Menurut Philip Kotler mengatakan bahwa kepuasan
konsumen adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah
perusahaan yang sesuai dengan harapannya. Konsumen merasa puas kalau harapan
mereka terpenuhi dan merasa sangat gembira jika harapan mereka terlampaui.
Konsumen yang puas cenderung tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak,
kurang peka terhadap perubahan harga dan pembicaraannya menguntungkan
perusahaan
Fandy Tjiptono dalam bukunya mendefinisikan kepuasan
konsumen sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut
apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan
cocok atau tidak cocok dengan pemakaiannya.
Kesimpulan Secara Umum Pengertian Kepuasan Konsumen Adalah:
sebuah angka yang menyatakan seberapa besar tingkat kepuasan konsumen akan barang atau jasa tertentu.
Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorangyang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja suatu produk dengan harapannya
sebuah angka yang menyatakan seberapa besar tingkat kepuasan konsumen akan barang atau jasa tertentu.
Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorangyang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja suatu produk dengan harapannya
1.
Prinsip Kepuasan Pelanggan
a) Kepuasan Pelanggan sangat penting
b) Pahami harapan pelanggan
c) Dengarkankah suara pelanggan
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kepuasan Pelanggan
Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan maupun
ketidakpuasan pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh
perhatian terhadap hal ini. Pihak yang paling banyak berhubungan langsung
dengan kepuasan/ketidakpuasan pelanggan adalah pemasar, koasumen, konsumeris,
dan peneliti perilaku konsumen. Persaingan yang semakin ketat, di mana semakin
banyak produsen yang teriibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen,
menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan
pelanggan sebagai tujuan utama. Hat im tercermin dari semakin banyaknya
perusahaan yang menyertakan komitmennya terhadap kepuasan pelang-an dalam
pernyataan misinya, Man. maupun public relations release. Dewasa ini semakin diyakini
bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan
kepuasan kepada pelanggan melaiui lenyampaian produk dan jasa berkualitas
dengan harga pesaing. Dengan semakin banyaknya produsen yang menawarkan produk
dan jasa, maka konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak. Dengan demikian
kekuatan tawar-menawar konsumen semakin besar. Hak-hak konsumen pun mulai
mendapatkan perhatian besar muncul aktivitas-akiivitas kaum konsumerisme yang
memperjuangkan hak konsumen, etika bisnis, serta kesadaran dan kecintaan akan
lingkungan. Para peneliti perilaku konsumen juga semakin banyak yang tertarik
dan menekuni topik kepuasan pelanggan dalam rangka mengupayakan pemecahan yang
maksimum daii pemenuhan kepuasan para pelanggan. Menurut Tjiptono (1997 : 24)
pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para pelanggan
yang merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa
manfaat, di antaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi
harmonis, memberikan dasar yang baik bagi peabelian ulang dan terciptanya
loyalitas pelanggan, dan rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang
menguntungkan bagi perusahaan. Ada beberapa pakar yang memberikan def~nisi
mengenai kepaasan/ketidakpuasan pelanggan adalah resgon pelanggan terhadap
evaluasi ketidaksesuaian (discon.!irmation) yang dirasakan setelah
pemakaiannya. Kepuasan peianggan nmupakan evaluasi purnabeli di mana alternatif
yang dipilih sekurang kuraiwnya sama atau melampaui harapan pelanggan. Kepuasan
pelanggan adalah tinokat oerasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau
hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Meskipun umumnya
definisi yang diberikan di atas menitik beratkan pada kepuasan/ketidak puasan
terhadap produk atau jasa, pengertian tersebut jaga dapat diterapkan dalam
penilaian kepuasan/ketidakpuasan terhadap suatu perusahaan i~ctentu karena
keduanya berkaitan erat. Faktor yang sering digunakan dalam mengevaluasi
kepuasan terhadap suatu produk manufaktur, antara lain :
1. Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produki inti
(core product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah
pelanggan yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi, dan
sebagainya.
2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik
sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti
dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya.
3. Keandalan (realibility), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami
kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering
ngadat/macet/rewel/rusak.
4. Kesesuaian dengan spesiftasi (conformance to specifications), yaitu
sejauh mana karasteristik desain dan operasi mememuhi standar-standar yang
telah sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran
as roda untuk truk tentunva harus lebih besar daripada mobil sedan.
5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut
dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis
penggunaan mobil. Umumnya daya tahan buatan Amerika atau Eropa lebih baik
daripada mobil buatan Jepang.
6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah
direparasi; serta penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan
tidak terbatas hanya sebeium penjuaian, tetapi juga selama proses penjualan
hingga puma juul yang juga mencakup pelayanan reparasi dan ketersediaan
komnonen yang dibutuhkan.
7. EStetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya bentuk
fisik mobil yang menarik, modeUdesain yang artistik, warna, dan sebagainya.
8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citi-a da~i
reputasi produk serta tanggung jawab pe.-usahaan terhadapnya. Biasanya karena
kurangnya pengetahuan membeli akan atribut/ciri-ciri produk yang akan dibeli,
maka pembeli mempersepsikannya kualitasnya dari aspek harga, nama merek, Man,
reputasi perusahaan, maupun negara pembuatnya.
4. Tipe – tipe pembeli
1. Pembeli Apatis
Yaitu jenis orang yang
tidak akan pernah membeli apapun, tidak peduli sebagus apapun produk kita,
seberapa murah, cenderung sinis, negatif, aneh dan tidak tertarik. Mereka ini
biasanya orang punya banyak masalah pribadi sehingga tidak tertarik dengan penawaran. Contoh :
Pembeli ini hanya membeli barang apabila dibutuhkan saja (membeli kebutuhan
sembako).
2. Pembeli Aktualisasi
diri
Yaitu pembeli yang
mengetahui dengan jelas apa yang ia inginkan, fitur dan manfaat yang ia cari
serta jumlah uang yang bersedia ia keluarkan untuk membeli. Jika anda mempunyai
apa yang mereka inginkan maka mereka dapat langsung membelinya, saat itu juga
tanpa banyak pertanyaan. Tipe ini sangat positif dan menyenangkan. Contoh :
Orang yang membeli pakaian, Orang yang membeli buku untuk menambah ilmu
pengetahuannya.
3. Pembeli Analitis
Yaitu tipe pembeli ini
sangat detail dan penuh pertimbangan serta cenderung agak cerewet. Dalam
menghadapi tipe pembeli seperti ini butuh kesabaran, karena mereka akan banyak
bertanya untuk mengumpulkan data dan informasi yang lengkap sebagai sarana
pengambilan keputusan. Mereka akan bersikap teliti dan membandingkan dengan
produk atau jasa yang lain. Contoh : Orang yang akan membeli
handphone, mobil maupun rumah.
4. Pembeli Penghubung
Yaitu tipe pembeli ini
sangat peduli dengan apa yang akan dipikirkan atau dirasakan orang lain
mengenai keputusan pembelian mereka. Mereka akan peduli bagaimana orang akan
berespon terhadap pilihan mereka. Ia akan selalu berusaha membicarakan dulu
dengan keluarga, teman dan relasinya sebelum mengambil keputusan pembelian.
Biasanya mereka suka bertanya mengenai siapa saja yang pernah gunakan produk
atau jasa yang kita tawarkan. Mereka suka berpikir panjang dan bisa tiba-tiba
berubah pikiran saat ada orang yang memberi masukan negatif. Contoh :
Ibu yang membeli susu untuk anaknya pasti akan meminta pertimbangan
keluarganya.
5. Pembeli Penyetir
yaitu tipe ini
kepribadiannya seperti direktur. Sangat terbuka, tergesa-gesa, tidak sabar, dan
ingin langsung pada inti pembicaraan. Mereka selalu merasa sibuk dan tidak suka
banyak basa-basi, jadi mereka ingin langsung tahu mengenai produk atau jasa
kita dan berapa harganya lalu mengambil keputusan apakah akan membeli atau
tidak. Contoh : Orang yang membeli tas laptop, orang yang
membeli computer.
6. Pembeli Yang Senang
Bersosialisasi
Yaitu tipe pembeli ini
sangat ramah, menyenangkan, suka bicara dan berhubungan baik dengan sales.
Kadang mereka terlalu cepat setuju dan membeli asal mereka sudah rasa senang
sehingga tidak perhatikan hal-hal detail. Kalaupun mereka tidak ingin membeli
mereka akan menolak secara halus bahkan membantu kita mencari pembeli lain. Contoh :
Orang yang membeli pajangan atau hiasan rumah.
7. Pembeli Impulsif
Yaitu tipe pembeli yang
melakukan pembelian tanpa direncanakan. proses pembelian yang dilakukan oleh
konsumen timbul begitu saja saat ia melihat suatu barang atau jasa. Karena
ketertarikannya, selanjutnya ia melakukan pembelian pada barang atau jasa yang
bersangkutan. Contoh : Anak kecil yang membeli cokelat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar