PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Motivasi
artinya menggerakkan seseorang untuk bertindak, memiliki fungsi
khusus dalam menunjang prestasi. Motivasi merupakan salah satu faktor
internal selain konsep diri, minat, kebiasaan, kemandirian belajar, dan lain-lain yang mendukung pencapaian prestasi belajar. Sedangkan, faktor eksternal antara lain sarana prasarana, guru, orang tua dan lain-lain (Muhammad Yaumi, 2008)
Irwanto dkk (1996) menyatakan motivasi sering disebut sebagai penggerak perilaku (the energizer of behaviour), dengan kata lain motivasi adalah suatu konstruk teoritis terjadinya perilaku. Di dalamnya terkandung aspek-aspek pengaturan, pengarahan, dan tujuan.
Motivasi yang positif akan memudahkan orang untuk berhasil mengembangkan diri. Hal ini sejalan dengan pendapat Dr. William James, Father of America psychology, mengatakan : "We can alter our lives by altering our altitudes” – Manusia dapat mengubah kehidupannya dengan mengubah sikap dan cara berpikirnya. Motivasi akan berpengaruh besar terhadap keseluruhan prilaku yang akan ditampilkan oleh seseorang, sehingga peserta didik yang memiliki motivasi positif akan mudah dikembangkan minatnya untuk belajar, karena menyadari bahwa belajar adalah kebutuhannya.
Orang
yang kurang motivasi biasanya kurang mengaktualisasikan dirinya
secara optimal. Dengan pengerjaan makalah ini, kami akan mengungkapkan
faktor apa sajakah yang memotivasi seseorang dalam mencapai
prestasinya.
I.2 Fenomena Aktual
Motivasi
merupakan hal yang paling penting dalam diri seorang manusia untuk
mencapai apa yang ia inginkan. Motivasi terbagi menjadi dua bagian
yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik
berasal dari dalam diri individu itu sendiri, sedangkan motivasi
ekstrinsik asalnya dari luar individu tersebut. Umumnya, motivasi
intrinsik seseorang berporsi lebih kuat dalam diri individu. Bila
seorang individu memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka akan
lebih mudah ditingkatkan motivasinya dengan diberi motivasi ekstrinsik,
bagaikan menambah minyak di dalam api yang telah bekobar.
Seorang
mahasiswa psikologi memiliki motivasi intrinsik berupa ambisinya
sukses di masa depan dan mendapatkan gelar S.Psi. Ditambah motivasi
ekstrinsik berupa dukungan dari orangtua dengan menyediakan fasilitas
dan selalu perduli dengan bagaimana kondisi ia dikampus.sehingga dia
pun tak ingin menyianyiakan pengorbanan dan perhatian orang tuanya, dia
pun semakin semangat untuk belajar agar meraih nilai yang bagus dan
mendapatkan IPK yang tinggi serta akhirnya menjadi mahasiswa terbaik
diantara mahasiswa lainnya.
Dengan
adanya fenomena aktual di atas, dapat diajukan pertanyaan apakah
motivasi seseorang itu paling dipengaruhi oleh pihak yang mana saja
antara dosen, orang tua, pacar, peergroup atau diri sendiri. Berikut
pembahasan proyek kelompok yang dilakukan di Fakultas Psikologi USU
khususnya mahasiswa berprestasi angkatan 2010.
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1. Pengertian Motivasi
Motivasi sering diartikan penggerak perilaku (energizer of behavior), didalamnya terkandung aspek pengaturan, pengarahan dan tujuan (Irwanto dkk, 1996).
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas,
arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya Tiga
elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan/
dorongan terhadap seseorang untuk melakukan sesuatu (Kartono,2008).
Intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi
intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi yang memuaskan kecuali
upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan. Sebaliknya
elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama
seseorang dapat mempertahankan usahanya.
II.2. Motivasi dan Perilaku
Mengapa
suatu perilaku terjadi? Irwanto dkk (1996) menyatakan bahwa secara
umum dapat digolongkan 3 determinan terjadinya perilaku, yaitu :
- Determinan yang berasal dari lingkungan ( lingkungan keluarga, desakan guru, dan lain-lain).
- Determinan dari dalam diri individu (harapan/cita-cita, emosi, keinginan, dan lain-lain).
- Tujuan/insentif/nilai dari suatu objek. Faktor-faktor ini berasal dari dalam diri individu (kepuasan, tanggung jawab, dan lain-lain).
Ditinjau dari sifatnya, maka determinan-determinan tersebut dapat dikatakan :
- Sifat biologis (nafsu, kebutuhan-kebutuhan biologis)
- Berseifat mental (cita-cita, rasa tanggung jawab)
- Bersifat objek atau kondisi dalam lingkungan (uang, pangkat, rencana)
Walau
motivasi menggerakkan perilaku, tetapi hubungan antara kedua konstruk
ini cukup kompleks. Berikut ini beberapa ciri motivasi dalam perilaku
:
1. Penggerakan
perilaku menggejala dalam bentuk tangapan-tanggapan yang bervariasi.
Motivasi tidak hanya merangsang suatu perilaku tertentu saja, tetapi
merangsang berbagai kecendrungan berperilaku yang memungkinkan
tanggapan yang berbeda.
2. Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang bervariasi dengan kekuatan determinan.
3. Motivasi mengarahkan perilaku pada tujuan tertentu.
4. Penguatan positif (positive reinforcement) menyebabkan suatu perilaku tertemtu cenderung untuk diulangi kembali.
5. Kekuatan perilaku akan melemah bila akibat dari suatu perbuatan tidak baik.
II.3. Sejarah Teori Motivasi
Tahun
1950an merupakan periode perkembangan konsep-konsep motivasi.
Teori-teori yang berkembang pada masa ini adalah hierarki teori
kebutuhan, teori X dan Y, dan teori dua faktor. Teori-teori kuno dikenal
karena merupakan dasar berkembangnya teori yang ada hingga saat ini
yang digunakan oleh organisasi-organisasi di dunia dalam menjelaskan
motivasi karyawan.
Teori hierarki kebutuhan
Abraham Maslow, pencetus hierarki teori kebutuhan
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional),
sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan
persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan
eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi
seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).
Maslow
memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan
fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat
bawah sedangkan kebutuhan sosial,
penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas.
Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa
kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan
tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.
Teori Motivasi Kontemporer
David McClelland, pencetus Teori Kebutuhan
Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan sebagai berikut:
- kebutuhan pencapaian: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil.
- kebutuhan kekuatan: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
- kebutuhan hubungan: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.
Teori Motif Berprestasi
Konsep motif berprestasi mula-mula dikemukakan oleh Henry Murray (1893) pada tahun 1938 dalam bukunya Explorations in personality. Beliau membagi kebutuhan-kebutuhan manusia ke dalam 17 kategori. Di antaranya adalah kebutuhan untuk berprestasi (n.achievment) dan kebutuhan berafiliasi/berteman (n.affilation).
Konsep-konsep ini dipakai untuk menggambarkan kepribadian seseorang
dalam rangka suatu diagnosa yang sifatnya klinis ( dalam Irwanto,
1996).
Pada
tahun 1940-an John Atkinson dan David Mc Clelland mempelajari
motivasi untuk keperluan yang lebih luas. Mereka yakin bahwa
pengetahuan akan faktor-faktor yang mendasari manusia mempunyai dampak
yang amat luas. Hasil-hasil penelitian mereka menhasilkan teori
motivasi berprestasi yang dampaknya di bidang ekonomi cukup luas dan
mendalam.
Mc Clelland membedakan tiga kebutuhan utama yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu: kebutuhan berprestasi atau n-ach (need of achievement), kebutuhan untuk berkuasa atau n-power dan kebutuhan untuk berafiliasi atau n-affiliasi.
Kebutuhan berprestasi atau n-ach tercermin dari perilaku individu yang selalu mengarah pada suatu standar keunggulan (standard of exellence).
Orang seperti ini menyukai tugas-tugas yang menantang, tanggung jawab
secara pribadi, dan terbuka untuk memperbaiki prestasi
inovatif-kreatifnya.
N-ach,
seperti juga kebutuhan-kebutuhan lain dalam teori Mc. Clelland,
merupakan hasil dari suatu proses belajar. Dalam penelitiannya antara
lain ia merumuskan hubungan antara n-ach dengan pola asuhan dalam budaya tertentu. Karena n-ach adalah hasil dari proses belajar, maka n-ach dapat
ditingkatkan melalui latihan. Berbagai laporan menunjukkan bahwa
paket latihan yang dirancang Mc Clelland dan kawan-kawan, yaitu: Achievement Motivation Training (AMT), memberikan hasil yang menggembirakan di berbagai negara berkembang seperti di India dan Indonesia.
Kedua kebutuhan lain, yaitu n-power dan n-aff kurang banyak diteliti dibanding n-ach.
N-power terlihat dari perilaku individu yang selalu berusaha
menanamkan pengaruh atas orang lain demi reputasinya sendiri. N-aff
terlihat pada perilaku individu yang menyukai kumpul-kumpul bersama
orang lain, membina hubungan baik, dan menjalin hubungan-hubungan baru.
Motivasi Takut Berprestasi
Teori ini dikembangkan oleh John Atkinson, rekan kerja David Mc
Clelland. Menurut Atkinson, terdapat dua tipe manusia yang perilakunya
mengarah pada prestasi. Kelompok yang pertama adalah orang-orang yang
lebih termotivasi untuk berprestasi daripada menghindari kegagalan.
Kelompok kedua adalah mereka yang lebih termotivasi oleh ketakutan akan
gagal. Orang-orang dalam kelompok pertama mengalami rasa gembira bila
meraih sukses, sedangkan kelompok dua senang bisa menghindari
kegagalan.
Kelompok pertama dan kedua mempunyai performance (prestasi)
yang berbeda pada tugas-tugas yang mempunyai derajat kesulitan yang
bervariasi. Atkinson mempostulasikan bahwa orang yang termotivasi untuk
berhasil akan mempunyai performance terbaik pada tugas-tugas dengan taraf kesulitan sedang. Orang-orang termotivasi menghindari kegagalan akan menunjukkan performance terbaik pada tugas-tugas dengan taraf kesulitan amat tinggi atau taraf kesulitan amat rendah.
Teori Atkinson ini telah diuji dengan berbagai penelitian, tetapi
hasilnya masih membingungkan. Meskipun demikian, teori ini merangsang
para ahli untuk memperbaiki alat ukur yang ada sampai saat ini,
khususnya untuk motif berprestasi.
Motivasi, Belajar, dan Minat
Dalam
kaitannya dengan belajar dan minat biasanya para ahli membedakan dua
macam motivasi berdasarkan sumber dorongan terhadap perilaku, yaitu:
motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik
mempunyai sumber dorongan dari dalam diri individu yang bersangkutan
seperti : saya mau jadi dokter , saya tahu saya harus lebih banyak
belajar karena kurang menguasai biologi, dan lain-lain. Motivasi
ekstrinsik mempunyai sumber dorongan dari luar seperti : takut dimarahi
ayah, ingin mendapatkan pujian, dan lain-lain.
Motivasi intrinsik erat kaitannya dengan n-achnya
Mc Clelland dan aktualisasi dirinya Maslow. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa motivasi intrinsik bersifat lebih tahan lama dan lebih
kuat dibanding motivasi ekstrinsik untuk mendorong belajar. Namun
demikian, motivasi ekstrinsik juga bisa sangat efektif karena minat
tidak selalu bersifat intrinsik. Guru yang baik, nilai yang adil dan
objektif, kesempatan belajar yang luas, suasana kelas yang hangat dan
dinamis, merupakan sumber-sumber motivasi ekstrinsik yang efektif untuk
meningkatkan minat dan perilaku belajar ( dalam Irwanto dkk, 1996)
BAB III
ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang kami gunakan adalah:
- Alat tulis
- Laptop
- Kuestioner
- Printer
- Kamera TIME TABLE
PerencanaanTanggal
1Penentuan Topik08 April 2011
2Judul15 April 2011
3Pendahuluan16 April 2011
4Landasan Teori16 April 2011
5Menentukan subjek4 Mei 2011
6Analisis Data6 Mei 2011
7Membuat poster13 Mei 2011
Nama :Nim :Kuesioner:1. Menurut saya, bila bersama peer group (teman seabaya) saya semakin semangat dalam belajar (B/S)2. Menurut saya, orang tua saya sangat membantu proses belajar dengan menyediakan fasilitas yang memadai (B/S)3. Menurut saya, dosen PA sangat peduli terhadap prestasi belajar saya (B/S)4. Menurut saya, teman spesial sangat mempengaruhi mood saya dalam belajar (B/S)5. Menurut saya, rumah merupakan tempat yang nyaman untuk saya belajar (B/S)6. Menurut saya, saya lebih semangat dalam belajar ketika mengingat ambisi saya (B/S)7. Menurut saya, ketika teman spesial saya menghubungi saya saat belajar, konsentrasi saya menjadi buyar (B/S)8. Menurut saya, saya tidak merasa nyaman ketika bercerita kepada dosen PA mengenai pelajaran (B/S)9. Saya tidak memiliki niat untuk menjadi yang terbaik di dalam kelas. (B/S)10. Orang tua saya memberikan reward kepada saya saat saya mendapat prestasi baik. (B/S)11. Saat diajak belajar bersama oleh peer group saya langsung menyiyakan (B/S)12. Untuk mencapai goal dalam belajar, saya senang menyemangati diri sendiri dengan membuat tabel perencanaan (B/S)13. Saya senang belajar bersama teman spesial(pacar) saya (B/S)14. Saya senang ketika dosen memberikan nasehat untuk meningkatkan prestasi belajar kepada saya (B/S)15. Saya lebih konsentrasi belajar sendiri daripada bersama peer group di kampus (B/S)Terima Kasih atas kerjasamanya :)
BAB IVANALISIS DATA
Berdasarkan data kuisioner yang kami lakukan, diperoleh data:KategoriStevenVeraRezaWeillonYohantiAnnisaPeer groupXXXüXüOrang tuaüüüüüüDosenüüüüüüPacarüXXüüXDiri sendiriüüüüüX
Dimana bila dikonvert ke dalam persentase menjadi:Peer group = 8.37%Orang tua = 27%Dosen = 27%Pacar =10%Diri sendiri =18.37%Lain-lain = 9%
Diagram
KesimpulanDengan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi seseorang dalam berprestasi ada bermacam-macam, ada yang berasal dari orang tua, dosen, pacar, teman, diri sendiri, dll. Namun dari penelitian di atas dosen dan orang tua merupakan motivator yang paling berperan penting dalam mencapai prestasi. Oleh karenanya, diharapkan kepada dosen dan orang tua untuk bisa lebih peduli terhadap pembelajaran siswa sehingga mereka juga bisa lebih termotivasi untuk mencapai prestasi.
Testimoni Anngota Kelompok
Nanda Lukita : Menurut saya dengan adanya tugas ini saya senang karena bisa dilihat bagaimana kerja team agar terselesainya tugas kelompok ini, sedikit rumit memang kalo difikir-difikir tapi asik kok kalau dikerjainnya pelan-pelan ga terasa, apalagi bersama peer group, walaupun kadang waktu yang membatasi kami dengan adanya urusan masing-masing.
Annisa Vanya P : menurut saya dengan adanya tugas proyek mini ini saya merasa lebih mengetahui banyak mengenai motivasi berprestasi. Selama pengerjaannya saya dan kelompok memang memiliki hambatan namun hal tersebut masih bisa diatasi. Hambatan yang biasa kami hadapi adalah masalah waktu. Dengan adanya tugas kelompok membuat kami lebih kompak dan menambah pengalaman kami dalam hal meneliti.. Kegiatan pengerjaan proyek mini ini menyenangkan
Caroline Utama : menurut saya tugas mini proyek ini dapat menambah wawasan saya terhadap apa itu motivasi.dan saya merasa senang mengerjakannya dengan teman kelompok saya walaupun ada beberapa hambatan seperti waktu yg menjadi halangan namun hal itu dapat diatasi.
Testimoni Kelompok :
Secara keseluruhan pengerjaan proyek ini berjalan sesuai rencana, hambatan yang terdapat selama proses pengerjaan bisa dilalui kelompok dengan baik dan kelompok cukup puas dengan hasil dari penelitian yang dilakukan, pengerjaan proyek ini sangat menyenangkan bagi kelompok :)
DAFTAR PUSTAKA
1. Santrock, J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group2. Hilgard. An Introduction to Psychology. 9th edition.2000.3. Maslow. A. Motivation and Personality. New York: Harper & Row, 1954, hal. 57-67. (dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi)4. McClelland, D.C. The Achieving Society, New York: Van Nostrand Reinhold, 1961, hal. 63-73 (dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi)5. Irwanto. 1996. Psikologi Umum Panduan Mahasiswa, edisi keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Senin, 02 Mei 2011
Andragogi
Pendidkan orang dewasa dapat bersumber dari filsafat-filsafat umum yang berkaitan dengan pendidikan. Semua sumber ide tersebut bisa mendapat respon dan pandangan yang berbeda, tergantung dari individu yang menilai.
Ada empat filsafat umum berdasarkan kerangka pertanyaan, apa itu realita, apa itu pengetahuan, dan apa itu nilai, yaitu:
- IDEALISME
- REALISME
- EXPERIMENTALISME
- EKSISTENSIALISME
Singkat
cerita, keempat filsafat ini tentu memberikan ide yang berbeda, dimana
Idealisme dan Realisme tergolong filsafat tradisionalisme (seseorang
punya hak untuk hasil akhir namun tidak berhak menentukan nilai akhir)
dan Eksperimentalisme serta Eksistensialisme tergolong filsafat modern
(seseorang punya hak mentukan hasil akhir dan makna).
Idealisme
merupakan filsafat tertua yang sangat menjunjung tinggi Tuhan serta
hal-hal yang berbau spiritual. Tujuan dan cita-cita hidup kaum idealis
berdasar dari semangat manusia dan tidak mempedulikan kedaan fisik
maupun materi. Hal ini
sangat bertolak belakang dengan kaum Realis, yang sangat mengandalkan
dunia fisik dan materi sebagai hal yang nyata. Kaum Realisme sangat
memperhatikan keberadaan manusia dan juga kebendaan. Berbeda hal lagi
dengan kaum Ekperimentalisme, yang menjadikan pengalaman dan pemecahan
masalah serta proses sebagai pedoman hidup, yang bertujuan untuk menguji
nilai-nilai hidup. Walaupun ketiga filsafat ini berbeda, namun
ketiganya memiliki hubungan, dimana Idealisme dan Realisme dapat saling
menutupi dan melengkapi, meskipun sebenarnya keduanya sangat
bertentangan. Kedua filsafat ini kemudian dapat memunculkan filsafat
ekperimentalisme, yang juga berbeda dengan keduanya, namun merupakan
perpaduan dari idelaisme dan realisme, karena kaum ekperimentalisme
merupakan kaum yang dinamis, dan selalu mencari mana yang paling benar.
Yang
terakhir adalah kaum Eksistensialisme, yang sifatnya sangat
individualis, sehingga tidak begitu mempedulikan apa yang dikatakan oleh
orang lain karena kaum ini bebas bertindak sesuai dengan apa yang
dirasanya benar. Namun ini adalah sebuah tanggung jawab, yang juga dapat
mempengaruhi orang lain. Inilah yang mungkin meyebabkan
Eksistensialisme terpisah dari filsafat lainnya, karena paham ini sangat
berbeda. Walaupun demikian perbedaan-perbedaan inilah yang pada
akhirnya menghiasi kehidupan di dunia ini dengan berbagai macam variasi
ide, pendapat, pandangan dan juga paham.
Hubungan
keempat filsafat ini dapat dikaitkan dengan salah satu performa yang
saya ikuti di mata kuliah Andragogi. Dalam hal ini, yang menurut saya
paling sesuai dengan gambar ini adalah metode Diskusi. Mengapa? Karena
sama halnya dengan konsep keempat filsafat tadi, metode diskusi adalah
salah satu metode pembelajaran bagi pendidikan orang dewasa yang sangat
variatif dalam hal pelaksanaannya. Terdapat bermacam-macam metode
diskusi yang dapat digunakan. Diskusi dapat bersifat formal, maupun
informal, dalam bentuk kelompok seperti buzz group, atau huddle, dapat berupa debat, dapat juga brainstorming dan masih banyak yang lainnya. Metode
diskusi sendiri juga secara tidak langsung dapat menerapkan berbagai
macam paham filsafat tadi. Misalnya saja kita dapat melihat paham apa
yang dianut oleh seseorang berdasarkan cara seseorang memimpin sebuah
diskusi, ataupun bagaimana cara seseorang berargumen atau memberi
tanggapan maupun pendapat di dalam sebuah forum diskusi. Selain itu
paham eksistensialis juga dapat kita lihat ketika ada sebuah pemecahan
masalah di dalam diskusi, ketika ada hal yang diperdebatkan, dan ketika
anggota diskusi mencari solusi ataupun jawaban yang paling tepat dari
sebuah masalah.
Selasa, 26 April 2011
PAEDAGOGI
Paedagogi
berasal dari bahasa yunani yang berarti membimbing anak.paedagogi juga
membahas tentang pembelajaran dan strategi pembelajarannya, khususnya
dalam pendidikan 'Formal'
TujuanInstruksional dari materi ini adalah:
TujuanInstruksional dari materi ini adalah:
Mahasiswa diharapkan memahami pengertian pendidikan,
alat pendidikan dan tujuan pendidikan. Mahasiswa diharapkan dapat
menjelaskan peran teknologi pendidikan dalam proses belajar serta
membuat rancangan rencana belajar berdasarkan panduan buku sebelum mengikuti kelas pembelajaran
alat pendidikan dan tujuan pendidikan. Mahasiswa diharapkan dapat
menjelaskan peran teknologi pendidikan dalam proses belajar serta
membuat rancangan rencana belajar berdasarkan panduan buku sebelum mengikuti kelas pembelajaran
Prinsip belajar yang dimiliki seseorang sebagai upaya pembelajaran. Prinsip itu antara lain:
- Perhatian dan Motivasi
Sebagai
seorang mahasiswa saya dituntut untuk memberikan perhatian ketika
berkuliah dan termotivasi untuk belajar. Inilah yang saya alami ketika
saya menyadari bahwa saya tidak mampu menggunakan blog, sehingga saya
memeprhatikan cara menggunakannya dan termotivasi untuk terus belajar
dan mencoba sampai bisa.
- Keaktifan
Selain
memeperhatikan saya harus aktif juga dalam belajar dan mencari
sumber-sumber pembelajaran yang berguna. Walaupun sebenarnya bisa juga
saya terapkan dengan posting menggunakan blog, saya lebih memilih aktif dengan menggunakan media lain, seperti misalnya browsing di google, yahoo, dll.
- Keterlibatan Langsung / Berpengalaman
Ini jelas terjadi ketika saya pada awalnya memang tahu tentang blog, namun tidak memiliki blog, sehingga
proses pembelajaran yang bisa saya dapatkan sangatlah minim. Namun
ketika saya telah terlibat langsung dan berpengalaman dalam
penggunaannya, maka proses belajarpun terjadi. Saya juga kemudian tahu
sendiri bahwa saya lebih memilih untuk tidak mengikutsertakan berbagai posting yang tidak berhubungan dengan kuliah saya.
- Pengulangan
Proses
pengulangan dapat menajadi berguna dalam proses belajar. Dengan
mengulang kita sekaligus melakukan proses latihan berulang yang dapat
meningkatkan daya ingat dan performa kita. Hal ini terjadi ketika saya
kerap mendapat tugas sehingga saya semakin sering menggunakan blog dan menjadi semakin terbiasa begitu pula dalam pengerjaan tugas.
- Tantangan
Sebagai
mahasiswa, tentu ada tujuan yang hendak dicapai. Dalam mencapai tujuan
tersebut pasti ada saja halangan yang mengganggu, namun mau atau tidak
halangan tersebut harus dihadapi. Inilah tantangan tersebut. Semakin
besar tantangan tersebut, maka semakin besar motivasi kita
menaklukannya. Dalam hal ini, saya akan sering menghadapi berbagai
pertanyaan atau kebingungan-kebingungan , salah satunya masalah posting di blog. Namun inilah tantangan yang harus saya hadapi.
- Balikan dan Penguatan
Sesuai dengan “law of effect”, seseorang
akan lebih senang jika tahu bahwa ia mendapat hasil yang baik. Itu
berarti ia akan mendapat pengaruh yang baik untuk usaha kedepannya.
Ketika saya merasa blog saya lebih baik tanpa posting yang lain-lain, maka saya akan belajar dengan lebih baik dan positif.
- Perbedaan individual
Tidak ada komentar:
Posting Komentar