BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Untuk menunjang pengembangan daya analarnya, mahasiswa biasanya
dilibatkan dalam praktik menulis ilmiah, yang harus didukung dengan referensi
yang memadai. Untuk hal ini, mereka wajib membaca bahan-bahan rujukan secara kritis.
Para mahasiswa peserta dilibatkan dalam kegiatan yang mendukung berkembangnya
pemahaman tentang membaca kritis, kemudian dilibatkan dalam praktik membaca
kritis tulisan/artikel ilmiah, tulisan/artikel popular dan buku ilmiah, serta
bahan-bahan yang tersaji dalam internet. Produk dari praktik membaca kritis ini
adalah rangkuman bahan yang dibaca dan komentar krisis mahasiswa terhadap
gagasan dan konsep dalam bacaan terkait, kutipan-kutipan yang relevan.
Membaca merupakan kegiatan yang sangat menunjang kegiatan
menulis. Dengan banyak membaca, kita akan mempunyai banyak informasi dan
pengetahuan yang belum pernah kita dapatkan sebelumnya dari pengalaman
sehari-hari. Dengan banyak membaca, kita juga akan banyak mendapat gagasan yang
berguna untuk tulisan kita. Tulisan yang baik adalah tulisan yang mampu memberikan
pengetahuan bagi pembacanya. Oleh karena itu, kalau kita ingin menghasilkan
tulisan yang baik, kita perlu banyak membaca. Tidak mengherankan bahwa penulis
yang baik umumnya banyak membaca.
B.
Rumusan Masalah
ö
Apa itu membaca kritis ?
ö
Macam-macam membaca kritis
ö
Bagaimana cara untuk membaca kritis suatu karya
tulis ilmiah dengan baik ?
C.
Tujuan
ö
Untuk mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud
dengan membaca kritis
ö
Untuk mengetahui macam-macam atau ragam membaca
kritis
ö
Untuk mengetahui bagaimana cara membaca kritis
suatu karya tulis ilmiah yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Membaca Kritis untuk Menulis
Kegiatan membaca kritis untuk menulis pada dasarnya merupakan
kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang relevan dan diperlukan untuk
tulisan yang akan dikembangkan. Dengan demikian,kegiatan membaca kritis untuk
menulis harus dikaitkan dengan informasi seperti apa yang kita masukkan dalam
tulisan kita, apakah informasi umum, khusus,
atauinformasi yang terperinci. Jenis tulisan yang kita abaca berisi informasi
yang berbeda. Informasi yang kita dapatkan dari tulisan popular misalnya
berbeda dengan informasi yang kita dapatkan dari tulisan ilmiah.
Membaca kritis menghendaki kita untuk tidak menerima begitu saja
kebenaran informasi yang didapatkan. Kita selalu bersikap skeptis, bertanya
terus menerus, dan berusaha mencari bukti untuk menguji kebenaran informasi
tersebut. Pengujian itu bisa dilakukan dengan mencari informasi pada sumber-sumber
yang lain. Oleh karena itu,membaca kritis memerlukan ketekunan dan kesabaran.
B.
Ragam
Membaca Kritis
Ada berbagai ragam membaca kritis bergantung pada jenis
informasi seperti apa yang kita inginkan
1. Membaca
cepat /sekilas untuk mencari topik
Kadang-kadang
kita membaca bukan untuk mencari informasi yang rinci. Kita hanya ingin
mengatahui secara umum apa yang dibicarakan dalam tulisan yang kita baca. Dalam
hal ini, kita tidak perlu memfokuskan perhatian pada bagian-bagian tertentu.
Kita bisa membaca tulidan dengan cepat/secara sekilas dari awal sampai akhir.
Dari kegiatan membaca cepat ini kita mendapat ide tentang topic tulisan yang
kita baca.
2. Membaca
cepat untuk informasi khusus
Membaca
cepat juga bisa dilakukan kalau kita menginginkan informasi khusus dari sebuah
tulisan. Perhatiankita hanya tertuju pada bagian-bagian yang kita inginka.
Bagian-bagian yang mengandung informasi yang tidak kita inginkan tidak mendapat
perhatian kita.
3. Membaca
teliti untuk informasi rinci
Kita
mungkin juga ingin mendapatkan informasi rinci tentang suatu hal, kegiatan
membaca difokuskan pada bagian yang mengandung informasi yang ingin kita
ketahui secara rinci. Begitu kita sampai pada bagian tersebut, kita membacanya
dengan teliti sampai kita benar-benar memahami informasi yang kita dapatkan.
Bagian-bagian lain yang tidak kita perlukantidak perlu dibaca lebih lanjut.
C.
Membaca Kritis Tulisan/Artikel Ilmiah
Membaca tulisan/artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis
tulisan lain karena jenis informasinya yang berbeda. Tulisan ilmiah biasanya
berisi informasi yang merupakan hasil penelitian. Ini berbeda dengan jenis
tulisan lain yang informasinya bisa berupa pendapat atau kesan pribadi yang
belum dibuktikan melalui penelitian atau prosedur ilmiah. Berikut adalah beberapa
hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam membaca tulisan/artikel ilmiah.
1.
Menggali tesis/pernyataan masalah
Tulisan
/artikel ilmiah biasanya mempunyai tesis atau pernyataan umum tentang masalah
yang dibahas. Sebuah tesis biasanya diungkapakan dengan sebuah kalimat
pernyataan. Dengan mengenali tesis sebuah tulisan kita kan mudah memahami isi
tulisan danmenilai apakah penulisannya berhasil atau tidak dalam membahas atau
memecahkan masalah yang diajukan.
2.
Meringkas butir-butir penting setiap artikel
Meringkas
butir-butir penting setiap artikel yang kit abaca perlu dilakukan karena
ringkasan itu bisa dikembangkan untuk mendukung pernyataan yang kita buat.
Dengan adanya ringkasan, kita juga tidak perlu lagi membaca artikel secara
keseluruhan kalau kita memerlukan kalu kita memerlukan informasi tertentu dari
artikel yang bersangkutan.
3.
Menyetir
konsep-konsep penting ( pandangan
ahli, hasil penelitian, dan teori )
Menyetir
konsep-konsep penting dari tulisan ilmiah perlu dilakukan untuk mendukung
butir-butir penting pada tesis tulisan kita. Dengan memahami konsep-konsep
penting dari sebuah tulisan ilmiah, kita juga dapat lebih memahami konsep-konsep yang akan kita
kembangkan dalam tulisan kita.
4.
Menentukan bagian yang akan dikutip
Menggutip
pendapat orang lain merupakan kegiatan yang sering kita lakukan dalam menulis.
Dalam mengutip bagian dari sebuah tulisan ilmiah, kita juga perlu memperhatikan
relevansi bagian tersebut dengan tulisan kita. Butir-butir yang diangggap tidak
relevan tidak perlu di kutip.
5.
Menentukan implikasi dari bagian/sumber yang
dikutip
Dalam
mengutip bagian dari sebuah artikel,kita perlu menyadari implikasinya. Apakah
kutipan itu mendukung gagasan yang akan kita kembangkan dalam tulisan kita atau
sebaliknya.
6.
Menentukan posisi penulis sebagai pengutip
Dalam
mengutip pernyataan yang ada dalam sebuah artikel, kita perlu secara jelas
meletakkan posisi kita. Apakah kita bersikap netral,menyetujui, atau tidak
menyetujui pernyataan yang kita kutip?
D. Membaca Kritis
Tulisan/Artikel Populer
Tulisan yang kit abuat dapat memanfaatkan informasi dari
tulisan/artikel popular. Kegiatan membaca kritis tulisan popular dengan membaca
kritis tulisan ilmiah karena kedua jenis tulisan tersebut mempunyai sifat yang
berbeda.
1.
Mengenali persoalan utama atau isu yang dibahas
Biasanya
isu yang dibahas dalam tulisan popular barkaitan dengan masalah social yang
sedang diminati masyarakat.
2.
Menentukan signifikansi/relevansi isu dengan
tulisan yang akan dihasilkan.
Isu yang
dibicarakan dalam sebuah tulisan mungkin tidak mempunyai relevansi untuk
tulisan yang akan dibuat. Kita harus menghubungkan relevansi isu tulisan yang
dibaca dengan isu tulisan yang dibaca dengan isu tulisan yang kita hasilkan.
3.
Memanfaatkan Isu artikel popular untuk
bahan/inspirasi dalam menulis.
Isu
artikel popular dapat menjadi bahan/inspirasi dalam menulis. Isu artikel
popular biasanya membahas tentang masalah social sehingga lebih menarik
dibandingkan isu artikel ilmiah.
4.
Membedakan isi artikel popular dengan isi
artikel ilmiah dan buku ilmiah
Isi
artikel popular umumnya berbeda dengan isi yang artikel dan buku ilmiah.
Artikel popular biasanya berisi pembahasan tentang sebuah isu yang sedang
diminati masyarakat. Artikel popular biasanya ridak mementingkan teori dan
data. Artikel atau buku ilmiah biasanya berisi pembahaasan tentang isu yang
mungkin tidak diminati masyarakat. Peranan teori dan data sangat penting dalam
artikel atau buku ilmiah.
E. Membaca Kritis Buku Ilmiah
Buku ilmiah pada dasarnya sama dengan artikel ilmiah, hanya saja
buku ilmiah memuat uraian atau pembahasan yang lebih panjang dan rinci tentang
suatu isu ilmiah. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca
buku ilmiah.
1.
Memanfaatkan indeks untuk menemukan konsep
penting
Buku
ilmiah biasanya mencantumkan indeks yang berisi kata-kata yang mengacu pada
konsep-konsep yang dianggap penting. Indeks sangat membantu pembaca untuk
mencari dengan cepat pembahasan atau penjelasan konsep-konsep tersebut dalam
buku. Dengan memanfaatkan indeks, kita tidak perlu menghabiskan waktu yang lama
untuk mencari informasi tentang konsep-konsep yang ingin kita ketahui.
2.
Menentukan konsep-konsep penting (pandangan
ahli, hasil penelitian, dan teori) untuk bahan menulis
Dalam
membaca buku ilmiah, kita perlu mengenali danmemahami konsep-konsep ini agar
dapat dimanfaatkan untuk bahan tulisan kita. Pengenalan dan pemahaman
konsep-konsep yang penting ini juga akan menambah kedalaman dan kekritisan
tulisan kita. Jadi, setiap tulisan tentu diperlukan pandangan ahli, hasil
penelitian yang mendukung, dan teori-teori baru yang dianggap penting.
3.
Menentukan dan menandai bagian-bagian yang
dikutip
Karena
sebuah buku memuat uraian yang panjang, kita perlu menentukan dan menandai
bagian-bagian yang dianggap penting dalam tulisan kita. Bagian-bagian yang
dianggap penting dalam tulisan kita. Bagian-bagian ini mungkin akan diacu dan
dikutip dalam tulisan kita. Artinya, setiap kutipan harus ditulis nama penulis,
tahun, dan halaman yang dikutip. Contoh. Winarno (2007 : 72) mengatakan bahwa
pada masa ini, orientasi para penguasa masih sangat kuat dalam kehidupan
birokrasi publik.
4.
Menentukan implikasi dari bagian/sumber yang
dikutip
Dalam
mengutip bagian dari sebuah buku, kita perlu memahami implikasinya. yang kan
kita hasilkan. Kutipan-kutipan yang ada dalam tulisan kita harus fungsional,
yaitu mendukung isi tulisan secara keseluruhan.
Tulisan yang dikutip harus dipertimbangkan
secara matang mengenai implikasinya. Kalau secara kebetulan mengutippendapat
orang lain dan bertolak belakang dengan pandangan kita selaku penulis, tentu
perlu diberikan penjelasan yang tepat mengapa tulisan itu dikutip.
5.
Mementukan posisi penulis sebagai pengutip
Dalam
mengutip pernyataan yang ada dalam sebuah artikel, kita perlu secara jelas
meletakkan posisi kita.
Setiap pandangan
yang dikutip, seseorang yang menggunakan kutipan itu dalam tulisannya perlu
memberikan suatu kesimpulan dan pendapat sendiri mengenai konsep yang
ditawarkan.
F. Membaca Kritis Bahan-bahan
yang Tersaji dalam Jaringan Internet untuk Menulis
Internet
sudah menjadi bagian yang tak terpisahklan dalam kehidupan modern. Bahan-bahan
yang tersedia dalam jaringan internet bisa dimanfaatkan untuk abhan tulisan
kita. Mengingat banyak informasi yang dapat diakses dari internet, kita pelu
menyeleksi informasi yang kita dapatkan. Jadi, pembaca yang baik tidak begitu
cepat percaya terhadap pendpat seseorang yang dikemukakan dalam tulisan, tetapi
perlu secara hati-hati membaca dan memahami mengenai keinginan penulis.
1.
Kiat praktis mencari dan menemukan bahan-bahan
dalam jaringan internet
Untuk
menemukan bahan-bahan dalam jaringan internet, kita bisa memanfaatkan website
yang berkaitan dengan topik tulisan kita. Banyak organisasi atau perorangan
yang memuat website yang berkaitan dengan bidang tertentu.
2.
Memilih dan mengevaluasi bahan-bahan dalam
jarinagan internet untuk bahan menulis
Dari
jaringan internet, kita bisa mendapatkan bahan-bahan dalam jumlah yang snagat
banyak. Tidak semua bahan yang kita dapatkan dari internet berguna atau relevan
untuk tulisan kita. Sebelum memanfaatkan bahan-bahan tersebut, kita perlu
memilih dan mengevaluasi apakah bahan tersebut kita perlukan. Artinya,
bahan-bahan yang ditemukan di internet bermanfaat bagi tulisan kita.
3.
Menentukan isi atau gagasan penting dalam
bahan-bahan yang tersedia dalam jaringan internet
Kalau
kita sudah mendapatkan bahan-bahan yang kita perlukan, kita perlu menemukan dan
memahami gagasan-gagasan penting ari bahan-bahan tersebut. Untuk menemukan
gagasan-gagasan penting, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
a. Membaca
bacaan secara keseluruhan
b. Mencari
letak pokok-pokok kalimat bacaan tersebut
c. Menentukan
apakah paragraf dalam bacaan tersebut bersifat deduktif atau induktif ataukah
bersifat paragraf campuran.
d. Jika
paragraph tersebut adalah paragraf deduktif berarti gagasan utamanya berada
pada awal paragraf, tetapi kalu paragraf itu merupakan paragraf induktif
berarti gagasan utamanya berada pada akhir paragraf.
4.
Memanfaatkan secara kritis bahan-bahan dalam
jaringan internet untuk menulis
Kita
harus bersikap kritir terhadap bahan-bahan yang kita dapatkan dari interbet
karena banyak bahan-bahan yang mengandung pernyataan atau pendapat yang mungkin
belum diuji atau belum dibuktikan kebenarannya. Orang bisa menerbitkan
tulisannya dalam internet dengan mudah dan cepat. Ini berbeda dari informasi
yang kita dapatkan dari buku atau artikel. Proses penerbitan buku atau artikel
memerlukan waktu yang panjang karena ada proses penyuntingan sehingga informasi
yang dihasilkan juga relatif lebih teruji dari pada informasi dalam internet.
Beberapa
pertanyaan berikut ini (yang harus diajukan mahasiswa kepada diri sendiri
setiap kali membaca sebuah literatur) yang bisa menolong mahasiswa untuk mulai
mengembangkan kemampuan membaca kritis mereka, yaitu :
ö Apa yang
ingin disampaikan penulis?
Tentang apakah buku atau artikel yang sedang kita baca? Mengapa penulis perlu menulisnya? Melalui pertanyaan-pertanyaan ini, kita bukan hanya mencoba mengetahui apa yang sedang kita baca tetapi juga menggali alasan-alasan yang melatar belakangi penulis untuk menulis buku atau artikel yang sedang kita baca.
Tentang apakah buku atau artikel yang sedang kita baca? Mengapa penulis perlu menulisnya? Melalui pertanyaan-pertanyaan ini, kita bukan hanya mencoba mengetahui apa yang sedang kita baca tetapi juga menggali alasan-alasan yang melatar belakangi penulis untuk menulis buku atau artikel yang sedang kita baca.
ö Apa argumen
penulis?
Kita tidak cukup hanya mengetahui apa yang sedang kita baca ataupun mengetahui alasan-alasan yang mendorong penulis menuliskannya dalam sebuah tulisan. Kita perlu juga memahami atau menemukan perspektif yang digunakan oleh penulis. Perspektif ini bisa kita lihat melalui argumen-argumen yang dia bangun ataupun melalui upaya-upaya penulis untuk meyakinkan pembacanya untuk berfikir, percaya ataupun menerima apa yang sampaikan dalam tulisannya. Argumen dan upaya-upaya penulis untuk meyakinkan kita kadang bisa dengan mudah ditemukan (eksplisit), bisa juga harus dicari dengan susah payah (implisit), bisa terletak di awal, di tengah ataupun di akhir tulisn maupun tersebar di berbagai tempat yang berbeda.
Kita tidak cukup hanya mengetahui apa yang sedang kita baca ataupun mengetahui alasan-alasan yang mendorong penulis menuliskannya dalam sebuah tulisan. Kita perlu juga memahami atau menemukan perspektif yang digunakan oleh penulis. Perspektif ini bisa kita lihat melalui argumen-argumen yang dia bangun ataupun melalui upaya-upaya penulis untuk meyakinkan pembacanya untuk berfikir, percaya ataupun menerima apa yang sampaikan dalam tulisannya. Argumen dan upaya-upaya penulis untuk meyakinkan kita kadang bisa dengan mudah ditemukan (eksplisit), bisa juga harus dicari dengan susah payah (implisit), bisa terletak di awal, di tengah ataupun di akhir tulisn maupun tersebar di berbagai tempat yang berbeda.
ö Apa argumen
atau perspektif yang berbeda?
Sebagaimana ‘cinta pada pandangan pertama’ seringkali menjerumuskan dan oleh karenanya tidak disarankan, langsung menyetujui argumen penulis saat membaca tulisannya juga bukan sikap yang diharapkan dari seorang pembaca kritis. Kita harus berangkat dari keyakinan bahwa pasti ada argumen yang lain yang berbeda dengan argumen-argumen yang ditampilkan oleh seorang pengarang. Sebagai bagian dari upaya untuk meyakinkan pembaca, penulis mungkin memperkenalkan berbagai argumen yang berbeda dan mengatakan kepada pembaca mengapa argumen-argumen alternatif tersebut tidak memadai atau, bahkan, salah. Tetapi, tidak sedikit penulis yang tidak menampilkan argumen-argumen alternatif, dan pembaca harus mencarinya sendiri.
Sebagaimana ‘cinta pada pandangan pertama’ seringkali menjerumuskan dan oleh karenanya tidak disarankan, langsung menyetujui argumen penulis saat membaca tulisannya juga bukan sikap yang diharapkan dari seorang pembaca kritis. Kita harus berangkat dari keyakinan bahwa pasti ada argumen yang lain yang berbeda dengan argumen-argumen yang ditampilkan oleh seorang pengarang. Sebagai bagian dari upaya untuk meyakinkan pembaca, penulis mungkin memperkenalkan berbagai argumen yang berbeda dan mengatakan kepada pembaca mengapa argumen-argumen alternatif tersebut tidak memadai atau, bahkan, salah. Tetapi, tidak sedikit penulis yang tidak menampilkan argumen-argumen alternatif, dan pembaca harus mencarinya sendiri.
ö Apa bukti
yang ditampilkan oleh penulis?
Argumen yang kuat merupakan cara untuk meyakinkan pembaca. Tetapi, tidak jarang pembaca tidak cukup diyakinkan dengan argumen semata. Menampilkan bukti kadang menjadi keharusan bagi seorang penulis untuk mendukung argumen-argumennya, bahwa argumen-argumennya benar sementara yang lain salah atau kalah kuat. Bukti seringkali diasosiasikan dengan fakta empiris, sekalipun sebenarnya bisa juga berupa logika, emosi, sejarah, pernyataan pakar, statistik dan sebagainya.
Argumen yang kuat merupakan cara untuk meyakinkan pembaca. Tetapi, tidak jarang pembaca tidak cukup diyakinkan dengan argumen semata. Menampilkan bukti kadang menjadi keharusan bagi seorang penulis untuk mendukung argumen-argumennya, bahwa argumen-argumennya benar sementara yang lain salah atau kalah kuat. Bukti seringkali diasosiasikan dengan fakta empiris, sekalipun sebenarnya bisa juga berupa logika, emosi, sejarah, pernyataan pakar, statistik dan sebagainya.
ö Apakah
bukti yang ditampilkan oleh penulis sangat mendukung?
Bukti-bukti yang ditampilkan oleh penulis tidak selalu mendukung argumen-argumen yang ditampilkannya. Tetapi, sebagai pembaca kritis, kita harus terlebih dahulu mencoba memahami upaya penulis untuk mendukung argumen-argumennya dengan bukti-bukti dengan cara pandang yang obyektif, dan tidak langsung melalui perspektif kita sendiri, misalnya dengan bertanya secara hipotetis (kepada diri sendiri) apakah seorang pembaca lain (yang tidak dalam perspektif yang sama dengan kita) bisa diyakinkan dengan bukti-bukti yang ditampilkan penulis. Pertanyaan hipotetis ini sangat penting terutama jika penulis mengunakan bukti-bukti normatif. Apakah bukti yang ditampilkan masuk akal atau logis? Jika bukti yang ditampilkan berupa fakta, apakah bukti tersebut dapat diandalkan? Apakah sumbernya dapat dipercaya? Apakah data statistik memperkuat memperkuat argumen dan mendukung bukti lain yang diajukan penulis? Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin tidak bisa dijawab dengan mudah. Bahkan, menuntut pembaca untuk berpikir ekstra. Tetapi, seorang pembaca kritis harus melakukannya.
Bukti-bukti yang ditampilkan oleh penulis tidak selalu mendukung argumen-argumen yang ditampilkannya. Tetapi, sebagai pembaca kritis, kita harus terlebih dahulu mencoba memahami upaya penulis untuk mendukung argumen-argumennya dengan bukti-bukti dengan cara pandang yang obyektif, dan tidak langsung melalui perspektif kita sendiri, misalnya dengan bertanya secara hipotetis (kepada diri sendiri) apakah seorang pembaca lain (yang tidak dalam perspektif yang sama dengan kita) bisa diyakinkan dengan bukti-bukti yang ditampilkan penulis. Pertanyaan hipotetis ini sangat penting terutama jika penulis mengunakan bukti-bukti normatif. Apakah bukti yang ditampilkan masuk akal atau logis? Jika bukti yang ditampilkan berupa fakta, apakah bukti tersebut dapat diandalkan? Apakah sumbernya dapat dipercaya? Apakah data statistik memperkuat memperkuat argumen dan mendukung bukti lain yang diajukan penulis? Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin tidak bisa dijawab dengan mudah. Bahkan, menuntut pembaca untuk berpikir ekstra. Tetapi, seorang pembaca kritis harus melakukannya.
ö Apa
pendapat kita?
Setelah semua proses di atas, bagian akhir, yang tidak kalah pentingnya adalah pendapat kita terhadap tulisan yang kita baca. Kita telah memahami alasan penulisan dan argumen-argumen serta bukti-bukti yang diajukan penulis. Kini saatnya kita melihat tulisan yang kita baca melalui perspektif kita. Apakah penulis berhasil meyakinkan kita? Apa yang meyakinkan kita: argumen penulis atau bukti-bukti yang ditampilkannya? Apakah argumen dan bukti yang ditampilkan koheren? Tidak jarang, kita sangat sepaham dengan gagasan penulis, tetapi menemukan argumen dan bukti yang ditampilkannya sangat lemah atau bahkan tidak ada. Atau, dalam kasus yang lain, kita sepaham dengan gagasan penulis, tetapi hingga akhir tulisan yang kita baca, kita menyimpulkan bahwa penulis tidak bisa memenuhi apa yang dijanjikannya di awal ataupun dalam judul tulisan. Tidak perlu mengumpat karena menyesal telah membaca tulisan tersebut atau tergesa-gesa menyalahkan diri sendiri karena kita tidak paham dengan apa yang ditulis (karena memang tidak jarang sebuah tulisan ditulis dengan kualitas yang jelek atau dengan cara yang membingungkan)!. Dalam kasus-kasus seperti ini, justru sebuah peluang muncul di hadapan kita dan mungkin kita bisa memberikan kontribusi kita.
Setelah semua proses di atas, bagian akhir, yang tidak kalah pentingnya adalah pendapat kita terhadap tulisan yang kita baca. Kita telah memahami alasan penulisan dan argumen-argumen serta bukti-bukti yang diajukan penulis. Kini saatnya kita melihat tulisan yang kita baca melalui perspektif kita. Apakah penulis berhasil meyakinkan kita? Apa yang meyakinkan kita: argumen penulis atau bukti-bukti yang ditampilkannya? Apakah argumen dan bukti yang ditampilkan koheren? Tidak jarang, kita sangat sepaham dengan gagasan penulis, tetapi menemukan argumen dan bukti yang ditampilkannya sangat lemah atau bahkan tidak ada. Atau, dalam kasus yang lain, kita sepaham dengan gagasan penulis, tetapi hingga akhir tulisan yang kita baca, kita menyimpulkan bahwa penulis tidak bisa memenuhi apa yang dijanjikannya di awal ataupun dalam judul tulisan. Tidak perlu mengumpat karena menyesal telah membaca tulisan tersebut atau tergesa-gesa menyalahkan diri sendiri karena kita tidak paham dengan apa yang ditulis (karena memang tidak jarang sebuah tulisan ditulis dengan kualitas yang jelek atau dengan cara yang membingungkan)!. Dalam kasus-kasus seperti ini, justru sebuah peluang muncul di hadapan kita dan mungkin kita bisa memberikan kontribusi kita.
BAB
III
KESIMPULAN
ö Kegiatan
membaca kritis untuk menulis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan
informasi yang relevan dan untuk dikembangkan.
ö Ragam
membaca kritis sangat beragam bergantung pada jenis informasi yang diinginkan.
ö Membaca
tulisan/artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis tulisan lain karena jenis
informasinya yang berbeda.
ö Ada
4 hal yang harus diperhatikan dalam membaca kritis artikel populer.
ö Membaca
kritis buku ilmiah memiliki perbedaan dengan membaca kritis bahan-bahan yang
bersumber dari internet.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar