Senin, 16 Maret 2015

Mahasiswa, Kreativitas, dan Inovasi

MAHASISWA. Ya, kata tersebut merupakan gabungan dari kata ‘maha’ dan ‘siswa’. Apa sebenernya arti dari maha? Maha memiliki arti sangat; amat; teramat’ besar. Sedangkan siswa sendiri seperti yang telah kita ketahui, sama artinya dengan murid. Jadi apa itu mahasiswa? Mahasiswa merupakan murid yang paling ‘besar’. Dimaksud paling besar karena mereka sedang menjalani tingkat pendidikan yang paling ‘besar’ atau ‘tinggi’ yaitu jenjang pendidikan perkuliahan. Semakin tinggi jenjang yang mereka dudukki, maka semakin besar pula tanggung jawabnya sebagai seorang mahasiswa
Nah pasti sebelumnya udah tau dong arti dari kreatif dan inovasi itu sendiri? Kalo belum, akan saya jelaskan pengertiannya. Kreatif itu merupakan sifat yang telah ada sejak kit akecil dan berarti sebagai daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; bersifat (mengandung) daya cipta; pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi. Kalo inovasi itu artinya, prose’s atau hasil pengembangan dari pemanfaatan sifat kreatif, keterampilan dan pengalaman untuk menciptakan atau memberbaiki produk, proses dan/atau system yang baru, yang memberikan nilai yang berartu atau signifikan.
Modal utama untuk menjadi mahasiswa tentunya sifat kreatif itu sendiri. Apalagi dari pengalaman-pengalaman yang sebelumnya sudah pernah dialami, pasti makin mengasah sifat kreastivitas di dalam diri mahasiswa itu sendiri. Apalagi telah disediakan banyak wadah untuk mengaplikasikan sifat kreatif itu sendiri.
Sebagai contohnya adalah sekarang saya melanjutkan pendidikan saya di SBM ITB. Dari apa yang saya rasakan selama ini, sejak tingkat satu, SBM telah memberikan banyak media untuk mengembangkan sifat kreatif dan juga inovasi setiap muridnya. Seperti contohnya adalah salah satu mata kuliah Management Practice. Disana kita diajarkan untuk mengembangkan potensi diri kita dan juga rasa percaya diri kita dengan cara yang kreatif yaitu dengan membuat sebuah pentas drama yang dapat dikatakan cukup megah untuk kalangan anak kuliah. Dari mata kuliah tersebut, kita dibiarkan untuk berfikir kreatif bagaimana jalan cerita dari drama tersebut, menginovasikan acara tersebut agar berbeda dengan yang lainnya, serta bagaimana mengembangkan rasa percaya diri kita. Disinilah salah satu peluang untuk mengembangkan jiwa kreatif serta inovasi seorang mahasiswa SBM ITB.
Peluang lain untuk mengasah sifat kreatif dan inovasi selama masa pendidikan saya di SBM ITB adalah ketika tingkat dua dan masuk ke dalam dunia IBE (Integrated Business Experience). Disini, setiap kelas saling berkompetisi untuk menjual produk hasil kreasi kelas masing-masing. Dan saya saat itu masuk ke dalam divis produk dan menjadi salah satu anggota tim kreatif. Dari namanya saja sudah terlihat bahwa saya diharuskan untuk berfikir kreatif untuk menciptakan inovasi produk. Disitulah bagaimana ajang kreativitas dan penciptaan inovasi berlangsung.
Kedua contoh diatas hanyalah sebagian kecil dari peluang-peluang serta wadah bagi para mahasiswa untuk berkreasi serta berinovasi. Wadah lainnya yang sangat nyata adalah tersedianya organisasi-organisasi kemahasiswaan di ruang lingkup universitas itu sendiri. Darisana tentunya dengan adanya kegiatan yang ada, serta proyek-proyek yang diberikan, jelas dapat membantu untuk mengasah potensi diri dalam bdiang kreatif dan inovatif.
Seperti yang telah kita ketahui, terdapat 5 ring kreatifitas yaitu:
1. Existensial yaitu bagaimana menciptakan sesuatu yang belum pernah ada menjadi ada
2. Relational/Communicational yaitu bagaimana menyampaikan kreatif existensial, agar kreatifitas tersebut dapat diketahui oleh orang lain
3. Instrumental adalah bagaimana kita dapat menciptakan sebuah kreasi yang jika digunakan orang lain, manfaatnya dapat dirasakan serta membuatnya menjadi kreatif
4. Orientasional merupakan penjadian kreativitas level-level sebelumnya menjadi bermanfaat bagi seluruh masyarakat
5. Inovasinal yang berarti menciptakan kreativitas-kreativitas atau inovasi baru
Nah, dari kelima ring yang telah dijelaskan berikut, sudah jelas dong bagaimana penerapannya. Terlihat jelas di kegiatan IBE bagaimana rings of creativity ini sangat diaplikasikan diawali dari menciptakan produknya hingga bagaimana penjualan produk tersebut.
Prospek yang sangat jelas lainnya dalam mengembangkan jiwa kreatif dan inovatif terdapat dalam setiap mata kuliah di SBM ITB. Contohnya jika kita diberikan tugas untuk presentasi. Pastinya, kita tidak ingin memberikan presentasi yang membosankan sehingga para pendengarnya menjadi suntuk dan mengantuk. Disinilah kita juga harus berfikir kreatif bagaimana kita dapat menarik perhatian audience dengan memberikan presentasi yang kreatif dan tidak seperti biasanya. Misalnya, pada saat presentasi marketing sebuah produk, presentator harus memiliki mascot, atau memberikan kuis-kuis apapun, intinya bagaimana kita harus berfikir kreatif untuk menciptakan presentasi yang menarik dan berbeda.
Selain itu, menambah koneksi akan memberikan kesempatan untuk belajar dan menambah ilmu serta bertukar pengalaman. Dengan koneksi yang lancar dan juga besar tentunya menambah kesempatan kita untuk terus berkarya dan berkreasi.
Dari hal-hal yang telah dijelaskan diatas, tentunya hanya dapat berjalan jika mahasiswa itu sendiri memiliki keinginan serta kegigihan untuk melakukannya. Bagaimana memanfaatkan peluang-peluang tersebut kembali lagi ke diri masing-masing mahasiswa. Tapi dapat saya pastikan bahwa semakin majunya zaman, semakin maju pula teknologi-teknologi yang tentunya akan memudahkan kita untuk memanfaatkannya.
Nah setelah melihat prospek-prospek untuk menggali kreatifitas dan inovasi sebagai mahasiswa, tentunya ada hamabatan-hambatannya. Menurut saya, hambatan yang pertama adalah sifat tidak percaya diri akan sifat kreatif yang ada di dalam dirinya. Nah kenapa menurut saya ini penghambat paling besar? Karena dengan menganggap diri kita tidak kreatif, tentunya akan timbul sifat-sifat negatif lainnya yaitu menjadi malas, tidak mau mengeksplor dirinya, dan tidak yakin dengan kemampuan diri.
Kemudian penghambat berikutnya adalah selalu mencari jawaban yang tepat. Sebagai contoh, jika kita dihadapkan dengan sebuah pertanyaan, pastinya kita akan mencari jawaban yang paling tepat, Memang baik jika mencari jawaban yang paling tepat, tetapi terkadang jika kita terus mencari jawaban yang paling tepat, kita cenderung menyalahkan jawaban-jawaban lain yang mungkin sekilas muncul tetapi menurut kita tidak sesuai. Karena berfikir seperti itu, akan tertanam di pola pikir kita bahwa hanya ada satu jawaban yang tepat.
Kemudian hambatan berikutnya adalah jika kita menerapkan logika terlalu awal di proses kreativitas. Kenapa itu bahaya? Soalnya, kalo kita melibatkan logika di tahap awal proses berfikir, hal ini dapat menutup berbagai jalan pikiran. Padahal, jalan pikiran bisa saja menghasilkan berbagai macam gagasan pendobrak jika ditelusuri terlebih dahulu dan juga pemikiran itu tentunya akan berkembang jika kita tidak melibatkan logika di proses awal kreativitas.
Masih banyak hambatan lain yang tentunya mengganggu berjalannya kreativitas dan inovasi seperti sifat takut gagal, stress yang berlebihan, taat pada aturan, sikap negatif, membuat asumsi, dan juga sifat malas.
Terus, dari hambatan-hambatan ini, apa solusinya untuk mengatasi masalah-masalah tersebut? Yang pertama adalah bagaimana kita harus berani mengambil resiko. Mengambil resiko tidaklah salah. Seperti istilah yang sering kita dengar, high risk high return. Dengan mengambil resiko, kita menjadi tau apa yang akan terjadi jika kita mengambil keputusan yang berbeda. Keputusan tersebut bisa menjadi keputusan yang ternyata adalah terbaik.
Solusi yang kedua adalah kita harus yakin bahwa kita kreatif. Sifat kreativitas itu tentunya telah ada di dalam diri setiap manusia. Jadi, jika diawali dengan keyakinan dalam diri kita bahwa kita kreatif, maka akan mudah ke depannya untuk kita bersikap kreatif dan melakukan inovasi tertentu.
Yang terakhir adalah bagaimana kita harus merubah sikap kita. Jangan selalu menyalahkan yang salah. Jangan selalu berfikiran negatif. Karena hal-hal negativ hanya akan memberikan impact yang negatif juga untuk masing-masing diri kita dan sifat kireativitas serta inovasi kita tidak akan berkembang.
Hal lain yang harus dilakukan untuk menghadapi hambatan-hambatan tersebut adalah bagaimana kita mampu menyalurkan stress, berani melanggar aturan, memeriksa asumsi, serta menggunakan imajinasi dan intuisi.
Nah dari hal-hal diatas, jika dilihat dari empat level inovasi yaitu teknologi, produk, prose’s, dan bisnis model, mahasiswa tentu memiliki peluang yang sangat besar untuk mewujudkannya. Apalagi, saat ini sedang digembor-gemborkan mengenai entrepreurship. Sehingga dapat dipastikan lingkunganpun saat ini telah aktif dan ikut membangun datangnya era kreatif dan inovatif.
Kemudian, jika dihubungkan dengan buku ‘The World is Flat’ karangan Thomas L. Friedman, sebagai manusia, kita memiliki tanggung jawab untuk menciptakan berbagai macam inovasi yang berasal dari ide-ide kreatif untuk menghadapi tantangan yang tentunya akan semakin berat di masa depan nanti.

Tidak ada komentar: