Minggu, 18 November 2012

Orasi dan retorika

 
1.   Retorika

Retorika :
1.      Seni berbicara
2.      Teknik mempengaruhi

Teknik  menyampaikan  sesuatu  yang  dimaksud  kepada   reseptor/ penerima
Retorika disebut berhasil jika komunikasi tepat diterima apa adanya
Inti : maksud tercapai

Unsur-unsur retorika :
1. Bahasa         Saluran : internet, pager, telp., langsung,
2. Argumen    
3. Pembicara / komunikator
4. Reseptor

Komunikasi : proses penghantaran informasi dari satu  pihak  ke  pihak yang lain

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan komunikator :
1.      Suasana
2.      Tempat
3.      Ekspresi
4.      Wawasan
5.      Usia dan jabatan


Hal-hal yang berpengaruh dalam komunikasi
a. Komunikator :
   - kecakapan
   - wawasan pengetahuan
   - sikap jiwa
   - adat istiadat
   - alat penyampai informasi
b. reseptor

Hal-hal yang harus diperhatikan [efektifitas berbicara] :
- persiapan
- pelaksanaan (pembukaan, isi, penutup)

Gaya berbicara :
- pakaian, karena dapat menimbulkan kesan pertama
- sikap fisik (mis. cara berdiri)
- arah pandangan mata
- mimik/air muka
- keharmonisan gerak
- sikap jiwa (kondisi psikologis)
- intonasi dan irama suara

Retorika yang baik :
- komunikator berhasil membangkitkan minat pendengar
- komunikator berhasil menarik perhatian
- pendengar harus merasa terlibat
- mampu menyampaikan informasi hingga mudah dipahami
- memberikan penegasan terhadap informasi yang dianggap penting
- informasi bermanfaat
 
PETUNJUK PRAKTIS RETORIKA

                “…dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada  jiwa mereka.”
(Q.S. 4: 63)
                “Sesungguhnya terdapat sihir dalam setiap [pidato].”(H.R. Bukhari)

PENDAHULUAN

Kelebihan dari berbicara antara lain lebih akrab, pribadi dan manusiawi, bahkan lebih dapat mempengaruhi orang lain daripada tulisan biasa, sebagaimana tersirat dalam hadits di atas. Itulah mengapa retorika, atau “ilmu bicara”, memegang peranan penting dalam sejarah hidup dan kehidupan sehari-hari manusia.
“Setiap gerakan besar di dunia ini dikembangkan oleh ahli-ahli pidato dan bukan oleh jago-jago tulisan,“ menurut Adolf Hitler. Pernyataan ini tidak hanya dibuktikan oleh Hitler sendiri dengan Nazinya. Kita lihat peris-tiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi karena kehebatan ahli-ahli orasi seperti Martin Luther King, Winston Churchill, Aristoteles, Sukarno, dan tentu saja ahli pidato terbaik sepanjang sejarah, yaitu Rasulullah Muhammad saw. yang justru buta huruf namun dapat mempelopori berdirinya umat yang berjaya selama berabad-abad, yaitu umat Islam!
            Jalaluddin Rakhmat menyebut beliau sebagai “pembicara yang fasih – dengan kata-kata singkat yang mengandung makna padat”:
            “Demikian aku telah diperintahkan untuk singkat dalam berkhutbah karena singkat itu lebih baik.” (H.R. Abu Daud)
Para Sahabat bercerita bahwa ucapan beliau sering menyebabkan pendengar berguncang hatinya dan berlinang air matanya. Beliau tidak hanya menyentuh hati tapi juga mengimbau akal pendengarnya. Beliau sangat memperhatikan orang-orang yang dihadapi, dan menyesuaikan pesannya dengan keadaan mereka.
Pembicaraan mencerminkan pribadi sang pembicara.

PIDATO

            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pidato berarti pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak. Karena sasarannya lebih luas, penyampaian pidato lebih sulit daripada percakapan sehari-hari antar kawan. Pidato memerlukan perhatian khusus dalam persiapan, penyusunan serta yang paling penting dalam penyampaiannya. Untuk itu kita memerlukan retorika.

I.       Persiapan Pidato
              i.      Jenis-jenis pidato
1.      Impromptu (Dilakukan tanpa persiapan)
Keuntungannya :
1)      Lebih dapat mengungkapkan perasaan pembicara sebenarnya
2)      Gagasan dan pendapat datang secara spontan
3)      Memungkinkan pembicara terus berpikir
Kerugiannya :
1)      Dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah karena terbatasnya pengetahuan pembicara
2)      Penyampaian tidak lancar, terutama bagi yang masih hijau
3)      Gagasan yang disampaikan bisa jadi acak-acakan
4)      Mudah kena demam panggung
2.      Manuskrip (naskah)
Digunakan bila kesalahan kata sedikit saja dapat menimbulkan dampak buruk yang besar.
Keutungannya :
1)      Kata-katanya dapat dipilih sebaik-baiknya
2)      Pernyataan dapat dihemat
3)      Lebih fasih dalam berbicara
4)      Hal-hal yang menyimpang dapat dihindari
5)      Naskah dapat diterbitkan atau diperbanyak
Kerugiannya :
1)      Interaksi dengan pendengar menjadi kurang
2)      Pembicara terlihat kaku
3)      Tanggapan pendengar tak dapat mempengaruhi pesan
4)      Persiapannya lebih lama
Untuk mengurangi kerugian tersebut, dapat dilakukan :
(1)   Susun dulu garis besarnya dan siapkan bahan-bahannya
(2)   Tulis naskah seakan-akan Anda berbicara
(3)   Baca naskah berkali-kali sambil membayangkan pendengar
(4)   Hafalkan sekedarnya sehingga Anda dapat lebih sering melihat pendengar
(5)   Siapkan naskah dengan ketikan dan spasi besar serta batas pinggir yang luas
3.      Memoriter (hafalan)
Keuntungan dan kerugiannya hampir sama dengan pidato manuskrip, ditambah risiko yang lebih besar, LUPA.
4.      Ekstempore
Jenis pidato terbaik. Naskah pidato hanya berupa outline (garis besar) dan pokok-pokok penunjang, yang bersifat sebagai pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam pikiran
Keuntungannya :
1)      Komunikasi dengan pendengar lebih baik
2)      Pesan dapat diubah sesuai kebutuhan
3)      Penyajiannya lebih spontan
Kerugiannya :
1)      Persiapan kurang baik bila dibuat terburu-buru
2)      Pemilihan bahasa yang jelek
3)      Kefasihan kurang
4)      Kemungkinan menyimpang dari outline
5)      Tak dapat diterbitkan
Kecuali yang terakhir, semua kekurangan tsb dapat diatasi dengan latihan.

            ii.      Tema dan tujuan

1.      Tema
Kriteria tema yang baik :
1)      Tema harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan Anda (Anda lebih tahu daripada khalayak)
2)      Tema harus menarik minat Anda
3)      Tema harus menarik minat khalayak
4)      Tema harus sesuai dengan pengetahuan khalayak
5)      Tema harus jelas ruang lingkup dan batasannya. (Jangan terlalu luas)
6)      Tema harus sesuai dengan waktu dan situasi
7)      Tema harus ditunjang dengan bahan lain.
Kriteria judul yang baik :
1)      Relevan, sesuai dengan tema
2)      Provokatif, dapat menimbulkan rasa ingin tahu
3)      Singkat, mudah diingat
2.      Tujuan : informative (memberi tahu), persuatif (mempengaruhi) atau rekreatif (menghibur)
          iii.      Pengembangan bahasan
Tema yang baik memerlukan keterangan penunjang yang baik, yang dipergunakan untuk memperjelas uraian, memperkuat pesan, menambah daya tarik dan mempermudah pengertian. :
(1)   Penjelasan
Keterangan yang sederhana dan tidak terinci, untuk mempersiapkan pendengar kepada keterangan penunjang lainnya. Penjelasan dapat dilakukan dengan definisi.
(2)   Contoh
Dapat membuat gagasan terasa lebih nyata dan mudah difahami. Dapat berupa cerita yang terinci (ilustrasi).
(3)   Analogi
Perbandingan antar dua hal atau lebih untuk menunjukkan kesamaan atau perbedaan.
Ada analogi harfiah dan ada analogi kiasan.
(4)   Testimoni
Yaitu pernyataan dalil atau orang ahli yang dikutip untuk menunjang pembicaraan.
(5)   Statistik
Sebaiknya digunakan angka-angka yang dibulatkan.
(6)   Perulangan
Menyebutkan gagasan yang sama dengan kata-kata yang berbeda.

II.    PENYUSUNAN PIDATO
              i.      Prinsip-prinsip komposisi pidato :
1.      Kesatuan
Hilangnya suatu bagian akan membuat seluruh isi rusak. Komposisi yang baik merupakan kesatuan yang utuh dalam :
a.       Isi, harus ada gagasan tunggal yang mendominasi uraian
b.      Tujuan, harus memilih satu tujuan antara menerangkan, mempengaruhi dan menghibur
c.       Sifat pembicaraan (mood), harus menentukan pidato bersifat formal atau informal.
Hindari penambahan bahan pidato yang mubazir !
2.      Pertautan (koherensi)
Urutan bagian uraian yang berkaitan satu sama lain, agar perpindahan dari pokok bahasan yang satu ke pokok lainnya berjalan lancar. Untuk memelihara pertautan dapat digunakan:
a.       Ungkapan penyambung (karena itu, jadi, dengan kata lain dsb)
b.      Paralelisme, mensejajarkan struktur kalimat yang sejenis untuk setiap pokok bahasan. (Ciri-ciri pemimpin yang baik adalah …)
c.       Gema, yaitu kata atau gagasan dalam kalimat terdahulu yang diulang kembali. Dapat berupa sinonim, perulangan kata atau kata ganti
3.      Titik berat
Menunjukkan bagian-bagian penting dari pidato yang patut diperhatikan. Dinyatakan dengan hentian (pause), penaikan tekanan suara, perubahan nada, isyarat, dsb.

            ii.      Penyusunan pesan
Pidato perlu terdengar lebih menarik, jelas gagasan pokoknya dan pembagian pesannya sehingga memudahkan pengertian.
1.      Organisasi pesan
Uraian pidato dapat mengikuti enam macam urutan :
1.      Deduktif (menyatakan gagasan utama kemudian memperjelasnya dengan keterangan-keterangan penunjang)
2.      Induktif (mengemukakan dulu perincian-perincian kemudian menarik kesimpulan)
3.      Kronologis (berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa)
4.      Logis (dari sebab ke akibat atau sebaliknya)
5.      Spasial (berdasarkan tempat)
6.      Topikal (berdasarkan tema pidato: pengelompokannya dari penting ke kurang penting, mudah ke sukar, dari yang dikenal ke yang asing)

2.      Pengaturan pesan (harus sejalan dengan proses berpikir manusia) :
1)      Perhatian
Pembicara harus mampu menarik perhatian khalayak pendengarnya. Sangat dipengaruhi dari cara membuka pidato
2)      Kebutuhan
Agar pidato diterima, harus mampu membuat pendengar membutuhkan isi pidato kita.
Dapat dilakukan dengan :
a.       Pernyataan : mengenai pentingnya masalah atau informasi yang akan Anda sampaikan
b.      Ilustrasi atau contoh kasus untuk menggambarkan kebutuhan
c.       Ramifikasi : penambahan contoh dan teknik pengembangan untuk memperkuat kesan
d.      Penunjukan hubungan antara kebutuhan itu dengan pendengar
3)      Pemuasan
Harus berusaha agar khalayak menyetujui gagasan (pidato persuasive) atau memahami bahasan (pidato informatif) yang kita sampaikan
Dalam pidato persuasif kita menggunakan teknik pengembangan sbb :
1.      Pernyataan
2.      Penjelasan
3.      Demonstrasi teoritis
4.      Pengalaman praktis
5.      Penolakan keberatan
Dalam pidato informatif kita menggunakan teknik pengembangan sbb :
1.      Ikhtisar pendahuluan, (“daftar isi” pidato)
2.      Informasi terinci
3.      Ikhtisar akhir dan kesimpulan
4)      Visualisasi
Umumnya pada pidato persuasif, yaitu dengan memberikan gambaran mengenai apa yang akan terjadi bila gagasan kita dilaksanakan atau tidak
5)      Tindakan
Umumnya pada pidato persuasif yaitu dengan membentuk sikap atau tindakan yang nyata untuk menghadapi kemungkinan masa depan.

3.      Garis-garis besar pidato
Garis-garis besar pidato akan menentukan “perjalanan” pidato itu sendiri.
(1)   Macam-macam garis besar
1.      Garis besar lengkap (digunakan oleh pembicara yang bukan ahli dalam penyajian, memuat pikiran pokok yang ditulis dalam kalimat sempurna lengkap dengan bahan-bahan penunjang uraian)
2.      Garis besar singkat, hanya diperlukan sebagai pedoman atau pengingat, memuat inti-inti pembicaraan saja
3.      Garis besar alur teknik, memuat teknik-teknik pidato yang akan diterapkan, digunakan bersama garis besar lengkap.

4.      Pemilihan kata-kata
Pembentukan kesan pendengar terhadap pidato sangat tergantung dari pilihan kata yang digunakan pembicara. Syarat kata-kata :


1)      Jelas, gunakan :
-          istilah yang spesifik (tertentu)
-          kata-kata yang sederhana
-          perulangan gagasan yang sama dengan kata yang berbeda
2)      Tepat, sesuai dengan pribadi pembicara, jenis pesan, kondisi khalayak dan situasi komunikasi.
-          Hindari kata-kata klise
-          Gunakan bahasa pasaran/ pergaulan dengan hati-hati
-          Hati-hati dalam penggunaan kata-kata asing
-          Hindari kata-kata vulgar dan tidak sopan
-          Jangan menggunakan penjulukan yang buruk
-          Jangan menggunakan “pelembutan kata” yang berlebihan
3)      Menarik, menimbulkan kesan yang kuat, hidup dan merebut perhatian
-          Pilihlah kata-kata yang menyentuh langsung diri khalayah,
-          Gunakan kata yang dapat melukiskan sikap dan perasaan atau keadaan.

5.      Pembukaan pidato
Untuk membangkitkan perhatian, memperjelas latar belakang pembicaraan dan menciptakan kesan yang baik mengenai pembicara.
Cara membuka pidato :
1.      Langsung menyebutkan pokok persoalan
2.      Melukiskan latar belakang masalah
3.      Menghubungkan dengan peristiwa yang sedang menjadi pusat perhatian
4.      Menghubungkan dengan peristiwa yang sedang diperingati
5.      Menghubungkan dengan tempat pembicara berpidato
6.      Menghubungkan dengan suasana emosi khalayak
7.      Menghubungkan dengan kejadian sejarah dimasa lalu
8.      Menghubungkan dengan kepentingan utama pendengar
9.      Memuji khalayak atas prestasinya
10.  Memulai dengan pernyataan yang mengejutkan
11.  Mengajukan pertanyaan yang provokatif atau serentetan pertanyaan
12.  Menyatakan kutipan
13.  Menceritakan pengalaman pribadi
14.  Mengicahkan cerita factual atau situasi hipotesis
15.  Menyatakan teori atau prinsip yang kebenarannya tidak diragukan lagi
16.  Membuat humor

6.      Penutup Pidato
Tujuannya memfokuskan pikiran dan perasaan khalayak pada gagasan utama atau kesimpulan. Penutup pidato juga harus dipersiapkan sebelumnya dan sebaiknya dihafal.
Beberapa cara menutup pidato :
1.      Menyimpulkan atau mengemukakan ikhtisar pembicaraan
2.      Menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat yang berbeda
3.      Mendorong khalayak untuk bertindak (appeal for action)
4.      Mengakhiri dengan klimaks
5.      Mengatakan kutipan peribahasa, sajak
6.      Menceritakan contoh sebagai ilustrasi tema pembicaraan
7.      Menerangkan maksud pribadi pembicara yang sebenarnya
8.      Menghargai khalayak
9.      Membuat pernyataan yang humoris


          iii.      Penyampaian Pidato
Penyampaian adalah unsure terpenting dan tersulit. Kecemasan berbicara menghilangkan keterampilan, kepercayaan diri dan kredibilitas seorang pembicara.
1.      Percaya diri dan kredibilitas
Sebab-sebab kecemasan berbicara :
1)      Tidak tahu apa yang harus dikatakan
2)      Tahu bahwa dirinya akan dinilai
3)      Berhadapan dengan situasi yang asing dan tidak siap
Pengendalian kecemasan berbicara :
1)      Metode jangka panjang
Tingkatkan pengetahuan retorika. Banyak berlatih menulis dan mempraktekkan pidato
2)      Metode jangka pendek
Gunakan teknik relaksasi dan pernafasan untuk mengendurkan otot-otot Anda.
Tanamkan keberanian, bersenyumlah kepada hadirin.
Pancing tanggapan hadirin pada permulaan pidato agar pembicara terlibat dalam interaksi dengan hadirin dan melupakan kecemasan serta menikmati pembicaraan.
Komponen kredibilitas :
Anda dapat memeriksa kredibilitas Anda dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1)      Bagaimana pandangan khalayak terhadap diri Anda ? (kredibilitas awal)
2)      Mengapa Anda memilih tema itu ? (good character)
3)      Apakah Anda pantas berbicara tentang tema itu ? (otoritas)
4)      Bagaimana sikap Anda pada para hadirin ?
5)      Teknik-teknik apa yang Anda gunakan untuk meningkatkan kredibilitas Anda ?
6)      Apakah penyajian Anda adil dan objektif ?
7)      Apakah Anda menggunakan cara-cara menarik perhatian seperti gerak atau alat-alat Bantu?
Ingatlah bahwa Anda dinilai dari :


1)      Reputasi Anda
2)      Perkenalan tentang Anda
3)      Apa yang Anda ucapkan
4)      Cara Anda berkomunikasi
5)      Pernyataan yang menciptakan kesan baik tentang Anda

2.      Prinsip penyampaian pidato
1)      Kontak
Pelihara kontak visual dan kontak mental dengan khalayak.
2)      Olah vokal
Kita dapat menggunakan suara kita untuk memberikan makna tersendiri pada pidato kita
3)      Olah visual
Berbicaralah dengan seluruh kepribadian Anda, dengan wajah, tangan, dan tubuh Anda.
Ciri-ciri isyarat yang baik :
(1)   Bersifat spontan dan alamiah
(2)   Mengkoordinasikan seluruh gerak tubuh
(3)   Dilakukan pada waktu yang tepat
(4)   Dilakukan penuh, tidak sepotong-sepotong
(5)   Sesuai dengan gagasan yang disampaikan
(6)   Sesuai dengan besar dan jenis (budaya) khalayak
(7)   Bervariasi

Tidak ada komentar: