain dan akan tercatat pada forum atau arsip mailing list dan bisa digunakan oleh anggota-anggota baru di masa depan, sehingga akan lebih baik jika solusi yang Anda dapatkan akan tetap dipublikasikan pada media yang bersangkutan dan bukan hanya pada email Anda pribadi.

10. Buatlah gejala masalah yang Anda alami dengan kronologis yang benar
Seringkali dengan menjelaskan langkah-langkah yang Anda jalankan akan dapat membantu orang lain untuk menelusuri kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang Anda dapatkan.

11. Buatlah informasi sejelas mungkin dan bukan sebanyak mungkin
Misalkan Anda mengalami masalah dengan komputer Anda dan Anda hendak menyertakan data log yang ada pada sistem Anda, hapus bagian-bagian yang tidak berhubungan dengan masalah Anda. Orang justru akan malas membaca karena terlalu banyak waktu yang harus dibuang untuk memisahkan data yang valid dan data yang tidak valid.

12. Buat kesimpulan setelah permasalahan Anda terjawab
Setelah pertanyaan Anda terjawab / masalah Anda terselesaikan, kirim satu email lagi ke forum yang membeberkan apa saja yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Referensi:

MARI BERDISKUSI SECARA BAIK DAN BENAR!

Keterampilan berbicara dalam ragam budaya masyarakat Indonesia kini bisa terwujud dalam berbagai bentuk, di antara rutinitas kegiatan berbicara dalam kehidupan manusia sehari-hari. Apabila dirunut dari aspek tujuan, tempat, waktu, pihak yang terlibat, serta sarana yang dipergunakan, kegiatan berbicara menurut G. Sukadi (1997) dapat dibedakan menjadi 1) obrolan; 2) musyawarah/rapat; 3) diskusi; dan 4) debat.

Kegiatan obrolan bercirikan antara lain: 1) dilakukan tanpa tujuan yang pasti, sebab pada umumnya dilakukan untuk menambah keakraban, memperluas pergaulan, atau bahkan hanya untuk mengisi waktu luang; 2) dapat dilakukan di mana pun, dalam situasi bagaimanapun; 3) bisa dilaksanakan kapan pun, dalam batas waktu tak tertentu; 4) dapat dilakukan oleh siapa pun dengan siapa saja, tanpa klasifikasi dan kesamaan arah; dan 5) tidak memerlukan sarana dan fasilitas

Musyawarah merupakan kegiatan berbicara bersama yang: 1) dilakukan dengan tujuan mencari titik temu kesamaan langkah, pendapat, kebijakan, sebagai hasil kesepakatan-keputusan bersama; 2) dilakukan di tempat yang disepakati untuk mengadakan kegiatan berbicara bersama, meski bisa juga di tempat terbuka serta ruangan tertutup; 3) biasanya dilakukan setelah kelompok atau organisasi atau masyarakat memiliki kesamaan tujuan atau beban yang harus diatasi segera dan bersama; 4) dilakukan oleh anggota atau wakil-wakil anggota; 5) sarana dan peralatan diperlukan sesuai dengan tingkat kuantitas dan kualitas musyawarah dan hasil kesepakatan bersama.

Diskusi merupakan kegiatan berbicara bersama yang dilakukan dengan 1) tujuan untuk mencari kebenaran (ilmiah); 2) dilakukan dalam situasi resmi di tempat yang formal, meski kadang diskusi nonformal bisa dilakukan di tempat tak formal; 3) dilakukan oleh kalangan yang mencari kebenaran atau meningkatkan kualitas kebenaran; 4) dilaksanakan dalam kelola waktu yang terprogram secara proporsional; 5) diperlukan sarana dan peralatan sesuai dengan tingkat dan kualitas diskusi.

Debat merupakan kegiatan keterampilan berbicara antarpribadi atau pihak. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk mengemukakan bahwa gagasan atau konsep yang dikemukakan oleh satu pihak merupakan konsep atau gagasan yang lebih baik, lebih benar, dan lebih tepat dibandingkan gagasan pihak lain. Kegiatan debat ini belakangan berkembang sesuatu dnegan perkembnagan demokrsi di negara kita, terutama bagi partai-partai politik atau kandidat-kandidat yang mencalonkan diri duduk di kursi jabatan tertentu. Biasanya kegiatan ini dipandu oleh seoarng moderator sehingga arah dan tujuan berdebat relatif terkendali, demikian juga dengan topik pembicaraannya. Oleh sebab itu, amat diperlukan keluasan wawasan dan kecerdikan moderator dalam mengendalikan jalannya pemibcaraan. Peralatan dan sarana diperlukan sesuai dnegan bentuk debatnya. Debat kusir atau debat bebas tidak memerlukan tempat yang tertata teratur serta rancangan waktu yang terprogram. Namun, bukan itulah yang dimaksud dalam pembahasan ini.

BAGAIMANA KITA MELAKUKAN DISKUSI?

1. Pengertian diskusi

Secara etimologis kata diskusi berasal dari bahasa Latin discussio, discussi, atau discussum yang berarti memeriksa, memperbincangkan, dan membahas. Dalam bahasa Inggris, discussion berarti perundingan atau pembicaraan, sedangkan dalam bahasa Indonesia, sebagai istilah, diskusi berarti proses bertukar pikiran antara dua orang atau lebih tentang suatu masalah untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Berdasarkan konsep di atas kegiatan diskusi mengandung tiga unsur pokok, yaitu:

2.1 dilakukan oleh dua orang atau lebih (kelompok);
2.2 ada masalah yang menjadi pokok pembicaraan;
2.3 ada tujuan yang hendak dicapai, terutama demi kemajuan ilmu dan pengetahuan
2.4 tempatnya sudah ditentukan;
2.5 waktunya sudah dibatasi;
2.6 pihak-pihak yang telibat juga sudah jelas kedudukan dan fungsinya;

3. Kegiatan diskusi dapat dilakukan oleh dua orang ataupun lebih, puluhan, bahkan ratusan atau ribuan, dalam situasi resmi ataupun tak resmi; dengan persiapan yang matang dan terencana disertai dengan aturan yang jelas, atau kegiatan berbicara di tempat tak resmi dengan tujuan tertentu; berbicara boleh berbeda; tetapi tetap merupakan satu kesatuan,; menghasilkan ide-ide meskipun berbeda, tetapi tetap satu tujuan, bukan kehendak pribadi, melainkan tujuan kelompok, diwarnai dialog, tanya jawab, atau saling tukar pendapat, beradu argumentasi dengan bukti dan alasan, boleh ada penolakan pendapat atau gagasan, memberi tanggapan, saran, kritik, dan usul, di sisi lain dapat dikemukakan informasi lengkap dan terperinci membawa hasil baik berupa kesimpulan, kesepakatan, pemikiran
alternatif, dan lain-lain sebagai hasil pemikiran bersama.

4. Manfaat Diskusi bagi peserta

4.1 peserta dapat memahami suatu masalah, mengetahui latar belakang masalah atau sebab-sebab dan menemukan jalan keluar atau solusi masalah yang sulit.
4.2 peserta dapat menentukan suatu kesepakatan untuk melakukan tindakan, kegiatan, pekerjaan, dan bersikap tertentu.
4.3 peserta dapat menganalisis bersama suatu masalah dan mencari alternatif-alternatif gagasan, rencana kebijakan, tindakan atau keputusan yang tepat.
4.4 peserta dapat memperoleh informasi, ide atau gagasan dari peserta lain, dapat belajar dari peserta lain tentang pengalaman, cara berpikir, cara bersikap, cara mengambil keputusan atau kesimpulan, dan lain-lain.
4.5 peserta dapat saling mengamati, saling menilai, saling belajar, saling menghargai.
4.6 peserta dapat belajar mengemukakan pendapat dan berlatih menanggapai pendapat orang lain.
4.7 peserta dapat belajar berorganisasi baik sebagai angota maupun staf pimpinan.

5. Masalah dalam Diskusi

Masalah yang didiskusikan merupakan suatu persoalan yang dibahas oleh peserta diskusi untuk dipahami, diketahui sebab-sebabnya, dianalisis, dicari jalan keluar atau solusinya, diambil keputusan yang tepat, terbaik di antara yang baik atau tak baik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan

Masalah adalah persoalan yang ada antara harapan dengan kenyataan. Oleh sebab itu, kegiatan diskusi merupakan suatu upaya untuk menemukan cara menghilangkan, mengatasi atau memperkecil jarak antara harapan dengan kenyataan.

Kriteria masalah yang layak didiskusikan:

5.1 menarik perhatian peserta;
5.2 aktual dan menjadi pembiacaraan umum;
5.3 berguna bagi peserta, masyarakat atau bagi pengembangan ilmu pengetahuan;
5.4 baru, yaitu belum ada atau belum dibahas sebelumnya;
5.5 langka, jarang ada (kesempatan atau problemanya);
5.6 menyangkut kebijakan untuk umum atau penting sebagai public figure;
5.7 mengandung alternatif pendapat-multidimensional;
5.8 membutuhkan pertimbangan yang matang untuk penentuan keputusan;
5.9 dan lain-lain.

6. Cara Menemukan Topik Diskusi

6.1 memikirkan atau mengingat sesuatu yang pernah dan kita ketahui, kita alami, kita rasakan, dan kita bicarakan.
6.2 membaca buku, koran, majalah, atau referensi lain.
6.3 memperkaya referensial tak tertulis, lewat media audio visual,
6.4 menyimak pidato, ceramah, dialog cendekiawan atau tokoh-tokoh tertentu;
6.5 mengadakan pengamatan, penelitian, wawancara
6.6 dan lain-lain.

7. Pemilihan Tempat Diskusi

7.1 tersusun bersih, rapi, cukup luas untuk kegiatan diskusi
7.2 terhindar dari gangguan suara luar, misalnya kendaraan, pabrik, orang bekerja, anak-anak bermain
7.3 mengesankan suasana yang mengenakkan,
7.4 terdapat peralatan yang digunakan, misalnya soundystem, alat peraga, papan tulis, lampu penerangan,
7.5 cukup untuk mengatur formasi bentuk diskusi

8. Tipe Peserta Diskusi

8.1 tipe tak suka bicara
8.2 tipe positif
8.3 tipe sok tahu
8.4 tipe suka bertengkar
8.5 tipe pemalu
8.6 tipe ingin menang sendiri
8.7 tipe cuek
8.8 tipe sangat terpelajar
8.9 tipe suka bertanya

9. Peserta Diskusi yang Baik:

9.1 ikut mengambil bagian dalam berdiskusi
9.2 mendukung pendapat dengan alasan, fakta, contoh, atau pendapat pakar,
9.3 berbicara hanya bila diberi kesempatan;
9.4 berbicara dengan tegas, jelas, dan benar.
9.5 mendengarkan orang lain berbicara dengan penuh perhatian.
9.6 berkata dan bertindak sopan dan bijaksana
9.7 mencoba menghargai dan memahami pendapat orang lain
9.8 bisa menahan diri kapan dan suasana yang tepat untuk berbicara.
9.9 dan lain-lain.


10. Persiapan yang harus dilakukan oleh seorang peserta diskusi yang baik:

10.1 memikirkan apa yang diketahui tentang masalah yang didiskusikan
10.2 bila banyak yang belum diketahui, calon peserta harus menyelidiki dengan teliti dan sistematis masalah tersebut;
10.3 mempelajari masalah yang didiskusikan dari berbagai sumber, baik lisan maupun tertulis. Bila perliu buat catatan.
10.4 membuat urutan sistematis keterangan yang diperoleh dengan padat.
10.5 berlatih menyampaikan pendapat, tanggapan, dan pertanyaaan dalam kalimat yang baik.
10.6 secara mental harus siap dan bersemangat untuk mengikuti diskusi.

11. Ketua Diskusi

Ketua diskusi bertugas sebagai penuntun dan pengatur arus lalu lintas pembicaraan sebab ia bisa juga sekaligus menjadi moderator. Ia memberi arahan yang jelas dan mendorong peserta agar bergerak maju dalam pemikiran. Apabila terjadi kemacetan pembicaraan, ketua diskusi harus mampu melancarkan lagi jalannya diskusi; demikian pula bila terjadi arah pembicaraan yang menyimpang, ketua harus mampu meluruskannya sesuai dengan tujuan kegiatan diskusi tersebut. Oleh sebab hal tersebut, seorang ketua diskusi harus melakukan persiapan secukyupnya, misalnya membaca berbagai sumber dan membuat catatan agar ia memahami benar masalah yang didiskusikan dan tahu arah yang dituju. Di sisi lain ketua diskusi juga harus berlaku ramah, sabar, jujur, tidak berat sebelah, dan dapat menghargai pendapat orang lain.

12. Tugas ketua diskusi
12.1 mengemukakan masalah yang akan dibahas/didiskusikan: apa, mengapa, dantujuan yang diharapkan.menguraikan butir-butir penting yang menurutnya perlu dipikirkan dan dipertimbangkan oleh peserta. Biasanya hal ini dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
12.3 mengumumkan tata tertib atau aturan main diskusi; mengemukakan alokasi waktu, siapa yang berbicara per kesempatan, berapa orang yang bertanya per sesi; berapa menit per orang berbicara; bagaimana cara meminta kesempatan berbicara, dan lain-lain.
12.4 menjaga keteraturan diskusi; bertindak tegas dan buijaksana, terutama kalau situasi sudah menunjukkkan gejala tidak tertib, terutama dalam berbicara, misalnya dua orang berbicara sekaligus.
12.4 memberi kesempatan kepada semua peserta; hindari seorang berbicara berkali-kali, beri ksempatan kepada yang belum berbicara.
12.5 menjaga agar minat peserta tetap segar: ajukan pertanyaan yang bersifat memancing perhatian; hargai dan pujilah peserta yang aktif secara wajar.
12.6 menjaga agar diskusi tetap bergerak maju sesuai dengan tujuan
12.7 membuat catatan selama diskusi untuk mempermudah mengarahkan ke tujuan dan membuat rangkuman atau kesimpulan akhir diskusi.
12.8 mengemukakan hasil diskusi dengan jalan menyampaiakn rangkuman, kesimpulan, kesepakatan, rencana kerja, atau hal lain yang sesuai dengan tujuan diskusi.

13. Saran untuk Ketua Diskusi

13.1 bersikap bersahabat dengan semua pihak unsur kegiatan diskusi;
13.2 bersedia menjadi pendengar yang baik;
13.3 berpemikiran terbuka terhadap siapa pun;
13.4 mengerti maksud di balik kata-kata yang diucapkan oleh peserta;
13.5 mengerti sikap dan sifat peserta;
13.6 peka terhadap aksi dan reaksi peserta;
13.7 bersikap jujur terhadap taraf dan kedalaman pengetahuan;
13.8 disiplin dalam operasional waktu;
13.9 tak bersikap sombong, namun rendah hati;
13.10 tak mencela peserta diskusi;
13.11 tak menjelekkan pihak luar/lain;
13.12 tak memaksakan kehendak;
13.13 membuat perencanaan yang baik untuk kegiatan diskusi;
13.14 merencanbakan pertanyaan-pertanyaan secara baik;
13.15 mampu mengajak peserta berpartisipasi secara aktif;
13.16 mampu mengendalikan jalannya diskusi secara spontan tak terkendali;
13.17 mampu menjaga diskusi bnerjalan ke arah tujuan yang ditetapkan;
13.18 menghindarkan penyampaian pendapat pribadi;
13.19 berusaha tidak memihak;
13.20 mampu mengendalikan peserta untuk bersedia mendengarkan pendapat orang lain;
13.21 berusaha tidak memainkan peran sebagai seorang ahli;
13.22 mampu menangkap gagasan-gagasan atau konsep utama narasumber;
13.23 mampu menggunakan sarana dan prasarana yang ada secara efektif;
13.24 dan lain-lain.

14. Sekretaris/Notulis

Sekretaris merupakan pendamping ketua dalam suatu kegiatan diskusi, dengan tugas bidang tulis-menulis. Tugas tersebut antara lain mencatat nama peserta dan pernyataan yang disampaikan; mencatat hal-hal khusus yang timbul dalam diskusi, misalnya masalah baru yang dapat diagendakan untuk kegiatan berikutnya; bila diminta bersedia membacakan hasil diskusi; membuat kesimpulan sementara hasil diskusi, membuat laporan lengkap deskripsi penyelenggaraan kegiatan diskusi, antara lain cakupan masalah, tujuan yang ingin dicapai; pelaksanaan diskusi; hal-hal khusus yang muncul; dan kesimpulan atau hasil yang dicapai.

Seorang sekretaris hendaknya seorang penyimak baik yang pandai menangkap gagasan lisan seseorang serta mampu membuat laporannya disertai kepandaian mengatur waktu yang singkat tersedia dengan hasil yang bersih dan rapi.

15. Macam-Macam Diskusi

Jenis kegiatan diskusi dapat berbentuk diskusi kelompok, diskusi kelompok-kelompok, diskusi panel, lokakarya/workshop, rapat kerja, kongres, seminar, konferensi, symposium, kolokium, sarasehan, fishbowl, role-playing, studi kasus/case study, brainstorming, musyawarah/rapat, debat, dan lain-lain.

15.1 Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok ialah pertemuan yang direncanakan atau dipersiapkan untuk dilaksanakan untuk membahas suatu topik dengan seorang pemimpin. Diskusi ini relatif sederhana dengan peserta yang tidak begitu banyak antara empat sampai sepuluh orang. Masalah yang dibahas tidak demikian kompleks dengan tujuan untuk lebih mendalami atau memahami suatu masalah dari disiplin ilmu tertentu.

Bentuk diskusi ini memberikan peluang kepada setiap anggota untuik mengemukakan pendapat sekaligus memperluas wawasan dan pandangannya. Metode ini merupakan pendekatan demokratis, mendorong rasa kesatuang anggota, menghayati kepemimpinan bersama, dan membantu pengembangan sikap kepemimpinan.

Bentuk diskusi ini tidak cocok untuk peserta yang jumlahnya relatif . Peserta hanya akan mmendapat informasi yang terbatas, dan mudah terjerumus arahnya. Biasanya ada ketua yang ditugasi mengendalikan jalannya diskusi. Dia harus terampil mempimpin sehingga raus pembicaraan dapat berjalan dengan lancar dan adil, tidak dimonopoli oleh seseorang. Bentuk tempat pertemuan biasanya melingkar dengan berbagai alternatif desain tatap muka lain.

15.2 Diskusi Berkelompok-Kelompok

Bentuk diskusi ini sering dipakai bila jumlah peserta kegiatan diskusi relatif banyak. Bentuk kegiatan ini dilakukan dengan tujuan setiap peserta mempunyai peluang besar untuk berperan aktif berbicara. Setelah kegiatan diskusi kelompok-kelompok diadakan pertemuan pleno dengan mempersilakan setiap kelompok untuk mengemukakan pendapatnya. Dalam forum terakhir ini kegiatan dikendalikan oleh ketua diskusi yang lebih inti dari penyelenggara.

15.3 Diskusi Panel

Diskusi panel adalah kegiatan pertemuan ilmiah yang sudah direncanakan dengan menghadirkan sejumlah panelis di depan khalayak atau pengunjung tentang suatu topik. Diskusi panel merupakan bentuk diskusi bertukar pikiran atau pengalaman antara tiga sampai enam orang ahli yang dipandu oleh seorang ketua (moderator) dan disaksikan oleh sejumlah pendengar/pemirsa/audiens. Tiap panelis mengemukakan pendapatnya tanpa menanggapi pendapat panelis lain.

Moderator dan seluruh peserta menyiapkan terlebih dahulu tentang topik yang dibahas serta peka terhadap bagian-bagian masalah tertentu yang cukup rawan dipermasalahkan dengan memperhitungkan aternatif pertanyaan dan jawaban. Waktu kegiatan dibagi dua, separo untuk panelis dan separo berikutnya untuk tanya jawab dengan audiens.

Secara singkat gambaran kegiatan diskusi ini adalah

a. Pendahuluan => moderator membuka diskusi, mengemukakan topik dan arah serta tujuan yang ingin dicapai, memperkenalkan para peserta, serta membacakan tata tertib;
b. Penyampaian gagasan => panelis menyelesaikan gagasan, pendapat, atau pengalaman sesuai dengan jatah waktu yang diberikan;
c. Diskusi bebas => moderator mengatur jalannya diskusi antarpanelis serta tanggapan antarpanelis;
d. Partisipasi pendengar => moderator mempersilakan para pendengar untuk mengemukakan pendapat, menanggapai, bertanya, atau berkomentar. Panelis yang ditanyai atau ditanggapi akan memberikan jawaban.

Rangkuman => moderator merangkum hasil diskusi dengan mendapatkan pemecahan. Itulah sebabnya, pada umumnya lokakarya juga mengundang ahli dalam bidangnya sehingga secara teknis dapat mengemukakan pandangan yang mendalam untuk mencari solusi. Dalam hal ini biasanya disusunlah makalah dan disertai dengan presentasi. Masalah yang dikemukakan biasanya relatif konkret, tak sebatas konsep

Bentuk diskusi ini menghasilkan cetusan-cetusan gagasan baru, pendapat berbeda-beda, serta mendorong analisis untuk menghasilkan kesimpulan dari moderator. Karenanya bentuk diskusi ini memerlukan orang yang betul-betul memenuhi persyaratan. Kelemahannya, jika moderator tidak cerdik, ada kemungkinan seorang narasumber berbicara lebih dominan dibandingkan narasumber lain. Di sisi lain, hadirin mungkin juga terklasifikasi dalam kelompok setuju dan tidak setuku terhadap pendapat narasumber yang ada.

15.4 Rapat kerja

Rapat kerja adalah pertemuan wakil-wakil eselon dari suatu instansi untuk membahas masalah yang berkaitan dengan tugas dan fungsi instansi tersebut. Biasanya yang dibahas adalah program kerja dengan arah pembicaraan untuk mengusahakan keputusan yang membawa hasil yang baik untuk dilaksanakan.

Biasanya rapat ini dipimpin oleh kepala instansi disertai dengan pengarahan yang mengacu ke pencapaian target atau tujuan.

15.5 Seminar

Serminar (semin (Latin)= biji, benih) diartikan sebagai tempat benih-benih kebijaksanaan disemikan. Yang dibicarakan dalam seminar bukan masalah teknis, melainkan masalah kebijakan yang akan dipakai sebagai landasan bagi masalah-masalah yang bersifat teknis. Oleh sebab itu, biasanya kajiannnya bersifat penelitian beserta hasilnya atau studi literature.

Dalam seminar terdapat moderator, notulis, pemrasaran, pembanding, partisipan, dan guru pembimbing dengan tugas masing-masing.

a. Moderator bertugas membuka, memperkenalkan pemrasaran dan notulis, membacakan tata tertib, mengarahkan dan mengatur arus pembicaraan, menyampiakn kesimpulan, serta menutup diskusi.
b. Notulis bertugas mencatat hal-hal penting dalam diskusi baik teknis maupun materi pembicaraan;
c. Pemrasaran bertugas menjelaskan isi permasalahan yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam bentuk makalah;
d. Pembanding bertugas menyampaikan makalah bandingannya yang berisi tanggapan atau pernyataan terhadap apa yang disampaikan oleh pemrasaran sebelumnya;
e. Partisipan bertugas mengikuti kegiatan diskusi secara aktif, bukan sebatas pendengar belaka, melainkan bisa juga memberikan tanggapan, pertanyaan, dan lain-lain.
f. Guru pemibimbing biasanya ada kalau seminar diadakan di sekolah. Tugasnya, memberi saran dan arahan kepada pemrasaran serta meluruskan pembicaraan yang menyimpang dari tujuan semula.

Secara umum seminar dilaksanakan dengan tahap berikut:

1) Moderator membuka kegiatan dan mengarahkan;
2) Pemrasaran menyampaikan makalahnya;
3) Pembanding menyampaikan makalah atau tanggapannnya;
4) Pemrasaran menaggapi balik pernyataan pembanding atau menjawab pertanyaan; Partisipan menyampaian gagasannya, misalnya pertanyaan, tanggapan;
5) Pemrasaran atau pembanding menyampaikan jawaban atau tanggapan;
6) Guru pembimbing diberi kesempatan untuk menanggapi;
7) Moderator menarik kesimpulan dan menutup diskusi. Sebelumnya moderator mengemukakan perumusan hasil seminar secara keseluruhan.

15.6 Konferensi

Konferensi merupakan bentuk pertemuan dari kedua pihak untuk membahas atau merindingkan masalah yang dihadapi bersama. Secara longgar, konferensi juga diartikan dengan pertemuan anggota-anggota dari dua cabang perwakilan untuk menyesuaikan perbedaan dalam langkah dan kebijakan mereka. Konferensi merupakan pembicaraan, rapat, atau pemusyawarahan antara wakil-wakil berbagai negara untuk, membahas kepentingan bersama.

Kegiatan ini mengacu ke pengambilan tindakan sehingga menghasilkan suatu keputusan untuk ditindaklanjuti. Sebuah perusahaan besar bisa melakukan seperti ini dan biasanya diadakan setelah munculnya masalah yang lanyak dan perlu untuk segera dicari solusinya. Keputusan diambil tentu merupakan keputusan terbaik.


15.7 Kongres

Kongres merupakan pertemuan formal antara delegasi-delegasi atau wakil-wakil organisasi politik, sosial, atau profesi untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan mengenai suatu masalah bersama. Kongres merupakan rapat besar yang pesertanya ratusan, ribuan, bahkan jutaan. Karena itu, kongres biasanya dilakukan oleh sebuah organisasi. Kongres sering diistilahkan lain menjadi muktamar untuk suatu partai, biasanya lima tahun sekali untuk menentukan garis besar kebijakan yang akan dilakukan dalam satu kurun waktu demi menghadapi kompetitor atau persaingan yang ada.


15. 8 Simposium

Simposium adalah suatu pertemuan formal dengan beberapa ahli menyajikan pidato atau prasaran singkat mengenai sebuah topik denghan aspek yang berbeda-beda, atau topik yang bertalian di hadapan sebuah sidang hadirin. Semua prasaran dibahas oleh hadirin dipandu oleh seorang pemimpin atau moderator. Simposium merupakan bentuk diskusi yang diawali serangkaian pidato pendek oleh dua atau empat orang pakar. Mereka memang diundang untuk menyampaiakan pandangan-pandangan tentang masalah yang dibicarakan. Seorang moderator mengatur kelancaran jalannya diskusi. Setelah pembicara selesai menyampaikan pendapatnya, moderator mempersilakan peserta untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan yang kemudian ditanggapi atau dijawab oleh pembicara.

Bentuk diskusi ini dapat dipakai pada kelompok besar atau kecil serta dapat digunakan untuk menyampaikan informasi yang relatif banyak dalam waktu relatif singkat serta dapat disoroti hasilnya. Pergantian pembicara menambah variasi pembicaraan yang justrui menjadikan kegiatan ini menarik. Oleh karena itu, perlu perencanaan yang matang agar membawa hasil yang baik.

Di sisi lain bentuk diskusi ini bersifdat kurang spontan dan tak memancing kreativitas. Interaksi kelompok-kelompok yang hadir kurang berkembang. Perhatian hanya ditekankan pada pokok pembicaraan serta suasana agak bersifat formal, sementara kepribadian pembicara dapat mengarahkan isi kegiatan secara kurang tepat. Waktu berlangsungnya kegiatan diskusi ini sulit dikendalikan, kecuali moderator pandai membaca arah pembicaraan narasumber serta disiplin dengan penguran waktunya.


15.9 Kolokium

Kolokium tidak diawali dengan pidato. Para pakar diundang hanya untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peserta mengenai topik yang telah ditentukan. Para pakar hanya menjawab pertanyaan. Dalam hal ini pembicaraan dikendalikan oleh moderator yang mengarahkan ke tujuan pembicaraan. Oleh karena itu, komitmen moderator terhadap tujuan dan kepandaian mebaca arah dan isi pembicaraan sangat diperlukan. Bahkan, tak jarang jika secara implicit moderator harus pandai arah pertanyaan peserta dan jawaban narasumber.


15.10 Sarasehan

Sarasehan merupakan model diskusi yang sifatnya mendekati santai. Para peserta biasanya akrab dalam nuansa pergaulan yang tak formal misalnya sambil minum kopi. Masalah yang dibicarakan terbatas, para peserta bebas menyatakan pendapatnya atau pengalamannya seputar topik tersebut.


15.11 Cawan Ikan/fishbowl

Cawan ikan merupakan bentuk diksusi yang unik dengan konstruksi tempat duduk seperti cawan melengkung atau mangkuk dengan moderator di tengah dan di sebelah kanan moderator duduk seorang ahli atau pakar dan sebelah kiri moderator terdapat tiga kursi kosong. Moderator membuka dengan memberikan kata pengantar kemudian mempersilakan para peserta untuk menduduki kursi yang telah disediakan. Peserta kemudian dipersilakan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pakar yang ada. Setelah pembahasan selesai, peserta kembali meninggalkan kursi yang kemudian kosong seperti semula.

15.12 Debat

Bentuk kegiatan berbicara ini sebenarnya sudah di luar hakiki kegiatan diskusi ilmiah. Kegiatan ini mempertemukan dua pihak pembicara yang pro dan kontra tentang suatu topik. Prasaran atau pendapat yang diajukan oleh tiap pihak dapat ditikuti dengan suatu tangkisan atau tidak. Anggota kelompok dan hadirin dapat juga mengajukan pertanyaan kepada peserta atau pihak pembicara.

Debat berarti berbicara kepada lawan bicara untuk beradu pendapat, prinsip, argumen, konsep, atau yang lain dengan tujuan untuk memenagkan pendapat sendiri.. Secara sederhana debat dapat diartikan tukar pikiran tantang suatu masalah dengan saling memberi alasan yang diutamakan. Inti debat adalah memenangkan pendapat sendiri. Dalam pelaksanaannya dapat dilakukan satu demi satu tetapi dapat juga kelompok demi kelompok, bergantung pada kebutuhan dan kondisi lingkungan. Posisi tempat duduk sangat variatif, dan dapat menggunakan moderator atau tanpa moderator.

Kegiatan ini mempertajam hasil yang akan dicapai sebab suatu masalah akan terlihat dari dua segi sekaligus. Karena itu, kegiatan ini membangkitkan keberanian analisis yang kritis dari setiap pihak. Tekinik ini membangkitkan daya tarik serta mempertahankan daya tarik dan perhatian para hadirin. Paling cocok metode ini dipakai untuk kelompok besar.Hanya saja, kadang selisih pendapat bisa tak terkenadli di luar penalaran logis ilmiah yang cenderung emosional subjektif. Hal itu sering mengakibatkan kesan negatif tentang debat tersebut serta narasumbernya. Konsekuensi lanjutannya, mereka menjadi tak tertarik mengikuti kegiatan debat serta tak mau berpartisipasi. Oleh sebab itu, untuk menjaga kesan positif dan objektif tentang kegiatan tersebut diperlukan seorang moderator yang amat bijak dan pandai membaca keadaan pembicaraan.


15.13 Sumbang saran (Braintstorming)

Sumbang saran merupakan semacam metode memecahkan masalah yang setiap anggotanya diberi kesempatan untuk mengusulkan dengan cepat kemungkinan pemecahan masalah yang dihadapi. Metode ini tidak menfhendaki kritik. Evaluasi atas suatu pendapat dilakukan kemudian.

Metode ini berusaha membangkitkan pendapat baru dan merangsang anggota untuk turut ambil bagian. Biasanya terjadi mata rantai pendapat serta tak dibutuhkan banyak waktu. Cocok pula dipakai untuk kelompok besar atau kecil. Tak amat diperlukan seorang pemimpin yang hebat serta tak banyak diperlukan peralatan. Hanya saja besar kemungkinan b ila lepas kontrol kegiatan ini menjadi tidak efektif.

Melakukan Diskusi dengan Tata Cara yang Benar

Salah satu cara memecahkan permasalahan adalah dengan berdiskusi. Dengan saling bertukar pikiran dan wawasan, permasalahan yang rumit niscaya dapat diuraikan dan pada akhirnya akan diperoleh jalan keluarnya.
Proses diskusi akan berjalan secara efektif jika peserta menyadari
hakikat diskusi dan memegang teguh prinsip-prinsip pelaksanaan diskusi.
Berikut ini beberapa prinsip berdiskusi yang harus diperhatikan.
1. Diskusi merupakan forum ilmiah untuk bertukar pikiran dan wawasan dalam menyikapi suatu permasalahan yang dihadapi bersama. Diskusi bukan forum untuk berbagi pengalaman (sharing), perasaan (curhat), kepentingan (musyawarah), atau ilmu kepintaran (mengajar).
2. Dalam diskusi, harus terjadi dialog atau komunikasi intelektual dan ilmiah. Dalam hal ini, harus dijauhkan unsur emosional dan mengabaikan kedekatan hubungan personal sehingga terlahir pemikiran – pemikiran yang rasional dan objektif.
3. Diskusi merupakan forum resmi, formal, dan terbuka. Oleh karena itu, proses komunikasi menggunakan bahasa nasional yang baku sehingga dapat dipahami semua kalangan dengan baik. Diskusi bukan forum kekeluargaan yang ditujukan pada kelompok terbatas.
4. Diskusi berlangsung dalam situasi yang tertib, teratur, dan terarah serta bertujuan jelas. Oleh karena itu, diperlukan adanya perangkat dan instrumen pendukung seperti ketua/moderator, notulis, dan tata tertib.
Proses diskusi dikatakan hidup dan sehat jika seluruh peserta terlibat secara aktif dengan mengikuti tatanan yang ada. Sebaliknya, akan dikatakan tidak sehat jika proses bertukar pikiran didominasi oleh satu atau dua pikiran saja.


Menyampaikan Gagasan dan Tanggapan dengan Alasan yang Logis dalam Diskusi

Inti dari kegiatan diskusi adalah terjadinya proses bertukar pikiran
Antar peserta diskusi. Peserta di harapkan menyampaikan pendapatnya
terhadap permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya pendapat tersebut harus ditanggapi oleh peserta yang lain. Bermacam-macam bentuk tanggapan dapat disampaikan, misalnya dengan mempertanyakan maksud dari pendapat tersebut jika dianggap belum jelas. Tanggapan juga dapat disampaikan dengan, menyatakan sikap setuju atau tidak setuju/mendukung atau tidak mendukung terhadap pendapat yang telah dikemukakan. Munculnya berbagai sikap pikiran dan tanggapan yang berbeda-beda itu merupakan hal yang positif dalam kegiatan berdiskusi. Semakin banyak tanggapan yang muncul menjadikan proses berdikusi semakin hidup dan dinamis.
Meskipun demikian, hidupnya proses berdiskusi tidak selalu menjamin hasil yang diperoleh akan baik. Hal itu dapat terjadi jika pendapat dan tanggapan yang muncul hanya kata-kata kosong yang tidak ada isinya. Selain itu pendapat yang dikemukakan lemah, tidak bersandar dan tanpa disertai alas an yang logis. Oleh karena itu dalam berdiskusi , setiap pendapat dan tanggapan yang dikemukakan harus disertai alas an atau argument yang logis dan berdasar. Pendapat juga harus disampaikan dengan bahasa yang efektif, sopan dan jelas. Hal itu merupakan unsure penting yang harus diperhatikan dalam diskusi.

Cara Menyampaikan Pendapat Dalam Diskusi dan Implementasinya

Menyampaikan Persetujuan, Sanggahan, dan Penolakan Dalam Diskusi
Diskusi berarti bertukar pikiran. Diskusi merupakan suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil maupun besar. Diskusi bertujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Salah satu ciri yang paling menonjol dalam diskusi adalah adanya forum tanya jawab. Ada beberapa macam bentuk diskusi, diantaranya sebagai berikut:
  • Diskusi panel
Diskusi panel melibatkan beberapa pembicara (panelis) yang mempunyai keahlian dalam bidang masing-masing dan bersepakat mengutarakan pendapat dan pandangannya mengenai suatu masalah untuk kepentingan pendengar.
  • Simposium
Simposium hampir sama dengan diskusi panel, hanya lebih bersifat formal. Pembicara harus menyampaikan makalah mengenai suatu masalah yang disoroti dari sudut keahlian masing-masing.
  • Seminar
Seminar merupakan pertemuan yang membahas suatu masalah dengan tujuan untuk mendapatkan pemecahan masalah tersebut. Oleh karena itu, dalam seminar harus dlakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan, baik berbentuk usul, saran, solusi, maupun rekomendasi.
Persiapan sebuah diskusi sangat bergantung pada bentuk diskusi yang dipilih. Ada beberapa tahap yang harus diperhatikan pada saat akan mengadakan diskusi, yakni sebagai berikut.
  • Menentukan topik yang menarik untuk dibahas dalam diskusi.
  • Merumuskan tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan topik yang dipilih.
  • Menentukan pemimpin diskusi atau moderator. Moderator dalam diskusi bertugas:
  1. menjelaskan tujuan dan maksud diskusi;
  2. mengatur jalannya diskusi agar berlangsung tertib dan teratur;
  3. menyimpulkan dan merumuskan setiap pembicaraan diskusi;
  4. menutup diskusi dan menyiapkan laporan.
  • Menenrukan panelis, pembicara, atau narasumber. Pembicara diskusi mempunyai tugas:
  1. menyiapkan dan menguraikan bahan atau materi yang akan didiskusikan;
  2. menyampaikan materi yang telah disiapkan;
  3. menjawab tanggapan-tanggapan para peserta diskusi atau audiens.
  • Menentukan sekretaris diskusi atau notulis. Notulis bertugas mencatat hal-hal penting selama jalannya diskusi.
  • Dalam diskusi biasanya muncul pendapat atau tanggapan berupa dukungan atau sanggahan terhadap pendapat peserta diskusi. Pernyataan dukungan atau sanggahan tersebut tetap harus disampaikan dengan bahasa yang baik dan santun.
Contoh pernyataan dalam diskusi.
Alifia : " Setelah mendengar pendapat teman-teman, saya lebih cenderung menyatakan tema drama ini adalah masalah keadilan dan kebenaran”. Secara lengkap dapat diuraikan  bahwa dalam sebuah negara harus ada pemimpin yang jujur, adil, serta berani menentang kejahatan. "
Joko : "Saya sependapat dengan Saudari Alifia. Namun, saya ingin menambahkan bahwa tema yang ditampilkan ternyata mencakup juga masalah sosial."
Moderator : "Terima kasih Saudari Alifia dan Saudara Joko. Saya kira kita sudah sependapat menentukan tema drama S andy a Kala N ing Maj ap ahit karya Sanusi Pane ini."
Catatan hasil diskusi dituliskan dalam bentuk notulen. Notulen merupakan catatan singkat mengenai jalannya diskusi, hal-hal yang diputuskan dalam diskusi tersebut, serta pembicaraan penting lainnya. Hasil catatan tersebur dapat dijadikan rujukan pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati. Oleh karena itu, selama berjalannya diskusi, notulis harus mampu mencatat hal-hal penting dan hasil-hasil yang dicapai.
'
Berikut disajikan contoh
Notulen hasil diskusi atau seminar.
  • Tanggal : 26Apri1 2005
  • Waktu : Pukul 9.00 s.d. 11.30 \7lB
  • Tempat : Aula SMP Merah Putih
  • Tema : Diskusi"Remaja dan Pergaulan Bebas"
  • T.ujuan : Mencermati perkembangan pergaulan remaja yang cenderung mengarah pada pergaulan bebas serta menentukan langkahlangkah pembinaan.
  • Pembicara : Drs. Ramlah Panigoro
  • Ketua/ Moderator : Tiana Juliansyah
  • Notulis : Wulandari Septiani
  • Jumlah peserta : 50 orang siswa
  • Susunan acara :
  1. Pembukaan
  2. Penyajian materi
  3. Tanya jawab
  4. Penutup
Pokok permasalahan yang dibicarakan:
  1. Perkembangan remaja dalam konteks masa kini
  2. Tinjauan sisi positif dan negatif pergaulan remaja saat ini
  3. Meminimalisasikan pergaulan negatif remaja untuk menghindari pergaulan bebas yang bertentangan dengan agama dan nilai-nilai moral masyarakat
  4. Menumbuhkan motivasi remaja mengembangkan potensi dirinya
Kesimpulan:
Semakin maraknya pengaruh budaya Barat berakibat pada kehidupan pergaulan remaja saat ini. Oleh karena itu, kita harus mampu menyaring pengaruh-pengaruh negatif budaya tersebut agar tidak terjerumus pada kesesatan yang akan merugikan diri kita di dunia dan akhirat.
Diskusi merupakan pembahasan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk memecahkan suatu permasalahan atau untuk mencapai kesepakatan. Dalam diskusi, ide diperdebatkan sehingga tampak kekurangan dan kelebihan dari ide tersebut. Permasalahan yang diangkat dalam diskusi akan dikaji sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan yang dapat dipahami oleh seluruh peserta diskusi.
Perdebatan/pengkajian masalah dalam diskusi biasanya diwarnai dengan pro dan kontra, setuju dan tidak setuju, serta sanggahan dan penolakan pendapat. Hal-hal tersebut wajar dalam sebuah diskusi asalkan disampaikan dengan penuh tanggung jawab disertai bukti/alasan yang kuat. Selain itu, seseorang yang menyampaikan pendapatnya dalam diskusi harus
menyampaikannya secara santun, misalnya :
  1. Maaf, saya kurang setuju dengan pendapat Saudara. Menurut saya, pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab salah satu pihak.
  2. Maaf, Saudara Amin, usul Anda sebenarnya menarik, tetapi perlu diingat bahwa kita tidak mempunyai dana yang cukup.
  3. Maaf, saya tetap tidak setuju dengan pendapat Saudara, tetapi bukan berarti bahwa saya tidak akan bertanggung jawab terhadap kesepakatan yang diputuskan dalam forum ini.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


Sekolah :SMP
Mata Pelajaran:Bahasa Indonesia
Kelas/Semester:VIII/2
Standar Kompetensi: 10. Mengemukakan pikiran, perasaan, dan informasi melalui
kegiatan diskusi dan protokoler.
Kopetensi Dasar : 10.1 Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan
pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan.
Indikator : (1)Mampu menjelaskan etika dalam diskusi;
(2)Mampu menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan
pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti dan alasan.
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 x pertemuan)


A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1.Siswa dapat menjelaskan etika dalam diskusi dengan benar.
2.Siswa dapat menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam
diskusi disertai dengan bukti atau alasan yang tepat.


B. MATERI PEMBELAJARAN
Penyampaian persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi.
1.Etika berdiskusi
2.Cara menyampaikan persetujuan
3.Cara menyampaikan sanggahan
4.Cara menyampaikan penolakan pendapat


C. METODE PEMBELAJAN
1.Tanya Jawab
2.Pemodelan
3.Demonstrasi
4.Diskusi
5.Penugasan


D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal
a.Siswa dan guru bertanya jawab tentang diskusi
b.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti
a.Siswa dan guru bertanya jawab tentang etika dalam berdiskusi.
b.Guru menayangkan rekaman sebuah diskusi (yang di dalamnya terdapat
penyampaian persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat) sebagai model
untuk dicermati siswa.
c.Siswa mencermati tayangan rekaman diskusi.
d.Siswa dan guru bertanya jawab tentang cara menyampaikan persetujuan,
sanggahaan, dan penolakan pendapat dalam diskusi.
e.Siswa berkelompok, tiap-tiap kelompok terdiri atas 5 siswa.
f.Tiap-tiap kelompok dengan bimbingan guru menentukan topik diskusi
g.Siswa dengan bimbingan guru dalam kelompok masing-masing melakukan latihan
menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi.
h.Siswa dan guru menyimpulkan cara menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan
penolakan pendapat dalam diskusi dengan disertai bukti dan alasan yang tepat.

3. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.


E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1.Sumber : Buku Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII
Penerbit Erlangga.
2.Media : Rekaman diskusi dalam bentuk VCD


F. PENILAIAN
1.Teknik : Penilaian Tertulis dan Penilaian Unjuk Kerja
2.Bentuk instrumen : Tes Uraian dan Tes Uji Produk
3.Soal / instrumen :

1. Jelaskan etika dalam berdiskusi secara singkat dan jelas!
Pedoman Penskoran:

Melakukan diskusi dengan tata cara yang benar 12.1

Dari Crayonpedia

Langsung ke: navigasi, cari

Melakukan Diskusi dengan Tata Cara yang Benar

Salah satu cara memecahkan permasalahan adalah dengan berdiskusi. Dengan saling bertukar pikiran dan wawasan, permasalahan yang rumit niscaya dapat diuraikan dan pada akhirnya akan diperoleh jalan keluarnya.
Proses diskusi akan berjalan secara efektif jika peserta menyadari
hakikat diskusi dan memegang teguh prinsip-prinsip pelaksanaan diskusi.
Berikut ini beberapa prinsip berdiskusi yang harus diperhatikan.
1. Diskusi merupakan forum ilmiah untuk bertukar pikiran dan wawasan dalam menyikapi suatu permasalahan yang dihadapi bersama. Diskusi bukan forum untuk berbagi pengalaman (sharing), perasaan (curhat), kepentingan (musyawarah), atau ilmu kepintaran (mengajar).
2. Dalam diskusi, harus terjadi dialog atau komunikasi intelektual dan ilmiah. Dalam hal ini, harus dijauhkan unsur emosional dan mengabaikan kedekatan hubungan personal sehingga terlahir pemikiran – pemikiran yang rasional dan objektif.
3. Diskusi merupakan forum resmi, formal, dan terbuka. Oleh karena itu, proses komunikasi menggunakan bahasa nasional yang baku sehingga dapat dipahami semua kalangan dengan baik. Diskusi bukan forum kekeluargaan yang ditujukan pada kelompok terbatas.
4. Diskusi berlangsung dalam situasi yang tertib, teratur, dan terarah serta bertujuan jelas. Oleh karena itu, diperlukan adanya perangkat dan instrumen pendukung seperti ketua/moderator, notulis, dan tata tertib.
Proses diskusi dikatakan hidup dan sehat jika seluruh peserta terlibat secara aktif dengan mengikuti tatanan yang ada. Sebaliknya, akan dikatakan tidak sehat jika proses bertukar pikiran didominasi oleh satu atau dua pikiran saja.


Menyampaikan Gagasan dan Tanggapan dengan Alasan yang Logis dalam Diskusi

Inti dari kegiatan diskusi adalah terjadinya proses bertukar pikiran
Antar peserta diskusi. Peserta di harapkan menyampaikan pendapatnya
terhadap permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya pendapat tersebut harus ditanggapi oleh peserta yang lain. Bermacam-macam bentuk tanggapan dapat disampaikan, misalnya dengan mempertanyakan maksud dari pendapat tersebut jika dianggap belum jelas. Tanggapan juga dapat disampaikan dengan, menyatakan sikap setuju atau tidak setuju/mendukung atau tidak mendukung terhadap pendapat yang telah dikemukakan. Munculnya berbagai sikap pikiran dan tanggapan yang berbeda-beda itu merupakan hal yang positif dalam kegiatan berdiskusi. Semakin banyak tanggapan yang muncul menjadikan proses berdikusi semakin hidup dan dinamis.
Meskipun demikian, hidupnya proses berdiskusi tidak selalu menjamin hasil yang diperoleh akan baik. Hal itu dapat terjadi jika pendapat dan tanggapan yang muncul hanya kata-kata kosong yang tidak ada isinya. Selain itu pendapat yang dikemukakan lemah, tidak bersandar dan tanpa disertai alas an yang logis. Oleh karena itu dalam berdiskusi , setiap pendapat dan tanggapan yang dikemukakan harus disertai alas an atau argument yang logis dan berdasar. Pendapat juga harus disampaikan dengan bahasa yang efektif, sopan dan jelas. Hal itu merupakan unsure penting yang harus diperhatikan dalam diskusi.
PERBEDAAN PENDAPAT YANG DIBENARKAN
Islam membenarkan perbedaan pendapat apabila berhadapan dengan isu-isu cabang (furu’) dengan syarat pokoknya (ushul) berdiri di atas sesuatu yang disepakati. Pokok atau ushul yang dimaksudkan adalah al-Qur’an dan al-Sunnah. Al-Qur’an dan al-Sunnah saja tidak cukup, kerana sejarah telah membuktikan kehadiran banyaknya individu atau aliran menyeleweng yang tetap merujuk kepada al-Qur’an dan al-Sunnah. Kenapa mereka bisa menyeleweng? Karena mereka menafsirkan ke dua sumber tersebut berdasarkan penafsiran versi mereka sendiri. Oleh sebab itu penafsiran perlu ditambah dengan syarat-syaratnya yaitu berdasarkan pemahaman para sahabat (kerana merekalah yang paling memahami tujuan, konteks dan cara mempraktikkan al-Qur’an dan al-Sunnah) dan menggunakan kaidah-kaidah ilmu yang telah ditetapkan oleh ilmuwan Islam.
“Kaedah-kaedah ilmu”, yang dimaksudkan adalah ilmu Ushul al-Tafsir, ilmu Takhrij Hadith, ilmu Ushul al-Fiqh dan sebagainya. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
  • Ilmu Ushul al-Tafsir antara lain melingkupi bentuk penyusunan ayat, kategori ayat antara Makkiyyah dan Madaniyyah, antara Muhkamat dan Mutasyabihat, Nasikh dan Mansukh dan berbagai metode dalam menafsirkan sebuah ayat.
  • Ilmu Takhrij Hadith adalah mengambil sebuah hadis daripada kitabnya yang asal, menelusuri sanad-sanad atau jalan-jalan periwayatannya, menyimak kedudukan para perawinya dari sudut al-Jarh wa al-Ta’dil dan akhirnya menilai derajat hadis tersebut apakah sahih, hasan, dhaif dan seterusnya.
  • Ilmu Ushul al-Fiqh adalah ilmu yang menggariskan metode-metode untuk mengeluarkan hukum daripada nas al-Qur’an dan al-Sunnah. Selain itu hukum juga boleh dikeluarkan melalui metode lain seperti ijma’, qiyas, istihsan, istihlah, qaul shahabah dan sebagainya.
Mungkin ada yang bertanya, jika pokok atau ushulnya adalah sesuatu yang disepakati, kenapa hasil yang muncul adalah berbeda-beda? Jawabannya adalah sebagai berikut:
  1. Sebagian nas, yakni ayat al-Qur’an atau al-Sunnah, ada yang memiliki satu maksud (Qath’ie), manakala sebagian lainnya ada yang memiliki beberapa maksud (Dzanni). Terhadap nas yang memiliki satu maksud, memang tidak dibenarkan adanya perbedaan pendapat. Akan tetapi bagi nas yang memiliki beberapa maksud, perbedaan pendapat mungkin terjadi, dan ini dibenarkan.
  2. Setiap hadis perlu dinilai derajat kekuatannya sebelum dapat dijadikan sumber hukum. Akan tetapi dalam menilai kekuatan hadis, banyak pendapat yang muncul. Mungkin sebagian tokoh menilai sebuah hadis adalah sahih, sedangkan sebagian tokoh yang lain menilai hadis yang sama sebagai dhaif. Ini adalah perbedaan pendapat yang dibenarkan, asalkan tokoh-tokoh tersebut layak untuk menilai derajat hadis.
  3. al-Qur’an dan al-Sunnah perlu dipahami berdasarkan pemahaman para sahabat dan kaidah-kaidah ilmu yang telah digariskan oleh para ilmuwan Islam. Namun adakalanya timbul perbedaan dalam memilih metode yang paling tepat, sehingga akhirnya menghasilkan kesimpulan hukum yang berbeda. Ini sekali lagi merupakan perbedaan yang dibenarkan asalkan dihasilkan oleh mereka yang layak untuk berijtihad.
Ada tiga cara untuk mendapatkan rahmat Allah SWT apabila berhubungan dengan pendapat-pendapat yang masuk dalam kategori ini, yaitu:
1. Menerima dan melaksanakan semua pendapat - Jika di dalam sebuah perkara terdapat perbedaan pendapat, maka hendaklah diterima dan dilaksanakan semua pendapat yang ada. Bila ini tidak dilakukan, orang awam akan menyangka bahwa hanya ada satu pendapat untuk perkara tersebut dan berkeras bahwa hanya pendapat itulah yang benar. Ini menyebabkan kejumudan dan perpecahan dalam umat Islam. Karena masyarakat akan menyangka bahwa hanya apa yang mereka praktekkan saja benar, sedangkan apa yang dipraktekkan oleh masyarakat di tempat lain adalah salah.
Sebagai contoh, jika imam membaca Basmallah dengan kuat ketika sholat Maghrib, maka hendaklah dia membaca Basmallah dengan perlahan bagi sholat Isya. Jika hari ini imam membaca doa qunut ketika sholat subuh, hendaklah keesokan harinya dia tidak membaca doa qunut. Dengan demikian masyarakat menyadari, bahwa qunut shubuh adalah masalah furu’ dan tidak patut digunakan untuk memecah belah masyarakat.
2. Memberi prioritas kepada usaha lain yang lebih penting - Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam keberagaman pendapat, seseorang mampu mengkaji dan mengunggulkan satu pendapat yang paling kuat (rajih). Akan tetapi apa yang dianggap kuat olehnya mungkin dianggap lemah (marjuh) oleh orang lain, demikian pula sebaliknya. Perdebatan masalah ini tidak akan menemukan titik akhir.
Bagi orang awam, jangan buang-buang waktu dengan perdebatan tersebut. Memerah pikiran dan tenaga untuk membedakan antara yang rajih dan marjuh tidak sepatutnya menjadi prioritas seorang Muslim yang hendak mencari rahmat Allah pada zaman ini. Banyak isu lain yang patut diberikan prioritas seperti memberantas bid’ah, membetulkan penyelewengan agama oleh golongan Islam Liberal, Syi’ah, Orientalis dan media, berdakwah kepada golongan bukan Islam, dan melakukan amar ma’ruf nahi mungkar. Oleh sebab itu hendaklah seorang Muslim melaksanakan Fiqh al-Awlawiyyat yaitu memberikan prioritas berdasarkan tempat, waktu, dan keadaan.
3. Memberi perhatian kepada pendapat yang lebih memudahkan - Seandainya dalam beragam pendapat, terdapat pendapat atau hukum yang lebih memudahkan umat islam, maka hendaklah diberi perhatian lebih kepada hukum tersebut. Contohnya terdapat dalam masalah layak atau tidaknya seseorang itu dianggap dalam keadaan musafir.
Pendapat pertama menetapkan jarak minimum dan waktu maksimum yang membolehkan seseorang itu dianggap musafir. Yang banyak dipraktekkan di Indonesia adalah untuk dianggap musafir, maka seseorang itu perlu melakukan perjalanan lebih 90 km dan kurang dari 3 hari.
Sedangkan pendapat kedua tidak menetapkan syarat apapun. Asalkan seseorang itu melakukan suatu perjalanan yang melebihi kebiasaan dan tidak berniat menetap dalam perjalanan tersebut, maka dia boleh menqasarkan sholatnya dan berbuka jika sedang berpuasa.
Jika dianalisa, pendapat kedua lebih memudahkan dan mendekati tujuan syari’at islam yang ingin menghindari kesulitan bagi seseorang yang sedang bermusafir.
Adakalanya sebagian orang keberatan untuk menyampaikan sesuatu yang memudahkan umat karena sikap berhati-hati dan khawatir kemudahan itu akan dipermainkan oleh masyarakat. Keberatan ini tidak sepatutnya timbul karena:
1. Sikap berhati-hati memang baik, namun hendaklah juga berhati-hati agar sikap tersebut tidak diletakkan di tempat yang salah. Menyembunyikan sesuatu yang mudah berart menyembunyikan Islam yang sebenarnya.
2. Orang yang mempermainkan hukum agama bukanlah mereka yang mempraktekkan kemudahan agama secara berlebih-lebihan, akan tetapi adalah mereka yang tidak melaksanakan hukum agama sama sekali. Malah yang patut dikhawatirkan adalah, kenapa sebagian masyarakat tidak melaksanakan hukum agamanya? Mungkinkah mereka selama ini dipaksa dengan berbagai hukum yang berat dan azab yang menakutkan sehingga mereka menjadi putus asa dan menjauh dari agama?
PERBEDAAN PENDAPAT YANG DILARANG
Perbedaan pendapat yang terlarang adalah apabila dihasilkan bukan dari pokok (ushul) yang disepakati. Dengan kata lain, perbedaan tersebut dihasilkan dari sumber lain selain dari al-Qur’an dan al-Sunnah, atau berdasarkan pemahaman yang berbeda dengan pemahaman para sahabat dan kaidah-kaidah ilmu.
Kesalahan-kesalahan tersebut adalah:
1. Menjadikan para tokoh agamawan seperti syaikh, imam dan ustaz sebagai sumber pokok agama sehingga menerima apa saja pendapat dan hukum yang mereka keluarkan. Ini adalah satu kesalahan kerana peranan para syaikh, imam dan ustaz adalah menyampaikan al-Qur’an dan al-Sunnah berdasarkan pemahaman sahabat dan kaedah-kaedah ilmu, bukannya menggantikan al-Qur’an dan al-Sunnah dengan teori atau kaedah tersendiri.
2. Menjadikan amalan masyarakat dan tradisi sebagai hujah agama, sehingga apa yang dilakukan oleh majoriti dijadikan dalil yang mengatasi al-Qur’an dan al-Sunnah. Ini juga adalah satu kesalahan kerana amalan masyarakat dan tradisi bukanlah hujah agama.
3. Menjadikan jamaah masing-masing sebagai tujuan beragama dan menganggap jamaah tersendiri adalah yang paling benar dan paling baik dibandingkan dengan jamaah yang lain. Hasilnya, setiap jamaah akan ada ciri-ciri tersendiri yang dijadikan dalil agama sehingga membelakangi al-Qur’an dan al-Sunnah.
4. Menjadikan kedudukan, kemasyhuran dan kepentingan sendiri sebagai agenda beragama, sehingga ke tahap sanggup menyampaikan pendapat atau hukum yang berlawanan dengan pemahaman yang benar terhadap al-Qur’an dan al-Sunnah.
Walaupun perbedaan pendapat jenis ini adalah dilarang, akan tetapi kita tetap berusaha mencari rahmat Allah SWT dalam berinteraksi dengannya.
Pertama : Berbaik sangka
1. Mungkin orang ini tidak tahu sedang melakukan kesalahan, dan selama ini tidak ada orang yang menerangkan bahwa itu salah.
2. Mungkin ada kesalahpahaman sehingga apa yang disandarkan sebagai kesalahan seseorang, sebenarnya tidak berasal dari orang tersebut.
3. Mungkin orang yang dianggap melakukan kesalahan sebenarnya memiliki hujah yang betul dan tidak diketahui oleh pihak yang menyalahkannya.
Kedua : Menentukan format dialog
Dialog tidak akan menghasilkan manfaat, jika tidak ditetapkan format dialognya. Format dialog yang dimaksudkan adalah mencari dan menyetujui pendapat-pendapat yang paling mendekati al-Qur’an dan al-Sunnah berdasarkan pemahaman para sahabat dan metode-metode keilmuwan dalam Islam.
Ketiga : Berdiskusi berdasarkan adab Islam
Keempat : Menjauhi perdebatan
Kelima : Bersikap adil dalam menerima hasil diskusi
Adil sebelum dialog adalah berbaik sangka, adil ketika berdiskusi adalah bersikap lemah-lembut, sedangkan adil setelah berdialog adalah:
1. Jika teman berdialog mengakui kesalahannya, maka bersyukurlah kepada Allah dan jangan mengungkit kesalahannya yang lama.
2. Jika kesalahan yang dilakukan oleh teman dialog itu telah tersebar meluas di kalangan masyarakat, hendaklah dijelaskan kepadanya tentang kesalahan tersebut. Walaupun dia tidak menerima kesalahannya, mungkin di kemudian hari dia akan mengakui kesalahannya dan kemudian bertobat.
3. Jika teman dialog kita tetap ngotot dengan kesalahannya, mungkin cara kita berdialog yang tidak tepat atau mungkin orang itu memerlukan waktu untuk berpikir.
PERSATUAN UMAT DAN KEBERAGAMAN PENDAPAT
Kebanyakan orang menyerukan umat Islam untuk meninggalkan perpedaan pendapat supaya bisa bersatu. Persatuan umat Islam memang penting, tapi ada beberapa kelemahan apabila dikaitkan dengan isu perbedaan pendapat, yaitu:
1. Apabila diseru kepada persatuan umat dengan cara menghindari perbedaan pendapat, seruan seolah-olah melarang masyarakat untuk berbeda pendapat. Ini adalah cara yang salah, karena berbeda pendapat adalah fitrah manusia dan kehendak Allah SWT. Maka cara yang benar bukan menyuruh umat untuk menghindari perbedaan pendapat, tetapi mengajar umat cara berinteraksi dengan keberagaman pendapat.
2. Perbedaan pendapat terbagi dua yaitu yang dibenarkan dan yang dilarang. Apabila berhadapan dengan perbedaan pendapat yang dibenarkan, maka persatuan umat haruslah didahulukan. Ini karena isu cabang tidak boleh diunggulkan atas isu pokok.
Sedangkan bagi perbedaan pendapat yang dilarang, dialog amat diperlukan dibandingkan persatuan umat Islam. Ini karena perbedaan pendapat jenis ini melibatkan isu pokok (ushul) agama. Jika tidak ditangani dengan baik, maka akan merusakkan pokok yang lain, yaitu persatuan umat Islam.
Sebagai contoh, aliran anti hadis, aliran Syi’ah, pemikiran islam Liberal dan amalan bid’ah tidak boleh didiamkan demi menjaga persatuan umat Islam. Jika didiamkan, dia akan menyelinap secara bertahap sehingga apa yang batil akan dianggap benar oleh umat Islam. Persatuan mungkin terpelihara, tetapi apa arti persatuan jika bercampur aduk antara kebenaran dan kebatilan?
3. Terdapat segelintir pihak yang coba menjustifikasikan perbedaan pendapat yang dilarang ke atas slogan “Demi persatuan umat Islam”. Padahal Allah SWT telah berfirman: “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah (agama Islam), dan jangan kamu bercerai-berai”. (Ali-Imran 3;103). yang dimaksud dengan tali Allah adalah agama Islam yang berdasarkan al-Qur’an dan al-Sunnah yang shahih berdasarkan pemahaman para sahabat dan kaidah-kaidah yang telah digariskan oleh para ilmuwan Islam. Kita tidak boleh bersatu di atas “tali masyarakat”, “tali pendapat tokoh sekian-sekian”, “tali kemodrenan”, “tali pemikiran baru” atau tali apa saja selain “tali Allah”.
4. Menyampaikan kebenaran demi membetulkan amalan masyarakat tidak boleh dihalangi atas alasan ia akan merusakkan persatuan umat Islam (baca: masyarakat). Seandainya benar menyampaikan ayat-ayat Allah dan hadis-hadis Rasul-Nya akan menyebabkan perpecahan masyarakat, maka faktor perpecahan tidak boleh ditujukan kepada usaha menyampaikan. Sebaliknya hendaklah ditujukan kepada “masyarakat” yang enggan menerimanya. Ini kerana jika faktor perpecahan ditujukan kepada usaha menyampaikan, kita secara tidak langsung menyalahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kerana usaha baginda menyampaikan risalah Islam telah juga menyebabkan perpecahan di kalangan masyarakat Arab saat itu.

TATA CARA DAN SYARAT BERDISKUSI YANG BAIK

A. Pengertian Diskusi
      Kata diskusi berasal dari kata discussus (Latin) yang berarti bertukar pendapat. Diskusi pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang suatu masalah atau untuk memecahkan suatu masalah secara bersama-sama.  Berikut beberapa pengetian diskusi:
1.     Diskusi adalah bentuk komunikasi dua arah yang merupakan satu bentuk tukar pikiran atau pembicaraan   secara teratur dan terarah mengenai suatu masalah.
2.     Diskusi adalah suatu cara bertukar pikiran yang dilakukan melalui jalan musyawarah.
3.    Diskusi adalah bertukar pikiran mengenai suatu masalah yang sifatnya actual dan menyankut kepentingan  umumdan keputusan yang diambil secarah musyawarah.
 B.  Tujuan Diskusi
      1.   Mendapatkan suatu pengertian tentang perbedaan dan kesamaan pendapat.
      2.   Mengadakan kesepakatan
3.Memperoleh keputusan bersama mengenai suatu masalah
4.Belajar dari orang lain dari banyak hal
5.Menilai pendapat orang lain
6.Mengemukakan ide sendiri untuk diuji dan dinilai kebenarannya.
C.  Pihak-pihak yang yang terlibat dalam diskusi
      1.   Moderator                    :  pemimpin diskusi atu pengendali diskusi
      2.   Peserta (audience)       : satu kelompok atau dapat dibagi beberapa kelompok
      3.   Peninjau                      :  Penyelenggara atau pembina
      4.   Pengunjung                  :  pemerhati atau hanya sebagai penonton
F.  Syarat-Syarat Moderator  yang Baik
1.   Mengerti aturan diskusi
2.Ssabar, rendah hati, dan menguasai pendapat setiap pembicara
3.   Jujur, ramah dan tidak berat sebelah
4.   Dapat menghidupkan suasana diskusi
5.   Dalam memberikan tanggapan selalu bersifat obyektif
G.  Syarat-Syarat Peserta diskusi  yang Baik
1.Memenuhi aturan main diskusi
2.Memahami dan menguasai materi diskusi 
3.Aktif mengembangkan buah pikiran
4.Menghargai pendapat orang lain 
5.Menghindari fifat emosional
6.Berbicara dengan sopan dan jelas serta tidak berbelit-belit
7.Tidak takut dikritik dan berani melontarkan pikiran
8.Berani berpendapat dan berbicara dengan terbuka.
9.Aktif dari awal hingga selesai
10.   Tidak mengecewakan orang lain
H.  Tata Pelaksanaannya
      Dalam pelaksanaan diskusi kelompok, beberapa orang bertukar pikiran tentang masalah khusus untuk mencari pemecahannya.  Masalah yang yang didiskusikan harus dirumuskan sebaik-baiknya sehingga terbatas pada masalah yang kongkrit sehingga tidak ada beberapa masalah yang dibahas berulang-ulang atau  timpang tindih.  Seperti pada cara mengemukakan pendapat dalam diskusi berikut:
1.Menggunakan bahasa yang baik, logis dan masuk akal.
2.Harus langsung mengena pada pokok persolan.
3.Menghilangkan rasa emosional dan jangan memaksakan kehendak pendapanya harus diterima.
4.Materi pembicaraaan jangan menjatuhkan orang lain atau menjelekkan orang lain.
5.Dalam mengemukakan pendapat merupan solusi bukan menambah permasalahan.
      Berikut contoh kata yang dapat digunakan untuk menyangga pendapat  yang baik:
1.Kurang sependapat
2.Kurang dapat diterima
3.Perlu ditinjau kembali
4.Belum sesui dengan pokok permasalahan
5.Kurang sesuai
6.Mungkin ada pendapat yang lain
  
   Berikut contoh kata yang dapat digunakan untuk menerima pendapat  yang baik:
1.Pendapat anda sesuai dengan tujuan
2.Saya setuju
3.Pendapat anda sangat bagus
4.Pendapat anda obyektif
5.Pendapat anda merupakan solusi terbaik
I.  Bentuk-Bentuk Diskusi
     
Ditinjau dari tujuan dan cara pencapaiannya, diskusi dapat dibedakan melalui bentuk-bentuk diskusi sebagai berikut:
1.   Diskusi Kelompok;
      1)       problem solving (pemecahan masalah)
      2)       self-maintenance (diskusi mandiri)
      3)       sharing (berbagi pengalaman)
2.       Diskusi Umum;
1)       diskusi panel                     7)    muktamar                        
2)       seminar                             8)    kolokium             
3)       simposium                        9)    konferensi
4)       kongres                             10) temu wicara                                             
5)       sarasehan                          11) rapat       
6)       lokakarya
Keterangan;    
1.    Promblem solving ; diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk memecahkan suatu masalah yang  diberikan oleh orang lain.
2.    Self maintenance   ; diskusi pemecahan masalah yang ditemukan sendiri. Topik  diskusi ditentukan sendiri.
3.    Sharing                     ; diskusi untuk memecahkan masalah pribadi (bersifat individual). Pada umumnya     sharing  merupakan suatu tukar pengalaman yang sering kali mengandung rahasia.        
4.    Panel                    ;  diskusi kelompok di hadapan orang banyak.
5.    Seminar                ;  pertemuan /persidangan untuk membahas suatu masalah yang dipimpin  seorang ahli
6.    Simposium           ;  pertemuan untuk membahas prasaran-prasaran mengenai suatu topik tertentu,  biasanya diikuti oleh ahli dari berbagai disiplin ilmu.
7.    Kongres                   ;  rangkaian pertemuan para wakil organisasi untuk mendiskusikan dan   mengambil                              keputusan yang penting.
8.    Sarasehan                ;  pertemuan untuk mendengarkan pendapat (prasaran) para ahli  mengenai   suatu  masalah  dalam bidang tertentu.
9.    Lokakarya             ;  pertemuan untuk antar ahli (pakar) untuk membahas suatu masalah  yang berkaitan                                        dengan keahliannya (sanggar kerja;workshop)
10. Muktamar              ;  pertemuan dan perundingan masalah –masalah politik
11. Kolokium              ;  kegiatan belajar pada tingkat sarjana, yang dilakukan dalam Bentuk konferensi untuk  membahas proyek penelitian bertaraf  lanjutan.
12.  KonfeKonfrensi     ; rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat   Mengenai suatu masalah  yang dihadapi bersama
13. Temu wicara          ; pertemuan yang dilakukan untuk membicarakan bidang tertentu Biasanya mengenai;                                             hambatan dan cara penanggulangnya
14. Rapat                   ; suatu pertemuan untuk membicarakan sesuatu kegiatan.
J..  Tugas-Tugas Pelaku Didskusi
      Dalam setiap pelaksanaan diskusi pelaku diskusi harus sudah mengetahui tugas tugas yang harus dilaksanaakan. Adapun tugas-tugas yang dimaksud sebagai berikut:
      1.      Pemimpin/Ketua diskusi (moderator)
      1)   Menyiapkan rangkuman pokok masalah yang hendak didiskusikan.
2)      Membuka diskusi
3)   Menjelaskan tujuan atau maksud diskusi
4)   Menyebutkan masalah-masalah yang akan didiskusikan serta menjelaskan tatacara berdiskusi.
5)  Mengendalikan dan mengatur jalannya diskusi agar tetap berjalan dengan baik, hidup, efisien, dan  efektif.
6)   Memberikan stimulasi, anjuran, ajakan, agar setiap peserta ikut ambil bagian dalam diskusi.
7  )   Bersikap obyektif dalam mengambil setiap keputusan, sesuai dengan keputusan secara umum.
8)   Membuat rangkuman dan menyimpulkan hasil diskusi
             9)  Menutup diskusi.
      2.  Peserta Diskusi
1)      mempersiapkan materi sebelum diskusi berlangsung.
2)      Ikut secara aktif dalam membahas masalah-masalah yang dibahas.
3)      Bertanggung jawab terhadap proses dan hasil diskusi.
4)      Menunjukkan solidaritas dan partisipasi
5)      Menjaga suasana yang nyaman dan segar
            6)   Membuat beberapa usul, sugesti, saran, pendapat dan informasi
7)   Meminta pendapat dan informasi, mengajukan pertanyaan atau dasar pemikiran, serta mengajukan keberatan dan mengajukan contoh serta bukti. Mengusulkan kesimpulan dan memusatkan perhatian dalam diskusi.
K.. Memanfaatkan Persiapan  Didskusi
         Ada beberapa persiapan yang dapat dimanfaatkan untuk berdiskusi, hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
1.   Makna Diskusi; proses berlangsungnya suatu pembicaraan dua orang atau lebih yang membahas   suatu masalah. Atau suatu perundingan untuk bertukar pikiran tentang suatu masalah.
2.   Tujuanya untuk memahami suatu masalah, menemukan sebab, dan mencari jalan keluar serta pemecahannya.
3.   Pelaksanaannya bias dua orang atau orang banyak
4.   Dalam diskusi selalu diwarnai adanya Tanya jawab yang aktif dan hidup
5.   kelansungan diskusi yang baik ditangan peserta yang aktif dan moderator yang bijaksana
6.   Diskusi merupakan kegiatan kerja sama atau aktifitas yang harus dipatuhi semua anggota
7.   Adanya saling ketergantungan dari semua anggota dalam memecahkan masalah, maka satu diantaranya harus ditunjuk sebagai ketua
8.   Yang perlu disiapkan :tempat, undangan, pesta, nara sumber, dan organisasi diskusi  (misalnya ketua, panitia pengarah, staf pembantu ketua, peserta, panitia, pengarah, dan ketua pertemuan)
9.   Tugas ketua / pemimpin diskusi :
a.menjelaskan dan maksud diskusi
b.      menjamin kelangsungan diskusi secara teratur dan tertib
c.   memberikan stimulasi, anjuran, ajakan, agar setiap peserta diskusi ikut ambil bagian dalam diskusi
d.      menyimpulkan dan merumuskan setiap pembicaraan untuk digunakan bembuat kesimpulan diskusi
e.membuat laporan diskusi
      10. Tugas dan sikap peserta diskusi yang baik :
a.menunjukkan solidaritas dan partisipasi
b.      menjaga suasana yang nyaman dan segar
c.   membuat beberapa usul, sugesti, saran, pendapat dan informasi
d.      meminta pendapat dan informasi, mengajukan pertanyaan atau dasar pemikiran, serta mengajukan  keberatan dan mengajukan contoh serta bukti
e.mengusulkan kesimpulan dan memusatkan perhatian dalam diskusi
L. Mengungkapkan pikiran dalam diskusi      
      Mengungkapkan pikira, pendap[at, gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam suatu forum diskusi, harus memperhatikan hal-kal sebagai berikut:
1.    Mnggunakan bahasa yang baik dan benar serta berbicara melalui moderator
2.    Tidak berbelit-belit tetapi langsung pada pokok permasalahannya
3.    Brsikap sopan, biasa dan tidak dibuat-buat
4.    Jelas dalam memberikan tanggapan, gagasan, pendapat dan perasaan
5.    Jujur tidak memihak dalam memberikan alasan harus masuk akal bila perlu menggunakan bukti.
6.    Menyampaikanya secara logis dan sistematis, mudah diterima, dan tidak emosional dalam menyampaikan pendapat.
7.    Tidak mencemooh, mengejek, merendahkan, menghina, menyinggung perasaan orang lain serta menghindarkan diri dari sifat renda diri, tinggi hati, merendahkan orang lain, apriori, dan prasangka buruk terhadap peserta diskusi.
8.    Memberikan tanggapan berupa solusi terhadap materi bukan membicarakan masalah atau kekurangan orang tegas menolak dan menerima pendapat orang lain dan memenuhi etika pelaksanaan diskusi.
J. Menulis laporan hasil diskusi
      Menulis hasil diskusi perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.    Laporan berisi fakta bukan opini.
2.    Berisi rangkuman atau ringkasan tentang jalannya diskusi
3.    Melaporkan semua kegiatan yang dilaksanakan oleh pembaca, peserta, dan pemimpin diskusi sampai pada kesimpulan atau hasil diskusi.
4.    Obyektif menggunakan bahasa baku,benar singkat tetapi ditulis secara menyeluruh.
5.    Melaporkan prosesi diskusi secara lengkap yang meliputi:
a.    Pembukaan oleh pemimpin
b.   Penguraian makalah oleh pembaca
c.    Proses bertanggapan dan berdiskusi
d.   Pemeriksaan kerja kelompok
e.    Penyimpanan hasil tim diskusi
f.     Penyampaian hasil diskusi
      Agar pelaksanaan diskusi atau seminar berjalan dengan baik, maka hendaknya peserta diskusi maupun dari penonton diskusi dilibatkan dalam penulisan hasil seminar. Untuk itu seorang penyaji harus mempersiapkan format hasil laporan sehingga baik peserta diskusi maupun penonton dapan berperan secara aktif mengikuti jalannya diskusi/seminar.
K.    Langkah-Langkah Diskusi        
1.    Mempersiapkan diskusi : tema, sumber materi yang diperlukan, peserta, moderator, ketua, tempat  yang  memadai untuk peserta dan penonton,
2.    Melaksanakan diskusi dengan membahas permasalahan yang dihadap.
3.    Membicarakan penyebab terjadinya masalah
4.    Membicarakan kemungkinan-keungkinan pemecahannya
5.    Mempertimbangkan baik buruknya setiap pemecahan yang akan diputuskan
6.    Memilih pemecahan yan terbaik dari yang baik dan menguntungkan.
7.    Memutuskan dengan hasil yang telah disepakati
8.    Menutup diskusi dengan baik tanpa meninggalkan kesan yang melukai perasaan seluruh yang hadir.
L. Unsur-Unsur  yang Menentukan Keberhasilan  Diskusi     
1.      Unsur Manusia
a.       Pemimpin atau Moderator, yang mengatur dan mengendalikan jalannya diskusi
b.       Pemrasaran atau penyaji, bertugas menyampaikan pembahasan utama dengan sistematis,mudah dipahami, tidak menyinggung peserta, bersikap terbuka dan objektif dalam meninjau permasalahan.
c.       Sekretaris atau notulen, yang mencatat jalannya diskusi  
d.       Peserta diskusi, yang berperan aktif  mengikuti jalannya diskusi dan menciptakan suasana kondusif serta  menghargai orang lain.
2.       Unsur Materi ( Tema atau topik yang dibahas)
3.       Unsur Fasilitas ( tempat  atau semua peralatan yang diperlukan )
Menyusun Rangkuman Diskusi
Rangkuman ini biasanya ditulis oleh seseorang yang bertugas sebagai sekretaris. Secara lengkap tugas sekretaris adalah sebagai berikut.
1. Mencatat nama peserta dan pernyataan yang disampaikan. Pernyataan bisa berupa gagasan, pendapat, pertanyaan, tanggapan, dan usulan. Penulisannya tidak perlu terlalu lengkap, cukup yang pokok-pokok saja.
2. Mencatat hal-hal khusus yang timbul dalam diskusi. Misalnya ada masalah baru yang muncul dalam jalannya diskusi yang justru mendapat perhatian besar dari peserta.
3. Membuat kesimpulan sementara hasil diskusi.
4. Membuat laporan lengkap hasil diskusi.
Unsur-unsur laporan diskusi pada umumnya terdiri dari:
a. latar belakang penyelenggaraan diskusi;
b. tema diskusi;
c. tujuan diskusi;
d. waktu dan tempat diskusi;
e. daftar dan keterangan tentang panelis,
5. peserta/partisipan, susunan acara (pengantar diskusi, tanya jawab, penyimpulan, penutup), dan rangkuman;
6. kesimpulan.
Setelah merangkum informasi dari kegiatan mendengarkan diskusi, pada pelajaran ini Anda akan belajar menyusun rangkuman diskusi. Unsur-unsur laporan diskusi terdiri dari latar belakang, tema, tujuan, waktu, dan kesimpulan. Dengan mempelajarinya, Anda diharapkan dapat menentukan pokok-pokok pembicaraan pada saat berdiskusi.
Bacalah lagi teks diskusi "Lomba Kebersihan Antar Kelas" dan perhatikanlah hasil laporan diskusi berikut.
Contoh menyusun kerangka laporan hasil Seminar:
Laporan Hasil Seminar
1.    Judul/Tema                   :    ………………………………………………………………………………………………
                                               ………………………………………………………………………………………………
2.    Latar belakang              :    ………………………………………………………………………………………………
                                               ………………………………………………………………………………………………
                                               ………………………………………………………………………………………………
3.    Tujuan Seminar             :    ……………………………………………………………………………………………..
                                               ……………………………………………………………………………………………..
                                               ……………………………………………………………………………………………..
                                         
4.    Jumlah Peserta             :    ……………………………………………………………………………………………..
                                               ……………………………………………………………………………………………..
5.    Waktu dan tempat   :
a. Hari, tanggal          : ………………………………………………………………………..
b.        Pukul                    :    ………………………………………………………………………..
c.    Tempat:                  :    ………………………………………………………………………..
6.    Isi seminar:
a. Pembukaan               :    ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
b. Ringkasan isi            :    ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                     
c. Kesimpulan   isi        :    ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                        
d. Tanya jawab              :    ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
e.    Hasil diskusi           :    ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
f.    Saran-saran            :    ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
h.    penutup                  :    ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                         ….…………………………………………………………………………………………..
                                   
                                                                                                            Surabaya, ……….200…
         Ketua/ Moderator                                                                                                 Notulis
         ……………………                                                                         …………………………
Mengajukan Pertanyaan dan Tanggapan dalam Diskusi
Pada pelajaran kali ini, Anda akan belajar mengajukan pertanyaanpertanyaan atau tanggapan dalam diskusi. Esensi berdiskusi adalah partisipan lebih dari seorang, menggunakan bahasa lisan, dilakukan melalui tanya jawab. Dengan mempelajarinya, Anda diharapkan dapat merangkum isi diskusi dan diharapkan Anda berani bertanya pada saat berdiskusi.
Diskusi berasal dari bahasa Latin, yaitu discutio atau discusium yang artinya bertukar pikiran. Pada dasarnya diskusi adalah bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah dalam sebuah kelompok. Kegiatan berdiskusi dapat dijadikan wahana untuk melatih kita berbicara secara logis dan sistematis. Esensi berdiskusi adalah:
a. partisipan lebih dari satu orang;
b. dilaksanakan dengan bertatap muka;
c. menggunakan bahasa lisan;
d. tujuannya untuk mendapatkan kesepakatan bersama;
e. dan dilakukan melalui tukar-menukar informasi dan tanya
jawab.
Kegiatan diskusi selalu diwarnai tanya jawab antarpeserta. Hal ini memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peserta untuk menyampaikan pendapat, menambahkan bukti atau alasan, menolak suatu gagasan, memberi tanggapan dan saran, serta partisipasi aktif lainnya. Seorang peserta diskusi harus mampu menyimak dengan baik agar dapat menanggapi, memberi pendapat, atau mengajukan pertanyaan sesuai dengan arah pembicaraan. Sebagai peserta diskusi kita dapat mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan (berupa kalimat persetujuan atau penolakan terhadap pendapat peserta lain). Ada hal yang harus diperhatikan ketika kita mengajukan pertanyaan/ tanggapan dalam berdiskusi yaitu hendaknya kita mengajukan pertanyaan/tanggapan dengan bahasa yang jelas dan tidak berbelit-belit, ajukan pertanyaan/ tanggapan dengan bahasa yang sopan. Mengajukan tanggapan disertai dengan alasan yang logis, dan pertanyaan diajukan dengan maksud mengetahui apa yang belum kita ketahui bukan untuk menguji kemampuan peserta diskusi lain. Sebagai contoh Anda dapat memerhatikan jalannya diskusi berdasarkan masalah berikut. Bacakanlah teks diskusi berikut oleh tiga orang teman Anda. Anda sudah bisa menyimak jalannya diskusi tersebut. Sekarang kerjakanlah latihan berikut.
1.       Masalah kebersihan dilingkungan Sekolah
2.       Bagaimana memanfaatkan sampah yang berlimpah
3.       Mempunyai teman yang kurang mampu
4.       Mengatasi budaya malas belajar
5.       Bila belajar tiadak ada sarana prasarana yang memadai
Dalam kegiatan diskusi selain ada peserta dan ketua, juga ada sekretaris. Sekretaris adalah pendamping ketua. Tugasnya membantu ketua terutama dalam mencatat hal-hal yang muncul dalam kegiatan diskusi. Seorang sekretaris tentunya harus menyimak dengan intensif agar ia bisa mencatat hal-hal penting dari kegiatan diskusi. Pada akhir diskusi dibuat laporan mengenai hasil diskusi yang merupakan rangkuman informasi dalam diskusi. Menyimak secara intensif, tidak hanya diperlukan apabila kita mendapat tugas sebagai sekretaris. Sebagai peserta pun kita harus menyimak semua informasi yang dilontarkan dalam diskusi. Pada akhirnya, kita dapat merangkum semua informasi dalam diskusi sebagai bentuk pemahaman kita terhadap masalah yang dibahas. Peragakanlah diskusi berikut bersama empat teman Anda. Tutuplah buku Anda dan siapkan catatan untuk mencatat hal-hal penting yang Anda dengar.