Manusia diciptkan Tuhan dengan ditempatkan sebagai
mahluk yang paling sempurna di dunia ini. manusia diberikan akal dan hati
nurani untuk berfikir dan menemukan serta membangun pribadi yang baik dan
berbudi. Namun, kita semua tahu bahwa setiap manusia lahir sudah dibekali bakat
dan kemampuan masing-masing. Watak dan karakter manusiapun berbeda-beda. Kita
hanya tinggal mengasah bakat dan kemampuan itu serta membangun karakter dalam
diri kita sebaik-baiknya agar tujuan hidup kita tercapai dengan baik. langkah-langkah sederhana serta tahapan dalam
membangun karakter yang baik dan benar untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Empat Koridor Pembangunan Karakter
Bicara mengenai tata nilai, pada kondisi dewasa ini
kita selalu mendewakan masalah uang, materi, dan masalah duniawi sehingga
timbul situasi menyedihkan yang seakan-akan menggambarkan bahawa semuanya bisa
dibeli. Kita bisa membeli apa saja, termasuk pangkat, jabatan, kedudukan, gelar
kesarjanaan, dan lain-lain.
Antonim Scalia (seorang hakim tinggi di Amerika) membuat kata bijak
tentang karakter. Beliau mengatakan bahwa:
“The only thing in the world not for slae is
character.”
Artinya: satu-atunya yang tidak dapat dibeli di muka
bumi ini adalah karakter.
Jelas kalau karakter itu tidak dapat dibeli, padahal
sangat penting dan diperlakukan dalam menentukan arah dan tujuan hidup kita,
kita harus menumbuhkembangkannya sendiri melalui pendidikan, pengalaman,
percobaan, pengorbanan, dan pengaruh lingkungan. Semua dilandasi dengan
kesadaran dan kemauan kuat untuk mengembangkannya.
Character building is a never ending process; sejak
didalam kandungan ibu sampai ahirnya kita meninggal semestinya kita selalu
melakukan pembangunan karakter.
Dalam pembangunan akarakter, paling tidak ada empat
koridor yang perlu dilakukan, yaitu:
- Internalisasi tata nilai
- Menyadari mana yang boleh dan mana yang tidak boleh (The does and the don’ts)
- Membentuk kebiasaan (habit forming), dan
- Menjadi teladan (Role model) sebagai pribadi berkarakter.
Puisi Law of The Harvest ( Hukum Panen)
Mari temukan dan bangun karakter dengan cara membangun
karakter dalam diri kita yang memang sudah ada sejak kita dilahirkan. Karakter
adalah hasil dari kebiasaan yang kita tumbuh kembangkan. Untuk membangun
karakter yang perlu kita lakukan adalah membentuk kebiasaan (habits forming)
yang berarti kita harus menanamkan pada diri kita kebiasaan-kebiasaan yang
baik.
Karakter itu perlu dengan sengaja dibangun, dibentuk,
ditempa, dan dikembangkan serta dimantapkan. Empat koridor membangun karakter
ini sangat sesuai dengan acuan yang dituliskan oleh Samuel Smiles dalam
puisinya yang berjudul:
Hukum Panen
Tanamlah pemikiran
Kamu akan menuai tindakan
Tanamlah tindakan
Kamu akan menuai kebiasaan
Tanamlah kebiasaan
Kamu akan menuai karakter
Tanamlah karakter
Kamu akan menuai nasibmu
Kita ketahui bahwa membangun karakter sangat
dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan kecil, yakni dalam keluarga, dalam
masyarakat, dan meluas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan dalam
kehidupan secara global.
Apabila kita melihat pembangunan karakter yang
merupakan proses tiada henti, maka dalam kehidupan kita dapat dibagi empat
tahapan pembangunan akarakter, yaitu:
- Pada usia dini, kita sebut sebagai tahap pembentukan
- Pada usia remaja, kita sebut sebagai tahap pengembangan.
- Pada usia dewasa, kita sebut sebagai usia pemantapan
- Pada usia tua, kita sebut sebagai tahap pembijaksanaan.
Dalam pembentukan karakter, sangat diperlukan
perhatian yang lebih pada pendidikan anak usia dini. Jadi pendidikan dasar
khusunya usia dini pada anak sangat penting dan merupakan tonggak awal
pembentukan karakter dari seseorang. Pendidikan yang baik dan benar di usia
dini maka akan membentuk karakter yang baik pula nantinya ketika anak sudah
dewasa. Orang tua harus benar-benar ikut andil dalam pembentukan karakter anak
di usia dini ini.
Hati-hati, kondisi keluarga yang tidak harmonis dan
sering mengalami broken dan diketahui anak ini juga berpengaruh terhadap
karakter anak khusunya mental. Keluarga menjadi hal yang paling penting dalam
membentuk karakter. Keluargalah yang harus melakukan transformasi tata nilai
dalam khidupan anak.
Jadi, mari membangun karakter dalam diri dan temukan
kebaikan dalam kehidupan ini.
“Pohon tumbuh dari biji, sesungguhnya di
dalam biji sudah ada pohon. Tinggal bagaimana kita menyemainya".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar