Rabu, 27 Maret 2013


KERANGKA KONSEPTUAL LAPORAN AKUNTANSI Tujuan Pelaporan Keuangan Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan. Pemakai dan Kepentingannya FASB mengacu pemakai potensial yang dapat dituju oleh pelaporan keuangan, yaitu: owners, lenders, supplioers, potential investors and creditors, employees, management, directors, customers, financial analysis and advisors, brokers, underwriters, stock exchanges, lawyers, economists, taxing authorities, regulatory authorities, legislators, financial press and reporting agencies, labor unions, trade associations, business researchers, teachers and students, and the public. Beragam kepentingan antara lain: pertanggungjawaban, kebermanfaatan keputusan, riset keuangan dan pasar, penentuan tarif, penentuan pajak, pengendalian sosial, pengendalian alokasi sumber daya ekonomik, dan pengukuran kinerja entitas. Most menunjukkan dua pendekatan dalam penentuan tujuan penyediaan informasi (pelaporan keuangan), yaitu: 1. Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum yang mempunyai bermacam-macam kepentingan keputusan, atau 2. Menyediakan informasi untuk kelompokj pemakai tertentu yang mempunyai kepentingan tertentu yang diketahui (teridentifikasi). Tujuan Fungsional Tujuan fungsional adalah tujuan masyarakat atau organisasi secara keseluruhan tanpa memperhatikan tujuan/motivasi masing-masing individual di dalamnya. Tujuan fungsional dapat diidentifikasi dengan mengamati konsekuensi-konsekuensi dari kegiatan masyarakat atau organisasi yang nyatanya terjadi. Dengan demikian, tujuan fungsional merupakan tujuan normatif yang menjadi pedoman dalam pembuatan kebijakan di tingkat nasional atatu organisasi. Sebagai kegiatan sosoial (social activity), tujuan fungsional akuntansi dapat ditetapkan misalnya untuk: 1. Mengalokasi sumber daya ekonomi secara efisien 2. Membantu perusahaan untuk dapat memperoleh dana untuk ekspansi 3. Membantu pemerintah untuk menarik pajak secara adil dan efisien 4. Membantu para manajer dalam keputusan investasi 5. Mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan negara 6. Memfasilitasi fungsi dan pengendalian sosial 7. Mengarahkan perilaku manajer untuk mengambil keputusan yang selaras dengan tujuan sosial dan ekonomik negara 8. Mengurangi atau mencegah konflik kepentingan antara manajer, auditor, dan pemegang saham. Tujuan Bersama Tujuan bersama adalah satu atau beberapa (subhimpunan) tujuan individual yang sama dengan tujuan individual lainnya. Tujuan bersama ditentukan dengan mengidentifikasi dahulu tujuan-tujuan individual kemudian memilih tujuan-tujuan individual (seluruh anggota masyarakat) yang sama untuk dijadikan tujuan kegiatan sosial. Perkembangan Tujuan Pelaporan Keuangan Tujuan Versi A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) Komite ini mendefinisi tujuan pelaporan keuangan dengan menunjukkan manfaatnya untuk: 1. Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya (alam, fisis, manusia, finansial) yang terbatas 2. Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan manusia suatu organisasi secara efektif 3. Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen 4. Memberi kemudahan berjalannya fungsi dan pengendalian sosial. Tujuan Versi APB No. 4 Tujuan pelaporan keuangan yang dicanangkan dalam APB No. 4 secara umum dinyatakan sebagai berikut: The basic purpose of financial accounting and financial statements is to provide financial information about individual business enterprises that is useful in making economic decisions. APB No.4 memuat dua tujuan pelaporan yaitu tujuan umum (general objectives) dan tujuan kualitatif (qualitative objectives). Tujuan Versi Trueblood Committee Butir Informasi Tentang Apa Siapa Dituju Untuk Apa 1 Aspek perusahaan yang bermanfaat Umum Keputusan ekonomik 2 Kegiatan ekonomik perusahaan Yang menggantungkan pada staemen keuangan dan mempunyai akses terbatas untuk mendapat inforamasi Keputusan ekonomik 3 Aliran kas potensial Investor dan kreditor Prediksi, komparasi, dan evaluasi aliran kas dari investasi dan pinjaman 4 Daya melaba (earning power) Investor dan kreditor Prediksi, komparasi, dan evaluasi aliran laba untuk keputusaninvestasi dan kredit 5 Kemampuan manajemen Investor dan kreditor Keefektifan manajeman dalam pengelolaan sumber daya 6 Deskripsi dan analisis taransaksi dan kejadian Investor dan kreditor Prediksi, komparasi, dan evaluasi daya melaba 7 Posisi keuangan Investor dan kreditor Prediksi, komparasi, dan evaluasi daya melaba 8 Laba periodik Investor dan kreditor Prediksi, komparasi, dan evaluasi daya melaba 9 Kegiatan perusahaan Investor dan kreditor Prediksi, komparasi, dan daya melaba 10 Aspek perusahaan Umum Proses prediktif dalam pengambilan keputusan 11 Aspek organisasi kepemerintahan dan nonlaba Umum, pemerintah, investor, dan kreditor Keefektifan manajeman dalam pengelolaan sumber daya 12 Kegiatan perusahaan tertentu Umum (publik) Dampak dan peran sosial perusahaan Tujuan pelaporan yang diajukan oleh Komite Trueblood tidak jauh berbeda dengan tujuan dalam ASOBAT maupun APB No. 4 kecuali bahwa tujuan dalam laporan Komite Trueblood lebih rinci dan mengidentifiasi aspek-aspek tujuan. Dua hal penting yang ditekankan oleh Komite ini adalah daya melaba (earnings power) dan elemen aliran kas (cash flow). Tujuan pelaporan oleh Komite Trueblood ini akhirnya menjadi basis tujuan pelaporan dalam kerangka konseptual yang dikembangkan oleh FASB. Tujuan Pelaporan Keuangan FASB FASB menyatakan secara umum tujuan pelaporan yaitu “to provide information that is useful in making business and economic decision.” Dengan tujuan ini tersirat bahwa sasaran pelaporan adalah para pelaku dalam dunia bisnis dan perekonomian suatu negara. FASB mendasarkan penyusunan tujuan pelaporan pada tiga aspek landasan pikiran yaitu bahwa: 1. Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomik, hukum, politis, dan social tempat akuntansi diterapkan. 2. Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi yang dapat disampaikan melalui mekanisma pelaporan keuangan. 3. Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk menghindari terlalu umumnya informasi akibat terlalu banyaknya pihak pemakai yang ingin dipenuhi kebutuhan informasionalnya. Konteks Lingkungan Tujuan Pelaporan FASB menyatakan bahwa tujuan pelaporan tidak dapat steril (immutable) dari lingkungan penerapan pelaporan keuangan. Ini berarti bahwa tujuan pelaporan harus dikaitkan dengan tujuan social dan ekonomik negara. Tujuan pelaporan FASB didasarkan atas lingkungan ekonomik, hukum, politis, dan social di Amerika. Lingkungan penerapan akuntansi di Amerika diberi ciri: 1. Sistem ekonomi pasar yang maju (highly developed exchange economy) 2. Sistem produksi, keuangan, dan perbankan yang canggih. 3. Pemisahan antara pemilikan dan manajemen; kegiatan perusahaan dijalankan melalui perusahaan/badan usaha milik investor (investor owened business enterprises) 4. Pasar modal sebagai sarana pemenugan modal utama selain lembaga keuangan. 5. Pemilikan pribadi sumber ekonomi diakui dan dilindungi pemerintah (private ownership is honored); sumber daya produktif lebih banyak dikelola oleh swasta/pribadi daripada oleh pemerintah dan pemerintah bertindak sebagai regulator. 6. Pemerintah membantu kegiatan bisnis dan ekonomik dengan menyediakan informasi public yang sebagian berasal dari informasi pelaporan keuangan yang disediakan oleh tiap badan usaha. 7. Reliabilitas atau kredibilitas informasi dalam pelaporan keuangan dicapai melalui pengauditan oleh auditor independen. Karakteristik dan Keterbatasan Informasi Pihak yang berkepentingan dengan operasi suatu badan usaha membutuhkan berbagai informasi relevan tentang badan usaha dan lingkungan bisnis dan ekonomik tempat beroperasinya badan usaha. Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan tentang jenis informasi yang dapat disediakan. Karakteristik dan keterbatasan tersebut adalah bahwa informasi yang disediakan melalui mekanisma pelaporan keuangan: 1. Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industri atau ekonomi secara keseluruhan. 2. Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan(approximation) daripada hasil perhitungan yang pasti. 3. Sebagian besar merefleksi pengaruh transaksi dan kejadian yang telah terjadi (historis). 4. Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang mengambil keputusan tentang badan usaha. 5. Penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan kos (cost) sehingga pertimbangan kos-manfaat dapat membatasi apa yang harus dilaporkan. Fokus dan Cakupan Informasi FASB lebih mendasarkan tujuan pelaporan atas dasar tujuan kelompok dominan yang dalam hal ini adalah investor dan kreditor. Pertimbangan FASB untuk memfokuskan pelaporan pada pelaporan keuangan umum diuraikan berikut: 1. Tujuan pelaporan didasarkan pada keperluan pada keperluan para pemakai eksternal yang tidak mempunyai autoritas untuk menentukan atau akses untuk memperoleh informasi yang mereka perlukan sehingga mereka harus menggantungkan diri pada informasi yang disampaikan oleh manajemen kepada mereka. 2. Oleh karena itu, tujuan pelaporan disusun atas dasar gagasan bahwa kemampuan perusahaan untuk menciptakan aliran kas yang menguntungkan merupakan fokus atau kepentingan umum/bersama (common interest) dari berbagai pemakai informasi. Dengan kata lain, meskipun lingkup tujuan pelaporan harus cukup luas, berbagai pemakai dianggap banyak berkepentingan dengan keputusan investasi dan kredit. 3. Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyediaan informasi luas untuk melayani keputusan investasi dan kredit bukan hanya dengan informasi yang dapat dituangkan dalam bentuk statemen keuangan. Dengan kata lain, tujuan pelaporan lebih diarahkan untuk pelaporan keuangan dan tidak hanya untuk statemen keuangan. Isi Tujuan Pelaporan Tujuannya dituangkan dalam bentuk SFAC No. 1. Tiga rumusan tujuan utama. 1. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat keputusan-keputusan investasi, kredit, dan semacam yang rasional. Informasi harus terpahami bagi mereka yang mempunyai pengetahuan yang memadai tentang berbagai kegiatan bisnis dan economic dan bersedia untuk mempelajari informasi dengan cukup tekun. 2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai (assessing) jumlah, saat terjadi, dan ketidakpastian penerimaan kas mendatang dari dividen atau bunga dan pemerolehan kas mendatang dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponya sekuritas atau pinjaman. Dengan cara lain, pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para investor dan kreditor dan pemakai lain dalam menilai jumlah, saat terjadi, dan ketidakpastian aliran kas bersih ke badan usaha bersangkutan. 3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomik suatu badan usaha, klaim terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban badan usaha untuk mentransfer sumber daya ekonomik ke entitas lain dan ekuitas pemilik), dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya badan usaha dan klaim terhadap sumber daya tersebut. Kalimat kedua dalam tujuan 1 sebenarnya bukan merupakan tujuan pelaporan tetapi lebih merupakan tingkat atau syarat pengetahuan para pemakai yang diacu. Kalimat kedua tujuan 2 merupakan pernyataan kembali tujuan dalam kalimat pertama tetapi dari sudut pandang badan usaha. Dalam kalimat pertama, penerimaan dan pemerolehan kas dimaknai sebagai kas yang mengalir ke pemakai (investor, kreditor, dan lainnya). FASB menjabarkan lebih lanjut posisi keuangan dan perubahannya dalam bentuk butir-butir informasi yang harus disajikan yang relevan dengan keputusan investasi dan kredit. Butir-butir tersebut (SFAC No. 1,prg. 41-45): 1. Economic resources, obligations and owners’equity 2. Enterprise performance and earnings 3. Liquidity, solvency, and funds flows 4. Management stewardship and performance 5. Management explanations and interpretations Teori di Balik Tujuan Pelaporan FASB Akuntansi akan mempunyai peran yang nyata dalam kehidupan social dan ekonomi kalau informasi yang dihasilkan oleh akuntansi dapat mengendalikan pencapaian tujuan social dan ekonomik negara. Pasar modal adalah sarana untuk mempertemukan peminta dan pemasok atau penyedia dana. Pasar modal merupakan suatu sistem pemenuhan kebutuhan dana dan investasi yang terorganisasi yang melibatkan partisipan yang terdiri atas bank-bank komersil dan semua perantara di bidang keuangan, investor, dan kreditor dan melibatakan instrument keuangan dan surat berharga baik jangka pendek maupun jangka panjang. Mekanisma pasar dan pengakuan hak milik pribadi sebagai landasan ekonomi mempunyai konsekuensi bahwa pemerintah tidak secara langsung mengendalikan efisiensi alokasi sumber daya ekonomik. Informasi yang dibentuk melalui standar akuntansi dapat mempengaruhi perilaku ekonomik sehingga distribusi kemakmuran diharapkan dapat terjadi melalui tiga partisipan yaitu investor dan kreditor sebagai pihak sasaran (intended users), pemakai laporan lain yang tidak dituju secara langsung (free riders), dan manajemen sebagai pihak yang menyampaikan dan menyiapakan informasi (reporting entity). Dengan struktur ekonomi tersebut, laba, kemampuan melaba, dan kemampuan menciptakan kas badan usaha dianggap sebagai indicator yang dapat mempengaruhi perilaku para partisipan di pasar modal. Investor dan kreditor menanamkan kekayaan dalam industri tertentu yang memproduksi barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat. Harapan investor adalah dana yang ditanamkan akan berkembang yang berarti bahwa investasinya memberikan kembalian yang memadai. Secara ringkas, FASB berasumsi bahwa informasi akuntansi mempengaruhi keputusan investasi pada investor dan kreditor. Dengan mekanisma pasar modal dan pasar bebas, evaluasi terhadap badan usaha secara keseluruhan tercermin dalam harga pasar sekuritas badan usaha. Karena standar akuntansi menetapkan informasi apa yang harus diungkapkan maka akuntansi mempunyai pengaruh ekonomik terhadap kemakmuran partisipan melalui harga sekuritas. Tujuan Pelaporan Entitas Nonbisnis Tujuan pelaporan keuangan untuk organisasi nonbisnis dimasukkan sebagai salah satu komponen kerangka konseptual. FASB berargumen bahwa karakteristik kedua kategori organisasi (bisnis dan nonbisnis) mengandung persamaan dan perbedaan tetapi tidak perlu disusun dua kerangka konseptual terpisah untuk masing-masing kategori organisasi. Tujuan Utama (Primary Objective) Pelaporan keuangan organisasi nonbisnis harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat keputusan-keputusan rasional tentang alokasi dana ke organisasi tersebut. Tujuan-Tujuan Spesifik (Specific Objective) 1. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai jasa-jasa yang disediakan organisasi dan kemampuannya untuk terus menyediakan jasa-jasa tersebut. 2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai bagaimana para manajer organisasi nonbisnis telah melakasanakan tanggung jawab kepengurusannya dan aspek-aspek lain kinerjanya. 3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya, kewajiban dan sumberdaya (asset) bersih organisasi, dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya dan ha katas sumber daya tersebut. 4. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang kinerja organisasi selama suatu periode. Pengukuran periodic perubahan-perubahan jumlah dan sifat asset bersih organisasi nonbisnis dan informasi tentang upaya-upaya dan hasil jasa organisasi secara bersama menunjukkan informasi yang paling bermanfaat dalam menilai kinerja organisasi. 5. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang bagaimana organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas atau sumber likuid lain, tentang pinjaman dan pelunasannya, dan tentang faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi. 6. Pelaporan keuangan harus mencakupi penjelasan-penjelasan dan interpretasi-interpretasi untuk membantu para pemakai memahami keuangan yang disediakan. Pada mulanya, FASB mempertimbangkan organisasi-organisasi berikut sebagai nonbisnis: 1. Unit-unit kepemerintahan 2. Organisasi amal dan keagamaan 3. Institusi social 4. Organisasi swasta nonprofit Dalam perkembangannya, unit-unit kepemerintahan dipisahkan dari lingkup organisasi nonbisnis dan pelaporan keuangannya ditangani oleh Governmental Accounting Standards Board (GASB). Oleh karena itu, organisasi atau entitas tidak lagi dikategori menjadi bisnis dan nonbisnis tetapi menjadi nonkepemerintahan dan kepemerintahan. Entitas nonkepemerintahan meliputi entitas bisnis dan nonbisnis yang pelaporan keuangannya berada dibawah jurisdiksi FASB sedangkan entitas kepemerintahan meliputi pemerintah pusat dan daerah yang berada di bawah jurisdiksi GASB. FASB mengidentifikasi ciri-ciri nonbisnis yang menjadikan tujuan peleporan organisasi nonbisnis berbeda dengan organisasi bisnis. Ciri-ciri tersebut adalah (SFAC No. 4, prg. 6): (a) Penerimaan sumber ekonomik yang cukup besar dari penyedia dana yang tidak mengharapkan untuk menerima imbalan atau manfaat yang proporsional dengan sumber ekonomik yang diserahkan. (b) Tujuan operasi selain menyediakan/menjual barang dan jasa untuk mendatangkan laba atau setara laba. (c) Tidak terdapatnya hak pemilikan dengan proporsi tertentu/pasti yang dapat dijual, dipindahtangankan, atau ditarik, atau yang mengandung hak yuridis atas bagian dari sisa kekayaan dalam hal organisasi dilikuidasi/dibubarkan. Karakteristik Kualitatif Informasi Rerangka konseptual merupakan pedoman bagi penyusun standar untuk memutuskan apakah suatu objek atau kajadian harus diwajibkan, melalui standar akuntansi, untuk dilaporkan oleh badan usaha atau organisasi. Ada dua tataran atau level kebijakan akuntansi yaitu tataran penyusun standar dan tataran badan usaha secara individual. Karena merupakan konstitusi yang harus diacu dalam pembuatan kebijakan akuntansi tersebut, maka rerangka konseptual harus memuat kriteria untuk mengevaluasi apakah suatu objek layak untuk dilaporkan dalam kaitannya dengan tujuan pelaporan keuangan. Kriteria yang menjadi pedoman kebijakan akuntansi sangat erat kaitannya dengan masalah apakah informasi suatu objek bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi pihak pemakai yang dituju. Kebermanfaatan (usefulness) merupakan suatu karakteristik yang hanya dapat ditentukan secara kualitatif. Oleh karena itu, kriteria ini secara umum disebut karakteristik kualitatif (qualitative characteristics) atau kualitas (qualities) informasi akuntansi. Informasi akan bermanfaat kalau informasi tersebut: berpaut dengan keputusan yang menjadi sasaran informasi; dipahami dan digunakan oleh pemakai; dipercayai oleh pemakai. Kalau pemakai tidak dapat mencerna informasi yang disajikan, akhirnya informasi akan menjadi tidak digunakan yang berarti tidak bermanfaat kalau disediakan. Oleh karena itu, kualitas informasi juga harus sepadan dengan kualitas pemakai (user-specific qualities). Nilai Informasi Informasi dikatakan mempunyai nilai (kebermanfaatan keputusan) apabila informasi tersebut: 1. Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya di masa lalu, sekarang, atau masa datang. 2. Menambah keyakinan para pemakai mengenai probabilitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidakpastian. 3. Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai. Hierarki Kualitas Informasi Akuntansi PENGAMBIL KEPUTUSAN dan KARAKTERISTIKNYA KETERPAHAMAN KEBERMANFAATAN KEPUTUSAN KEBERPAUTAN KETERANDALAN NILAI BALIKAN NILAI PREDIKTIF KETERBANDINGAN termasuk KETAATASASAN KETEPATWAKTUAN KETEPATAN PENYIMBOLAN KENETRALAN KETERUJIAN

Tidak ada komentar: