( Oleh : Supardi Saminja )
Periodisasi Sejarah
Perekonomian Indonesia
:
Periode Membangun Ekonomi Nasional
(1945-1959)
(1945-1959)
q Masa 1945-1949
q Masa Demokrasi Parlementer (1950-1959)
Masa 1945-1949
Periode ini merupakan masa kerja Kabinet Hatta,
satu-satunya kabinet dalam sejarah Indonesia yang dipimpin oleh seorang pakar
ekonomi.
Konsentrasi utama adalah pada upaya untuk mempertahankan kedaulatan dan
penyatuan politis wilayah-wilayah Indonesia. Periode ini juga merupakan periode
konfrontasi dengan Belanda.
Tindakan paling nyata adalah reformasi moneter melalui;
Devaluasi
Pemotongan/pengguntingan nilai mata uang (sanering) menjadi separoh dari
nilai semula untuk uang kertas keluaran De Javasche Bank
Pengurangan seluruh Deposito Bank bernilai lebih dari 400 gulden menjadi
separohnya (diberi kompensasi obligasi jangka panjang)
Masa Demokrasi Parlementer (1950-1959)
- Dalam periode ini, Indonesia menerapkan sistem politik yang sangat liberal. Namun sejarah Indonesia mencatat bahwa sistem liberal tersebut membawa kehancuran pada ekonomi nasional pada saat itu.
- Faktor yang berpengaruh;
- terlalu banyaknya partai politik
- pertikaian antar partai politik
- sering bergantinya kabinet sehinngga tidak ada kesempatan untuk membuat kabinet yang solid (7 kali pergantian kabinet)
- Karakteristik utama perekonomian;
- struktur ekonomi yang didominasi sektor formal/modern
- kegiatan-kegiatan ekonomi didominasi perusahaan-perusahaan asing
- relatif lebih padat modal
- dual societies (Boeke) karena adanya politik diskriminasi oleh penjajahdimulai upaya nasionalisasi perusahaan asing pada tahun 1951 (terutama milik Belanda)
Periode Ekonomi Terpimpin (1959-1966)
Karakteristik utama perekonomian;
o
Upaya
nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing terus berlanjut
o
Sistem
ekonomi terpimpin
o
Ada
pengaruh kuat ideologi sosialisme komunis terutama dari Uni Soviet dan Cina
o
Penentangan
terhadap prinsip-prinsip kapitalisme (persaingan bebas) karena sering dikaitkan
dengan ideologi kolonial
o
Pelarian
modal secara besar-besaran
o
Sulitnya
mendapatkan dana dari negara-negara Barat baik dalam bentuk pinjaman maupun PMA
Kinerja Ekonomi Periode Membangun
Ekonomi Nasional dan Ekonomi Terpimpin (Orde Lama)
o
Produksi
dan Lapangan Kerja
o
Uang
beredar dan Harga
o
Defisit
Anggaran
o
Utang
Luar Negeri
Produksi dan Lapangan Kerja
Uang beredar dan Harga
o
Derajat
monetisasi ekonomi Indonesia masih relatif rendah, terlihat dari besarnya porsi
uang kartal terhadap JUB dibanding deposito dengan trend yang terus naik
menjelang tahun 1966 (mencapai sekitar 76%)
o
Mengindikasikan
adanya pencetakan uang dalam mengatasi kesulitan ekonomi
o
Percepatan
kenaikan uang beredar menjelang tahun 1965 (mencapai 282% pada tahun 1965)
o
Laju
peningkatan JUB yang demikian tinggi menyebabkan tingginya laju inflasi (harga
pangan melonjak, kepercayaan terhadap mata uang rupiah turun, dan mendorong
naiknya laju inflasi)
o
Inflasi
mencapai 592% dalam tahun 1965
Defisit Anggaran
o
Defisit
APBN semakin tinggi menjelang tahun 1965
o
Tahun
1964 dan 1965 defisit APBN bahkan melebihi penerimaannya
o
Defisit
APBN lebih banyak dibiayai dari pencetakan uang sehingga mendorong melonjaknya
laju inflasi
Kondisi APBN (juta rupiah)
Utang Luar Negeri
o
Posisi
utang LN mencapai sekitar US$ 2,4 miliar
o
Hampir
60% utang LN berasal dari negara-negara Blok Komunis merupakan refleksi dari
haluan idiologi yang cenderung ke sosialisme komunis
Kinerja Ekonomi Periode Paruh
Pertama Orde Baru dan Deregulasi dan Liberalisasi Ekonomi (Orde Baru)
Periodisasi rezim Orde Baru :
Periode Rehabilitasi dan Pemulihan (1966-1971)
Pertumbuhan cepat atau masa Boom Minyak (1971-1981)
Masa Penyesuaian dan Liberalisasi
(1982-1997)
PERIODE PARUH PERTAMA EKONOMI
ORDE BARU (1966-1982)
ORDE BARU (1966-1982)
- Menyusul kudeta PKI yang gagal, sebuah pemerintahan yang baru terbentuk sejak Maret 1968. Rezm baru ini mewarisi kondisi perekonomian yang porak poranda;
o
Laju
inflasi yang sangat tinggi (592%)
o
Defisit
neraca berjalan yang tinggi
o
Anjloknya
kapasitas industri
o
Buruknya
prasarana perekonomian
- Prioritas kebijakan ekonomi beberapa tahun pertama Orde Baru;
o
Memerangi
hiperinflasi
o
Mencukupi
stok bahan pangan
o
Rehabilitasi
prasarana ekonomi
o
Meningkatkan
ekspor
o
Penciptaan
lapangan kerja
o
Mengundang
kembali investor asing
- Langkah jangka pendek;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar