Kamis, 06 Juni 2013

PEMUDA PEMIMPIN MASA DEPAN


Yang terhormat saudara pembawa acara
Yang terhormat para pembicara
Dan saudara-saudaraku sekalian…
Sebelum mengawali pembicaraan ini, marilah kita bersama-sama menyanjungkan puja dan puji
syukur kita kepada Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita sehingga
kita masih di beri kesempatan untuk hidup di dunia ini, kita masih di berikan kenikmatan yang begitu
besar yang Allah berikan kepada kita sehingga kita masih bisa merasakan kenikmatan jasmani dan
rohani,subhanallahnikmat yang Allah berikan kepada kita jelas tiada terhitungkan dan oleh
karena rahmat itulah kita dapat berkumpul dalam pertemuan yang penuh damai ini.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi AgungHabibana
Muhammad SAW, karena beliaulah penyelamat umat, karena beliaulah suri tauladan dalam kehidupan
ini. Dan semoga mkita menjadi umatnya yang senantiasa setia kepada ajaran dan sunahnya.Amiiin
Dan saya ucapkan terima kasih kepada pembawa acara yang telah memberikan waktu kepada
saya untuk berbicara pada hari ini dengan tema:
PEMUDA PEMIMPIN MASA DEPAN
Saudara-saudara kaum muslimin yang terhormat!
Apabila kita berbicara tentang kaum muda (pemuda), kita sering dapati dalam banyak artikel
(tulisan) dan kita sendiri bahkan menyaksikan peran partisipasi pemuda yang besar dalam
membangun, menyumbang, dan mendukung perkembangan bangsa. Mereka adalah harapan bangsa
yang akan berjuang demi masa depan Negara yang lebih cerah. Demikian juga, mereka dalam waktu
yang sama merupakan harapan Islam, yang akan berjuang demi ajaran Islam di hari esok, yang akan
mempertahankan undang-undang Islam, yang akan melindungi generasi muda Islam secara luas dari
pengaruh gaya hidup barat yang merusak, yang akan menjadi seorang pemimpin pada masa
selanjutnya, hal ini diteriakkan seperti: SEKARANG PEMUDA, BESOK AKAN MENJADI
PEMIMPIN.
Pernyataan ini mendorong kita untuk memperhatikan eksistensi pemuda di masa datang.
Pemuda dianggap melambangkan semangat yang baik tidak pernah redup pemuda dianggap
melambangkan keberanian yang tidak pernah luntur . Pemuda dianggap melambangkan
kekuatan yang tidak mudah hancur.
One Young World”perdana telah digelar di London pada tanggal 8-10 Februari 2010.
Kegiatan yang diikuti 1.500 pemuda dari 192 negara itu membahas enam agenda penting issu dunia,
yaitu :
1.Politik Kepemimpinan masa depan
2.Bisnis Global dan perannya dalam membangun masyarakat melalui ekonomi3.Dialog antar-iman (agama)
4.Pelestarian Lingkungan Hidup
5.Identitas dan peranan media, dan
6.Kesehatan Global.
Kegiatan yang digagas oleh mantan Sekjen PBB Koffi Anan, Archbishop Desmon Tutu, dan Bob
Geldof itu, bertujuan memberikan sarana bagi pemuda dan pemudi dunia, untuk berlatih berpikir kritis,
tampil dan menyampaikan konsepnya bagi perbaikan dunia. Mereka menyadari betapa pentingnya
peranan pemuda untuk membangun masa depan dunia menjadi lebih baik. Karena pemuda adalah
sosok idealis, dinamis, kreatif, proaktif, dan responsif terhadap perubahan.Pemuda adalah agent of
change(pemuda adalah agen perubahan).Gambaran pentingnya peranan pemuda telah disampaikan Presiden pertama Indonesia, bung
Karno dalam salah satu selogannya: BERIKAN KEPADAKU 10 PEMUDA AKAN AKU
GUNCANGKAN DUNIA.
Syekh Musthafa al Ghulayaini, salah seorang pujangga Mesir mengatakan:
Sesungguhnya di tangan pemudalah urusan umat dan di kaki-kaki merekalah kehidupan umat.
Lebih dari 1400 tahun yang lalu, Rasulullah telah menyadari pentingnya peningkatan kualitas
pemuda, dan bagaimanakah dengan kita? Al Quran memberikan petunjuk bagi kita agar mendidik
generasi muda yang kuat, sehingga kita tidak khawatir bila meninggalkannya, sebagaimana diterangan
dalam QS. Surat An-Nisa ayat 9 sebagai berikut:
dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang
benar.
Karena itulah, agama kita menganjurkan agar kita menjadi seorang pemimpin Islam yang
fleksibel bagi masyarakat yang pada akhirnya harus mempersembahkan sumbangan bagi
perkembangan masyarakat Islam secara luas. Ironisnya, di era yang canggih ini kita menyaksikan
perbuatan kaum muda selalu bertentangan dengan hukum-hukum Islam. Kita memperhatikan banyak
kaum muda tikad sadar akan pendidikan dan lebih sedih lagi jika kita perhatikan saudara-saudara kita
kaum muslimin di Negara kita berprilaku buruk dan mereka dengan sengaja menghindari ajaran Islam
dan mengikuti kebudayaan Barat. Kita tidak dapat membanyangkan dan menggambarkan apa yang
bakal terjadi di masa datang jika semua kaum muda tidak memperhatikan tanggung jawab ini. Kita
harus sadar bahwa tanggung jawab membangun bangsa dan menegakkan agama bergantung pada kita.
Dengan beberapa pertimbangan itu harus kita begitu hati-hati terhadap kebudayaan Barat yang
merusak yang akan mewarnai ajaran Islam.
Saudara-saudara sekalian !
Sikap dan ciri kepemimpinan yang baik adalah: (1) Pemimpin berilmu, berakhlak,
berintegritas, professional dan pandai; (2) Pemimpin membuat keputusan dan bertanggung jawab atas
keputusannya; (3) Pemimpin menetapkan yang betul; (4) Pemimpin dapat mempengaruhi bukan
dipengaruhi; (5) Pemimpin harus bersedia mendengar dan berlapang dada; (6) Pemimpin dapat
memberi semangat dan motivasi; (7) Pemimpin menjadi contoh; (8) Pemimpin pemegang obor
pemikiran dan tindakan. Oleh karena itu seorang pemuda perlu mengetahui pengetahuan tentang
kepemimpinan.
Pemimpin adalah seseorang yang pandai dan menggunakan kepandaian tersebut untuk
menggerakkan diri, organisasi dan masyarakat. Di antara kepandaian yang harus dikuasai adalah, (1)
Pandai mengurus diri dan organisasi, termasuk mengatur waktu keperluan diri sendiri dan kerja; (2)
Pandai mendengar dan menghormati; (3) Pandai memperoleh informasi; (4) Pandai menganalisa dan
membuat keputusan; (5) Pandai bermusyawarah; (6) Pandai mengatur keuangan; (7) Pandai
berkomunikasi; (8) Pandai akan teknologi; (9) Pandai dalam pengucapan awam (dalam
bermasyarakat); (10) Pandai menulis dan mendokumentasi. Begitulah kiranya beberapa poin yang
perlu dikuasai oleh para pemuda sekarang agar dapat meneruskan perjuangan mempertahankan dan
memajukan bangsa dan negara.
Saudara-saudara sekalian !
Terakhir namun tak kurang pentingnya, saya ingin mengajak saudara untuk menyiapkan
generasi muda kita agar mampu mengganti generasi tua di masa depan. Dan saya mengharap kepada
anda dan seluruh saudara-saudara kaum muslimin di mana pun mereka berada agar menjaukan diri dari
perbuatan yang jelek dan selanjutnya kita harus mengembangkanskilldan potensi kita untuk
menggapai masa depan yang cerah.
Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua,
amiin manusia memang tidak pernah terlepas dari kesalahan, apabila dalam penyampaian pidato ini
banyak sekali kesalahan, saya minta maaf yang sebesar-besarnya… dan bila ada kebenaran dalam
pidato ini, maka saya pun menyadari bahwa yang benar itu hanya datangnya dari Allah. Kurang
lebihnya mohon maaf.

Cara Mudah Menghitung Harga Pokok Penjualan Sekaligus Alurnya •


• • • 26 EmailShare Bagimana caranya menghitung harga pokok penjualan? Pertanyaan ini sering saya gunakan untuk test penerimaan calon pegawai di bagian accounting. Melalui tulisan ini saya ingin share cara mudah menghitung harga pokok penjualan, beserta alurnya, dengan bagan grafis sederhana (agar mudah diingat). Mungkin tidak applicable untuk segala kondisi, tetapi (mudah-mudahan) bisa menjadi awal pemahaman yang tentunya masih perlu dilengkapi dengan panduan-panduan dari buku dan literature. Siapa Bilang Menghitung Harga Pokok Penjualan Hanya Urusan Cost Accountant? Kembali ke pertanyaan yang sering saya ajukan dalam test penerimaan staf accounting. Jawaban mereka, bervariasi. Tentu saja ada yang benar dan ada yang salah. Tak sedikit juga jawaban yang membuat saya tersenyum kecut—prihatin persisnya. Bagaimana tidak prihatin, suatu ketika, seorang kandidat yang melamar posisi cost accountant tidak tahu caranya menghitung harga pokok penjualan—padahal perhitungan harga pokok penjualan adalah fundamentalnya akuntansi biaya (cost accounting). Yang lebih memperihatinkan lagi, salah seorang kandidat yang melamar posisi chief accountant dengan penuh percaya diri bertanya: “Apakah perusahaan bapak menerapkan sistim persediaan periodik?” Saya jawab, ‘Tidak. Kami menerapkan sistim perpetual” “Oh. Kalau begitu tidak perlu menghitung HPP, pak. Kan sudah dijurnal saat terjadi penjualan,” dia menyampaikan pandangannya. Betul. Dalam sistim persediaan perpetual, harga pokok penjualan diakui saat barang laku terjual. Tetapi saya tidak terlalu yakin jika dia benar-benar memahami konsep harga pokok penjualan dengan baik. Untuk itu saya meminta dia membuat satu contoh. “Misalnya, Pak. Terjadi penjualan barang persediaan maka dijurnal: [Debit]. Piutang Dagang [Kredit]. Penjualan Dan; [Debit]. Harga Pokok Penjualan [Kredit]. Persediaan Barang Jadi” Jurnalnya sudah benar. Lalu saya minta dia mengisikan angka di masing-masing jurnalnya. Dan, dia memasukan angka (saya tidak ingat persisnya), tetapi kurang-lebih sbb: [Debit]. Piutang Dagang = Rp 20 [Kredit]. Penjualan = Rp 20 Dan; [Debit]. Harga Pokok Penjualan = Rp 15 [Kredit]. Persediaan Barang Jadi = Rp 15 Saya bertanya lagi, “Mengapa kalau penjualannya Rp 20 trus HPP-nya jadi Rp 15? Apakah boleh jika angka 15 itu saya ganti dengan angka 5 atau 1,000,000 atau angka apa saja yang saya suka?” Melihat dia cuma diam dan nampak bingung, saya ganti pertanyaanya dengan ekspresi yang lebih tegas, “Saat anda membuat jurnal transkasi penjualan, dari mana anda tahu harga pokok penjualan sebesar angka yang anda masukan dalam jurnal?” “Biasanya sudah ada di system, pak,” dia menjawab dengan jujur. Mendapat jawaban seperti itu, lalu saya mendesak dia dengan pertanyaan, “Dan, anda PERCAYA dengan angka yang di sistem itu?” “Kan sudah dihitung oleh cost accountant, pak. Bukan tanggungjawab saya.” Dari sana saya mengambil kesimpulan bahwa kandidat tidak sungguh-sungguh memahami teknis perhitungan harga pokok penjualan. Dan dia bukan orang yang tepat untuk berada dalam team saya. Yang mungkin luput dari pertimbangannya adalah: seorang cost accountant berada di bawah tanggungjawabnya—sebagai seorang chief accountant. Lepas dari itu semua, khususnya chief accountant, harus bisa menjamin akurasi setiap digit angka yang tersaji dalam laporan keuangan—termasuk harga pokok penjualan yang “muncul di system.” Nah, jika darimana datangnya (teknis perhitungannya) saja tidak tahu, bagaimana bisa menjamin angka yang dihasilkan sudah akurat atau belum. Mengenai angka harga pokok penjualan satuan yang suda ada di sistem (software) akuntansi perusahaan, TIDAK muncul begitu saja, melainkan melalui perhitungan teknis—entah itu dilakukan secara manual (lalu diinput ke sistem) atau melalui proses otomatisasi dengan menggunakan variable-variable data yang dimasukan saat proses produksi berlangsung. Pada perushaan-perusahaan yang menerapkan “standard costing”, perhitungan harga pokok penjualan biasanya diotomatisasi dengan menggunakan input data yang dimasukan pada saat suatu product (barang) dirancang di bagian Research and Development. Unit cost (harga pokok satuan) suatu produk terdiri dari berbagai element cost (yang sudah distandarisasi) yang kemudian membentuk apa yang disebut dengan ‘Bill of Materials” (BOM). Bagimanapun juga, tetap melalui alur pehitungan yang menggunakan konsep dasar harga pokok penjualan. Yang ingin saya sampaikan (melalui ilustrasi kasus di atas) adalah: “Mampu menghitung harga pokok penjualan adalah wajib bagi seorang akuntan—terlepas apakah dia seorang cost accountant atau bukan.” Bahkan seorang auditor—yang nota benanya lebih banyak menggeluti akuntansi keuangan (dibandingkan akuntantansi biaya/akuntansi manajemen)—pun wajib tahu. Tidak menutup kemungkinan, seorang auditor perlu menguji akurasi angka-angka yang ada di Laporan Laba Rugi yang pastinya mengandung harga pokok penjualan. Melalui tulisan ini saya ingin share cara mudah menghitung harga pokok penjualan, sekaligus alurnya. Jika tertarik, silahkan ikuti sampai selesai. Perhitungan Harga Pokok Penjualan Sederhana Perhitungan Harga Pokok Penjualan yang paling sederhana adalah sbb: Saldo Awal Persediaan + Pembelian (atau penambahan persediaan) – Saldo Akhir Persediaan = Harga Pokok Penjualan Perhitungan sederhana itu bisa diterapkan pada jenis perusahaan dagang yang jenis persediaannya hanya berupa barang jadi—yang dibeli dari pemasok. Misalnya: Data persediaan UD. JAK (pedagang eceran beras) untuk tahun 2012 adalah sbb: Saldo awal persediaan = Rp 5,000,000 Pembelian beras dari 1 Januari s/d 31 Desember 2012 = Rp 85,000,000 Saldo Akhir Persediaan per 31 Desember 2012 = Rp 3,000,000 Harga Pokok Penjualan 2012 = 5,000,000 + 85,000,000 – 3,000,000 Harga Pokok Penjualan 2012 = 87,000,000 Itu perhitungan harga pokok penjualan beras pada perusahan dagang beras. Perhitungan menjadi agak rumit untuk perusahan manufaktur—yang barang persediaannya dibuat sendiri (baik itu sebagian atau keseluruhan). Bagaimana menghitung harga pokok penjualan perusahaan manufaktur? Yuk kita pindah ke paragraph berikutnya… Alur Perhitungan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Manufaktur Menghitung harga pokok penjualan untuk perusahaan manufaktur menjadi sedikit lebih rumit, jika dibandingkan dengan perusahaan dagang, karena adanya “persediaan bahan baku” (raw materials) yang diolah menjadi “persediaan barang dalam proses” (work in process—biasanya disingkat WIP), lalu barang jadi (finished goods—biasa disingkat FG). Proses pengolahan dari bahan baku menjadi barang dalam proses lalu barang jadi menimbulkan cost-cost lain, diantaranya: “biaya tenaga kerja langsung” (labor cost) dan “overhead produksi” (production overhead). Secara garis besar alur proses produksi adalah sbb: Bahan Baku (raw materials) dikeluarkan dari gudang ==> Bahan baku diolah menjadi barang dalam proses (work in process) ==> Barang dalam proses diolah lagi menjadi barang jadi (finished goods). Nah, perhitungan harga pokok penjualan mengikuti alur produksi di atas. Berikut adalah bagan alur perhitungan yang saya buat sedemikian rupa sehingga menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami: Penjelasan: Dari bagan di atas jelas terlihat bahwa, alur penghitungan “Harga Pokok Penjualan” perusahaan manufaktur melalui 4 tahapan, mengikuti alur produksi, yang terdiri dari: • Tahap-1. Perhitungan “Bahan Baku Yang Digunakan” • Tahap-2. Perhitungan “Total Biaya Produksi” • Tahap-3. Perhitungan “Harga Pokok Produksi” • Tahap-4. Pergitungan “Harga Pokok Penjualan” Berikut adalah penjelasan lebih rincinya: Tahap-1. Perhitungan BAHAN BAKU YANG DIGUNAKAN: Saldo Awal Persediaan Bahan Baku – Yang dimaksud dengan “saldo awal persediaan bahan baku” adalah total nilai persediaan bahan baku di awal periode yang dihitung (awal bulan untuk bulanan dan awal tahun untuk tahunan). Saldo awal periode yang dihitung sama dengan saldo akhir periode sebelumnya yang secara global bisa dilihat di Neraca, sedangkan per jenis bahan baku bisa dilihat di buku persediaan (inventory ledger) dan kartu stock. Cakupan “bahan baku” dalam hal ini termasuk: bahan penolong/pembantu/apapun namanya. Pembelian Bahan Baku – Yang dimaksud dengan “pembelian bahan baku” dalam hal ini adalah total pembelian bahan baku (termasuk bahan penolong) NETO selama periode yang dihitung. Misalnya: “Perhitungan HPP untuk bulan Juni 2012”, berarti total pembelian bahan baku dari 1 s/d 30 Juni 2012. Jika “Perhitungan HPP untuk Tahun 2012”, berarti total pembelian bahan baku dari 1 Januari s/d 31 Desember 2012. Bisa dilihat di buku besar persediaan. Dan “NETO” dalam hal ini artinya: sudah memperhitungkan pengurangan dan penambahan akibat adanya discount, rabat, dan retur. Saldo Akhir Persediaan Bahan Baku – Yang dimaksud dengan “saldo akhir persediaan bahan baku” adalah total nilai persediaan bahan baku (yang tersisa) pada akhir periode yang dihitung—setelah dilakukan penghitungan fisik dan penyesuaian-penyesuaian. Bahan Baku yang Digunakan – Yang dimaksud dengan “bahan baku yang digunakan” dalam hal ini adalah total bahan baku yang diolah (diproduksi) untuk menghasilkan produk yang diinginkan. Angka ini (Rp 67,000 dalam contoh) diperoleh dengan menggunakan formula perhitungan seperti yang terlihat pada bagan: saldo awal persediaan bahan baku + pembelian bahan baku – saldo akhir persediaan bahan. Tahap-2. Perhitungan TOTAL BIAYA PRODUKSI Bahan Baku yang Digunakan – Ini pindahan dari perhitungan tahap-1 Biaya Tenaga Kerja Langsung – Yang dimaksud dengan “biaya tenaga kerja langsung” adalah total upah karyawan/buruh yang pekerjaannya berimplikasi langsung terhadap volume output produk yang dihasilkan. Angkanya bisa dilihat dari daftar pembayaran gaji untuk karyawan yang masuk dalam kelompok “tenaga kerja langsung”. Yang masuk dalam kelompok tenaga kerja langsung adalah pegawai yang dibayar berdasarkan jumlah jam kerja (yang ada rate per jamnya) atau berdasarkan volume pekejaan yang diselesaikan (biasa disebut borongan). Sedangkan pegawai bagian produksi di luar kriteria itu, tidak ikut dihitung. Overhead Produksi – Overhead ini sering menjadi sumber kebingungan dan simpang-siur. Begini saja, yang dimaksud dengan “overhead produksi” adalah segala biaya yang berhubungan dengan aktivitas produksi SELAIN bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung (lihat bahan penjelasan mengenai bahan baku di tahap-1). Termasuk dalam kelompok ini adalah biaya yang timbul dari aktivitas packaging, pengiriman barang, biaya pemeliharaan mesin dan peralatan, biaya pemeliharaan gedung pabrik dan gudang, penyusutan mesin dan peralatan, penyusutan gedung pabrik dan gudang. Total Biaya Produksi – Yang dimaksud dengan “total biaya produksi” dalam hal ini adalah semua biaya yang timbul akibat aktivitas produksi yang berlangsung selama periode yang dihitung—termasuk bahan baku yang digunakan (itu sebabnya mengapa “biaya bahan baku yang digunakan” dari perhitungan tahap-1 diikutsertakan) ditambah biaya tenaga kerja langsung dan overhead produksi. Note: Sampai pada tahap ini, perhitungan telah mencerminkan segala biaya/cost yang timbul dari aktivitas produksi selama periode yang dihitung, TETAPI belum mengikutsertakan penggunaan “persediaan barang dalam proses” yang merupakan SISA (saldo akhir) periode sebelumnya. Itu sebabnya mengapa hasil perhitungan sampai pada tahap-2 ini disebut “Biaya produksi” saja—BELUM disebut Harga Pokok Produksi. Lanjut ke tahap-3… Tahap-3. Perhitungan HARGA POKOK PRODUKSI Total Biaya Produksi – Ini pindahan dari perhitungan tahap-2 (baca note di tahap-1) Saldo Awal Persediaan Barang Dalam Proses – Yang dimaksud dengan “saldo awal persediaan barang dalam proses” adalah total nilai persediaan barang dalam proses di awal periode yang dihitung. Saldo awal periode yang dihitung sama dengan saldo akhir periode sebelumnya yang secara global bisa dilihat di Neraca, sedangkan rincian per item/jenis barang bisa dilihat di buku persediaan (inventory ledger) persediaan barang dalam proses. Saldo Akhir Persediaan Barang Dalam Proses – Yang dimaksud dengan “saldo akhir persediaan barang dalam proses” adalah total nilai persediaan barang dalam proses (yang tersisa) pada akhir periode yang dihitung—setelah dilakukan penghitungan fisik dan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. Harga Pokok Produksi – Yang dimaksud denga “harga pokok produksi” adalah segala biaya/cost yang timbul dari aktivitas produksi pada masa yang dihitung (itu sebabnya mengapa total biaya produksi dari hasil perhitungan tahap-2 diikutsertakan) ditambah dengan saldo awal persediaan barang dalam proses,

cara menghitung HPP


PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN PERUSAHAN DALAM BIDANG JASA


BUDGETING (PENGANGGARAN PERUSAHAAN)

BUDGETING (PENGANGGARAN PERUSAHAAN) OLEH : SUPARDI SAMINJA MATERI Pendahuluan, definisi dan fungsi budgeting Forecast sales (Peramalan Penjualan)’ Sales Budget ( Anggaran Penjualan) Production Budget (Anggaran Produksi) Raw Material Budget (Anggaran Bahan Baku) Labour Budget (Anggaran Biaya Tenaga Kerja) Overhead Cost Budget (Anggaran BOP) Variable cost Budget (Anggaran Varabel) Buku Budgeting “ Glen A Welsch “ Budgeting “ Munandar “ BPFE Yogyakarta Anggaran Perusahaan “ Gunawan A S dkk “ Anggaran Perusahaan “Nafarin “……… Anggaran Perusahaan “…………. Planning and Budgeting Planning : Tindakan yang dibuat berdasarkan fakta, asumsi, mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan. jenis Rencana : Tujuan, kebijakan, peraturan, metode, strategi, standar, prosedur, anggaran Budget -Budgeting Anggaran termasuk dalam salah satu jenis (bentuk) dari Planning. Anggaran (Budget), Penganggaran (Budgeting) Anggaran : Anggaran (Budget) Merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. anggaran 2. Alat manajemen untuk mencapai tujuan. 3. Rencana dalam bentuk angka-angka Budgeting (Penganggaran) : adalah proses penyusunan anggaran yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam memperoleh laba. Faktor yang perlu dipertimbangkan Dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan : Tujuan dan kebijakan perusahaan Data waktu yang lalu Perkembangan kondisi ekonomi Perubahan kebijakan pemerintah Penelitian dan pengembangan perusahaan Anggaran harus Realistis Dapat dikoordinasikan Dapat memotivasi karyawan KEGUAAN BUDGET : Sebagai pedoman kerja Alat pengkoordinasian kerja Alat pengawasan kerja Fungsi anggaran Fungsi Perencanaan Fungsi Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Kelemahan anggaran Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan, sehingga mengandung unsur ketidak pastian. Tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran yang komprehensif, karena biaya bisa mahal. Anggaran menjadi tidak efektif bagi yang terpaksa melakukannya. Macam-macam Anggaran Menurut dasar penyusunan : a. Anggaran Variabel b. Anggaran Tetap 2. Menurut Cara Penyusunan : a. Anggaran Periodik b. Anggaran Kontinu 3. Menurut Jangka waktu : a. Anggaran jangka pendek b. Anggaran jangka panjang 4. Menurut Bidangnya : a. Anggaran Operasional b. Anggaran Keuangan. 5. Menurut kemampuan menyusun : a. Anggaran Komprehnsif b. Anggaran Partial 6. Menurut fungsinya : a. Anggaran dgn tujuan tertentu b. Anggaran aktivitas (Performance budget)