Selasa, 29 November 2011

Komunikasi Penunjang Profesi

Kompetensi sebagai modal utama meniti tangga karir harus ‘dibungkus’ oleh ketrampilan berkomunikasi. Banyak bukti menunjukkan orang yang ‘biasa-biasa saja’ karirnya dapat menanjak dengan cepat karena kemahirannya dalam berkomunikasi. Sebaliknya, orang yang pandai tapi kurang trampil dalam berkomunikasi, karirnya berjalan lambat. Ketrampilan berkomunikasi personal telah terbukti menunjang berbagai kemampuan yang dibutuhkan dalam memuluskan karir, seperti presentasi, lobbying, negosiasi, dan networking.
Berikut adalah bahasan tips-tips komunikasi verbal yang dapat menunjang karir, yang biasanya diajarkan dalam pelatihan Profesional Image yang diselenggarakan The Jakarta Consulting Group.

Ekspresi Suara

Suara Anda merupakan modal utama Anda dalam mengemukakan gagasan dan keinginan. Perhatikan kualitas suara Anda dalam komunikasi verbal, melalui pendayagunaan intonasi, tempo, jeda, dinamika, dan ekspresi dengan baik dan benar.
Hindari pengucapan yang memperlihatkan aksen daerah yang terlampau kental. Memang cukup sulit untuk dihilangkan, namun usahakan agar tidak terdengar terlampau dominan. Berkomunikasilah dengan nada suara yang tidak terdengar kasar. Gunakan dinamika suara secara tepat, perlihatkan karakter tegas namun tidak kasar dengan tutur kata yang teratur serta kerendahan suara yang tepat. Suara Anda menunjukkan keyakinan terhadap apa yang Anda ucapkan.
Dalam berkomunikasi, usahakan suara nafas tidak terdengar. Kontrol sirkulasi udara yang menghasilkan suara, yang mempermudah pemenggalan kalimat secara tepat dan melakukan perhentian-perhentian pada waktunya. Kalimat-kalimat yang Anda paparkan akan menjadi jelas, tidak monoton, dan penuh ekspresi.
Tunjukkan antusiasme yang besar dalam berbicara supaya orang lain tidak malas untuk memperhatikan. Gunakan kecepatan sedang dalam berbicara.

Kekuatan Kata

Kekuatan kata dapat dipergunakan secara maksimal untuk menunjang karakteristik suara yang Anda miliki. Hilangkan kata-kata yang barangkali sulit untuk dilafalkan dan menggantikannya dengan kata-kata yang betul-betul "enak" untuk diucapkan. Agar terlihat powerful, gunakan kata-kata tertentu yang ‘kuat’.
Kuasai unsur-unsur bahasa secara memadai, seperti sinonim, antonim, kata-kata penghubung, ungkapan-ungkapan (idiom) dari berbagai latar belakang sehingga Anda memiliki perbendaharaan kosa kata yang luas dan berdaya tinggi.
Pahami ragam bahasa yang ada, seperti ragam bahasa resmi/formal, bahasa pergaulan, bahasa tulisan, bahasa lisan, bahasa bisnis, bahasa jurnalistik yang berbeda satu sama lain. Ketahui ragam bahasa dalam suatu kalangan dan gunakan kata-kata yang tepat untuk kalangan tersebut. Gunakan fleksibilitas dalam berbahasa, tergantung situasi yang ada.
Selain berkonsentrasi pada hal yang ingin Anda ungkapkan, konsentrasikan pula diri Anda pada kualitas pengucapannya.

Estetika Percakapan

Salah satu rahasia kesuksesan Henry Ford adalah kemampuannya untuk berkomunikasi secara prima. Ia mampu mengekspresikan kualitas dirinya melalui pernyataan-pernyataan spektakular yang membuat dunia terpukau mendengarnya. "A bore is a fellow who opens his mouth and puts feats in it" adalah salah satu ungkapan yang begitu mengagumkan karena memuat gagasan ‘besar’ namun diungkapkan dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami:
Henry Ford jelas memahami betul kekuatan kata dan mempergunakannya secara fungsional. Ia menuangkan gagasannya melalui susunan kata-kata yang sederhana, teratur dan mudah dipahami sehingga seluruh dunia memperhatikannya. Inilah salah satu yang mencuatkan estetika di dalam berkomunikasi: keindahan di dalam kesederhanaan.
Dalam berkomunikasi, tunjukkan empati pada waktu berbicara sehingga komunikasi menjadi lebih bermakna. Empati memperkuat kehadiran Anda di tengah-tengah audiens, sehingga mereka akan memperhatikan apa yang Anda bicarakan.

Menjadi Pendengar yang Aktif

Komunikasi efektif terwujud karena komunikator dan komunikan dapat memperlihatkan kemampuan berbicara secara prima dan juga karena adanya pendengar yang aktif.
Untuk menjadi pendengar aktif, ajak lawan bicara Anda berbicara tentang diri mereka sendiri, dengan berfokus pada kondisi saat ini, kalau perlu kondisi pada saat komunikasi berlangsung.
Buka telinga lebar-lebar dan perlihatkan perilaku yang menyenangkan pada saat Anda mendengarkan orang lain berbicara. Beri respon dan ajukan umpan balik serta dengarkan dengan penuh sensifitas tinggi. Ketahui kapan saat tepat untuk berbicara, kapan melakukan interupsi, dan arahkan pembicaraan ke sasaran yang ingin dicapai. Jangan lupa mempertahankan kontak mata dengan mereka.
Secara keseluruhan, penjabaran di atas dapat dirangkum dalam satu kata 'RISE', yaitu aktif mendengarkan dengan memperlihatkan Response (respons), Interrupt (dapat menginterupsi), Support (mendukung), Expand (mengembangkan atau membawa arah pembicaraan pada hal-hal yang ingin kita bicarakan). Hal itu dapat dilakukan dengan menajamkan telinga, sensitif, dan menunjukkan simpati dan empati.

Tidak ada komentar: