ESES Menulislah ketika hujan
Menulislah ketika cerah
Menulislah di meja cafe setelah makan malam yang memabukkan
Menulislah di buku-buku tua, yang kau tahu takkan pernah kau baca lagi
ESES Menulislah ketika tangismu tak dapat jatuh
Menulislah ketika hidupmu terasa seperti kau sedang jatuh dari bukit curam
Menulislah ketika kau ingin merasa, tapi yang kau rasakan hanyalah kekosongan
Menulislah ketika jemarimu terasa kaku kelelahan
Menulislah ketika kau menemukan uban pertamamu
Menulislah ketika sendiri dan terperangkap dengan pikiran resahmu
ESES menulislah ketika kau dikelilingi oleh banyak orang, namun kau merasa sendiri
Menulislah, menulislah, menulislah
Menulislah karena hanya ini satu-satunya cara menyatakan perasaanmu
Menulislah karena kita semua lahir untuk menulis
Menulislah karena kau hanya membutuhkan tinta dan kertas
Dan jika tidak ada tinta, menulislah dengan air matamu, keringatmu, darahmu.
ESES menulislah dengan jemarimu pada kaca kamar mandi setelah mandi air hangat
Menulislah seolah-olah hanya ini caramu untuk masuk dan keluar dari tubuhmu.
Menulislah satu kata, menulislah sebuah puisi, menulislah sebuah cerita, menulislah kekesalamu, atau gambar hati, atau jeruk, atau apapun.
Menulislah apapun yang orang lain telah tulis
Menulislah agar tidak ada yang mengerti, tentangmu, bahkan dirimu sendiri.
Menulislah karena kamu lahir untuk itu
ESES menulislah karena suaramu yang dunia ingin dengar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar