Jumat, 02 Januari 2015

Cara membentuk karakter kuat


Manusia diciptkan Tuhan dengan ditempatkan sebagai mahluk yang paling sempurna di dunia ini. manusia diberikan akal dan hati nurani untuk berfikir dan menemukan serta membangun pribadi yang baik dan berbudi. Namun, kita semua tahu bahwa setiap manusia lahir sudah dibekali bakat dan kemampuan masing-masing. Watak dan karakter manusiapun berbeda-beda. Kita hanya tinggal mengasah bakat dan kemampuan itu serta membangun karakter dalam diri kita sebaik-baiknya agar tujuan hidup kita tercapai dengan baik. langkah-langkah sederhana serta tahapan dalam membangun karakter yang baik dan benar untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Empat Koridor Pembangunan Karakter
Bicara mengenai tata nilai, pada kondisi dewasa ini kita selalu mendewakan masalah uang, materi, dan masalah duniawi sehingga timbul situasi menyedihkan yang seakan-akan menggambarkan bahawa semuanya bisa dibeli. Kita bisa membeli apa saja, termasuk pangkat, jabatan, kedudukan, gelar kesarjanaan, dan lain-lain.
Antonim Scalia (seorang hakim tinggi di Amerika) membuat kata bijak tentang karakter. Beliau mengatakan bahwa:
“The only thing in the world not for slae is character.”
Artinya: satu-atunya yang tidak dapat dibeli di muka bumi ini adalah karakter.
Jelas kalau karakter itu tidak dapat dibeli, padahal sangat penting dan diperlakukan dalam menentukan arah dan tujuan hidup kita, kita harus menumbuhkembangkannya sendiri melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan, dan pengaruh lingkungan. Semua dilandasi dengan kesadaran dan kemauan kuat untuk mengembangkannya.
Character building is a never ending process; sejak didalam kandungan ibu sampai ahirnya kita meninggal semestinya kita selalu melakukan pembangunan karakter.
Dalam pembangunan akarakter, paling tidak ada empat koridor yang perlu dilakukan, yaitu:
  1. Internalisasi tata nilai
  2. Menyadari mana yang boleh dan mana yang tidak boleh (The does and the don’ts)
  3. Membentuk kebiasaan (habit forming), dan
  4. Menjadi teladan (Role model) sebagai pribadi berkarakter.
Puisi Law of The Harvest ( Hukum Panen)
Mari temukan dan bangun karakter dengan cara membangun karakter dalam diri kita yang memang sudah ada sejak kita dilahirkan. Karakter adalah hasil dari kebiasaan yang kita tumbuh kembangkan. Untuk membangun karakter yang perlu kita lakukan adalah membentuk kebiasaan (habits forming) yang berarti kita harus menanamkan pada diri kita kebiasaan-kebiasaan yang baik.
Karakter itu perlu dengan sengaja dibangun, dibentuk, ditempa, dan dikembangkan serta dimantapkan. Empat koridor membangun karakter ini sangat sesuai dengan acuan yang dituliskan oleh Samuel Smiles dalam puisinya yang berjudul:




Hukum Panen


Tanamlah pemikiran
Kamu akan menuai tindakan
Tanamlah tindakan
Kamu akan menuai kebiasaan
Tanamlah kebiasaan
Kamu akan menuai karakter
Tanamlah karakter
Kamu akan menuai nasibmu

Kita ketahui bahwa membangun karakter sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan kecil, yakni dalam keluarga, dalam masyarakat, dan meluas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan dalam kehidupan secara global.

Apabila kita melihat pembangunan karakter yang merupakan proses tiada henti, maka dalam kehidupan kita dapat dibagi empat tahapan pembangunan akarakter, yaitu:
  • Pada usia dini, kita sebut sebagai tahap pembentukan
  • Pada usia remaja, kita sebut sebagai tahap pengembangan.
  • Pada usia dewasa, kita sebut sebagai usia pemantapan
  • Pada usia tua, kita sebut sebagai tahap pembijaksanaan.
Dalam pembentukan karakter, sangat diperlukan perhatian yang lebih pada pendidikan anak usia dini. Jadi pendidikan dasar khusunya usia dini pada anak sangat penting dan merupakan tonggak awal pembentukan karakter dari seseorang. Pendidikan yang baik dan benar di usia dini maka akan membentuk karakter yang baik pula nantinya ketika anak sudah dewasa. Orang tua harus benar-benar ikut andil dalam pembentukan karakter anak di usia dini ini.
Hati-hati, kondisi keluarga yang tidak harmonis dan sering mengalami broken dan diketahui anak ini juga berpengaruh terhadap karakter anak khusunya mental. Keluarga menjadi hal yang paling penting dalam membentuk karakter. Keluargalah yang harus melakukan transformasi tata nilai dalam khidupan anak.
Jadi, mari membangun karakter dalam diri dan temukan kebaikan dalam kehidupan ini.

“Pohon tumbuh dari biji, sesungguhnya di dalam biji sudah ada pohon. Tinggal bagaimana kita menyemainya".

Tidak ada komentar: