Rabu, 18 Maret 2015

“Revitalisasi Organisasi Perjuangan; Upaya Membangkitkan Kembali Karakter Perkaderan HMI Cabang Makassar yang Progresif”


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yang kami hormati Kanda/Yunda KAHMI Sulselbar
Yang kami hormati Kanda/Yunda KAHMI Makassar
Yang kami hormati Pemerintah Kota Makassar
Yang kami hormati Polrestabes Kota Makassar
Yang kami hormati Ketua Umum Pengurus Besar HMI
Yang kami hormati Ketua Umum Badko HMI Sulselbar
Yang kami hormati Pengurus Demisioner HMI Cabang Makassar
Yang kami hormati segenap lembaga/organisasi masyarakat di lingkup kota Mks
Yang kami hormati segenap Elemen Gerakan Mahasiswa baik internal maupun eksternal kampus di wilayah kota Makassar
Yang kami hormati rekan-rekan Pengurus HMI Cabang

Makassar Yang kami banggakan kader-kader HMI Cabang Makassar
Segala puji bagi Allah yang telah mewahyukan Islam sebagai ajaran yang haq dan sempurna untuk mengatur kehidupan umat manusia sesuai dengan fitrahnya sebagai Khalifah di muka bumi. Sujud syukur atas segala rahmat, taufiq dan hidayah yang telah diberikan..
Shalawat serta salam senantiasa dijunjungkan kepada Rasulullah SAW yang telah mengajarkan spirit tauhid dalam memanifestasikan nilai-nilai Ilahiyah di muka bumi dan melaksanakan peran khalifah dalam semangat persaudaraan universal, egaliter, demokratis dan istiqomah..
Salam hormat kami kepada Pengurus Demisioner HMI Cabang Surabaya yang telah mengamanahkan diri dalam tugas-tugas organisasi. Salah satu bentuk komitmen sebuah organisasi dalam perjuangannya membina kepribadian Muslim, yakni melangsungkan proses regenerasi.
Organisasi Perjuangan
Dua hal yang menjadi komitmen sebuah organisasi perjuangan adalah komitmennya yang bersifat kedalam (internal) dan komitmennnya yang bersifat keluar (eksternal). Internal organisasi merujuk pada fungsi organisasi sebagai organisasi perkaderan. Sedang komitmen eksternal organisasi yakni bagaimana organisasi memposisikan perannya di tengah-tengah masyarakat. Dalam hal ini HMI secara tegas mengawinkan dua komitmennya yakni komitmen keumatan dan komitmen kebangsaan.
Upaya Membangkitkan Karakter Perkaderan HMI
Harus diakui bahwa kecenderungan organisasi pemuda (mahasiswa) saat ini mengalami stagnasi dalam orientasinya sebagai organisasi perjuangan. Hal ini dapat kita saksikan dimana peran-peran dinamika mahasiswa mengalami anti klimaks. Beban euphoria historis masa lalu serta orientasi organisasi mahasiswa dalam unsur politik, dimana orientasi persepsi yang bermuara pada politik praktis lebih dominan daripada memposisikan politik tersebut secara nilai. Stagnasi peran organisasi mahasiswa dapat kita saksikan, bagaimana kita (mahasiswa) lemah dalam merespon dinamika social masyarakat baik dalam dunia kampus yang menjadi miniatur kepribadian bangsa maupun di dalam wilayah masyarakat sebenarnya.
Ketika berbicara bagaimana mengembalikan karakter perkaderan, rujukannya kembali kepada rumusan perkaderan :
  1. Dimulai dari rekruitmen calon kader dengan memperhatikan input kader secara kualitatif;
  2. Proses perkaderan yang sangat ditentukan oleh kualitas pengurus. Oleh karena itu, proses ini ditentukan oleh bagaimana membangun komitmen konsolidasi awal berorganisasi dalam format struktur pengurus dalam koridor konsolidasi kualitatif; serta
  3. Iklim dan suasana perkaderan yang kondusif yang secara futuristik memberikan dorongan pembekalan kader memilih orientasi pengabdiannya di setiap jalur abdi masyarakat. Yakni dengan mendorong proses distribusi kader kembali pada setiap jalur pengabdian, yakni melalui jalur professional, wirausaha/entrepreneur, akademisi, birokrasi, politik, TNI/ABRI maupun POLRI.
Progresif Perjuangan
Peran mahasiswa yang salah satunya sebagai agent of social control mengindikasikan peran sebagai katalisator yang memberi dorongan terhadap proses berjalannya kebijakan pemerintah di wilayah publik. Salah satu usaha keberhasilan kebijakan publik tersebut jika mampu memaksimalkan interaksi publik secara timbal balik. Dalam interaksi tersebut kita melihat terjadi kesenjangan yang cukup jauh antara harapan dan realitas yang terjadi di masyarakat. Dalam kesenjangan itu terdapat ruang yang dapat dimasuki oleh mahasiswa/pemuda agar interaksi publik menjadi lebih efektif dengan membantu memberi dorongan menciptakan ruang publik yang lebih kondusif.
Dua hal kongklusi yang ingin kami sampaikan yakni
  1. Upaya penguatan kembali basis kader di kampus. Sebagai lanjutan menerjemahkan konsepsi HMI Back to Campus dalam upaya penyegaran kembali dinamika internal kampus;
  2. Dukungan masyarakat publik (kota Surabaya) oleh pemerintah dimana kami mengharapkan agar pemerintah kota Surabaya berkenan memposisikan pemuda/mahasiswa sebagai salah satu variabel yang mendukung terciptanya ruang publik yang kondusif; serta tak lupa pula kami sampaikan, peran media yang secara strategis memiliki peran yang signifikan dalam usaha menciptakan ruang publik yang kondusif tersebut.
Kami melihat dengan potensi yang dimiliki oleh (mahasiswa dan pemuda) Kota Surabaya mampu memberikan kontribusi dalam upaya mendorong keberhasilan pembangunan. Berangkat dari kota Surabaya untuk kontribusinya terhadap bangsa Indonesia.
Iman mengawinkan hati dan logika
HMI mengawinkan komitmen umat dan bangsa
Marhabban yaa Syahro Romadlon..
Selamat menunaikan ibadah puasa 1433 Hijriah..

Tidak ada komentar: