Lagu
al-Quran adalah alunan intonasi atau membaca yang disuarakan dalam raga
nada, variasi dan ipmrovisasi selaras dengan pesan-pesan yang
diungkapkan oleh ayat yang dibaca. Lagu yang disuarakan dalam bacaan
kitab suci al-Quran harus tunduk dan mengikuti kaidah-kaidah tartil yang
tertuang dalam disiplin ilmu tajwid.[1] Lagu-lagu al-Quran semakin berkembang dan terus berjalan selain sebagai cara ibadah dan juga da'wah dan syi'ar.[2]
Upaya syi'ar tersebut berkembang diberbagai penjuru dunia Islam, Indonesia misalnya secara akademis melalui Perguruan Tinggi Ilmu al-Quran (PTIQ) Jakarta dan Institut Ilmu al-Quran (IIQ) Jakarta yang berbasiskan al-Quran turut andil dalam memasyaratkan al-Quran melalui pembinaan Tilawah, mengkaji isinya dan mendorong setiap mahasiswa/i-nya untuk menghafalkannya.
Upaya syi'ar tersebut berkembang diberbagai penjuru dunia Islam, Indonesia misalnya secara akademis melalui Perguruan Tinggi Ilmu al-Quran (PTIQ) Jakarta dan Institut Ilmu al-Quran (IIQ) Jakarta yang berbasiskan al-Quran turut andil dalam memasyaratkan al-Quran melalui pembinaan Tilawah, mengkaji isinya dan mendorong setiap mahasiswa/i-nya untuk menghafalkannya.
Sobat SQ yang berbahagia, lanjut saja sesuai pembahasan kita mengenai 7 Maqom Tilawah Seni Baca al-Quran. Lagu-lagu tersebut dikemas melalui sejumlah Tausyih, yaitu: Bayyati, Shoba, Nahawand, Hijaz, Rost, Sika dan Jiharka.[3] Sekilas uraiannya berikut:
Tradisi melagukan al-Quran selalu menempatkan maqom bayyati sebagai lagu pertama. Bayyati memiliki 4 tingkatan nada (scale):
- Qoror (Dasar)
- Nawa (Menengah)
- Jawab (Tinggi)
- Jawabul Jawab (Tertinggi)
4. HIJAZ, download tausyihnya [mp3]
Tingkatan/variasi nada pada Hijaz:
5. ROST, download tausyihnya [mp3]
Tingkatan/variasi nada pada Rost:
Tingkatan/variasi nada pada Sika:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar