Sabtu, 15 April 2017

CINTA BISMILLAH


ORANG yang mengerti BAHASA MAKASSAR, pasti mengenal kata “dudu” yang berarti “terlalu” atau kelewat. Berkaitan “dudu” inilah yang mendekatkannya pada kalimat yang berkaitan “terlalu”. Misalnya, “terlalu cinta” atau “cinta dudu”

Memang, ada yang bilang kalau kita cinta pada PANGKAT, HARTA, GELAR dan cinta pada PRIA atau WANITA, jangan sampai keterlaluan dan menjadi cinta buta yang habis-habisan.

Begitu pula kalau kita benci pada orang-orang yang terkadang memang tanpa sadar ada hati yang terluka karena tingkah kita , ada yang kecewa karena sikap kita, dan ada yang tersakiti karena sifat kita . Ingat, benci jangan berlebihan karena itu bisa berakhir dengan kesengsaraan dan kematian.

Bila demikian, cinta maki’, benci maki’ tetapi jangan pakai dudu, cinta dudu, benci dudu. Mengapa Bede’ jangan “dudu” atau “terlalu”? sebab cinta kita harus membahagiakan dan benci pun jangan menambah susah, menambah sedih, dan menambah jengkel yang pada akhirnya membuat kita makin sengsara.

Kalau begitu, kita’ cintami, kita’ bencimi tapi yang biasa-biasamo kapang kodong, hehehe..

Janganmi pakai kata “cintai dudu atau benci dudu. Siapa tahu situasi dan kondisi berubah dari yang awalnya cinta berubah jadi benci, atau dari yang benci jadi cinta mati,cie...hehehe...

Ini biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang memang Allah SWT memperingatkan kita dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 216 yang intinya yang kurang lebih seperti itu. Tidak percaya? cobalah baca Al-Qur'an terjemahan!

Kesimpulannya, cinta maupun benci itu mengandung bara dan energi yang dahsyat dan berbahaya karena bisa membuat kita nekat, emosional, hesteris, dan lain-lain.

 Kata “terlalu” itu mampu menghasilkan perbuatan hebat yang tidak bisa diprediksi bergerak dan melakukan wujudnya kadang tanpa kendali. Umpamanya jika cinta atau benci itu ada, maka tembok tinggi yang kalau dipikir-pikir tidak bisa dilewati dan dijebol, tapi itu bisa terjadi atas nama cinta dan benci.

Akan tetapi, bila cinta bisa dikendalikan dengan positif, misalnya seorang PENGUSAHA CINTA pada usahanya yang ia anggap bermamfaat bagi diri dan orang lain.

Atau contoh lain lagi, bila seorang PENGUASA CINTA pada rakyatnya yang ia rasa bahwa jabatan adalah amanah yang harus membuat rakyatnya makin tersenyum didalam kedamaian dan kesejahteraan.

Maka semua yang berdasarkan "CINTA BISMILLAH", insya Allah akan menjadi kebahagian, kesuksesan, atau minimal menjadi prestasi tersendiri di DUNIA sampai AKHIRAT.

Sebaliknya bila benci mati selalu ada pada diri kita, maka itu selalu yang harus diwaspadai karena bisa berakhir dengan perbuatan menyakiti, membunuh, melakukan tindakan sadis yang tidak kita perkirakan sebelumnya.

Kalaulah begitu, BIASA-BIASA SAJALAH! Jika kita cinta atau benci yang sedang-sedang saja dan arahkan ke arah yang positif.

Jangan terjebak dengan kata “dudu” atau “terlalu”, sebab kita bisa sangat marah, kecewa, stres dan bahkan bisa sampai terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, bila didalamnya ada sesuatu yang tidak terpenuhi..

Tidak ada komentar: