MAHASISWA. Ya, kata tersebut merupakan gabungan dari kata
‘maha’ dan ‘siswa’. Apa sebenernya arti dari maha? Maha memiliki arti sangat;
amat; teramat’ besar. Sedangkan siswa sendiri seperti yang telah kita ketahui,
sama artinya dengan murid. Jadi apa itu mahasiswa? Mahasiswa merupakan murid
yang paling ‘besar’. Dimaksud paling besar karena mereka sedang menjalani
tingkat pendidikan yang paling ‘besar’ atau ‘tinggi’ yaitu jenjang pendidikan
perkuliahan. Semakin tinggi jenjang yang mereka dudukki, maka semakin besar
pula tanggung jawabnya sebagai seorang mahasiswa
Nah pasti sebelumnya udah tau dong arti dari kreatif dan
inovasi itu sendiri? Kalo belum, akan saya jelaskan pengertiannya. Kreatif itu
merupakan sifat yang telah ada sejak kit akecil dan berarti sebagai daya cipta;
memiliki kemampuan untuk menciptakan; bersifat (mengandung) daya cipta;
pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi. Kalo inovasi itu artinya,
prose’s atau hasil pengembangan dari pemanfaatan sifat kreatif, keterampilan
dan pengalaman untuk menciptakan atau memberbaiki produk, proses dan/atau
system yang baru, yang memberikan nilai yang berartu atau signifikan.
Modal utama untuk menjadi mahasiswa tentunya sifat kreatif
itu sendiri. Apalagi dari pengalaman-pengalaman yang sebelumnya sudah pernah
dialami, pasti makin mengasah sifat kreastivitas di dalam diri mahasiswa itu
sendiri. Apalagi telah disediakan banyak wadah untuk mengaplikasikan sifat
kreatif itu sendiri.
Sebagai contohnya adalah sekarang saya melanjutkan
pendidikan saya di SBM ITB. Dari apa yang saya rasakan selama ini, sejak
tingkat satu, SBM telah memberikan banyak media untuk mengembangkan sifat
kreatif dan juga inovasi setiap muridnya. Seperti contohnya adalah salah satu
mata kuliah Management Practice. Disana kita diajarkan untuk mengembangkan
potensi diri kita dan juga rasa percaya diri kita dengan cara yang kreatif
yaitu dengan membuat sebuah pentas drama yang dapat dikatakan cukup megah untuk
kalangan anak kuliah. Dari mata kuliah tersebut, kita dibiarkan untuk berfikir
kreatif bagaimana jalan cerita dari drama tersebut, menginovasikan acara
tersebut agar berbeda dengan yang lainnya, serta bagaimana mengembangkan rasa
percaya diri kita. Disinilah salah satu peluang untuk mengembangkan jiwa
kreatif serta inovasi seorang mahasiswa SBM ITB.
Peluang lain untuk mengasah sifat kreatif dan inovasi selama
masa pendidikan saya di SBM ITB adalah ketika tingkat dua dan masuk ke dalam
dunia IBE (Integrated Business Experience). Disini, setiap kelas saling
berkompetisi untuk menjual produk hasil kreasi kelas masing-masing. Dan saya
saat itu masuk ke dalam divis produk dan menjadi salah satu anggota tim
kreatif. Dari namanya saja sudah terlihat bahwa saya diharuskan untuk berfikir
kreatif untuk menciptakan inovasi produk. Disitulah bagaimana ajang kreativitas
dan penciptaan inovasi berlangsung.
Kedua contoh diatas hanyalah sebagian kecil dari
peluang-peluang serta wadah bagi para mahasiswa untuk berkreasi serta
berinovasi. Wadah lainnya yang sangat nyata adalah tersedianya
organisasi-organisasi kemahasiswaan di ruang lingkup universitas itu sendiri.
Darisana tentunya dengan adanya kegiatan yang ada, serta proyek-proyek yang
diberikan, jelas dapat membantu untuk mengasah potensi diri dalam bdiang
kreatif dan inovatif.
Seperti yang telah kita ketahui, terdapat 5 ring kreatifitas
yaitu:
1.
Existensial yaitu bagaimana menciptakan sesuatu yang belum pernah ada menjadi
ada
2.
Relational/Communicational yaitu bagaimana menyampaikan kreatif existensial,
agar kreatifitas tersebut dapat diketahui oleh orang lain
3.
Instrumental adalah bagaimana kita dapat menciptakan sebuah kreasi yang jika
digunakan orang lain, manfaatnya dapat dirasakan serta membuatnya menjadi
kreatif
4.
Orientasional merupakan penjadian kreativitas level-level sebelumnya menjadi
bermanfaat bagi seluruh masyarakat
5.
Inovasinal yang berarti menciptakan kreativitas-kreativitas atau inovasi baru
Nah, dari kelima ring yang telah dijelaskan berikut, sudah
jelas dong bagaimana penerapannya. Terlihat jelas di kegiatan IBE bagaimana
rings of creativity ini sangat diaplikasikan diawali dari menciptakan produknya
hingga bagaimana penjualan produk tersebut.
Prospek yang sangat jelas lainnya dalam mengembangkan jiwa
kreatif dan inovatif terdapat dalam setiap mata kuliah di SBM ITB. Contohnya
jika kita diberikan tugas untuk presentasi. Pastinya, kita tidak ingin
memberikan presentasi yang membosankan sehingga para pendengarnya menjadi
suntuk dan mengantuk. Disinilah kita juga harus berfikir kreatif bagaimana kita
dapat menarik perhatian audience dengan memberikan presentasi yang kreatif dan
tidak seperti biasanya. Misalnya, pada saat presentasi marketing sebuah produk,
presentator harus memiliki mascot, atau memberikan kuis-kuis apapun, intinya
bagaimana kita harus berfikir kreatif untuk menciptakan presentasi yang menarik
dan berbeda.
Selain itu, menambah koneksi akan memberikan kesempatan
untuk belajar dan menambah ilmu serta bertukar pengalaman. Dengan koneksi yang
lancar dan juga besar tentunya menambah kesempatan kita untuk terus berkarya
dan berkreasi.
Dari hal-hal yang telah dijelaskan diatas, tentunya hanya
dapat berjalan jika mahasiswa itu sendiri memiliki keinginan serta kegigihan
untuk melakukannya. Bagaimana memanfaatkan peluang-peluang tersebut kembali
lagi ke diri masing-masing mahasiswa. Tapi dapat saya pastikan bahwa semakin
majunya zaman, semakin maju pula teknologi-teknologi yang tentunya akan
memudahkan kita untuk memanfaatkannya.
Nah setelah melihat prospek-prospek untuk menggali
kreatifitas dan inovasi sebagai mahasiswa, tentunya ada hamabatan-hambatannya.
Menurut saya, hambatan yang pertama adalah sifat tidak percaya diri akan sifat
kreatif yang ada di dalam dirinya. Nah kenapa menurut saya ini penghambat
paling besar? Karena dengan menganggap diri kita tidak kreatif, tentunya akan
timbul sifat-sifat negatif lainnya yaitu menjadi malas, tidak mau mengeksplor
dirinya, dan tidak yakin dengan kemampuan diri.
Kemudian penghambat berikutnya adalah selalu mencari jawaban
yang tepat. Sebagai contoh, jika kita dihadapkan dengan sebuah pertanyaan,
pastinya kita akan mencari jawaban yang paling tepat, Memang baik jika mencari
jawaban yang paling tepat, tetapi terkadang jika kita terus mencari jawaban
yang paling tepat, kita cenderung menyalahkan jawaban-jawaban lain yang mungkin
sekilas muncul tetapi menurut kita tidak sesuai. Karena berfikir seperti itu,
akan tertanam di pola pikir kita bahwa hanya ada satu jawaban yang tepat.
Kemudian hambatan berikutnya adalah jika kita menerapkan
logika terlalu awal di proses kreativitas. Kenapa itu bahaya? Soalnya, kalo
kita melibatkan logika di tahap awal proses berfikir, hal ini dapat menutup
berbagai jalan pikiran. Padahal, jalan pikiran bisa saja menghasilkan berbagai
macam gagasan pendobrak jika ditelusuri terlebih dahulu dan juga pemikiran itu
tentunya akan berkembang jika kita tidak melibatkan logika di proses awal
kreativitas.
Masih banyak hambatan lain yang tentunya mengganggu
berjalannya kreativitas dan inovasi seperti sifat takut gagal, stress yang
berlebihan, taat pada aturan, sikap negatif, membuat asumsi, dan juga sifat
malas.
Terus, dari hambatan-hambatan ini, apa solusinya untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut? Yang pertama adalah bagaimana kita harus
berani mengambil resiko. Mengambil resiko tidaklah salah. Seperti istilah yang
sering kita dengar, high risk high return. Dengan mengambil resiko, kita
menjadi tau apa yang akan terjadi jika kita mengambil keputusan yang berbeda.
Keputusan tersebut bisa menjadi keputusan yang ternyata adalah terbaik.
Solusi yang kedua adalah kita harus yakin bahwa kita
kreatif. Sifat kreativitas itu tentunya telah ada di dalam diri setiap manusia.
Jadi, jika diawali dengan keyakinan dalam diri kita bahwa kita kreatif, maka
akan mudah ke depannya untuk kita bersikap kreatif dan melakukan inovasi
tertentu.
Yang terakhir adalah bagaimana kita harus merubah sikap
kita. Jangan selalu menyalahkan yang salah. Jangan selalu berfikiran negatif.
Karena hal-hal negativ hanya akan memberikan impact yang negatif juga untuk
masing-masing diri kita dan sifat kireativitas serta inovasi kita tidak akan
berkembang.
Hal lain yang harus dilakukan untuk menghadapi
hambatan-hambatan tersebut adalah bagaimana kita mampu menyalurkan stress,
berani melanggar aturan, memeriksa asumsi, serta menggunakan imajinasi dan
intuisi.
Nah
dari hal-hal diatas, jika dilihat dari empat level inovasi yaitu teknologi,
produk, prose’s, dan bisnis model, mahasiswa tentu memiliki peluang yang sangat
besar untuk mewujudkannya. Apalagi, saat ini sedang digembor-gemborkan mengenai
entrepreurship. Sehingga dapat dipastikan lingkunganpun saat ini telah aktif
dan ikut membangun datangnya era kreatif dan inovatif.
Kemudian, jika dihubungkan dengan buku ‘The World is Flat’
karangan Thomas L. Friedman, sebagai manusia, kita memiliki tanggung jawab
untuk menciptakan berbagai macam inovasi yang berasal dari ide-ide kreatif
untuk menghadapi tantangan yang tentunya akan semakin berat di masa depan nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar